Anda di halaman 1dari 6

CONTOH SOAL MODEL PENGANGGARAN MODAL DENGAN DAN

TANPA PENDISKONTOAN ARUS KAS

A. Model Tanpa Pendiskontoan Arus Kas

Model Tanpa Pendiskontoan (Nondiscounting model) arus kas adalah model

yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Jenis model tanpa pendiskontoan antara

lain:

1. Periode Pengembalian (Payback Period)

Merupakan waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menutup investasi semula.

Metode pengembalian ini menekankan perhatian manajemen pada likuiditas dan

kebutuhan untuk meminimalkan resiko melalui pemulihan segera investasi semula.

Dalam metode ini sebuah investasi (proyek) dapat diterima apabila mempunyai

kemampuan pengembalian yang lebih pendek daripada periode pengembalian yang

ditargetkan oleh manajemen.

 Rumus payback periode dengan asumsi arus kas sama

Periode Pengembalian = Investasi pemulaan/Arus masuk kas tahunan

Contoh soal :

Perusahaan YG mengusulkan proyek investasi dengan dana Rp. 700 juta dan

ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya adalah Rp. 80 juta, berapa pay

back periodnya?

Jawab:
Diketahui

Nilai Investasi = Rp. 700 juta

Proceeds = Rp. 80 juta

Maka,

Pay Back Period = Rp. 700.000.000 = 8, 75 Tahun = 8 tahun 9 bulan

Rp. 80.000.000

Jadi nilai Proyek sebesar Rp. 700 juta dapat dikembalikan investasinya dalam waktu 8

tahun 9 bulan.

NB: Jika ada tambahan didalam soal seperti ini “Serta ada syarat period

pengembalian investasi selama 6 tahun”, maka dari peritungan diatas dapat

disimpulkan, bahwa: Waktu selama 8 tahun 9 bulan tersebut, telah melampui batas

yang telah ditentukan yaitu 6 tahun, jadi proyek tersebut tidak diterima/ditolak, karena

waktu pengembaliannya lebih lama dibandingkan dengan waktu yang telah ditentukan.

 Rumus Pay Back Period jika kas pertahunnya jumlahnya berbeda

a–b
Payback Period = n +_____ x 1 tahun
c–b

Keterangan:

n: Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi mula-mula

a: Jumlah investasi mula-mula

b: Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n

c: jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1


Contoh soal

Suatu usalan proyek investasi dari perusahaan JYP senilai Rp. 800 juta dengan umur

ekonomis yang telah ditentukan selama 6 tahun, dan syarat pengembaliannya selama 2

tahun, dengan arus kas pertahunnya sebagai berikut:

Tahun 1 Rp 400 juta

Tahun 2 Rp 300 juta

Tahun 3 Rp 250 juta

Tahun 4 Rp 200 juta

Tahun 5 Rp 150 juta

Tahun 6 Rp 100 juta

Jawab!

Hal yang pertama harus kamu lakukan adalah, menerukan arus kas kumulatif dari data

diatas

Arus kas dan arus kas kumulatif

Tahun Arus Kas Arus Kas Komulatif

1 400.000 400.000

2 300.000 700.000

3 250.000 950.000

4 200.000 1.150.000

5 150.000 1.300.000

6 100.000 1.400.000
Diketahui:

a: Rp 800 juta

b: Rp 700 juta

c: Rp 950 juta (N+1) = Tahun ke-2 + 1 = tahun ke-3

n: 2 tahun

Maka,

Pay Back Period: 2 + Rp. 800.000.000 – Rp. 700.000.000 X 1 tahun

Rp. 950.000.000 – Rp. 700.000.000

: 2 + Rp 100.000.000 X 1 tahun

Rp 250.000.000

: 2,4 atau 2 tahun 3 bulan

Jadi Payback Period sebesar Rp 800.000.000 dengan masa pengembalian selama 2

tahun tidak bisa diterima/ditolak, karena waktu pengembalian yaitu 2 tahun 3 bulan

melebihi waktu yang diisyaratkan yaitu selama 2 tahun.

2. Metode Tingkat Imbalan Akuntansi (Accounting Rate of Return)

Suatu metode analisis yang mengukur besarnya tingkat keuntungan dari suatu

investasi. Metode Analisis yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Tingkat

Pengembalian Akuntansi ini pada dasarnya adalah mengukur pendapatan atau laba

tahunan yang diharapkan dari hasil suatu investasi. Dengan kata lain, ARR ini

menghitung berapa banyak uang yang akan dikembalikan ke investor dari suatu

investasi. Dengan perhitungan Accounting Rate of Return atau ARR ini, investor dapat

menganalisis risiko yang terlibat dalam membuat keputusan investasi dan memutuskan

apakah penghasilannya cukup tinggi untuk menerima tingkat risiko yang akan terjadi.
Rumus ARR (Accounting Rate of Return) atau Tingkat Pengembalian Akuntansi

ini dihitung dengan membagi pendapatan dari Investasi dengan biaya Investasi. Pada

umumnya, kedua angka ini adalah angka tahunan atau rata-rata angka tahunan. Namun

kita dapat juga menggunakan angka mingguan atau bulanan tergantung pada kebutuhan

kita. Hasil dari perhitungan ARR ini biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase

(%).
ARR = Pendapatan Bersih dari Investasi / Biaya Investasi

Atau

ARR = Rata-rata Pendapatan Bersih dari Investasi / Rata-rata Biaya


Investasi

Contoh soal :

Perusahaan PT. AHINGGAZ mendapatkan sebuah proyek yang memerlukan

Initial investment atau biaya investasi sebesar Rp. 500 juta. Proyek ini dapat

menghasilkan Cash Inflow (arus kas masuk) sebesar Rp. 100 juta per tahun dengan usia

ekonomis 10 tahun tanpa nilai residu. Berapakah Accounting Rate of Return (ARR)

proyek tersebut?

Diketahui:

Biaya Investasi : Rp. Rp. 500 Juta

Usia Ekonomis : 10 tahun

Cash Inflow per tahun : Rp. 100 Juta

Depresiasi per tahun : Rp. Rp. 50 Juta (Rp. 500 Juta / 10 Tahun)
Penyelesaian:

ARR = Pendapatan Investasi / Biaya Investasi

ARR = (Rp. 100 Juta – Rp. 50 Juta) / Rp. 500 Juta

ARR = Rp. 50 Juta / Rp. 500 Juta

ARR = 0,1 atau 10%

Jadi Tingkat Pengembalian Akuntansi atau Accounting Rate of Return (ARR) pada

proyek tersebut adalah 10%.

Analisis dan Penilaian ARR (Accounting Rate of Return)

Pengusaha atau Investor dapat menilai apakah akan melanjutkan investasi atau

membatalkannya dengan keuntungan sebesar 10% tersebut. Pada umumnya,

Pengusaha atau investor dapat membandingkan faktor bunga yang berlaku untuk

mengambil keputusan. Bila dianggap menguntungkan, maka investasi pada proyek

yang bersangkutan akan dilanjutkan. Namun apabila merugikan, maka rencana

investasi tersebut akan dibatalkan. Selain itu, Pengusaha atau investor juga dapat

membandingkan dua atau lebih proyek dan menilai proyek mana yang paling

menguntungkan sehingga dapat memberikan masukan untuk pemilihan proyek. Dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi nilai ARR-nya semakin tinggi pula pengembaliannya

(semakin menguntungkan).

Anda mungkin juga menyukai