Anda di halaman 1dari 6

PRICE STRATEGI

Harga suatu barang merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
memutuskan berapa quantity suatu barang akan dibelinya. Karena itu Firm harus hati-hati dan bijaksana
dalam menetapkan berapa harga produknya akan ditetapkan. Selain mempengaruhi jumlah permintaan
konsumen (jumlah penjualan bagi Firm), harga juga akan mempengaruhi berapa profit yang dapat
diperoleh firm.
Berikut ini adalah beberapa strategi atau metode yang dapat digunakan dalam menetapkan harga suatu
barang.

1. Metode Mark Up Pricing


Strategi harga dengan Mark Up Pricing ini didasarkan pada biaya variabel rata-rata (AVC) suatu firm.
Metode ini bisa digunakan jika biaya tetap suatu produk dapat diabaikan, sehingga biaya variabel
merupakan faktor yang sangat dominan dan menentukan. Contoh pada usaha kuliner atau masakan.
Penetapan harga dengan metode ini didasarkan dengan menaikan prosentase tertentu dari biaya variabel
rata-rata.
P = AVC + ( X % AVC )
X  Prosentase kenaikan yang dinginkan dari AVC
Jika X%AVC = CM CM = Contribution Margin (tingkat keuntungan yang di inginkan)
P = AVC + CM

2. Kombinasi Mark up Pricing dan Marginalist Pricing


Metode ini didasarkan asumsi bahwa profit maksimum dicapai dengan syarat MR = MC
TR = P.Q
MR= P + Q.dP
dQ

Jika dikalikan dengan P


P

Maka MR = P + QP . dP
P dQ
Dengan mengeluarkan faktor P  MR = P ( 1 + Q . dP )
P dQ
Q . dP  merupakan kebalikan dari Elastisitas = 1
P . dQ Ɛ
Dengan persamaan ini kita bisa melakukan rekonsiliasi, Marginalist Pricing mengharuskan MR = MC.
Jika diasumsi MC = MR
MR = P ( 1 + 1 )
Ɛ
Karena MR = MC  MC = P ( 1 + 1 )
Ɛ
Untuk mendapatkan harga maka persamaan diatas dapat dirobah menjadi
P = MC ( Ɛ )
Ɛ +1
Jika biaya variabel rata-rata (AVC) di asumsi konstan, berarti MC = AVC
Sehingga  P = AVC ( Ɛ )
Ɛ +1
Atau bisa ditulis  P = AVC + ( -1 ) AVC
Ɛ+1 )
( - 1 ) AVC = CM
Ɛ+1
Akhirnya P = AVC + CM.AVC
Maka hasil akhir metode ini sama dengan metode Mark up Pricing

3. Strategi Harga dalam Keadaan Inflasi


Dalam kondisi inflasi, harga barang-barang dan jasa-jasa naik secara umum, begitu juga halnya harga
faktor-faktor produksi yang harus dibeli firm otomatis juga naik, sehingga biaya produksi yang harus
ditanggung perusahaan juga naik. Karena harga faktor-faktor produksi naik dan menyebabkan biaya
produksi juga naik, maka firm juga harus menyesuaikan harga barang yang ia hasilkan.
Contoh
Pada tanggal1 Januari 2019 biaya rata-rata suatu Firm AVC = 600, Inflasi tahun 2019 diperkirakan
10 %, sementara firm menetapkan mark up atau CM = 40%
Maka proses penyesuaian harga dalam kondisi inflasi adalah seperti berikut
1 Januari 2019 1 Januari 2020 Perubahan
(%)
AVC 600 660 10
Mark up = 40 % 240 264 10
Harga 840 924 10

4. Strategi Price Positioning


Jika suatu Firm menghasilkan suatu produk dalam berbagai type, maka penentuan harga setiap type harus
hati-hati. Firm tentu mengharapkan setiap type dapat terjual atau memiliki segmen pasar tersendiri,
sehingga pangsa pasarnya keseluruhan lebih besar. Contoh, Falsh Disk ada yang 2 giga, 3 giga dan 4 giga.
TV ada yang 14, 17, 20, 24, 28, 30, 36 dan 50 Inch. Kulkas dihasilkan dalam berbagai ukuran untuk merk
yang sama. Firm mengharapkan semua type atau ukuran dapat terjual dan memiliki segmen pasar
tersendiri. Maka beda harga setiap type atau ukuran harus mencerminkan posisi setiap type atau ukuran.
Perbedaan harga untuk setiap type atau ukuran harus sebanding dengan Marginal Utilitynya atau
mencerminkan harga reservasinya.
Contoh ; jika TV 20 Inch dijual dengan harga Rp 2.000.000 sementara yang 24 Inch harganya Rp
3.000.000, maka TV yang 24 Inch tidak akan laku karena perbedaan harganya tidak sebanding dengan
Marginal utility. Sebaliknya jika yang 24 Inch dijual dengan harga Rp 2.200.000 maka yang 20 Inch tidak
akan laku, karena perbedaan harganya dirasakan lebih kecil dibanding Marginal Utilitynya. Karena itu
Firm harus melakukan riset yang hati-hati untuk menetapkan harga setiap type atau ukuran, sehingga
perbedaan harga setiap type sebanding dengan Marginal Utilitynya atau mencerminkan harga reservasi.
5. Strategi Harga Product Line
Jika suatu industri menghasilkan suatu produk, dan produk tersebut terdiri dari berbagai komponen, maka
untuk menetapkan harga produk tersebut, Firm harus hati-hati menetapkan harga setiap komponen dari
produk tersebut. Jika harga komponen-komponenya terlalu tinggi walaupun harga produknya tidak, bisa
jadi produk tersebut tidak akan laku, karena konsumen sebelum memutuskan membeli produk merk
tertentu ia akan mempelajari harga komponen-komponenya.
Contoh, mobil Toyota kenapa digemari di Indonesia adalah karena harga komponen-komponenya relatif
murah dibanding komponen mobil merk lain dan mudah mendapatkanya.

