STANDAR COSTING

MIX AND YIELD VARIANS

Oleh:
Taty Sariwulan, S.E., M.Si., Ak., CA
 PENGERTIAN

Mix variance timbul jika komposisi bahan yang

dimasukkan ke dalam proses produksi tidak
sama dengan komposisi standar.

Yield variance timbul jika komposisi output

yang dihasilkan berbeda dengan komposisi
output yang diharapkan.
 Contoh Kasus Mix and Yield
Variance
PT. PASUNDAN memproduksi produk x dengan menggunakan
sistem biaya standar. Produk yang dihasilkan bersifat standar.
Spesifikasi biaya untuk 1.000 kg produk x adalah sebagai berikut:

Bahan Kuantitas Harga/kg Biaya

A 800 kg Rp 2.500 Rp 2.000.000
B 200 kg Rp 4.000 Rp 800.000
C 200 kg Rp 1.000 Rp 200.000
Input 1.200 kg   Rp 3.000.000
Output 1.000 kg   Rp 3.000.000
Catatan Bahan Baku:

Bahan Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir

A 10.000 kg 162.000 kg @ Rp 2.400 15.000 kg
B 12.000 kg 30.000 kg @ Rp 4.200 4.000 kg
C 15.000 kg 32.000 kg @ Rp 1.100 11.000 kg
Untuk mengubah 1.200 kg bahan baku menjadi 1.000 kg
produk jadi, dibutuhkan 20 jam kerja langsung dengan
Tarif Rp 90.000 per jam atau Rp 1.800 per kg produk jadi.
Jam kerja langsung dan biaya aktual sebesar 3.800 jam
dengan nilai Rp 346.560.000.

Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan jam kerja

langsung dengan tarif Rp 50.000 per jam (Rp 30.000 tetap,
dan Rp 20.000 variabel) atau Rp 1.000 per kg produk jadi.
Biaya overhead normal adalah Rp 200.000.000 pada
4.000 jam kerja langsung. Biaya overhead aktual pada
bulan tersebut adalah Rp 220.000.000. Produk jadi yang
sesungguhnya 200.000 kg.

Biaya standar untuk setiap kg produk jadi:

Biaya bahan Rp 3.000

Biaya tenaga kerja Rp 1.800
Biaya overhead pabrik Rp 1.000
Jumlah biaya per kg Rp 5.800
 PERHITUNGAN SELISIH BIAYA PRODUKSI

Harga Pokok Standar

Harga Pokok
Biaya Selisih
Sebenarnya
Unit Biaya/Unit Total Biaya
BBB 200.000 Rp 3.000 Rp 600.000.000 Rp 576.000.000 Rp 24.000.000 F
BTK 200.000 Rp 1.800 Rp 360.000.000 Rp 346.560.000 Rp 13.440.000 F
BOP 200.000 Rp 1.000 Rp 200.000.000 Rp 220.000.000 -Rp 20.000.000 UF

Perhitungan BBB Sebenarnya:

Q Sbn H. Sbn Total BBB Sbn
157.000 Rp 2.400 Rp 376.800.000
38.000 Rp 4.200 Rp 159.600.000
36.000 Rp 1.100 Rp 39.600.000
Rp 576.000.000
 ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU
1. Selisih Harga Pembelian

Jenis Bahan Harga Sbn Harga Std Selisih Q. Pembelian Sbn S. H. Pembelian
A Rp 2.400 Rp 2.500 Rp 100 162.000 kg Rp 16.200.000 F
B Rp 4.200 Rp 4.000 Rp 200 30.000 kg Rp 6.000.000 UF
C Rp 1.100 Rp 1.000 Rp 100 32.000 kg Rp 3.200.000 UF
Rp 7.000.000 F

2. Selisih Harga Pemakaian

Jenis Bahan Harga Sbn Harga Std Selisih Q. Pemakaian Sbn S. H. Pemakaian
A Rp 2.400 Rp 2.500 Rp 100 157.000 kg Rp 15.700.000 F
B Rp 4.200 Rp 4.000 Rp 200 38.000 kg Rp 7.600.000 UF
C Rp 1.100 Rp 1.000 Rp 100 36.000 kg Rp 3.600.000 UF
Rp 4.500.000 F
3. Selisih Komposisi Pemakaian

Jenis Komposisi S. Komp.

