Anda di halaman 1dari 8

BAB X

ANGGARAN PIUTANG

Capaian Pembelajaran: Mahasiswa mampu menyusun anggaran piutang

10.1 Pengertian Anggaran Piutang

Piutang adalah salah satu bentuk investasi. Piutang tidak berbeda dengan
investasi lain seperti investasi yang berwujud dana kas dan bank. Persediaan
berbagai macam (bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi) dan
sebagainya. Sebagai salah satu bentuk investasi maka piutang dagang: 1)
Menyerap sejumlah dana modal kerja, 2) Mempunyai usia tertentu sesuai
dengan waktu keterikatannya, 3) Mempengaruhi tingkat risiko perusahaan
secara keseluruhan, 3) Perlu dimonitor tingkat efisiensi pengelolaannya dari
waktu ke waktu.

Budget piutang (receivable budget) adalah budget yang merencanakan


secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah piutang beserta
perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu
yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui budget piutang
selain menunjukkan jumlah piutang perusahaan pada suatu saat tertentu, juga
menunjukkan perubahannya (mutasinya), baik berupa tambahan piutang baru,
maupun pengurangan piutang sebagai akibat adanya pelunasan oleh pihak
debitur.

Pada umumnya piutang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi


penjualan secara kredit atas barang – barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
Penjualan – penjualan secara kredit ini sering dilakukan dalam rangka
meningkatkan jumlah penjualan, mengingat keadaan persaingan yang pada
umumnya semakin ketat. Biasanya penjualan kredit semacam ini dilakukan
dengan para pedagang penyalur yang membeli dalam jumlah banyak.

Penganggaran 84
10.2 Kegunaan Anggaran Piutang

Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun budget piutang


antara lain:

1. Dapat diperkirakan posisi piutang pada berbagai waktu.

2. Dapat diketahui jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih.

3. Dapat diperkirakannya arus kas masuk yang berasal dari penjualan dengan
kredit.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan penjualan


kredit antara lain:

1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omset penjulan. Pembeli yang


tidak memiliki likuiditas tinggi mungkin sekali akan terdorong untuk
melakukan pembelian, ataupun pembelian biasa yang jumlahnya kecil
akan terdorong untuk membeli lebih banyak dengan ditawarkannya kredit
pada mereka. Dengan demikian kebijakan kredit dapat meningkatkan daya
saing perusahaan itu.

2. Dengan meningkatnya volume penjualan maka keuntungan pun


diharapkan akan meningkat. Dengan demikian kredit akan mempunyai
akibat yang positif dari segi penilaian investasi secara keseluruhan.

3. Dengan adanya hubungan utang piutang maka hubungan dagang antara


perusahaan dengan para pembelinya menjadi lebih erat, sehingga kredit
menjamin kontinuitas hubungan.

4. Pada jenis usaha tertentu, seperti produsen rumah murah dan perdagangan
kendaraan bermotor, dimana hubungan kredit berjangka lama maka kredit
menciptakan keuntungan tambahan bagi penjual. Keuntungan yang
diperoleh bukan saja dari hasil menjual lebih banyak, melainkan juga
selisih bunga modal yang diperhitungkan terhadap pembeli dengan bunga
modal pinjaman yang sebenarnya harus dibayarkan pada bank sebagai
sumber dana pembelanjaan piutang.

Penganggaran 85
Berbagai jenis biaya yang timbul karena perusahaan menjual dangan
kredit antara lain berupa:

1. Biaya modal. Piutang sebagai salah satu bentuk investasi akan menyerap
sebagian dari modal perusahaan yang tersedia. Bila perusahaan
menggunakan modal sendiri seluruhnya, maka dengan adanya piutang
modal yang tersedia untuk investasi bentuk lain (persediaan, aktiva tetap,
dan sebagainya) akan berkurang. Dengan demikian biaya modal besarnya
sama dengan biaya modal sendiri. Bilamana modal sendiri tidak
mencukupi sehingga perusahaan terpaksa menggunakan pinjaman bank,
maka akan timbul beban biaya yang explisit yaitu dalam bentuk bunga
modal pinjaman. Oleh karena itu piutang sebagai investasi, dibelanjai
dengan modal sendiri atau modal dari luar, selalu menambah beban tetap
berwujud biaya modal. Dengan adanya piutang dagang kebutuhan modal
kerja akan meningkat.

