Anda di halaman 1dari 19

Manajemen Piutang

PERTEMUAN 8 – MANAJEMEN KEUANGAN


*SUMBER : BUKU MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN – I MADE SUDANA PENERBIT ERLANGGA
Manajemen Piutang

Jika perusahaan menjual barang secara kredit maka akan timbul piutang. Alasan
perusahaan melakukan penjualan secara kredit:
Meningkatkan penjualan
Persaingan

Adanya kapasitas menganggur


Komponen Kebijakan Kredit

a. Syarat penjualan : Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat


penjualan harus menentukan secara spesifik mengenai jangka waktu kredit,
potongan tunai dan periode potongan, serta jenis kredit.
b. Analisis kredit : Aspek yang dianalisis biasanya didasarkan pada five C’s of
credit, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.
c. Kebijakan penagihan piutang : Setelah kredit diberikan, perusahaam
mempunyai masalah yang potensial dalam pengumpulan kas, untuk itu
perusahaan harus menentukan kebijakan penagihan piutang.
Investasi Dalam Piutang

Investasi dalam piutang bagi suatu perusahaan tergantung pada jumlah penjualan
kredit dan rata-rata periode pengumpulan piutang (average collection period
atau ACP).

Sebagai contoh, jika ACP perusahaan adalah 30 hari, dan penjualan secara kredit
Rp1.000 per hari, maka piutang perusahaan adalah: 30 x Rp 1.000.000 = Rp
30.000.000 secara rata-rata.

Account receivable = Average daily sales x ACP


Syarat Penjualan Secara Kredit

Syarat penjualan mencakup tiga unsur yang berbeda, yaitu: jangka waktu kredit, potongan
tunai dan periode potongan.

Sebagai contoh, syarat penjualan adalah: 2/10, net 60, misalkan pelanggan membeli barang
senilai Rp 1.000.000 , maka :
 Pelanggan mempunyai pilihan untuk membayar dalam 10 hari sebesar: Rp 1.000.000
x (1 – 0,02) = Rp 980.000 atau membayar Rp 1.000.000 dalam waktu 60 hari.
Jangka Waktu Kredit

Terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi jangka waktu kredit, yaitu:
a.Jenis barang yang dihasilkan atau dijual
b.Permintaan konsumen
c.Biaya, profitabilitas dan standarisasi
d.Risiko kredit
e.Besarnya transaksi
f.Persaingan

g.Jenis pelanggan
Potongan Tunai

Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelanggan membayar lebih cepat dari jangka waktu kredit.
Contoh dengan syarat penjualan 2/10, net 20. Apakah potongan 2% tersebut menarik bagi pembeli untuk
membayar lebih cepat ?
Anggap pembeli membeli barang senilai Rp 1.000.000, Pembeli dapat membayar Rp 980.000 dalam jangka
waktu 10 hari atau menunggu 20 hari dan membayar Rp 1.000.000.
Hal ini berarti pembeli meminjam Rp 980.000 ,- selama 20 hari dan membayar bunga Rp20.000,- Dengan bunga
Rp 20.000 atas pinjaman Rp 980.000 berarti suku bunga pinjaman tersebut adalah : Rp 20.000 / Rp 980.000 =
2,0408%, Harus diingat suku bunga tersebut untuk jangka waktu 20 hari.
Ada 365/20 = 18,25 periode dalam satu tahun, jika pembeli tidak mengambil kesempatan untuk memperoleh
potongan tunai, berarti pembeli membayar suku bunga efektif tahunan (effective annual rate atau EAR) sebesar:
EAR = ((1 + 0,020408) pangkat 18,25) – 1 = 44,6%
Potongan Tunai dan ACP

Sebagai contoh, anggap sekarang perusahaan mempunyai syarat penjualan net 30 dan ACP selama 30 hari.
Jika perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/10, net 30, dan sebanyak 50% pelanggan (atas volume pembelian)
memanfaatkan kesempatan memperoleh potongan dan membayar dalam waktu 10 hari, sedangkan sisanya
membayar dalam waktu 30 hari. Berapa ACP setelah perubahan kebijakan kredit tersebut ? Jika penjualan
perusahaan sebanyak Rp15 juta setiap tahun (sebelum potongan), berapa investasi dalam piutang ?
Jika dianggap 50% pelanggan membayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya membayar dalam waktu 30 hari, maka
ACP yang baru adalah :
ACP baru = 0,50 x 10 hari + 0,50 x 30 hari = 20 hari
Dengan demikian ACP mengalami penurunan dari 30 hari menjadi 20 hari.
Rata-rata penjualan per hari adalah Rp15 juta / 365 = Rp 41.096
Piutang akan berkurang sebesar Rp 41.096 x 10 = Rp410.960
Analisis Kebijakan Kredit

Dalam mengevaluasi kebijakan kredit, ada lima faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1.Dampak terhadap penjualan (revenue effects).
2.Dampak terhadap biaya (cost effect).
3.Biaya atas utang.
4.Kemungkinan tidak membayar.
5.Potongan tunai
Mengevaluasi Usulan Kebijakan Kredit

Contoh perusahaan CITRA, yang mengevaluasi permintaan dari sejumlah pelanggan untuk
merubah kebijakan kredit sekarang, menjadi net 30 hari.
Untuk menganalisis perlu dijelaskan notasi yang digunakan sebagai berikut:
P = Harga per unit
v = Biaya variabel per unit
Q = Jumlah unit produk yang dijual per bulan sekarang
Q’= Jumlah unit produk yang dijual pada kebijakan baru
R = Tingkat keuntungan yang disyaratkan per bulan
Mengevaluasi Usulan Kebijakan Kredit

