PENDAHULUAN
Suatu manajemen yang baik tidak hanya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajerial,
tetapi dituntut untuk mampu membuahkan keputusan yang tepat. Oleh karena itu untuk
mendapat keputusan yang tepat, manajer harus mampu mengukur dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan di dalam organisasinya.
Prosedur akumulasi biaya yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk dalam
perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar persediaan bahan baku. Sedangkan untuk
mencatat biaya-biaya yang timbul diperlukan adanya kartu-kartu biaya untuk masing-masing
produk yang dikenal dengan Job Cost Sheet (Kartu Harga pokok produksi). Kartu-kartu biaya
ini merupakan catatan tambahan yang dikendalikan oleh perkiraan barang dalam proses, yang
harus ditangani secara cermat untuk menghindari kesalahan dalam menghitung harga pokok
produksinya.
Menyadari pentingnya perhitungan harga pokok bagi manajemen, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian atas pembebanan unsur-unsur harga pokok kedalam setiap
produk dengan menggunakan metode biaya, sehingga dapat dihitung harga pokok produk dari
setiap unit produk yang dihasilkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut rumusan masalah yang muncul:
1. Bagaimana pengelompokan biaya-biaya yang dilakukan perusahaan?
2. Bagaimanan aliran- aliran biaya untuk setiap produk?
3. Bagaimana perhitungan harga pokok untuk perusahaan?
4. Bagaimana peranan perhitungan harga pokok dengan dalam penentuan harga jual
produk?
C. Tujuan
Penulis dalam membahas dan menganalisa pokok bahasan biaya produksi dan harga jual
produk ini, bermaksud untuk mengumpulkan data tentang biaya produksi dengan
menggunakan metode biaya serta peranannya dalam menetapkan harga jual produk.
Bertolak dari masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penulis melakukan pembuatan
laporan ini adalah untuk :
a. Mengetahui pengelompokan biaya-biaya yang dilakukan perusahaan
b. Mengetahui perhitungan harga pokok yang selama ini dilakukan perusahaan
c. Mengetahui aliran dana untuk setiap produk yang dihasilkan dari proses produksi
d. Mengetahui kemungkinan penerapan perhitungan harga pokok pada perusahaan
e. Mengetahui peranan perhitungan harga pokok dengan penentuan harga jual produk
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dalam upaya pengumpulan data sekaligus sebagai objek
pembahasan yaitu “Tsalach Clothing Maker” yang berlokasi di Semanggi, RT 03 / 07
Kampung Kenteng, Pasar Kliwon, Surakarta dan dilakukan pada 27 November 2017
pukul 18.30 WIB sampai dengan selesai.
BAB II
PEMBAHASAN
Usaha yang kami kunjungi ini bernama “Tsalach clothing Maker” yang terletak di Semanggi,
RT 03 / 07 Kampung Kenteng, Pasar Kliwon, Surakarta. Pemilik dari usaha ini bernama
Bapak Agung banu Aji (28) sejak tahun 2012. Pemilik juga sebagai pegawai atau ikut turut
serta menangani semua proses usaha bersama lima orang karyawan dengan sistem penggajian
harian, yaitu sebesar Rp 40.000/hari (pukul 08.00-16.00), dengan tambahan biaya lembur
Rp25.000 (pukul 19.00-23.00). Bapak Agung menerima pesanan kaos, kemeja, polo, jaket,
almamater, totebag, dan tas serut. Untuk bahan baku berupa kain dan rib, kemudian untuk
bhahan penolong ada benang, pewarna sablon (rubber), perekat sablon (binder). Pemasaran
dilakukan dari mulut ke mulut dan melalui online seperti instagram. Omset yang diterima tiap
bulannya kurang lebih Rp 50.000.000.
Proses dasar:
B. PERHITUNGAN
Kaos Katun
Dalam tiap bulannya, rata-rata Tsalach Clothing Maker mendapatkan pesanan 1000
kaos.
1kg Kain dapat dibuat menjadi 4 Kaos. Jadi, tiap bulan membutuhkan 250kg
Kain.
