Anda di halaman 1dari 15

LEVERAGE

FINANCIAL
Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva
atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan
harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.
Kalau pada “operating leverage” penggunaan aktiva dengan
biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang
dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel, maka pada “financial
leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah
dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lebar
saham biasa. (EPS = Earning Per Share).

Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama


besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan
(financing mix) dinamakan “Indifference Point” atau “Break-
event point” (dalam financial leverage).
EBIT INDEFERRENCE POINT

XAnalisis titik indifferen (merupakan analisis


break even dalam financial leverage) adalah
analisis untuk menentukan titik yang
menunjukkan tingkat laba operasi (EBIT)
yang menghasilkan laba per lembar saham
(EPS) yang sama untuk dua pilihan struktur
modal. Untuk menentukan titik indifferen
atau titik impas EBIT – EPS di antara
alternatif pendanaan
EARNING PER SHARE

XEPS = (EBIT-I)(1-tr) -Deviden


Jumlah saham Yang beredar

Dalam memilih alternatif sumber dana perlu diketahui


pada tingkat EBIT berapa apabila dibelanjai dengan
modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS atau ROE
sama. EBIT pada kondisi di atas menyamakan
keuntungan bagi pemegang saham dengan berbagai
kombinasi leverage faktor. Leverage faktor merupakan
imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Pada
indefferent point tersebut, berapapun leverage faktor
akan menghasilkan EPS atau ROE sama.
contoh
SXuatu perusahaan bekerja dengan modal sebesar
Rp 400.000.000,- yang terdiri dari 40.000 lembar saham biasa.
Pada tahun yang akan datang perusahaan akan berusaha
meningkatkan keuntungan sebelum bunga & pajak (EBIT)
menjadi Rp 90.000.000,- Untuk itu perlu ada tambahan dana
sebesar Rp 100.000.000,- Pajak yang ditanggung sebesar 30%.
Untuk memenuhi tambahan dana ada dua alternatif sumber
dana yaitu:
Mengeluarkan obligasi dengan bunga 12 % pertahun,
komposisinya 20% dari total dana yang dibutuhkan
Mengeluarkan saham baru dengan harga perlembar Rp 10.000,-
Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan terhadap EPS.

Alternatif I Alternatif II
Saham Biasa 1000% Hutang 20%
MS 80%
Modal Sendiri Awal 400.000.000 400.000.000
Modal sendiri Tambahan 100.000.000
Total Modal sendiri 500.000.000

Modal Asing 0 100.000.000


Total Modal 500.000.000 500.000.000
1) Saham Biasa awal (Rp 40.000 lbr 40.000 lbr
10.000,/lbr) 10.000 lbr
2) Saham biasa baru
Total lembar saha biasa 50.000 lbr 12.000.000
2) 12%Obligasi
0
EBIT = Rp 90.000,00
EBIT Rp 90.000.000 Rp 90.000.000
Bunga Obligasi (12%) 0. Rp 12.000.000
Laba Sblm Pajak (EBT) Rp 90.000.000 Rp 78.000.000
Pajak Penghasilan (30%) Rp 27.000.000 Rp 23.400.000
Laba Netto ssdh Pajak (EAT) Rp 63.000.000 Rp 54.600.000
Saham Biasa versus Obligasi

: X(1–t) = ( X – C2 ) ( 1 – t )
S1 S2

0,7 x (40.000) = 50.000 (0,7 x – 8.400.000)


28.000 x = 35.000 x – 420.000.000
7.000 x = 420.000.000
x = 60.000.000
x = Rp 60.000.000
Dari perhitungan ini, pada EBIT Rp 60.000.000,- EPS atau
ROE bila dibiayai dengan modal sendiri atau modal asing
nilainya sama , hal ini bisa dibuktikan:
Alternatif I Alternatif II
Saham Biasa 1000% Hutang 20%
MS 80%
EBIT = Rp 60.000,00
EBIT Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Bunga Obligasi (12%) 0. Rp 12.000.000
Laba Sblm Pajak (EBT) Rp 60.000.000 Rp 48.000.000
Pajak Penghasilan (30%) Rp 18.000.000 Rp 14.400.000
Laba Netto ssdh Pajak (EAT) Rp 42.000.000 Rp 33.600.000
Laba per lembar saham
(EPS) =EAT /Jml lembar saham biasa =42 juta/50.000 =33,6 juta/40.000
= Rp 840 =Rp 840
ROE
= 42juta/ 500 juta =33,6 juta/400 juta
= 8.4% =8.4%
Apabila suatu perusahaan sebelumnya sudah mempunyai
obligasi dan akan mengeluarkan obligasi baru maka rumus
perhitungan ”indifference point” menjadi:

Saham Biasa vs Obligasi : (X – C1 )(1 – t ) = (X – C2 )( 1 – t )


S1 S2

X = EBIT pada indifference point.


