Anda di halaman 1dari 16

Ingoude

Company

MANAJEMEN
PIUTANG
Kelompok 5

Untuk mengetahui alasan perusahaan melakukan


penjualan secara kredit

www.reallygreatsite.com
Anggota Kelompok

Nida’ nurtsani (2205021100 Hanif Nurkholis (220502110077)

Alya monika (220502110076) Putri Divayani A.R 220502110078)

Meta lutf (2205021100


Pengertian Manajemen Piutang
Manajemen Piutang adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam bentuk
klaim kepada pihak lain, baik terhadap perorangan, badan usaha
maupun pihak tertagih lainnya atas aktiva atau kekayaan
perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya
transaksi penjualan kredit dengan pihak lain.

Penyelesaiannya dilakukan dengan penerimaan baik berupa


uang, barang atau jasa dengan menggunakan sumberdaya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Alasan mengapa perusahaan melakukan penjualan secara kredit

Ada beberapa alasan mengapa


perusahaan melakukan penjualan
secara kredit, yaitu: untuk
meningkatkan penjualan,
perusahaan memiliki kapasitas
produksi yang menganggur, dan
karena alasan persaingan.
Penjualan secara kredit
menimbulkan biaya dan manfaat
bagi perusahaan.
Syarat Penjualan Secara Kredit
• Jangka Waktu Kredit
Yaitu lamanya waktu saat penjualan dilakukan sampai dengan pelanggan harus melunasi utangnya. Jangka waktu kredit sangat
bervariasi antarindustri, tetapi biasanya antara 30 hari sampai dengan 120 hari. Tanggal nota (invoice) merupakan awal periode
kredit, biasanya merupakan tanggal saat barang dikirim, bukan merupakan tanggal saat barang diterima pembeli. Seasonal
dating, kadang-kadang dipakai untuk mendorong penjualan barang-barang musiman ketika tidak musimnya. Dalam hal ini
barang dikirim lebih dahulu, tetapi invoice ditanggali kemudian, misalnya barang dikirim januari, dengan syarat 2/10, net 30,
invoice baru ditanggali 1 Mei saat mulainya jangka waktu kredit. Cara ini dapat mendorong pelanggan memesan barang lebih
awal.
• Potongan Tunai
Merupakan bagian dari syarat penjualan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar dalam periode potongan. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong pelanggan membayar lebih cepat dari jangka waktu kredit.

"A plan without action is useless. Action without a plan is fatal."


Sebagai contoh:
Dengan syarat penjualan 2/10, net 30. pembeli membeli barang
senilai Rp 1.000.000. Pembeli dapat membayar Rp 980.000,
dalam jangka waktu 10 hari atau menunggu 20 hari dan
membayar Rp 1.000.000, Hal ini pembeli meminjam Rp
980.000 selama 20 hari dan membayar bunga Rp 20.000. Jadi
suku bunga pinjaman tsb adalah 20.000/980.000= 2,04008%.
Jika pembeli tidak mengambil kesempatan untuk memperoleh
potongan tunai, berarti pembeli membayar suku bunga efektif
tahunan (effective annual rate atau EAR) sebesar:

EAR = (1 + 0,020408)18,25 - 1 = 44,6%

Dari sudut pandang pembeli hal ini merupakan sumber dana


yang sangat mahal.
• Potongan Tunai dan Average Collection Period (ACP)
Perusahaan menawarkan syarat penjualan net 30, dan ACP selama 30 hari. Jika perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/10,
net 30, dan sebanyak 50% pelanggan (atas volume pembelian) memanfaatkan kesempatan memperoleh potongan dan
membayar dalam jangka waktu 10 hari, sedangkan sisanya membayar dalam waktu 30 hari. Jika penjualan sebanyak 15 juta
setiap tahun (sebelum potongan).
dan Jika dianggap 50% pelanggan membayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya membayar dalam waktu 30 hari, maka ACP
yang baru adalah:

ACP baru = 0,50 x 10 hari + 0,50 x 30 hari = 20 hari

Dengan demikian ACP mengalami penurunan dari 30 hari menjadi 20 hari. Rata-rata penjualan per hari adalah Rp 15 juta/365
= Rp 41.096 dan piutang akan berkurang sebesar Rp 41.096 x 10 = Rp 410.960.

"A plan without action is useless. Action without a plan is fatal."


• Jenis Kredit
Kebanyakan kredit dagang yang ditawarkan merupakan open account. Hal ini
berarti bukti formal kredit adalah berupa invoice yang dikirim bersamaan dengan
pengiriman barang dan ditandatangani pembeli sebagai bukti barang telah diterima.

Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk menandatangani promissory note,


yang biasanya digunakan untuk nilai transaksi yang besar, dan tidak ada potongan
tunai yang ditawarkan, atau ketika perusahaan memperkirakan akan terjadi
masalah dalam pelunasan. Salah satu permasalahan dalam promissory note adalah,
penandatanganan dilakukan setelah barang dikirim. Salah satu cara untuk
mendapatkan komitmen kredit dari pelanggan sebelum barang dikirim adalah
dengan commercial draft.
Komponen Kebijakan Kredit
• Syarat Penjualan
Menentukan bagaimana perusahaan menjual barang atau jasanya, apakah dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan
secara kredit, maka syarat penjualan harus menentukan secara spesifik mengenai jangka waktu kredit, potongan tunai serta
jenis kredit.
• Analisis Kredit
Perusahaan akan menentukan berapa banyak upaya yang dilakukan untuk dapat membedakan antara pelanggan yang akan
membayar dan pelanggan yang tidak membayar. Hal ini dianalisis berdasarkan pada five C’s of credit, yaitu character, capacity,
capital, collateral, dan condition.
• Kebijakan Penagihan Piutang
Setelah kredit diberikan, perusahaan mempunyai masalah yang potensial dalam pengumpulan kas, untuk itu perusahaan harus
menentukan kebijakan penagihan piutang.

"A plan without action is useless. Action without a plan is fatal."


Analisis Kebijakan Kredit

Dampak terhadap penjualan Dampak terhadap biaya Kemungkinan tidak


Biaya atas utang Potongan tunai
membayar
Ketika perusahaan memberikan Meskipun perusahaan mengalami Ketika perusahaan memutuskan Jika perusahaan menjual secara Ketika perusahaan menawarkan
kredit, maka akan terjadi penundaan penerimaan penjualan, untuk memberikan kredit, kredit, kemungkinan sebagian dari potongan tunai sebagai bagian dari
penundaan penerimaan kas karena perusahaan tetap menanggung perusahaan harus merencanakan pembeli tidak membayar. Hal ini syarat kredit, sejumlah pelanggan
pelanggan memperoleh biaya atas penjualan tersebut. Baik pembelajaan atas piutang yang tidak akan terjadi jika perusahaan akan memilih untuk membayar
keuntungan dari penawaran kredit. perusahaan menjual secara tunai dihasilkan. Sebagai menjual secara tunai. lebih awal untuk memperoleh
Hal ini juga menguntungkan bagi atau kredit, perusahaan tetap harus konsekuensinya, biaya pinjaman potongan.
perusahaan karena adanya membeli atau memproduksi barang jangka pendek perusahaan
pemberian kredit juga dapat yang dijual. meruapakan faktor yang penting
meningkatkan jumlah barang yang dipertimbangkan dalam pemberian
dijual. kredit.
Mengevaluasi Usulan Kebijakan Kredit
P: Harga per unit
v: Biaya variabel per unit
Q: Jumlah unit produk yang dijual per bulan sekarang
Q’: Jumlah unit produk yang dijual pada kebijakan baru
R: Tingkat keuntungan yang disyaratkan per bulan

Untuk menjelaskan perhitungan NPV akibat dari perubahan kebijakan kredit perusahaan CITRA, berikut ini adalah
informasi berkaitan dengan perusahaan CITRA:
P= Rp 50
v= Rp 20
Q= 100
Q’= 110
Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan 2%per bulan, apakah perubahan kebijakan kredit perusahaan CITRA
menguntungkan? Perusahaan saat ini bekerja masih di bawah kapasitas normal, sehingga peningkatan produksi dan
penjualan tidak berdampak pada biaya tetap.
Penjualan perusahaan CITRA sekarang setiap bulan= PxQ= Rp 5.000,- dan biaya variabel setiap bulan adalah vxQ=
Rp 2.000
Arus kas dari kebijakan lama= (P - v) . Q
= (Rp 50 - Rp 20) x 100 = Rp 3.000
Jika perusahaan CITRA mengubah kebijakan kreditnya menjadi net 30 hari, maka kuantitas barang yang dijual
meningkat menjadi Q’=110. Penjualan tiap bulan menjadi PxQ’ dan biaya variabel menjadi vxQ’. Arus kas kebijakan
baru akan menjadi:
Arus kas kebijakan baru= (P - v) . Q’
= (Rp 50 - Rp 2) x 110 = Rp 3.300
Incremental arus kas= (P - v) . (Q’ - Q)
= (Rp 50 - Rp 20) . (110 - 100) = Rp 300
Nilai sekarang dari arusa kas incremental adalah:
PV = {(P - v) . (Q’ - Q)} / R
= {(Rp 50 - Rp 20) . (110 - 100)} / 0,02
= Rp 300/0,02 = Rp 15.000
Ada dua komponen yang harus dipertimbangkan dalam menghitung biaya dari
perubahan kebijakan kredit:
• Karena penjualan meningkat dari Q menjadi Q’, perusahaan harus
memproduksi lebih banyak, yaitu Q’ -Q, dan biaya v (Q’ - Q) = Rp 20 (110 -
100) = Rp 200
• Penjualan yanh dapat dikumpulkan menjadi kas pada bulan ini berdasarkan
kebijakan sekarang = P x Q = Rp 50 x 100 = Rp 5.000 tidak akan bisa
dikumpulkan sampai dengan 30 hari kemudian berdasarkan kebiajkan baru.
Besarnya biaya perubahan kebijakan adalah:
Biayaperubahan kebijakan = P x Q + v (Q’ - Q)
= Rp 5.000 + Rp 200 = Rp 5.200
NPV dari perubahan kebijakan adalah:
NPV = -{P x Q + v (Q’ - Q)} + {(P -v) . (Q’ - Q)} / R
= - Rp 5.200 + Rp 15.000
= Rp 9.800
Karena NPV perubahan kebijakan kredit positif, maka perubahan kebijakan kredit
adalah menguntungkan perusahaan CITRA
Informasi Kredit

• Laporan Keuangan • Bank


Perusahaan dapat meminta perusahaan pelanggan Bank biasanya memberikan bantuan ke[pada
1% untuk menyediakan laporan keuangannya, seperti: 3% perusahaan yang menjadi nasabahnya dalam
neraca, laporan laba rugi dsb menyediakan informasi tentang kredit perusahaan
lainnya.

• Laporan kredit yang berkaitan dengan masa lalu


pelanggan dalam pembayaran kredit dengan
informasi lain • Catatan pembayaran perusahaan pelanggan lain
di masa lalu
2% Berkaitan dengan informasi ini, memang hanya 4%
sedikit perusahaan uang menjual informasi historis
kredit perusahaan
Kebijakan Pengumpulan Piutang
• Kebijakan pengumpulan piutang merupakan komponen
terakhirbdari kebijakan kredit. Hal ini mencakup pemantauan
piutang dan memperoleh pembayaran atau piutang yang
telah jatuh tempo.

Pemantauan Piutang
• Pemantauan piutang Untuk menjaga agar pelanggan
membayar kewajibannya tepat waktu, kebanyakan
perusahaan akan memantau piutang yang telah jatuh tempo,
pertama, perusahaan perlu memperhatikan ACP dari waktu
ke waktu. Jika terjadi peningkatan ACP, maka perlu
mendapatkan perhatian yang lebih serius dari perusahaan.
Kedua, perusahaan dapat menyusun aging schedule, sebagai
salah satu alat untuk memantau piutang. Dalam hal ini
piutang diklasifikasikan berdasarkan umur, sebagaimana
tampak pada tabel berikut. Misalkan perusahaan memiliki
piutang sebesar Rp 100.000.000
Tabel 18-1 Aging Schedule
Umur Piutang Jumlah Persentase Terhadap Total Piutang

0 - 10 Hari Rp 50.000.000 50%

11 - 60 Hari Rp 25.000.00 25%

61 - 80 Hari Rp 20.000.000 20%

Lebih Dari 80 Hari Rp 5.000.000 5%

Total Rp 100.000.000 100%

Apabila perusahaan menetapkan jangka waktu kredit 60 hari, berdasarkan Tabel 18.1 tersebut berarti
sebanyak 25% dari piutang telah terlambat pembayarannya apakah hal ini merupakan masalah bagi
perusahaan tergantung pada karakteristik dari perusahaan pelanggan.
Upaya Pengumpulan Piutang

Dalam upaya melakukan piutang perusahaan biasayanya


menempuh Langkah Langkah swbagai berikut:
• Mengirim surat pemberitahuan kepada pelanggan tentang
telah jatuh temponya piutang.
• Perusahaan menghubungi pelanggan melalui telepon.

3. Menugaskan Tenaga Penagih untuk melakukan


penagihan piutang
4. Melakukan upaya hukum untuk melakukan
penagihan.

Anda mungkin juga menyukai