1kg rib dapat digunakan untuk 120 kaos, sehingga dalam 1 bulan
membutuhkan 9kg rib.
1 bandel benang dapat digunakan untuk 150 kaos, sehingga dalam 1 bulan
membutuhkan 7 bandel benang.
1kg rubber dapat digunakan untuk 30 kaos, sehingga dalam 1 bulan
membutuhkan 34kg rubber.
1kg binder dapat digunakan untuk 200 kaos, sehingga dalam 1 bulan
membutuhkan 5kg binder.
1 bendel plastik berisi 100 buah.sehingga dalam 1 bulan membutuhkan 10
bandel plastik.
Biaya Overhead
Biaya Bahan Penolong
Benang (12.000 x 7 bandel) = 84.000
Rubber (80.000 x 34kg) = 2.720.000
Binder (50.000 x 5kg) = 250.000
Plastik (25.000 x 10 bendel) = 250.000
Biaya Overhead
Biaya Bahan Penolong
Benang (12.000 x 7 bandel) = 84.000
Rubber (80.000 x 34kg) = 2.720.000
Binder (50.000 x 5kg) = 250.000
Plastik (25.000 x 10 bendel) = 250.000
Overdeck
Mesin rantai
Alat sablon
Rakel
Pemotong kain
Total Rp278.749
Tarif dasar listrik adalah Rp1352/Kwh. Estimasi penggunaan listrik selama satu bulan
yaitu Rp 700.000,- sehingga jumlah listrik yang digunakan untuk kegiatan produksi
adalah sebesar 517 Kwh
Pengelompokan Aktivitas
Variable Overhead Aktivitas Pemacu Biaya
Biaya bahan baku Penggunaan Bahan JU ( Jumlah Unit yang
penolong Penolong dibutuhkan)
Biaya penyusutan Penyusutan Mesin JPM ( Jam pemakaian
peralatan dan mesin)
Penyusutan Peralatan JPM
a. Kelompok Biaya 1
Biaya aktivitas yang timbul akibat penggunaan sumber daya tidak langsung yang
didasarkan pada pemacu biaya jumlah unit yang diproduksi (JU) dikategorikan ke dalam
kelompok ini,
Tabel Pengelompokan dan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Pemacu
Biaya Jumlah Unit yang Diproduksi
Kaos Katun
Bahan Baku Penolong Rp 3.304.000
Biaya pemeliharaan Rp. 75.000
Total Rp 3.379.000
b. Kelompok Biaya 2
Biaya aktivitas yang timbul akibat penggunaan sumber daya tidak langsung yang
didasarkan pada pemacu biaya jam peralatan dan mesin (JPM) dikategorikan ke dalam
kelompok ini.
Aktivitas Biaya Aktivitas (Rp)
Mesin Jahit Overdek Rp 62.500
Mesin obras Rp 8.400
Mesin Jahit Biasa Rp 21.350
Mesin rantai Rp 52.083
Rakel Rp 10.000
Pemotong kain Rp 6.250
Total Rp 252.833
c. Kelompok Biaya 3
Biaya aktivitas yang timbul akibat penggunaan sumber daya tidak langsung yang
didasarkan pada pemacu biaya Kilowatt Hour (Kwh) dikategorikan pada kelompok ini.
Pemakaian Listrik 700.000
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan HPP dengan metode
ABC menghasikan biaya yang lebih tinggi, karena pada metode biaya ABC Costing setiap
biaya dalam proses produksi diperhitungkan lebih rinci dan dialokasikan pada setiap biaya
dialokasikan pada setiap aktivitas yang terjadi dalam proses produksi, sehingga kita dapat
mengetahui alokasi biaya terutama biaya overhead pada setiap aktivitas, tidak hanya biaya
dalam setiap komponen. Perhitungan dalam ABC tersebut memperhitungkan biaya yang
benar-benar terjadi dalam proses produksi, Pada perhitungan ABC ini juga memasukan
perincian mengenai penyusutan dan pemiliharaan sedangkan perhitungan menurut
perusahaan tidak disertakan perincian tersebut, sehingga perhitungan menurut ABC
menimbulkan jumlah biaya yang lebih banyak.