C1 = Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan dari jumlah
pinjaman yang telah ada.
C2 = Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan baik untuk pinjaman
yang telah ada (yang lama) maupun pinjaman baru.
t = Tingkat pajak perseroan.
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual saham
biasa.
S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual saham
biasa dan obligasi secara bersama-sama.
CONTOH :

Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp


1.000.000.000,00 yang terdiri dari saham biasa sebesar
Rp 800.000.000,00 (80.000 lembar) dan 4% Obligasi
sebesar Rp 200.000.000,00. Perusahaan merencanakan
mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan
tambahan dana sebesar Rp 200.000.000,00. Tambahan
dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru
atau dengan mengeluarkan obligasi baru dengan bunga
6 % per tahun. Tax rate = 50%.
Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan
terhadap EPS.
Alternatif I Alternatif II
Hutang 20% Hutang 33,33%%
Saham Biasa 80% MS 66,67%
Modal Sendiri awal 800.000.000 800.000.000
Modal sendiri Baru 200.000.000
Total Modal sendiri 1.000.000.000
Modal Asing
200.000.000 400.000.000
Total Modal 1.200.000.000 1.200.000.000
1) Saham Biasa (Rp =1 milyar/10 ribu =800 juta/10 ribu lbr
10.000,/lbr) lbr =80. 000 lbr
=100.000 lbr
2) 4% Obligasi 4%x 200.000.000= 4%x200.000.000+
8.000.000 6% x 200.000.000=
20.000.000
C1 = Jumlah bunga dari pinjaman yang telah ada.
4% x Rp 200.000.000 = Rp 8.000.000
C2 = Jumlah bunga dalam untuk pinjaman lama dan pinjaman baru.
(4% x Rp 200.000.000) + (6% x Rp 200.000.000)
pinjaman lama pinjaman baru
kalau tambahan dana sebesar Rp 200.000.000 sepenuhnya dipenuhi
dengan obligasi baru
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana
sepenuhnya dipenuhi dengan saham biasa.
a) lembar saham biasa yang telah ada = 80.000 lembar
b) lembar saham baru = 20.000
lembar + Jumlah = 100.000 lembar
S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana
sepenuhnya dipenuhi dengan menjual obligasi baru yaitu sebanyak
80.000 lembar.
Saham Biasa versus Obligasi :
(x – 8.000.000) (0,5) = (x – 8.000.000 – 12.000.000)(0,5)
100.000 80.000

0,5 x – 4.000.000 = 0,5x – 10.000.000


100.000 80.000

(0,5 x - 4.000.000 )80.000 = (0,5 x - 10.000.000) (100.000)


40.000 x – 320.000.000.000 = 500.000 x – 1.000.000.000.000
400.000x-500.000x = 320.000.000.000 – 1.000.000.000.000
- 100.000 x = - 680.000.000.000
x = Rp 68.000.000
PEMBUKTIAN Tambahan dana dipenuhi dengan:
(000,-)
Saham Biasa baru Obligasi baru
(100%) (100%)

EBIT Rp 68.000,00 Rp 68.000,00


Bunga Obligasi lama Rp 8.000,00 Rp 0,00
Bunga Obligasi lama + baru Rp 0,00 Rp 20.000,00
EBT Rp 60.000,00 Rp 48.000,00
Pajak Penghasilan (50%) Rp 30.000,00 Rp 24.000,00
EAT Rp 30.000,00 Rp 24.000,00

Jumlah lembar saham biasa 100.000 lbr 80.000 lbr


EPS Rp 300 Rp 300
ROE 3% 3%
Soal 1 :

Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 5,000,000 yang


terdiri dari saham biasa sebesar Rp 1000 / lembar . Perusahaan
merencanakan mengadakan perluasan usaha dan untuk itu
diperlukan tambahan dana sebesar Rp 1,000.000. Tambahan dana
itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan
mengeluarkan obligasi baru dengan bunga 6 % per tahun. Tax rate =
50%. Alternatif mana yang dipilih ? Dan Berapa IP nya serta
buktikan ?

Soal 2 :

Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 2,000,000 yang


terdiri dari saham biasa sebesar Rp 1000.000,00 (1000 lembar) dan
Obligasi sebesar Rp 1000,000 . Perusahaan merencanakan
mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan tambahan
dana sebesar Rp 500.000,00. Tambahan dana itu akan dapat
dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan
obligasi baru dengan bunga 6 % per tahun. Tax rate = 50%.
Alternatif mana yang dipilih ? Dan Berapa IP nya serta buktikan?

Anda mungkin juga menyukai