Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KEUANGAN

RINGKASAN BAB 9 (MANAJEMEN PIUTANG DAGANG) &

BAB 10 (MANAJEMEN PERDESIAAN)

OLEH :

I GEDE DANA 1717041173


NI NYOMAN YUNI KARTIKA SARI 1717041183
HERLINA JULIANTHI EDDY PUTRI 1717041194
YOSEP FRISTAMARA 1717041206

KELAS VE

PRODI S1 MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIDKAN GANESHA

2019
BAB 9

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG

A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi dalam Piutang Dagang

Volume Penjualan Kredit, volume penjualan kredit semakin besar akan


meningkatkan jumlah investasi pada piutang, demikian sebaliknya semakin kecil
volume penjualan kredit maka jumlah investasi pada piutang semakin kecil.
Syarat Pembayaran Penjualan Kredit, perusahaan dalam melakukan
penjualan kredit tentu akan menentukan syarat pembayaran, yang menyangkut jangka
waktu perlunasan yang harus dilakukan.
Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit, batas jumlah kredit yang diberikan
kepada pelanggan akan dapat mempengaruhi jumlah investasi pada piutang.
Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang, untuk mempperkecil jumlah
investasi pada piutang, kadang-kadang perusahaan melakukan sistem pengumpulan
piutang secara aktif dengan memperkerjakan debt collector.
Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan, apabila kebiasaan para
langganan membayar mendahului atau tepat pada waktu jatuh tempo, maka jumlah
investasi pada piutang akan semakin kecil dibandingkan bila kebiasaan para
langganan membayar melewati batas waktu jatuh tempo.
B. Standar Kredit

Manajemen kebijakan piutang terdiri dari estandar kredit dan persyaratan kredit.
Standar kredit adalah suatu kriteria yang dipakai perusahan untuk menyeleksi para
langganan yang akan diberikan kredit dan berapa jumlah yang harus diberikan.
Menyangkut kebiyasaan para langgan dalam membayar kembali kemungkinan
langganan akan tidak membayar kredit yang diberikan dan rata-rata jangka waku
pembayaran para langganannya. Jangka waktu pegumpulan piutang adalah jangka
waktu dari saat terjadinya piutang sampai dengan pembayaran kembali piutang
tersebut. Semakin lama jangka waktu pengumpulan piutang semakin besar investasi
pada piutang dan biaya yang timbul juga semakin besar. Dalam melakukan perubahan
penjualan. Hal ini dapat dilakukan asumsi :
 Masih mempunyai kapasitas produksi yang cukup sehingga dapat memproduksi
tambahan output.
 Tidak ada perubahan dalam investas persediaan sebagai akibat perubahaan
kebijakan kredit.

C. Persyaratan Kredit

Kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para


langganan. Lamanya waktu pemberian kredit dan potongan tunai atau cash discount
serta persyaratan khusus lainnya seperti seasonal dating. Persyaratan kredit ini juga
dapat mempengaruhi tingkat penjualan dengan demikian perlu mempertimbangkan
apakah sebaiknya memperpanjang periode pemberian kredit atau tidak atau apakah
perusahaan juga memberikan potongan hal ini akan tergantung dari pada keuntungan
akan didapatkannya apakah meningkat atau tidak.

Dalam menentukan besarnya investasi pada piutang perlu diketahui :

 Rata-rata pengumpulan oiutang misalnya 60 hari hal ini sama dengan jangka
waktu kredit.
 Tingkat perputaran piutang yaitu jumlah hari dalam satu tahun dibagi dengan
jangka waktu kredit.
 Jumlah investasi pada piutang yaitu penjualan kredit dibagi dengan tingka
perputaran piutang.

D. Memperkecil Resiko Piutang

Kegagalan atau keberhasilan perusahan tergantung pada permintaan atas


produknya, makin tinggi penjualannya makin sehat perusahaan tersebut makin besar
kemungkinan perusahaan mendapatkan keuntungan. Disisi lain penjualan juga
dipengaruhi oleh faktor esternal dan faktor internal. Untuk memperkecil resiko piutang
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Pelafon Didapat Dari Kredit. Makin kecil perusahaan menyediakan dana untuk
mendukung kebijakan kredit maka akan kecil resiko yang akan dihadapi perusahaan untuk
penjualan kredit.
Periode Kredit. Makin pendek jangka waktu kredit akan makin cepat dana yang
tertanam pada piutang menjadi kas. Sehingga makin kecil resiko yang dihadapi dalam
piutang.

Pemberian Diskon. Dengan adanya diskon yang diberikan oleh perusahaan akan
mendorong para pembeli untuk memanfaatkan diskon sehingga merangsang pembeli untuk
melakukan pembelia secara tunai sehingga makin kecil resiko oiutang yang dihadapi
perusahaan.

Kebijakan Mengenai Penagihan. Apabila perusahaan melakukan kebijakan


pengumpulan piutang secara intensip maka kemungkina tidak terbayarnya piutang menjadi
makin kecill sehingga resiko piutang yang dihadapi perusahaan juga makin kecil.