2. Biaya administrasi meliputi:

a. Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang,
yaitu gaji dan jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan
pengadministrasian piutang. Agar piutang dibukukan secara tertib dan
ditagih pada waktunya maka perlu dibentuk seksi atau urusan khusus
yang mengurusi hal itu.

b. Biaya penagihan piutang. Piutang agar dibayar pada waktunya, perlu


dilakukan usaha khusus untuk menagihnya. Mungkin berupa biaya
telepon, surat menyurat, telegram ataupun biaya perjalanan bagi si
penagih piutang.

3. Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih, karena debitur lari


ataupun bangkrut. Dapat saja timbul piutang macet atau tidak tertagih
sama sekali, sehingga mengakibatkan adanya piutang tidak tertagih (bad
debts) sehingga perlu dibentuk cadangan piutang ragu – ragu yang
dibentuk lewat penyisihan sebagian dari keuntungan penjualan.
Pembentukan cadangan inilah merupakan salah satu bentuk biaya piutang.

Penganggaran 86
10.3 Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Piutang

Agar budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran – taksiran yang
termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan
realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat,
diperlukan data, informasi, dan pengalaman, yang merupakan faktor – faktor
yang harus dipertimbangkan dalam menyusun budget. Adapun data dan
informasi yang dibutuhkan untuk menyusun budget piutang antara lain:

1. Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan, khususnya


rencana tentang jenis (kualitas), jumlah (kuantitas) serta harga barang yang
akan dijual dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang.
Semakin banyak jumlah yang akan dijual, akan cenderung semakin banyak
pula transaksi penjualan kredit, sehingga akan mendorong semakin besar
jumlah piutang perusahaan, begitu juga sebaliknya.

2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih ketat akan memaksa


perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi penjualan secara
kredit, sehingga akan memperbesar jumlah piutangnya begitu juga
sebaliknya.

3. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup


kuat dalam persaingan, maka perusahaan lebih dapat memaksakan
transaksi penjualan secara tunai, sehingga memperkecil transaksi
penjualan secara kredit. Akibatnya, piutang perusahaan akan cenderung
lebih kecil, begitu juga sebaliknya.

4. Syarat pembayaran (term of payment) yang oleh perusahaan kepada para


calon pembeli. Bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan
oleh perusahaan cukup menarik bagi calon pembeli, maka akan
mendorong mereka untuk melakukan pembelian – pembelian secara tunai.
Akibatnya, piutang perusahaan akan lebih kecil. Sebaliknya, bilamana
potongan penjualan (discount) yang ditawarkan oleh perusahaan kurang
menarik bagi calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk
melakukan pembelian – pembelian secara kredit. Akibatnya, piutang

Penganggaran 87
perusahaan akan cenderung lebih besar. Syarat pembayaran semacam ini
misalnya ditetapkan sebesar 8/10, n/30 yang berarti bahwa:

a. Apabila pihak pembeli membayar dalam waktu 10 hari sejak tanggal


transaksi pembelian, maka kepadanya diberikan potongan (discount)
sebesar 8% dari jumlah pembeliannya.

b. Apabila pihak pembeli membayar setelah batas waktu 10 hari


terlewatkan, maka kepadanya tidak diberikan potongan (discount),
sehingga harus membayar penuh jumlah pembeliannya.

c. Batas waktu pembayaran paling lambat 30 hari sejak tanggal transaksi


pembelian. Apabila sampai dengan batas waktu 30 hari tersebut pihak
pembeli belum juga membayar, berarti melanggar syarat pembayaran
(term of payment) yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai pihak
penjual. Akibatnya pembeli yang bersangkutan dapat dijatuhi sanksi,
seperti misalnya tidak diperkenankan lagi melakukan pembelian secara
kredit.

5. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang


lebih aktif akan mempercepat pembayaran oleh pihak debitur, sehingga
akan memperkecil jumlah sisa piutang, begitu juga sebaiknya.

10.4 Bentuk Anggaran Piutang

Rencana penjualan atas dasar perkiraan akhir bulan untuk masa 6 bulan
pertama tahun 2012 dari perusahaan makanan ternak subur adalah sebagai
berikut:

1. Rencana penjualan

Bulan Penjualan
Januari Rp 2.000.000,-
Februar Rp 2.250.000,-
i
Maret Rp 2.500.000,-

Penganggaran 88
April Rp 2.750.000,-
Mei Rp 3.000.000,-
Juni Rp 3.250.000,-

2. 20% dari padanya adalah penjualan tunai, dan sisanya penjualan kredit
dengan waktu 1 bulan. Untuk penjualan tunai diberikan potongan 5%. Pola
penerimaan piutang menurut pengalaman yang lalu para debitur membayar
tepat pada waktunya, dan sisanya dibayar pada bulan berikutnya.

3. Penjualan bulan november dan desember 2011 masing – masing sebesar


Rp 1.500.000,- dan Rp 2.000.000,-

4. Jumlah bad debt diperkirakan sebesar 0,5% dibulatkan dalam puluhan


rupiah.

Pertanyaan:

a. Buatlah skedul penagihan piutang

b. Buatlah skedul penerimaan arus kas masuk

Jawaban:

a. Skedul penagihan piutang

 Hitunglah penjualan menurut bentuk pembayaran:

Bulan Penjualan tunai (20%) Penjualan kredit (80%)


Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni

 Buatlah skedul penerimaan kas dari penjualan tunai

Bulan Penjualan Tunai Potongan Kas Diterima


Januari
Februari
Maret

Penganggaran 89
April
Mei
Juni

Bulan Piutang Kotor Bad Debts Piutang Neto


(Rp) (Rp) (Rp)
November 2011
Desember 2011
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah

 Buatlah skedul penerimaan kas dari penjualan kredit (Budget piutang)

Januari Februari Maret April Mei Juni Sisa


(Penjualan - - - - - -
neto)
1944p - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - Ì
- - - - -
- - - - -
- - - - - -

b. Skedul penerimaan arus kas masuk

Sumber Januari Februari Maret April Mei Juni


Penj.Tunai
Piutang
Jumlah

10.5 Latihan Soal


1. Berdasarkan data-data berikut ini, hitunglah jumlah piutang dagang yang dapat
ditagih di bulan Januari, Februari, dan Maret 2013.
a. Berikut ini adalah data tentang nilai penjualan aktual di tahun 2012 dan
perkiraan nilai penjualan di tahun 2013.

Penganggaran 90
November 2012 Rp 1.200.000,-
Desember 2012 Rp 1.200.000,-
Januari 2013 Rp 1.000.000,-
Februari 2013 Rp 1.000.000,-
Maret 2013 Rp 1.200.000,-

b. Persentase penjualan secara tunai setiap bulannya adalah 10%.


c. 5% dari total penjualan secara kredit setiap bulannya dilunasi pada bulan
terjadinya penjualan dan memperoleh potongan harga sebesar 5%.
d. 80% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi satu bulan
setelah terjadinya penjualan.
e. 13% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi 2 bulan setelah
terjadinya penjualan.
f. 2% dari penjualan kredit diperkirakan tidak dapat ditagih.

Pertanyaan:

 Buatlah skedul penagihan piutang


 Buatlah skedul penerimaan arus kas masuk

Penganggaran 91

Anda mungkin juga menyukai