6. Strategi Harga Menduga Kualitas


Suatu produk dengan merk baru, biasanya konsumen belum mengetahui atau belum yakin kualitasnya,
maka konsumen akan menduga kualitasnya dari harga yang ditetapkan,karena itu Firm harus hati-hati
dalam menetapkan harganya. Jika harganya terlalu tinggi maka besar kemungkinan tidak akan laku karena
konsumen belum yakin dengan kualitasnya dibanding merk lain yang sudah mapan. Jika harganya terlalu
rendah maka besar kemungkinan juga tidak akan laku karena konsumen menduga kualitasnya juga rendah.
Contoh, TV Sony atau Polytron sudah dikenal masyarakat. Kemudian muncul firm baru dan memberi
merk Sonytron. Jika Sonytron dijual harganya sama dengan Sony atau Polytron maka Sonytron tersebut
tidak akan laku karena konsumen lebih yakin merk Sony atau Polytron yang sudah mapan. Jika Sonytron
dijual terlalu murah maka juga tidak akan laku karena konsumen menduga kualitasnya juga rendah.
Sabun mandi Lux dan Lifeboy sudah dikenal masyarakat luas, kemudian muncul sabun baru dengan merk
Giv yang cukup wangi. Jika harga Giv ditetapkan sama dengan Lux atau Lifeboy maka ia tidak akan laku
karena konsumen lebih yakin dengan Lux dan Lifeboy, sebaliknya jika Giv dijual terlalu murah juga tidak
akan laku karena konsumen menduga kualitasnya terlalu rendah.

7. Strategi Harga Dalam Satu Paket ( Bundles)


Jika suatu barang dapat dipaket dengan produk-produk lain, maka sebaiknya perusahaan melakukan paket
tersebut, karena perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menetapkan harga
lebih tinggi produk-produk tertentu. Ini bisa dilakukan karena konsumen kelas menengah keatas lebih
suka membeli produk yang sudah dipaket bersama produk-produk lainya dari pada membeli berbagai
produk pada tempat yang berbeda-beda.
Contoh, orang-orang yang ingin mengirim Parcel pada seseorang menjelang lebaran, dari pada sibuk-
sibuk membeli berbagai barang di tempat yang berbeda-beda untuk dikemas dalam satu paket, ia lebih
suka membeli yang sudah jadi dalam bentuk Parcel walaupun harganya lebih tinggi. Seseorang yang ingin
berwisata nyaman, dari pada sibuk mengurus transportasi, penginapan dan lokasi yang akan dikunjungi, ia
lebih suka membeli paket wisata yang menyediakan semua keperluanya.
8. Strategi Harga Quantity Discounts
Suatu produk yang bisa dikemas dalam berbagai ukuran atau volume, sebaiknya memang dikemas dalam
berbagai ukuran atau volume, karena firm dapat menetapkan harga yang lebih menguntungkan untuk
kemasan tertentu dan juga dapat memperluas segmen pasarnya.
Contoh, shampo ada yang ukuran sachet, botol kecil dan botol besar. Jika semuanya dalam botol besar
atau dalam sachet saja maka pasarnya akan terbatas, tapi dengan mengemas dalam bebagai ukuran
pasarnya makin luas serta ia dapat memperoleh laba yang lebih tinggi untuk ukuran tertentu, seperti pada
ukuran sachet.
Air mineral, ada yang dikemas dalam ukuran gelas, botol kecil, botol menengah, botol besar dan ukuran
galon. Jika ukuranya gelas semua atau galon semua maka pasarnya akan terbatas. Tapi dengan mengemas
dalam berbagai ukuran maka pasarnya lebih luas dan ia akan memperoleh laba yang lebih besar pula
untuk ukuran tertentu, seperti ukuran gelas dan botol kecil.

9. Strategi Harga Promosi


Dalam rangka promosi, baik untuk mempertahankan pasar yang sudah dikuasai atau untuk memperbesar
pasar maka Firm dapat melakukan berbagai kebijakan harga seperti :
- Memberikan Discount jika membeli dalam jumlah tertentu
- Memberikan bonus atau hadiah kepada konsumen atau pengecer supaya ia mau menaruh
produk kita
- Menjual dengan potongan harga kepada pelanggan tertentu
- Dan lain-lain

TUGAS AKHIR SEMESTER TAHUN 2019


EKONOMI MANAGERIAL
Jawaban Tugas ini harus saudara kirim ke e-mail berikut
Lukmandewi648@gmail.com Paling lama masuk tanggal 15 Mei-2020

1. Suatu Firm yang beroperasi pada struktur pasar Persaingan Sempurna, berhadapan dengan harga pasar
P = $ 60. Jika struktur costnya  TC = 4.000 + 204.Q – 3.Q2 + 0,02.Q3
a. Tentukan output equilibrium firm tersebut
b. Hitung berapa laba atau ruginya.

2. Bagi produsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna dibedakan keseimbangan jangka
pendek dan jangka panjang.
a. Jelaskan dan gambarkan keseimbangan produsen yang memperoleh profit maksimum dalam jangka
pendek.
b. Gambarkan dan jelaskan pula keseimbangan produsen dalam long run, dan jelaskan kenapa dalam
long run tidak ada firm yang memperoleh ekstra profit.

3. Suatu Firm yang beroperasi pada struktur pasar Monopoly berhadapan dengan persamaan permintaan
Q = 220 –P , dan struktur costnya TC = 1.000 + 80.Q – 3.Q2 – 1/3.Q3
a. Tentukan output equilibrium firm tersebut
b. Hitung berapa laba atau rugi firm tersebut

4. Produsen yang Monopoly dapat membedakan tarif (harga) pada konsumen yang berbeda dengan tujuan
memperoleh profit yang lebih besar dan memperluas pangsa pasar, buktikan dengan kurva jika
konsumen tersebut menghadapi dua kelompok konsumen yang berbeda. Tunjukan pula Total Revenue
dan Total Profit yang diperoleh dari kedua kelompok pasar yang berbeda tersebut

5. Pasar Monopolistic Competition merupakan struktur pasar yang paling banyak ditemukan dalam realita.
a. Jelaskan ciri-ciri pasar Monopolistic Competition
b. Jelaskan dan gambarkan apa yang dimaksud Short Run equilibrium bagi firm
c. Jelaskan cara-cara yang dapat dilakukan firm untuk mempertahankan Ekstra profit.

6. Pasar Oligopoly merupakan struktur pasar yang cukup banyak terjadi di pasar dan struktur pasar ini
cendrung mendekati Monopoly
a. Jelaskan dan gambarkan bagaimana dan kapan terjadinya kurva permintaan patah.
b. Jelaskan dan gambarkan bagaimana Firm yang memiliki struktur cost lebih rendah (the lower Cost)
dapat mengendalikan harga di pasar.

7. Bila diketahui data-data permintaan masyarakat pada masa lalu pada berbagai tingkat harga sebagai
berikut
Tahun Permintaan Harga
(Q) (P) P2 PQ
2010 25 60
2011 26 60
2012 30 58
2013 38 56
2014 40 55
2015 46 52
2016 45 53
2017 50 50
∑Q = ∑P = ∑P2 = ∑PQ =
a. Tentukan persamaan permintaan
b. Hitung berapa harga optimal dan quantity optimal
c. Hitung berapa TR maksimum
8. Variabel harga merupakan faktor yang sangat menentukan keputusan konsumen untuk membeli suatu
barang, karena itu produsen (Firm) harus sangat hati-hati dalam menetapkan harga produk yang ia
hasilkan. Sehubungan dengan itu jelaskan bagaimana berbagai strategi penetapan harga berikut.
a. Metode kombinasi Mark Up Pricing dan Marginalist pricing
b. Metode harga Quantity Discount
c. Metode harga Paket (Bundles)

9. Berikut ini adalah. Suatu perusahaan yang yang beroperasi pada struktur pasar persaingan sempurna
memiliki struktur biaya TC = 2.500 +60Q -9Q2 +0,2Q3. Jika harga jual jam perunit  P = $300
tentukan.
a. Berapa unit quantity harus diproduksi untuk mencapai profit maksimum
b. Berapa keuntungan perusahaan tersebut
c. Gambarkan keuntungan perusahaan tersebut.

10. Suatu firm yang beroperasi pada strukturpasar monopoly berhadapan dengan persamaan permintaan
Q = 4.000 – 20P, struktur costnya TC = 8.750 + 176Q – 2,93Q2 + 0,02Q3
a. Tentukan output equilibrium b. Hitung berapa laba atau rugi firm tersebut

11. Perhatikan dan gambarkan kembali kurva berikut

Anda mungkin juga menyukai