Melakukan Seleksi Terhadap para Langganan yang akan diberikan Kredit

Penyeleksian para langganan biasanya menggunakan 5 K yaitu :

1. Karakter sangat penting karna setiap transaksi kredit mengandung janji


untuk membayar.
2. Kapasitas menilai kapasitas kemampuan dari pada perusahaan untuk
membayar kreditnya. Makin tepat analisis yang dibuat makin kecil
resiko tidak membayar piutang.
3. Kapital sering disebut modal dalam hal penekanan pada resiko-resiko
utang terhadap aktiva tetap maupun aktiva lancar.
4. Kolateral berupa jaminan atau anggunan yang ditawarkan pelanggan
sebagai jaminan agar memproleh kredit.
5. Keadaan mengacu kepada kecendrungan prekonomian pada umumnya
serta perkembangan yang terjadi.
BAB 10

MANAJEMEN PERDESIAAN

A. Akuntansi Persediaan

Terdapat empat metode menentukan persediaan identifikasi secara spesifik, first in


first-out, last in first-out, dan rata-rata tertimbang atau weighat average. Metode yang pertama
dengan cara mengidentifikasi biaya-biaya yang secara fisik melekat pada persediaan. Ini hanya
dimungkinkan kalau jenis usahanya relatif mudah diidentifikasi secara jelas. Seperti misalnya
agen penjualan mobil, alat-alat berat, real estate dan produk dengan nilai yang tinggi sementara
perputarannya rendah. Metode kedua first-in first-out mengasumsikan bahwa persediaan yang
pertama masuk diganti dengan persediaan yang baru. Dengan demikian harga pokok produksi
ditentukan oleh persediaan lama dan sebagian persediaan baru. Perlu diingat ini hanya dalam
proses akuntansinya saja, meskipun dalam kenyataannya persediaan yang dijual sama saja
antara persediaan yang masuk terakhir dan pertama. Last-in firstout merupakan kebalikan dari
first-in first-out.

B. Economical Order Quantity (EOQ)

Apabila jumlah kebutuhan persediaan dalam satu periode dapat diketahui


dengan pasti maka Economical Order Quantity (EOQ) bisa diterapkan untuk
menentukan jumlah pembelian yang paling ekonomis. Secara lebih spesifik pengertian
Economical Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian
yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal kita hanya
memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel
yang perubahannya searah dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli/disimpan
maupun biaya variabel yang perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah
persediaan tersebut.
Procurement costs atau set-up costs adalah merupakan biaya yang
berubah•ubah sequai dengan frckuensi pesanan, yang ini terdiri dari :

1. Biaya selama proses perjalanan


a) Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pesanan
b) Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
2. Biaya pengiriman pesanan
3. Biaya penerimaan barang yang dipesan
a) Pembongkaran dan pemasukan kegudang
b) Pemeriksaan material yang diterima.
c) Mempersiapkan laporan penerimaan.
d) Mencatat ke dalam material record cards
4. Biaya-biaya processing pembayaran
a) Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang asli.
b) Persiapan pembuatan cek untuk pembayaran
c) Pengiriman cek dan kemudian auditingnya.

Set-up costs akan semakin besar apabila Order Quantity semakin besar. Storage atau carrying
costs adaiah biaya yang berubahubah dengan besarnya persediaan. Penentuan besarnya biaya
ini didasarkan atas rata-rata persediaan, dan biaya ini kadangkadang dinyatakan dalam
prosentase dari nilai dalani rupiah dari rata-rata persediaan atau dinyatakan dalam rupiah per
unit.

C. Reorder Point dan Safety Stock


Reorder point adalah saat atau titik di mana harus diadakan pesanan Iagi sedemikian rupa
sehingga kedatangan atau penerimaan bahan baku yang dipesan itu adalah tepat waktu.
D. Potongan Harga
Perusahaan seringkali mendapat tawaran untuk mendapatkan potongan apabila
melakukan pembelian dalam jumlahbesar atau yang sering disebut dengan quan tity
discount. Sistem Just-in Time.
E. Pengendalian Sistem Persediaan
Analisis Economical Order Quantity dan safety Stock dapat dipergunakan untuk
menentukan tingkat persediaan sepanjang asumsi yang mendasari terpenuhi. Namun
seandainya asumsi yang mendasari tidak terpenuhi, maka akan diperlukan adanya sistem
pengendalian persediaan yang lainnya.
 Sistem Komputerisasi
Sistem perkembangan teknologi komputer akhir-akhir ini telah mengubah sistem
pengendalian persediaan. Banyak perusahaan-perusahaan besar memanfaatkan
kornputer daiam manajemen persediaan. Dengan komputerisasi dintnngkinkan
pencatatan persediaan, pengurangan dan Iahan data persediaan dilakukan dengan sangat
tepat. Selain iłu komputer menyediakan data kapan harus dilakukan pesanan kembali.
Di Indonesia pemanfaatan sistem komputer didalam pengendalian persediaan telah
dimanfaatkan oleh super market di bagian kasir dan gudang. Dengan sistem ini
memungkinkan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan cepat.
 Sistem Just-in rime
Pertama kali dikembangkan di Jepangyang dipergunakan untuk mensinkronkan
kecepatan bagian produksi dengan bagian pengiriman bahan dari supplier. Metode ini
diterapkan pada perusahaan besar seperti perusahaan mobil Toyota, yang mencoba
menekan persediaan yang harus dipertahankan dengan cara menyesuaikan kecepatan
proses perakitan atau assembling dengan pengiriman bahan dari suppliernya. Spare part
diterima hanya beberapa jam atau bahkan beberapa menit sebelum spare part
diperlukan. Just-in time tidak hanya dapat diterapkan di perusahaan besar tetapi dapat
juga diterapkan Oleh perusahaan kecil, bahkan perusahaan kecil akan lebih mudah
menerapkannya karena relatif lebih mudah dałam redefinejobfunction dibandingkan
dengan perusahaan besar.
 Sistem pengendalian ABC
Metode ABC pada prinsipnya memperhatikan faktor harga atau nilai persediaan,
frekuensi pemakaian, risiko łpersediaan dan lead time, Barang-barang yang rulai,
frekuensi pemakaian dan risiko kehabisan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai