Anda di halaman 1dari 14

TEORI STRUKTUR

MODAL
TUTI FITRIANI, S.E.
tuti_fitriani
Tuti Fitriani
TEORI STRUKTUR MODAL
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang
jangka pendek bersifat permanen, hutang jangka
panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur
modal adalah perbandingan antara modal asing atau
jumlah hutang dengan modal sendiri. Kebijaksanaan
struktur modal merupakan pemilihan antara risiko dan
pengembalian yang diharapkan.
Struktur modal yang optimum, terjadi apabila risiko dan
pengembalian yang diharapkan “seimbang”, sehingga
harga saham dapat dimaksimalkan.
Faktor – Faktor Mempegaruhi Keputusan Struktur Modal.

1. Growth rate, pertumbuhan penjualan masa depan.


2. Sales Stability, stabilitas penjualan.
3. Asset Structur, struktur aktiva.
4. Management attitudes, sifat manajemen.
5. Market condition, keadaan pasar modal.
6. Taxes, pajak.
Menurut konsep cost of capital, struktur modal yang optimum
adalah struktur modal yang dapat meminumkan biaya
penggunaan modal rata-rata (average cost of capital).
FINANCIAL LEVERAGE
Financial Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan
maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham.
Tujuan Financial Leverage adalah agar keuntungan yang diperoleh
lebih besar dari biasa assets dan sumber dananya sehingga
meningkatkan keuntungan pemegang saham
• Perusahaan yang tidak mempunyai hutang, nilai perusahannya
akan naik, karena tidak ada risiko bunga yang harus dibayar.
• Kemudian nilai perusahaan akan turun, karena terbatasnya
dana, sehingga perusahaan harus berhutang untuk oeprasi
perusahaan.
Maka yang digunakan sebagai target adalah struktur modal.
Contoh :
Perusahaan “Aman” berencana untuk memperbesar kapasitas produksinya, adapun
keperluan penambahan modal adalah sebesar Rp.1.000.000.000,-
Untuk merealisasikannya maka dibuatlah rencana financial berikut, yaitu dengan
mempertimbangkan tiga alternative:
1. Dipenuhi dengan mengeluarkan saham biasa sebanyak 100.000 lembar @Rp. 10.000,-
2. Mempertimbangkan memasukkan hutang, 50% dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi
dengan bunga 6% dan 50% dengan saham biasa
3. 75% dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi dengan bunga 6% dan 25% saham biasa
Jika perusahaan memperoleh:
EBIT Rp: 100.000.000,- dan Tax Rate 40%
Hitunglah :
4. Pendapatan per saham dari ketiga alternative tersebut
5. Rate of return on total capital dan rate of return on equity capital
6. Alternatif mana yang menghasilkan EPS dan return yang paling tinggi
RUMUS Menghitung Rate of Return
 Rate of return on Total Capital
ROR on TC = EBIT/TOTAL CAPITAL X 100%
 Rate of return on Equity Capital
ROR on EC = NET INCOME/EQUITY CAPITAL X 100%
Penyelesaian :
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
* Hutang 0% * Hutang 50% * Hutang 75%
* Saham 100% * Saham 50% * Saham 25%
* Dipenuhi : * Dipenuhi : * Dipenuhi :
100.000 lbr saham 50.000 lbr saham @ 25.000 lbr saham
@ Rp.10.000. Rp.10.000. @ Rp.10.000.
* 6% Obligasi Rp. 0 *6% Obligasi * 6% Obligasi
  Rp.500.000.000 Rp.750.000.000 
 
 
Alternatifi I Alternatif II Alternatif III
EBIT 100.000.000 100.000.000 100.000.000
Interest 6% 0 30.000.000 45.000.000
EBT 100.000.000 70.000.000 55.000.000
Tax Rate 40% 40.000.000 28.000.000 22.000.000
EAT/Net Income 60.000.000 42.000.000 33.000.000
 
EPS = EAT/Jmlh Lbr Saham Rp.600 Rp. 840 Rp. 1.320
Rate of Return on TC = 10% 10% 10%
Rate of Return on EC = 6% 8% 13,2%

Yang menghasilkan EPS dan return yang paling tinggi adalah alterrnatif III. EPS
(earning Per Share), laba per lembar saham Rp. 1.320 dan return atau
pengembalian/laba sebesar 13%.
Break Even Finacial Leverage
Untuk mengetahui seberapa besar EBIT (Earning Before
Interest and Taxes), laba sebelum bunga dan pajak agar
menyamakan EPS (Earning Per Share), laba per lembar saham
dalam keseimbangan pada semua alternatif, menggunakan
rumus indeffrence point (Break Even Financial Leverage) sebagai
berikut :
 

Alternatif ada "saham" Alternatif ada "saham"


tanpa "Obligasi" dan "Obligasi"
X ( 1 - t) (X – C) ( 1 - t)
S1 S2
   
Keterangan :
X = Tingkat EBIT pada Indiffrence point.
C = Jumlah bunga obligasi dinyatakan dalam Rp.
t = Tingkat pajak perseroan.
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar,
tanpa obligasi
S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar, dan
disertai obligasi secara bersama-sama.
Apabila Alternatif I & II :
X (1 - t) = (X - C) ( 1 - t)
S1 S2
 
X (1 - 0,4) = (X - 30.000.000) ( 1 - 0,4)
100.000 50.000
0,6 X = (0,6 X - 18.000.000)
100.000 50.000
0,6X (50.000) = (0,6X - 18.000.000) ( 100.000)
30.000 = 60.000X - 1.800.000.000.000
- 30.000000 = - 1.800.000.000.000
X = 60.000.000
 
Apabila alternatif II dan III :
 
(X - C) (1 - t) = (X - C) (1 - t)
S2 S2

(X - 30.000.000) (1 - 0,4) = (X - 45.000.000) (1 - 0,4)


50.000 25.000
 
(25.000) (0,6X - 18.000.000) = (50.000) (0,6X - 27.000.000)
15.000X - 45.000.000.000 = 30.000X – 1.350.000.000.000
- 15.000X = - 900.000.000.000
X = 60.000.000
 
Apabila alternative I dan III :
 
X (1 - t) = (X - C) (1 - t)
S1 S2

X (1 - 0,4)= (X - 45.000.000) (1 - 0,4)


100.000 25.000
 
0,6X = (0,6x - 27.000.000)
100.000 25.000
 
0,6X (25.000) = (0,6X - 27.000.000) (100.000)
 
15.000X = 60.000X - 2.700.000.000.000
 
- 45.000.000X = - 2.700.000.000.000
 
X = 60.000.000
Pembuktian :
Alternatifi I Alternatif II Alternatif III
EBIT 60.000.000 60.000.000 60.000.000
Interest 6% 0 30.000.000 45.000.000
EBT 60.000.000 30.000.000 15.000.000
Tax Rate 40% 24.000.000 12.000.000 6.000.000
EAT/Net Income 36.000.000 18.000.000 9.000.000
 
EPS = EAT = 360 360 360
Jlmh Lbr Saham
 RORonTC = 6% 6% 6%
RORonEC = 3,6% 3,6% 3,6%

Kesimpulannya pada EBIT sebesar Rp.60.000.000,- akan menghasilkan


EPS yang sama pada semua alternative. (terbukti sebagai break-event).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai