Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PIUTANG

Kelompok 1
Agusdianto Dakhi
Alberta Terisman Ndruru
Amnestiriang Dachi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NIAS RAYA
Manajemen piutang

Piutang adalah aktiva atau kekayaan yang timbul akibat dari dilaksanakannya penjualan
kredit. Manajemen piutang dimulai dengan keputusan apakah perusahaan meberikan penjualan
kredit atau tidak. Selanjutnya, piutang yang timbul harus dimonitor.

Memonitor piutang perlu dilakukan perusahaan untuk menjaga agar piutang perusahaan
tidak menumpuk atau tidak yang berlebihan . tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi arus
kas dan piutang yang tak tertagih (bad debt) akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen piutang yang efektif ikut mempengaruhi tingkat keuntungan dan
risiko perusahaan.

Biaya penjualan secara kredit

Perlu diketahui bahwa memiliki piutang akan menimbulkan berbagai biaya. Biaya-biaya
yang mungkin terjadi jika perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit adalah :

a. Kerugian piutang macet


b. Biaya penelitian dan penagihan
c. Biaya modal yang ertanam dalam piutang

Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk menilai
apakah manfaat memiliki piutang lebih besar dari biayanya.

Contoh 1:
PT. X pada mulanya melakukan penjualan secara tunai, penjualan tiap tahun sebesar
800.000.000.-, perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan secara kredit dengan
jangka waktu pembayaran 60 hari setelah penjualan dilakukan. diperkirakan bahwa penjualan
akan meningkat menjadi Rp 1.050.000.000.-. provit magin yang diperoleh sebesar diperoleh
sebesar 15%. Biaya dana 16%. Apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit.

Jawab :

Analisis penjualan kredit tanpa diskon

Manfaat :

Tambahan keuntungan : 15% x Rp 1.050.000.000 – Rp 800.000.000 = 37.500.000

Pengorbanan :

Perputaran piutang : 360/60 = 6x pertahun


Rata-rata piutang : Rp 1.050.000.000/6 = Rp 175.000.000
Dana untuk piutang : 175.000.000 x 0,85 = Rp 148.750.000
Biaya dana akibat memiliki piutang : 16% x Rp 148.750.000
Tambahan manfaat bersih
Rencana penjualan secara kredit tanpa diskon dapat dilakukan karena ada tambahan manfaat
bersih sebesar Rp 13,70 juta.

Contoh 2:

Jika PT. X pada contoh di atas menawarkan syarat penjualan 2/20 net 60 yang berarti: Pembeli
yang melunasi pemhbeliannya pada hari ke-20 akan diberikan diskon 2% dan kalau mebayar
pada hari ke-60 harus membayar penuh. Diperkirakan 50% akan memanfaatkan diskon dan
sisanya akan membayar pada hari ke-60. Apakah P.T X sebaiknya menjual kredit dengan
diskon?

Jawab:

Analisis ekonomi penjualan kredit dengan diskon

Manfaat :
Rata-rata pembayaran piutang : (0.5 x 20) + (0.5 x 60) = 40 hari
Perputaran piutang : 360/40 = 9x pertahun
Rata-rata piutang : Rp 1.050.000.000/9 = rp 116.660.000
Rata-rata dana yang digunakan
untuk membayar piutang : 85% x Rp 116.660.000 = Rp 99.161.000
penurunan biaya dana : 0.16 (Rp 116.660.000 – Rp 99.161.000) Rp 2.800.000

pengorbanan:
Diskon : 2% x 50% x Rp 1.050.000.000 10.500.000
Manfaat bersih (Rp 7.700.000)

Diskon yang diberikan PT. X lebih besar dari penghematan biaya. Jadi, PT. X tidak melakukan
perlu penjualan kredit dengan diskon.

Contoh 3.
Contoh 1. Dan 2. Di atas menggunakan asumsi bahwa semua pembeli akan melunasi pembelian
Biasanya bahwa sebagian piutang tidak tertagih. Jika diasumsikan PT. X pada contoh 1. Di atas
bahwa dengan syarat n.60 diperkirakan 1% piutang tidak tertagih, kemungkinan apakah
perusahaan

Jawab:

Analisis ekonomi penjualan kredit tanpa diskon dengan kemungkinan 1% piutang tak
tertagih

Manfaat:

Tambahan keuntungan : 15% x Rp 1.050.000.000 Rp 800.000.000 = Rp 37.500.000


Pengorbanan:
Perputaran piutang : 360/6 = 6x per tahun
Rata-rata piutang : Rp 1.050.000.000/6 = Rp 175.000.000
Dana untuk piutang : Rp 175.000.000 x 0.85 = Rp 148.75

Biaya dana akibat piutang : 16% x Rp 148.750.000 = Rp 23.800.000


Kerugian piutang tak tertagih : 1% x Rp 1.050.000.000 = Rp 10.500.000 Rp 34.300.000
Tambahan manfaat bersih : Rp 3.200.000

Rencana penjualan secara kredit dapat mempertimbangkan bahwa 1% penjualan tidak tertagih
dapat dilakukan PT. X

A. MEMANTAU PIUTANG USAHA ( monitoring accont receivable)


Pada umunya ada tiga metode yang dilakukan untuk memonitori piutang perusahaan, yaitu :
a. Day sales outsatanding (DSO)
b. Aging schedul
c. Payments pattern approach

Jangka waktu penagihan (Day Sales outstanding)


DSO disebut juga periode penagihan rata-rata, ACP (Average Collections Periode). Rasioini
menunjukan berapa lama jangka waktu rata-rata yang harus ditunggu perusahaan untuk
menerima hasil penjualan setelah melakukan penjualan. Lama tidaknya DSO mempunyai efek
langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat DSO
perusahaan, maka makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang sehingga makin kecil
modal yang diinvestasikan dalam piutang.

Misalkan PT.X menjual produk secara kredit dengan syarat 2/10 n 30, yang berarti perusahaan
memberikan diskon sebesar 2% jika pelanggan melakukan pembayaran dalam jangka waktu 10
hari dan harus membayar penuh dalam jangka waktu 30 hari. Asumsikan bahwa 70% pelanggan
memanfaaatkan diskon dan 30% tidak, maka DSO adalah 0,7 (10hr) + 0,3(30hr) = 16 hr. jika
penjualan PT. X menjual 100.000 produknya pertahaun dengan harga Rp 3.600,- perunit (1 tahun
=360 hr), maka:

Average Daily sales (ADS) PT. X =

= Rp 1.000.000

Jika tingkat penjualan tetap sebesar Rp 360 juta prtahun, maka:


Piutang PT. X setiap saat sebesar = ADS x DSO
= Rp 1 juta x 16 hr = Rp 16 juta.
DSO perusahaan seringkali dibandingkan dengan DSO rata-rata industri. Jika DSO perusahaan
yang ada dalam industri yang sama sebesar 20 hari, maka persentase pelanggan PT. X yang
memanfaatkan diskon lebih tinggi dari perusahaan yang ada dalam industri yang sama dan
mempunya (departemen kredit yang lebih baik dalam menentukan pembayaran segera.

Jika penjualan tahunan dan saldo piutang diketahui, maka DSO dihitung dengan menggunakan
formula dibawah ini,

DSO =
=

= 16 hr
DSO dapat dibandingkan dengan kredit perusahaan. Jika syarat penjualan kredit PT. X 2/10 n 30,
tetapi DSO = 35 hr, maka beberapa pelanggan yang jelas memerlukan waktu lebih dari 30 hr
untuk melakukan pembayaran. Bisa saja banayak pelanggan yang emanfaatkan diskon dan
melakukan dalam jangka waktu 10 hr, yang lain, secara rata-rata akan memerlukan waktu jauh
lebih lama dari 35 hr untuk melakukan pembayaran.

Skedul umur piutang (Aging schedule)


Skedul umur piutang adalah laporann yang menunjukan persentase pelanggan yang melakukan
pembayaran sesuai dengan syarat pembayaran yang dibuat perusahaan dan persentase
pelanggaan yang melakukan pembayaran melewati jatuh tempo.

PT. A dan B merupakan perusahaan yang sama-sama menghasilkan produk X. syarat penjualan
yang ditawarkan kedua perusahaan, 2/10 n 40, dan memiliki jumlah piutang yang sama. Pada
tabel 1. Dibawah dapat dilihat gambaran piutang PT. A dan B sesuai dengan umurnya

Tabel 1.

Skedul umur piutang

Umur piutang PT.A PT.B


(hr) Nilai piutang %tase dari nilai Nilai piutang %tase dari
(rp) total (rp) nilai total
0-10 700,000 70% 400,000 40%
11-40 300,000 30% 250,000 25%
41-55 - - 160,000 16%
55-60 - - 120,000 12%
D iatas 60 - - 70,000 7%
Total 1,000,000 100% 1,000,000 100%
piutang

Dari tabel 1. Di atas dapat dilihat bahwa semua pelanggan PT. A mentaati syarat pembayaran
yang berlaku: 70% pelanggan membayar dalam tempo 10 hari dan 30% dalam tempo 40 hari.
Sebanyak 35% pelanggan PT. B tidak mentaati syarat pembayaran, 16% melakukan pembayaran
dalam tempo 40 hari s/d 60 hari, dan 7% melakukan pembayaran dalam tempo diatas 60 hari.

Manajemen perusahaan sebaiknya membuat skedul umur piutangnya untuk mengetahui


bagaimana penagihan/pembayaran berkaitan dengan syarat kredit yang diberikan, disamping itu
perusahaan dapat mengetahui keefektifan depertemen kredit yang ada dalam menjalankan tugas
nya dibanding dengan perusahaan dalam industri yang sama. Jika DSO makin pannjang, atau
skedul umur piutang memperlihatkan peningkatan jumlah piutang yang sudah lewat waktu, maka
perusahaan harus memperketat penjualan kredit.

Payment pattern approach

Payment pattern approach memungkinkan perusahaan memonitor piutang nya dengan lebih baik.
Di samping itu, pendekatan ini dapat juga digunakan untuk memprediksi saldo piutang pada
masa yang akan datang.

Contoh 4

PT.X mulai beroperasi tahun 2007. Tabel berikut memperlihatkan penjualan kredit dan piutang
perusahaan tahun 2007. Diasumsikan 10% pelanggan melakukan penbayaran pada bulan
penjualan, 30% pelanggan membayar 1 bulan sesudahnya, 40% pelanggan membayar 2 bulan
sesudahnya, dan 20% pelaggan membayar 3 bulan sesudahnya.

Tabel 2.
Penjualan kredit dan piutang PT. X Thn 2007
Bulan Penjualan kredit Piutang ADS DSO
(Kwartalan) (Kwartalan)
Januari 120 108
Februari 120 180
Maret 120 204 4 51 hr
April 120 204
Mei 120 158
Juni 120 348 6 58 hr
Juli 120 396
Agustus 120 354
September 120 264 6 44 hr
Oktober 120 216
November 120 204
Desember 120 204 4 51 hr
Keterangan:
a. Bulan januari, 10% dari penjualan dibayar pada bulan januari sehingga jumlah
piutang = 90% x Rp 120 = Rp 108
b. Bulan februari, 30% penjulan pada bulan januari dilunasi + 10% penjulan bulan
februari, sehingga saldo piutang bulan februari = Rp 108 – (30% x Rp 120) + Rp 120
– (10% x Rp 120 = Rp 180
c. Dan seterusnya
d. ADS untuk Kwartal april s/d juni = (Rp 120 + Rp 180 + Rp 240)/90 hr = Rp 6/hr
e. DSO pada akhir bulan juni = piutang/ADS = Rp 348/6 = 56 hr

Tabel 3
Uncollected balance schedule PT. X tahun 2007
Kwartal penjualan Piutang tersisa Piutang/penjualan
pada akhir
kwartal
Kwartal 1
Januari 120 24 20%
Februari 120 72 60%
maret 120 108 90%
204 170%

Kwartel ll
April 120 24 20%
Mei 180 108 60%
Juni 240 216 90%
348 170%

Kwartel lll
Juli 240 48 20%
Agustus 180 108 60%
september 120 108 90%
264 1705

Kwartel lV
Oktober 120 48 20%
Novemmber 120 108 60%
desember 120 108 90%
264 170%
Keterangan:
a. Pada akhir kwartal l, 20% penjualan bulan januari sebesar Rp 120 belum dilunasi
sehingga saldo piutang yang tersisa sebesar Rp 24
b. Pada akhir kwartal ll, 20% penjualan bulan april sebesar Rp 120 belum dilunasi
sehingga saldo piutang yang tersisa sebesar Rp 24
c. Dan seterusnya
d. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio piutang tersisa dengan penjualan tetap
setiap kwartal. Pada kwartal l, ll,lll dan Lv, rasio tersebut adalah 20% 60% dan
90%, namun, terjadi kenaikan piutang akibat kenaikan penjualan pada kwartal ll
dan ll keadaan ini menunjukan bahwa perilaku pelanggan dalam melakukan
pembayaran tidak berubah sepanjang tahun 2007.

Contoh 5.
Melanjutkan contohnya sebelumnya, PT. X memperkirakan pola pembayaran
pelanggannya tahun 2008 masih sama dengan tahun 2007. Jika diperdiksi
penjualan pada bulan april, mei, dan juni adalah: 140,200,dan 280, maka total
piutang yang diproyeksi pada akhir juni adalah:

Tabel 4.
Piutang yang diproyeksi
Kwartal ll Penjualan yang Piutang/penjualan Piutang yang
2008 Diproyeksi diproyeksi
April 140 20% 28
Mei 200 60% 120
juni 280 90% 252
400

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFESTASI DALAM PIUTANG

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya infestasi dalam piutang yaitu:

a. Folume penjualan kredit


Semakin banyak penjualan kredit yang dilakukakan perusahaan maka akan
semakin besar infestasi dilakukan perusahaan dalam piutang. Makin besar
investasi dalam piutang, maka akan semakin besar resiko yang dihadapi
perusahaan, tetapi juga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
b. Kebijakan penjualan kredit (kredit policy)
Keberhasilan perusahaan terutama tergantung pada penjualan. semakin tinggi
tingkat penjualan yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi tingkat labanya
tingkat penjualan perusahaan dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat
dikendalikan (uncotrollable) dan yang dapat dikendalikan (uncotrollable). Faktor-
faktor yang dapat dikendalikan misalnya: harga jual, kualitas, distribusi, promosi,
dan kebijakan kredit. Credit policy merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya resiko atas tidak tertagihnya piutang dan dapat dikendalikan oleh
manajemen perusahaan. Credit policy terdiri dari 4 variabel, yaitu:
a. Periode kredit (credit period)
b. Standar kredit (credit standards)
c. Kebujakan penagihan (credit collection policy)
d. Potongan tunai (cash discount)

Periode kredit (credit period)

Periode kredit merupakan jangka waktu kepada pelanggan untuk membayar pembelian mereka.
syarat kredit (credit terms) mengcakup periode kredit dan potongan. Syarat kredit merupakan
suatu ketentuan mengenai periode kredit dan potonga yang diberikan kepada pelanggan.
Misalnya 2/10, n30, pelanggan yang melakukan dalam tempo 10 hari akan diberikan potongan
2% sedangkan yang lain diberikan jangka waktu 30 hari untuk melakukan pembayaran.

Credit standards

Credit standards merupakan standar yang menetapkan kemampuan keuangan minium dari calon
pelanggan agar dapat memperoleh kredit dalam jumlah tertentu. Standar kredit dibuat untuk
menentukan pelanggan mana yang akan mampu memenuhi syarat kredit dan berapa jumlah
kredit maksimum yang dapat diberikan kepada setiap pelanggan.

Menentukan standar kredit bukan merupakn pekerjaan yang mudah. Jika perusahaan hanya
memberikan kredit pada pelanggan yang terbaik, maka penjualan perusahaan tidak akan pernah
maksimal disamping itu, perusahaan tidak akan pernah mengalami kerugian akibat tidak
tertagihnya piutang.

Standar kredit memerlukan pengukuran atas kualitas kredit ( credit quality) yaitu: probabilitas
terjadinya penunggakan pelanggan, disebut juga resiko kredit. Sebelum perusahaan memutuskan
untuk menyetujui permintaan kredit atau penambahan kredit, maka manajer kredit perlu
dilakukan evaluasi dan penilaian yang cukup akurat mengenai resikokredit dari pelanggan.

Metode yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur resiko kredit adalah:

a. 5 C (Character, capacity, capital, collateral, dan conditions)


b. Sources of credit information

Character, capacity, capital, collateral, dan conditions

Character: penilaiam kepribadian yang menunjukkan bahwa calon pelanggan secara jujur dan
sadar mau memenuhi kewajibannya.

Capacity: penilaian subjektif atas calon pelanggan untuk membayar kredit beserta bunganya
sesuai dengan waktu yang disepakati.

Capital: penilaian kekuatan financial calon pelanggan. Alat ukurnya laporan keuangan.

Collateral: bentuk aktiva yang diberikan oleh calon pelanggan sebagai jaminan keamanan atas
kredit yang diberikan.

Conditions: gambaran/dampak perubahan kondisi perekonomian secara umum maupun industri


terhadap kemampuan calon pelanggan memenuhi kewajibannya.

Sources of credit information

Sebagian besar keputusan kredit diambil dengan pertimbangan yang teriformasi. Yang mengola
suatu derpaten kredit memerlukan informasi yang cepat. Akurat, dan mutakhil. Sebanyak
mungkin informasi dikumpul dan diproses untuk pertimbangan tertentu dalam keputusan kredit.
Sumber informasi kredit dapat diperoleh dari lembaga penjualan informasi, dinegara maju seperti
Amerika serikat, sumber informasi ini sudah dapat diperoleh dari lembaga khusus dengan
jaringan telekomunikasi berbasis komputer. Lembaga ini mengumpilkan, menyimpan, dan
menyebarkan informasi kredit.

Kebijakan tunai (credit collection policy)

Kebijakan penagihan merupakan prosedur Yang diikuti perusahaan untuk menagih piutangnya
yag sudah lewat waktu. Dalam menetapkan kebijakan penagihan, perusahaan perlu
mempertimbangkan manfaat dan biaya. Bisa saja perusahaan mengirimkan surat tagihan kepada
pelanggan yang telah menunggak 10 hari, dikirimkan surat tagihan. Jika leawat 30 hari akan
diberikan surat teguran yang diikuti pembicaraan lewat telepon. Dan jika sudah lewat 90 hari,
maka urusan penagihan dialihkan kepada perusahaan penagih (collection agency). Pengalihan
penagihan ke collection agency mahal dalam arti biaya yang dikeluarkan dan juga dalam arti
hubungan baik, pelanggan merasa tidak senang karena penagihan piutang diahlikan pada pihak
lain.

Potongan tunai (cash discount)

Potongan tunai dapat digunakan untuk mendorong pembeli membayar kewajibannya lebih cepat.
Potongan tunai yang diberikan harus benar-benar dianalisa agar terjadi keseimbangan antara
manfaat dan biaya. Syarat kredit 2/10,n30 yang diberlakukan perusahaan bisa saja diubah
menjadi 3/10,n30. dengan melakukan perubahan ini perusahaan mengharapkan dapat menarik
pelanggan baru karena diskon yang diberikan meningkat dari 2% jadi 3% jika pelanggan
melakukan pembayaran dalam tempo 10 hari. Disamping itu, pelanggan lama akan melakukan
pembayaran lebih cepat untuk memanfaatkan potongan tunai 3%

Perusahaan yang menghasilakan produk musiman, dapat melakukan penanggalan musiman


untuk potongan tunai. Hotel diparapat penuh pada beberapa musim, seperti: libur sekolah, natal,
tahun baru, hari raya, imlek, dan lain-lain. diluar musim tersebut pihak hotel dapat membuat
potongan tunai sehingga mendorong pelanggan untuk menginap dihotel. Dengan membuat
diskon ini, maka penjualan bisa berlangsun secara merata.

C.PERUBAHAN KEBIJAKAN KREDIT

Perusahaaan yang melakukan perubahan kebijakan kredit, maka perubahan tersebut harus
di analisis dengan baik, jika perusahaan berencana akan memperluas kredit, maka perusahaan
mengharapkan penjualan akan meninggakat dan peningkatan penjualan akan mengakibatkan
peningkatan biaya-biaya, yaitu: untuk menghasilkan produk tambahan, menanggung tambahan
piutang yang beredar, dan bad debt yang meningkat , oleh karena itu, perlu dipertimbangkan
manfaat dan biaya yang terjadi akibat perusaan kebijakan kredit, apakah peningkatan pendapan
penjualan akan lebih tinggi dari peningkatan biaya-biaya? Untuk hal itu ada 2 (dua) alat analisa
yang dapat digunakan, yaitu: pendekatan laba rugi dan analisis incremental.

Anda mungkin juga menyukai