Barang publik adalah suatu komoditi baik berupa barang atau jasa yang konsumsinya
bersifat non-rival dan non-eksklusif (Trogen, 2004, h. 174). Bersifat non-rival berarti
konsumsi satu individu tidak mengurangi manfaat bagi individu lain. Sementara sifat non-
eksklusif berarti tidak mungkin untuk melarang satu individu untuk
memanfaatkan/mengkonsumsi suatu barang. Peran pemerintah dalam perekonomian dibahas
dalam ekonomi publik. Salah satu campur tangan pemerintah yaitu penyediaan barang-barang
publik seperti pertahanan keamanan, jalan raya, kehakiman, pekerjaan umum dan
sebagainya.Barang semi publik dapat dihasilkan oleh swasta atau pemerintah, demikian juga
barang semi privat.
Teori Ekonomi Publik menyatakan bahwa pemerintah seyogyanya melakukan
intervensi pasar jika memiliki legitimasi untuk campur tangan. Legitimasi campur tangan
pemerintah ke dalam perekonomian adalah karena adanya kegagalan pasar (market failure)
dan redistribusi pendapatan. Kegagalan pasar dapat terjadi pada kasus monopoli,
eksternalitas, barang publik, dan asimetri informasi (Rosen dan Gayer, 2008; Gruber, 2007).
1. Teori Pigou
A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan
memberi manfaat (utility) bagi masyarakat sebaliknya pajak yang dikenakan
akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat (disutility). Semakin banyak
barang dan jasa publik disediakan pemerintah maka tambahan manfaat yang
dirasakan oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan
fenomena law of deminishing marginal utility returns. Sebaliknya semakin
banyak barang dan jasa publik semakin besar biaya yang dibutuhkan dan
konsekuensinya semakin besar pula pajak yang dipungut dari masyarakat.
Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat. Secara
teoritis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal apabila kepuasan
masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan masyarakat dari
pemungutan pajak.
Sumber: Ekonomi Publik, Dr Guritmo Mangkoesoebroto, Penyediaan dan pembiayaan
barang publik yang optimal
2. Teori Bowen
Bowen mengemukakan suatu teori mengenai penyediaan barang publik
dan didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang
swasta. Bowen mendefenisikan barang publik sebagai barang dimana
pengecualian tidak dapat ditetapkan. Jadi sekali suatu barang publik sudah
tersedia maka tidak seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfat barang
tersebut, misalnya saja pertahanan nasional. Sekali pemerintah menyediakan
pertahanan nasioanal, tak seorang pun yang dapat dikecualikan dari menerima
manfaat pertahanan.
3. Teori Lindahl
Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya
saja pembayaran masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut
akan tetpi berupa presentase dari total biaya penyediaan barang publik.
Analisa Lindahl didasarkan pada analisa kurva indifferen dengan anggaran
tetap yang terabatas (fixed budget costrains).
Oleh :
“MODUL EKONOMI PUBLIK BAGIAN IV: TEORI BARANG PUBLIK” Oleh Ferry Prasetya,
SE., M.App Ec, FEB Universitas Brawijaya Malang, 2012
http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Teori-Barang-Publik.pdf
“Isu, Problematika, dan Dinamika Perekonomian dan Kebijakan Publik” Oleh H.Muhammad
Zaenuddin,S.Si,M.Sc. dalam Google Books halaman 113-119
https://books.google.co.id/books?id=o4KaCgAAQBAJ&pg=PA117&lpg=PA117&dq=teori
+penyediaan+barang+publik&source=bl&ots=TvuxKW-
Usk&sig=I62pN5DBLuwMqvIMudrEtDRhMoE&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwik1eueuJ3
XAhWDppQKHU2OABE4FBDoAQhRMAc#v=onepage&q=teori%20penyediaan%20bara
ng%20publik&f=false halaman 113-119
file:///C:/Users/User/Downloads/697-1716-1-PB.pdf
http://dwikayasindra.blogspot.co.id/2013/11/tinjauan-mengenai-barang-publik.html