Untuk menjelaskan perhitungan NPV akibat dari perubahan kebijakan kredit perusahaan CITRA
berikut ini adalah informasi perusahaan CITRA:
P = Rp 50
v = Rp 20
Q = 100
Q’ = 11
Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan 2% per bulan, apakah perubahan kebijakan kredit
perusahaan CITRA menguntungkan ? Perusahaan saat ini bekerja masih dibawah kapasitas
normal, sehingga peningkatan produksi dan penjualan tidak berdampak pada biaya tetap.
Mengevaluasi Usulan Kebijakan Kredit

Penjualan perusahaan CITRA sekarang setiap bulan = P x Q = Rp 5.000,-


Biaya variabel setiap bulan adalah = v x Q = Rp 2.000,-
Arus kas dari kebijakan lama = (P – v) Q = ( Rp 50 – Rp 20 ) x 100 = Rp 3.000

Jika perusahaan CITRA merubah kebijakan kreditnya, menjadi net 30 hari, maka kuantitas barang yang
dijual meningkat menjadi Q’ = Penjualan tiap bulan menjadi P x Q’ dan biaya variabel menjadi v x Q’.
Arus kas kebijakan baru = ( P – v ) Q’ = ( Rp 50 – Rp 20 ) x 110 = Rp 3.300 Incremental arus kas = (P –
v)(Q’ – Q) = (Rp 50 – Rp 20)(110 – 100) = Rp 300.
Nilai sekarang dari arus kas incremental adalah :
PV = {(P – v )(Q’ – Q)}/ R = {( Rp 50 – Rp 20)(110 – 100) }/0,02 = Rp 300 / 0,02 = Rp 15.000
Biaya Perubahan Kebijakan Kredit

Pertama, karena penjualan meningkat dari Q menjadi Q’, perusahaan harus memproduksi lebih
banyak, yaitu Q’ – Q , dan biaya v ( Q’ – Q ) = Rp 20 ( 110 – 100 ) = Rp200
Kedua, penjualan yang dapat dikumpulkan menjadi kas pada bulan ini berdasarkan kebijakan
sekarang = P x Q = Rp50 x100 = Rp5.000 tidak akan bisa dikumpulkan sampai dengan 30 hari
kemudian berdasarkan kebijakan baru. Besarnya biaya perubahan kebijakan adalah:
Biaya perubahan kebijakan = PxQ + v ( Q’ – Q ) = Rp Rp 200 = Rp 5.200
NPV arus kas dari perubahan kebijakan

NPV = - { PxQ + v ( Q’ – Q )} + { ( P – v )(Q’ – Q )}/ R = - Rp Rp15.000 = Rp9.800

Karena NPV perubahan kebijakan kredit positif, maka perubahan kebijakan kredit adalah
menguntungkan perusahaan CITRA
Kebijakan Pengumpulan Piutang

 Pemantauan piutang
 Perusahaan dapat menyusun aging schedule, sebagai salah satu alat untuk memantau piutang.
Dalam hal ini piutang diklasifikasikan berdasarkan umur, sebagaimana tampak pada tabel
berikut. Misalkan perusahaan memiliki piutang sebesar Rp 100.000.000
Upaya Pengumpulan Piutang

1. Mengirim surat pemberitahuan kepada pelanggan tetang telah jatuh temponya


piutang.
2. Perusahaan menghubungi pelanggan melalui telepon
3. Menugaskan kepada tenaga penagih untuk melakukan penagihan piutang
4. Melakukan upaya hukum untuk melakukan penagihan.
Tugas Individu
*tulis tangan, diupload di Ilmu dalam bentuk PDF / JPG

1. Perusahaan MONICA mempunyai penjualan RP 400.000.000 per tahun.


Dengan kebijakan kredit yang ditetapkan sebanyak 50% (atas dasar penjualan
dalam rupiah) dari pelanggan membayar hari ke 10, 40% membayar pada hari
ke 30 dan 10% membayar pada hari ke 40. Perusahaan menerapkan syarat
kredit sebagai berikut : 1/10, net 30. Berdasarkan informasi tersebut :
 Berapa rata-rata hari pengumpulan piutang pada perusahaan MONICA?
 Berapa besarnya jumlah potongan tunai (total cash discount) yang harus diberikan
perusahaan MONICA?
Tugas Individu
*tulis tangan, diupload di Ilmu dalam bentuk PDF / JPG

2. PT ABC sedang mempertimbangkan kebijakan kreditnya. Kebijakan sekarang adalah


penjualan tunai. Adapun penjualan dalam satu periode yangd apat dicapai adalah sebesar
5.000 unit dengan harga jual Rp 95 per unit. Sekarang dipertimbangkan untuk melakukan
penjualan kredit, diperkirakan dengan kebijakan baru ini oenjualan tidak mengalami
perubahan yaitu 5.000 unit tetapi harga jual dinaikkan menjadi RP 100 per unit namun
piutang ragu ragu diperkirakan 2% dan semua pelanggan diharapkan membeli secara
kredit. Apabila required rate of return 3% :
 Layakkah perusahaan mengubah kebijakan kreditnya?
 Apabila hanya 50% pelanggan yang memanfaatkan pembelian secara kredit dan sisanya
melakukan pembelian tunai, layakkah perusahaan mengubah kebijakan kreditnya?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai