Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN PIUTANG

A. PENTINGNYA INVESTASI PADA PIUTANG

Pada dewasa ini, dengan semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan
akan memaksa perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para
pelanggannya. Pembayaran tunai yang ditawarkan oleh suatu perusahaan menjadi sesuatu
yang sangat mustahil, sebab pesaing akan memberikan kemudahan dalam persyaratan
pembayaran. Oleh karena itu penjualan secara kredit menjadi suatu kebutuhan bagi
perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualannya. Dengan penjualan
secara kredit, maka akan muncul piutang dagang dan dengan munculnya piutang ini berarti
perusahaan harus menyisihkan sejumlah dana yang akan diinvestasikan ke dalam piutang
tersebut. Dengan demikian piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain
sebagai akibat penjualan secara kredit.
Seperti diuraikan di atas bahwa dengan adanya piutang ini berarti perusahaan harus
menyediakan dana yang diinvestasikan ke dalam piutang tersebut, apalagi dalam piutang
selalu akan timbul masalah piutang tidak tertagih. Oleh karena itu dalam memberikan kredit
harus direncanakan dengan baik, agar masalah piutang macet bisa dikendalikan. Di
samping itu, karena setiap dana yang digunakan perusahaan selalu ada biaya dananya,
maka perlu direncanakan besarnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang tersebut.
Besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:

1. Besarnya Volume Penjualan Kredit

Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan akan ikut menentukan
besar-kecilnya investasi dalam piutang. Semakin besar volume penjualan kredit akan
semakin besar investasi pada piutang. Demikian sebaliknya bila volume penjualan kredit
sedikit akan menurunkan investasi pada piutang. Misalnya barang yang dijual oleh
perusahaan mempunyai harga pokok Rp 25.000 per unit. Apabila volume penjualan kredit
sebesar 100.000 unit sekali perputaran, maka investasi pada piutang sebesar 100.000 x
Rp 25.000 = Rp 2.500.000.000. Dan bila ditingkatkan menjadi 200.000 unit, investasi pada
piutang akan menjadi Rp 5.000.000.000.
2. Syarat Pembayaran

Dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang tersebut jatuh tempo dan
apakah ada diskon yang diberikan. Misalnya ada syarat pembayaran 5/10 - n/60. artinya
bila piutang membayar paling lambat 10 hari dari tanggal penjualan akan diberikan diskon
sebesar 5%, dan batas akhir pembayaran selama 60 hari. Semakin panjang jangka waktu
kredit yang diberikan semakin besar investasi pada piutang.

3. Plafon Kredit

Pada sistem penjualan kredit, masing-masing pelanggan akan diberi batas maksimal
kredit yang bisa diambil (plafon kredit). Plafon kredit untuk masing-masing pelanggan tidak
harus sama. tetapi tergantung dari besarnya usaha yang dimiliki oleh pelanggan dan tingkat
kepercayaan perusahaan terhadap pelanggan. Semakin besar plafon kredit yang diberikan
untuk pelanggan semakin besar investasi dalam piutang. Misalnya perusahaan mempunyai
50 pelanggan, bila masing-masing pelanggan mendapatkan plafon Rp 20.000.000, maka
bila dimanfaatkan semua, harus disediakan dana untuk investasi pada piutang sebesar 50 x
Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000.000 dan bila ditingkatkan menjadi Rp 30.000.000 setiap
pelanggan. maka investasi pada piutang sebesar Rp 1.500.000.000.

4. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

Seperti disebutkan di atas bahwa dalam syarat pembayaran biasanya menawarkan


diskon atau potongan bila dibayar lebih awal. Apabila kebiasaan pelanggan dalam
membayar memanfaatkan masa diskon. maka investasi pada piutang semakin kecil tetapi
bila kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo investasi pada piutang semakin
besar.

5. Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang

Biasanya memberikan piutang jauh lebih mudah dibandingkan dengan


penagihannya. Oleh karena itu ada perusahaan yang menerapkan kebijakan dalam
pengumpulan piutang sangat ketat dan ada yang longgar. Bila menggunakan kebijakan
sangat ketat, maka apabila ada pelanggan yang belum melunasi piutang pada saat jatuh
tempo, tidak akan diberi kredit sampai dilunasinya piutang tersebut. Tapi ada juga yang
longgar sehingga walaupun belum membayar saat jatuh tempo masih diberi kredit lagi.
Dengan demikian semakin ketat kebijakan pengumpulan piutang semakin kecil investasi
pada piutang. dan bila longgar piutangnya juga akan semakin besar.
B. PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Kredit yang diberikan akan memunculkan piutang dagang. dan piutang dagang ini
tidak ada jaminan Undang-undangnya, sehingga apabila terjadi piutang tidak terbayar
(macet) maka sulit diselesaikan di pengadilan. Risiko yang selalu dihadapi oieh perusahaan
yang menjual produknya secara kredit adalah tidak terbayarnya piutang tersebut. Oleh
karena itu untuk mengantisipasi sedini mungkin terjadinya risiko kredit tersebut, maka
sebelum memberikan kredit perlu diadakan evaluasi terhadap calon-calon pelanggan.
Pertimbangan yang lazim digunakan untuk mengevaluasi calon pelanggan sering disebut
dengan prinsip 5C atau the live C's principles. Prinsip-prinsip SC tersebut adalah:

Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi.
kebiasaan-kebiasannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobynya.
Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini secara jujur berusaha
untuk memenuhi kewajibannya, dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.

Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat
dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah
perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana
mengatasi kesulitan). Capasity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan
dalam membayar.

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini
bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-Iaba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan
yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa
dinilai apakah layak calon pelanggan diberi kredit, dan berapa besar plafon kredit yang
layak diberikan.

Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan
benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir,
artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain,
maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

Condition. Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang
dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung
dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengkaitkan kondisi ekonomi dengan
usaha calon pelanggan.
C. PENGUKURAN EFISIENSI PIUTANG

Piutang yang diberikan kepada para pelanggan tentunya harus bisa mendatangkan manfaat
bagi perusahaan. Untuk itu perlu diketahui efisiensi piutang tersebut. Untuk mengukur
tmgkat efusiensi piutang bisa digunakan dua ukuran yakni tingkat perputaran puutang atau
rata-rata terkumpulnya piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang semakin efusien
piutang tersebut atau semakin cepat piutang dibayar semakin efisien.

Perputaran piutang

Piutang sebagai salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Tingkat
perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan.
Makln lama syarat pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang, yang berarti
semakm rendah tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran piutang atau receivable
turnover dapat diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata
piutang

Receivable Turnover = Penjualan kredit / Rata Rata Piutang

Sedangkan periode terikatnya dana dalam piutang atau periode pengumpulan piutang
(Average Collection Penod) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Average Coll Period = 360 / Receivable Turnover

D. ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG

Piutang bagaimanapun merupakan aktiva lancar yang kurang likuid, karena tidak
bisa mam sewaktu-waktu. Perusahaan pada dasarnya Iebih menginginkan aliran uang tunai
(cashflow) daripada jumlah piutang yang besar, karena kas bisa segera dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Dalam penjualan kredit, saat penjualan barang tidak bersamaan
waktunya dengan penerimaan kas. Oleh karena itu atas penjualan kredit tersebut perlu
dibuat perencanaan kapan piutang tersebut bisa diterima kas. Kegiatan perencaan
pemdmaan piutang menjadi uang tunai tersebut disebut anggaran pengumpulan piutang
(Receivable Collection Budget)

Budget pengumpulan piutang dapat disusun berdasarkan anggaran penjualan kredit


dengan memperhatikan kebiasaan pembayaran pelanggan dalam melunasi piutang.
Contoh 3.1
PT. MAGHFIRA merencanakan membuat anggaran pengumpulan piutang untuk 6 bulan
pertama tahun 2000. Anggaran penjualan kredit selama 6 bulan pertama tahun 2000
adalah sebagai berikut:
Januari Rp 100.000.000
Februari Rp 110.000.000
Maret Rp 115.000.000
April Rp 120.000.000
Mei Rp 105.000.000
Juni Rp 125.000.000
syarat pembayaran 5/10-n/60. Penjualan dianggap awal bulan, penjualan bulan November
dan Desember 1999 masing-masing sebesar Rp 90.000.000 dan Rp 95.000.000
Menurut pengalaman, pembayaran piutang tersebut adalah sebagai berikut:
a. 30% dibayar dengan memanfaatkan masa diskon
b. 10% dibayar pada bulan penjualan tanpa memanfaatkan masa diskon
c. 50% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan
d. 10% dibayar dua bulan setelah bulan penjualan

Dari contoh soal tersebut. perlu dihitung besarnya penerimaan kas dari piutang tersebut,
mnsalnya untuk bulan Januari 2000, berapa yang diterima bulan Januari, berapa yang
diterima bulan Februari, dan berapa yang diterima bulan Maret. Pada penjualan bulan
Januari 2000 tersebut. akan diterima bulan Januari sebesar 30% dengan diskon 5% (a) dan
10% (b) Yang diterima bulan Februari 50% (c) dan yang diterima bulan Maret 10%
(d) Dengan demikian dapat dihitung:

Penjualan Januari 2000 : Rp 100.000.000


Diterima Januari:
30% x Rp 100.000.000 = Rp 30.000.000
Diskon 5% x Rp 30.000.000 = Rp 1.500.000
Jumlah = Rp 28.500.000
10% x Rp 100.000.000 = Rp 10.000.000
Diterima Januari = Rp 38.500.000
Diterima Februari:
50% x Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000
Diterima Maret:
10% x Rp 100.000.000 = Rp 10.000.000
Setelah semua penjualan kredit dihitung kapan diterimanya beserta jumlah yang diterima
masing-masing bulan. maka dibuat anggaran pengumpulan piutang sebagai berikut:

ANGGARAN PENGUMPULAN KAS JAN – JUN 2000


(Ribuah Rupiah)

Diterima Bulan
Bulan Piutang
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Nov 90.000 9.000
Des 95.000 47.500 9.500
Jan 100.000 38.500 50.000 10.000
Feb 110.000 42.350 55.000 11.000
Mar 115.000 44.275 57.500 11.500
Apr 120.000 46.200 60.000 12.000
Mei 105.000 40.425 52.500
Jun 125.000 48.125
95.000 101.850 109.275 114.700 111.925 112.625

E. ANALISIS KEBIJAKSANAAN PIUTANG

Seperti diketahui bahwa tujuan perusahaan menjual barangnya secara kredit adalah
untuk meningkatkan volume penjualan. Dengan naiknya volume penjualan sangat
diharapkan akan menaikkan keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Oleh karena itu
kebijaksanaan pemberian piutang harusnya bisa menambah laba perusahaan. Hal ini
disebabkan, di satu sisi volume penjualan diharapkan naik, tetapi dengan penjualan kredit
akan menimbulkan investasi pada piutang, dan dana yang digunakan untuk investasi pada
piutang tentu saja mempunyai biaya dana atau cost of capital. Oleh karena itu
kebijaksanaan penjualan kredit perlu dianalisis apakah memang ada tambahan manfaat
(keuntungan) yang didapatkan oleh perusahaan.

Dalam analisis kebijakan piutang tersebut perlu dicari dan dibandingkan antara
manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang akan ditanggung perusahaan. Sejauh
manfaat yang didapat lebih besar dibanding dengan pengorbanannya, maka kebijaksanaan
pemberian piutang dapat dibenarkan secara finansial.
Contoh 3.2
Perusahaan ANGGITA semula hanya menjual barangnya dengan sistem tunai. Benjualan
yang mampu dihasilkan selama setahun dengan penjualan tunai tersebut sebesar Rp
4.000.000.000,-. Kemudian perusahaan merencanakan untuk mengubah sistem
penjualannya dengan sistem kredit dengan n/60, artinya pembeli harus membayar paling
lambat selama 60 hari. Dengan penjualan secara kredit diperkirakan penjualan akan
meningkat cukup pesat menjadi 5.400.000.000,-. Profit margin atau tingkat keuntungan
diperkirakan 20% dan biaya dana 22% per tahun. Apakah kebijaksanaan kredit ini secara
finansial layak?
Dari contoh tersebut, bisa dicari manfaat dan pengorbanannya. yang nantinya
diperbandingkan. Manfaat yang diperoleh adalah tambahan laba sebagai akibat kenaikan
penjualan, sedangkan pengorbanannya adalah biaya dana sebesar 22% dari kebutuhan
dana yang diinvestasikan pada piutang. Untuk itu kita cari manfaat dan pengorbanan
sebagai berikut:

Manfaat:
Tambahan laba karena kenaikan penjualan
20% x (5.400.000.000-4.000.000.000) 280.000.000

Pengorbanan:
Perputaran Piutang 360:60 = 6 kali
Rata Rata Piutang 5.400.000.000/6= 900.000.000

Dana Investasi pada piutang 900.000.000*(1-0,2)= 720.000.000

Biaya Dana untuk investasi pada piutang 22% x 720.000.000 158.400.000


Tambahan Manfaat Bersih 121.600.000

Dari perhitungan manfaat dan pengorbanan di atas, ternyata dengan perubahan


kebijaksanaan dari penjualan tunai ke penjualan secara kredit, ternyata mendatangkan
manfaat bersih sebesar Rp 121.600.000, artinya kebijaksanaan tersebut layak untuk
diterapkan.

Penjualan Kredit dengan Diskon

Seringkali dalam menjual secara kredit perusahaan memberikan cash discount


kepada pelanggannya bila dibayar selama jangka waktu tertentu. Diskon ini diberikan
dengan maksud agar para pelanggan dapat membayar lebih awal. Misalnya perusahaan
memberikan syarat pembayaran 4/10 n/60 artinya akan diberikan diskon sebesar 4% bila
dibayar paling lambat 10 hari setelah tanggal penjualan, sedangkan jatuh temponya sendiri
selama 60 hari. Atas pemberian diskon ini, bisa saja pembayaran menjadi 50% dibayar
pada masa diskon 10 hari dan 50% dibayar sesuai jatuh temponya 60 hari. Dengan
demikian keuntungan yang diharapkan dengan adanya diskon tersebut adalah periode
terikatnya dana dalam piutang semakin kecil.
Misalnya dari Contoh 3.2 di atas perusahaan mempertimbangkan untuk memberikan
diskon kepada pelanggannya sebesar 2% bila dibayar paling lambat 20 hari atau syarat
pembayarannya 2/20-n/60, apakah kebijaksanaan pemberian diskon tersebut
menguntungkan bagi perusahaan. Atas kebijaksanaan tersebut, diperkirakan 50% akan
memanfaatkan masa diskon dengan pembayaran 20 hari dan 50% akan dibayar sesuai
jatuh temponya.
Untuk memutuskan apakah pemberian diskon ini layak atau tidak, kita menghitung
tambahan manfaat dan pengorbanan antara penjualan secara kredit dengan diskon dan
tanpa diskon. Tambahan manfaat atas penjualan dengan diskon adalah penurunan biaya
dana akibat turunnya investasi pada piutang. Sedangkan pengorbanannya berupa diskon
Yang diberikan kepada pelanggan. Perhitungan manfaat dan pengorbanan nya akan nampak
sebagai berikut:

Manfaat
Rata-rata pembayaran piutang = 0,5 (20) + 0,5 (60) = 40 hari
Perputaran piutang = 360/40 = 9 kali
Rata-rata Piutang = 5.400.000.000/9 = 600.000.000
Investasi pada piutang
600.000.000 x (1 - 0,2) = 480.000.000

Penurunan Biaya Dana


22% x (720.000.000 - 480.000.000) 52.800.000

Pengorbanan:
Diskon yang diberikan
2% x 5.400.000.000 108.000.000
Manfaat Bersih -55.200.000

Setelah dilakukan perhitungan manfaat dan pengorbanannya, ternyata didapatkan


manfaat bersih minus Rp 55.200.000, artinya pengorbanannya lebih besar, sehingga
kebijaksanaan pemberian diskon tersebut tidak menguntungkan.
Piutang Tidak Tertagih

Piutang Tidak Tertagih Seringkali dengan kebijaksaan penjualan kredit


mengakibatkan adanya sejumlah piutang yang tidak tertagih (bad debt). Piutang tidak
tertagih ini nantinya akan diperlakukan sebagai kerugian piutang dan masuk sebagai
elemen biaya operasi dalam laporan rugi-iaba. Dalam analisis kebijaksanaan kredit, taksiran
piutang tidak tertagih harus diperhitungkan sebagai pengorbanan. Misalkan pada Contoh
3.2 ditaksir ada piutang yang tidak dapat ditagih sebesar 1% dari total penjualan, maka
analisis kebijaksanaan kreditnya adalah sebagai berikut:

Manfaat:
Tambahan laba karena kenaikan penjualan
20% x (5,4 M – 4 M) 280.000.000

Pengorbanan:
Perputaran Piutang 360:60 = 6 kali
Rata Rata Piutang 5.400.000.000/6=900.000.000

Dana Investasi pada piutang 900 juta*(1-0,2)=720 juta

Biaya Dana untuk investasi pada 158.400.00


piutang 22% x 720.000.000 0

Kerugian Piutang Tak Tertagih 1% x 5.400.000.000 54.000.000


Total tambahan Biaya 212.400.000
Tambahan Manfaat Bersih 67.600.000

Ternyata apabila penjualan secara kredit tersebut ada sebagian yang tidak bisa
ditagih, masih mendapatkan tambahan manfaat bersih sebesar Rp 67.600.000, artinya
kebijaksanaan kredit bisa dijalankan.

F. SOAL DAN PENYELESAIAN

Soal Satu

Perusahaan ANEKA JAYA yang bergerak dalam penjualan barang-barang elektronik


merencanakan akan membuat anggaran pengumpulan piutang untuk 6 bulan kedua tahun
2000. Anggaran penjualan kredit selama 6 bulan kedua tahun 2000 adalah sebagai berikut:

Juli Rp 300.000.000
Agustus Rp 320.000.000
September Rp 310.000.000
Oktober Rp 340.000.000
November Rp 330.000.000
Desember Rp 350.000.000

Syarat pembayaran 5/20-n/60. Penjualan dianggap awal bulan, penjualan bulan Juni tahun
2000 sebesar Rp 310.000.000.

Menurut pengalaman ada piutang yang tidak bisa ditagih sebesar 2% dari penjualan, dan
pembayaran piutang tersebut adalah sebagai berikut:
a. 40% dibayar dengan memanfaatkan masa diskon
b. 58% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan

Diminta: membuat Anggaran Pengumpulan Piutang

Jawab:

Untuk membuat anggaran pengumpulan piutang, maka perlu dihitung berapa yang diterima
kas pada masing-masing bulan sebagai berikut:

Penjualan Juni diterima :


Juli = 58% x 310.000.000 = Rp 179.800.000

Penjualan Juli diterima:


Juli = 40% x Rp 300.000.000 (1-0,05) = Rp 114.000.000
Agustus = 58% x Rp 300.000.000 = Rp 174.000.000

Penjualan Agustus diterima:


Agustus = 40% x Rp 320.000.000 (1-0,05) = Rp 121.600.000
September = 58% x Rp 320.000.000 = Rp 185.600.000

Penjualan September diterima:


September = 40% x Rp 310.000.000 (1-0,05) = Rp 117.800.000
Oktober = 58% x Rp 310.000.000 = Rp 179.800.000

Penjualan Oktober diterima:


Oktober = 40% x Rp 340.000.000 (1-0,05) = Rp 129.200.000
November = 58% x Rp 340.000.000 = Rp 197.200.000

Penjualan November diterima:


November = 40% x Rp 330.000.000 (1-0,05) = Rp 125.400.000
Desember = 58% x Rp 330.000.000 = Rp 191.400.000

Penjualan Desember diterima:


Desember = 40% X Rp 350.000.000 (1-0,05) = Rp 133.000.000

Setelah itu dimasukkan ke dalam tabel anggaran pengumpulan piutang sebagai berikut:

Diterima Bulan
Bulan Piutang
Jul Agst Sept Okt Nov Des
Juni 310.000 179.800
Jul 300.000 114.000 174.000
Agst 320.000 121.600 185.600
Sept 310.000 117.800 179.800
Okt 340.000 129.200 197.200
Nov 330.000 125.400 191.400
Des 350.000 133.000
293.800 295.600 303.400 309.000 322.600 324.400

Soal Dua

UD. SAFARI menjual barang dagangannya secara tunai. Harga beli barang dagangan
tersebut sebesar Rp 4.800 per unit dan dijual dengan harga Rp 6.000 per unit. Penjualan
per tahun bisa mencapai 400.000 unit. Saat ini perusahaan ingin menjual barang
dagangannya secara kredit dengan syarat 5/30 net 90, dan harga jual tidak berubah.
Dengan penjualan kredit, diperkirakan penjualan bisa mencapai 600.000 unit per tahun.
Dan diperkirakan pelanggan yang akan memanfaatkan masa diskon sebanyak 50%, sedang
sisanya akan membayar dalam jangka waktu 90 hari. Biaya modal 21% per tahun.
Diminta:
a. Rata-rata pembayaran piutang.
b. Rata-rata piutang bila penjualan dilakukan secara kredit.
c. Rata-rata dana yang diperlukan untuk membelanjai piutang.
d. Diskon yang diberikan kepada pelanggan.
e. Biaya modal yang ditanggung (Rp) oleh perusahaan dari dana yang tertanam pada
piutang.
f. Tambahan keuntungan yang diperoleh kalau beralih ke penjualan kredit.
9. Apakah perusahaan sebaiknya beralih ke penjualan kredit?
Jawab:

a. Rata-rata pembayaran piutang =(50% x 30) + (50% x 90) = 60 hari


Perputaran piutang = 360/60 = 6 kali
b. Rata-rata piutang penjualan dalam setahun = 600.000 x Rp 6.000 = Rp 3.600.000.000
Piutang rata-rata = Rp 3.600.000.000/6 = Rp 600.000.000
c. Rata-rata dana untuk investasi piutang = Rp 600.000.000 x (4.800/6.000)
= Rp 480.000.000
d. Diskon yang diberikan = 5% x 50% x Rp 3.600.000.000 =Rp 90.000.000
e. Biaya modal yang ditanggung = 21% x Rp 480.000.000 = Rp 100.800.000
f. Tambahan keuntungan dengan penjualan kredit
= (600.000 - 400.000) x (Rp 6.000 - Rp 4.800) = Rp 240.000.000
g. Tambahan keuntungan Rp 240.000.000
Tambahan biaya modal Rp 100.800.000
Diskon yang diberikan Rp 90.000.000
(Rp 190.800.000)
Tambahan keuntungan bersih Rp 49.200.000
Jadi sebaiknya perusahaan beralih ke penjualan kredit.

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Perusahaan MENAKJINGGO sedang membuat perencanaan anggaran pengumpulan
piutang untuk enam bulan pertama tahun 2000. Data penjualannya adalah sbb :
Januari Rp 250.000.000
Februari Rp 270.000.000
Maret Rp 260.000.000
April Rp 240.000.000
Mei Rp 280.000.000
Juni Rp 290.000.000
Syarat pembayaran 4/20-n/60. Penjualan dianggap pada awal bulan, penjualan bulan
November dan Desember 1999 masing-masing sebesar Rp 230.000.000 dan
Rp 240.000.000. Menurut pengalaman, pembayaran piutang tersebut adalah sbb :
a. 40% dibayar dengan memanfaatkan masa diskon
b. 10% dibayar pada bulan penjualan tanpa memanfaatkan masa diskon
c. 35% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan
d. 15% dibayar dua bulan setelah bulan penjualan

Diminta: Membuat anggaran pengumpulan piutang bulan Januari sampai Juni 2000.
2. Perusahaan SENTANA dalam melakukan penjualan produk-produknya selalu dengan
tunai. Penjualan yang didapat selama satu tahun sebesar Rp 2.000.000.000 dengan
profit margin 18%. Untuk tahun selanjutnya perusahaan mempertimbangkan untuk
mengubah kebijaksanaan penjualannya menjadi secara kredit dengan jangka waktu 50
hari sudah harus dibayar. Atas perubahan kebijaksanaan ini diperkirakan mampu
meningkatkan penjualan menjadi Rp 3.600.000.000. Biaya dana yang perlu
diperhitungkan sebesar 19%, dan diperkirakan 1,5% dari penjualan merupakan piutang
yang tidak bisa ditagih. Apakah kebijaksanaan kredit tersebut layak diterapkan?

3. PT. ARIMBI selama ini menjalankan sistem administrasi pengumpulan piutangnya secara
manual, sehingga sering terjadi piutang yang seharusnya sudah ditagih, tetapi belum
ditagih karena lambatnya informasi dari bagian administrasi piutang. Akibatnya periode
pengumpulan piutang menjadi semakin lama yakni 90 hari. Untuk itu perusahaan
merencanakan untuk mengubah sistem administrasi piutangnya menjadi sistem
komputer. Dengan sistem komputer, informasi pelanggan yang harus ditagih setiap
harinya sudah bisa langsung dideteksi sehingga piutang bisa dikumpulkan rata-rata
dalam 50 hari. Penjualan yang dilakukan secara kredit setahun mencapai
Rp 7.200.000.000 dengan profit margin 15%. Investasi pada peralatan komputer
sebesar Rp 100.000.000 dengan biaya operasi setiap tahunnya sebesar Rp 30.000.000.
Sistem komputer ini bisa dimanfaatkan selama 4 tahun. Apakah perubahan sistem
penagihan yang dilakukan perusahaan layak bila biaya dana 17%.

4. Perusahaan ANUGERAH menjual barang dagangannya secara kredit dengan persyaratan


2/30 net 90. Penjualan yang bisa direalisir adalah sebesar 200.000 unit per bulan,
dengan harga jual per unit Rp 1.000 dan harga belinya Rp 800 per unit. Piutang yang
tidak tertagih diperkirakan sebesar 0.5% dari penjualan. Dari pengalaman, ternyata tidak
ada yang memanfaatkan masa diskon, yang mengakibatkan periode pengumpulan
piutang menjadi 90 hari.
a. Berapa keperluan dana untuk membelanjai piutang tersebut?
b. Apabila biaya modal sebesar 20% maka berapa rupiah besarnya biaya modal yang
harus ditanggung oleh perusahaan?
c. Misalkan, perusahaan mengubah persyaratan penjualan menjadi 3/30 net 90 dan
diperkirakan 30% pembeli akan memanfaatkan masa diskon dan sisanya membayar
pada hari ke 90. Berapa rata-rata pengumpulan piutang dengan perubahan tersebut?
d. Apabila penjualan tidak berubah (setelah perubahan kebijakan maupun sebelumnya),
berapa perusahaan bisa menghemat keperluan dana untuk piutang.

Anda mungkin juga menyukai