Komposisi Sbn Selisih Harga Std
Bahan Std Pemakaian
A 157.000 kg 154.000 kg 3.000 kg Rp 2.500 Rp 7.500.000 UF
B 38.000 kg 38.500 kg 500 kg Rp 4.000 Rp 2.000.000 F
C 36.000 kg 38.500 kg 2.500 kg Rp 1.000 Rp 2.500.000 F
231.000 kg Rp 3.000.000 UF

4. Selisih Hasil

Hasil Sebenarnya 200.000 kg

Hasil Standar
1000/1200 x 231.000 kg 192.500 kg -
Selisih 7.500 kg
B. Bahan Baku/kg Rp 3.000 x
Rp 22.500.000 F
 ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA

Selisih Tarif : (Tarif Sbn - Tarif Std) x JK Sbn

: (Rp 91.200 - Rp 90.000) x 3.800 = Rp 4.560.000 UF

Selisih JK/Efisiensi : (JK Sbn - JK Std) x Tarif Std

: ( 3.800 - 3.850 ) x Rp 90.000 = Rp 4.500.000 F

Selisih Hasil : (Hasil Sbn - Hasil Std) x BTK/Kg

( 200.000 - 192.500) x Rp 1.800 = Rp 13.500.000 F
 ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK

METODE 2 SELISIH
1. Selisih Terkendali
BOP Sebenarnya Rp 220.000.000
BOP yang dianggarkan pada kapasitas standar:
BOP Variabel :3.850 JK x Rp 20.000 = Rp 77.000.000
BOP Tetap : Rp 120.000.000 Rp 197.000.000
Rp 23.000.000 UF

2. Selisih Volume
BOP yang dianggarkan pada kapasitas standar Rp 197.000.000
BOP yang dibebankan pada kapasitas standar:
Rp 50.000 x 3.850 jk Rp 192.500.000
Rp 4.500.000 UF
Selisih Hasil : (Hasil Sbn - Hasil Std) x BTK/Kg
( 200.000 - 192.500) x Rp 1.000 = Rp 7.500.000 F

METODE 3 SELISIH

1. Selisih Pengeluaran
BOP Sebenarnya Rp 220.000.000
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya:
BOP Variabel :3.800 JK x Rp 20.000 = Rp 76.000.000
BOP Tetap : Rp 120.000.000 Rp 196.000.000
Rp 24.000.000 UF
2. Selisih Kapasitas
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya Rp 196.000.000
BOP yang dibebankan pada kapasitas sebenarnya:
Rp 50.000 x 3.800 jk Rp 190.000.000
Rp 6.000.000 UF

3. Selisih Efisiensi
( JK Sbn – JK Std) x Tarif BOP Std
( 3.800 JK – 3.850 JK) x Rp 50.000- = Rp 2.500.000 F

4. Selisih Hasil : (Hasil Sbn - Hasil Std) x BTK/Kg

( 200.000 - 192.500) x Rp 1.000 =Rp 7.500.000 F
METODE 4 SELISIH

1. Selisih Pengeluaran
BOP Sebenarnya Rp 220.000.000
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya:
BOP Variabel :3.800 JK x Rp 20.000 = Rp 76.000.000
BOP Tetap : Rp 120.000.000 Rp 196.000.000
Rp 24.000.000 UF
2. Selisih Kapasitas
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya Rp 196.000.000
BOP yang dibebankan pada kapasitas sebenarnya:
Rp 50.000 x 3.800 jk Rp 190.000.000
Rp 6.000.000 UF
3. Selisih Efisiensi Variabel
( JK Sbn – JK Std) x Tarif BOP Variabel
( 3.800 JK – 3.850 JK) x Rp 20.000 = Rp 1.000.000 F

4. Selisih Efisiensi Tetap

( JK Sbn – JK Std) x Tarif BOP Std
( 3.800 JK – 3.850 JK) x Rp 30.000 = Rp 1.500.000 F

5. Selisih Hasil : (Hasil Sbn - Hasil Std) x BTK/Kg

( 200.000 - 192.500) x Rp 1.000 = Rp 7.500.000 F