Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Piutang

Pengertian piutang menurut KBBI, adalah uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari
seseorang) atau tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan akan
dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan.
 
Sedangkan manajemen piutang adalah praktik atau sistem yang dibuat oleh perusahaan
melalui proses perencanaan, pengawasan, pengendalian uang yang ditagihkan kepada pihak
yang meminjam.

Klasifikasi Piutang

Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan Piutang ke dalam 3 kategori yaitu Piutang Usaha,
Wesel dan piutang lain –lain sebagai berikut.

1. Piutang Usaha (Account Receivable)


Piutang usaha biasanya terjadi karena penjualan kredit. Ini muncul sebagai hasil dari
membeli barang atau jasa dengan kredit. Secara umum, periode pembayaran berkisar
dari satu hingga dua bulan.
2. Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang ini memiliki bentuk fisik surat formal, Jenis pinjaman ini memiliki tagihan
antara 2-3 bulan. Pelunasan hutang yang dilakukan dalam kurung waktu itu tidak akan
dikenakan bunga. Namun, jika debitur meminta perpanjangan periode pembayaran,
bunga akan dibebankan sesuai dengan perpanjangan per bulan yang diminta.
3. Piutang Lain-Lain (Other Receivable)
Piutang ini adalah tipe yang lebih luas, karena mencakup piutang bunga, piutang gaji,
kemajuan karyawan, dan restitusi pajak. Karena sifatnya yang luas, catatan dapat
dilaporkan secara terpisah di neraca.
 
 
Fungsi Manajemen Piutang
 
1. Perencanaan
Merencanakan anggaran atau pos apa saja menggunakan pembayaran kredit
 
2. Pengorganisasian 
Menciptakan kebijakan atau prosedur penagihan piutang agar berjalan secara efektif.
 
3. Penerapan atau pengarahan 
Menerapkan kebijakan atau aturan yang telah dibuat sehingga perusahaan mampu
mengetahui mana piutang tertagih dan tidak tertagih.
 
4. Pengawasan 
Perusahaan mampu mengevaluasi kebijakan piutang yang telah dijalankan. Apakah
pengelolaan piutang berjalan efektif atau justru merugikan.
 
Alasan yang membuat perusahaan melakukan manajemen piutang
Pengelolaan atau manajemen piutang dilakukan agar perusahaan bisa menghindari risiko-
risiko yang berasal dari pemasukan kredit seperti:
 
1. Menghindari seluruh piutang tidak tertagih, yang bisa terjadi karena berbagai hal, yaitu
kurangnya pengawasan, salah memilih pelanggan dan potensi lainnya seperti adanya
kondisi negara yang tidak stabil.
2. Menghindari piutang yang tidak dibayarkan sebagai piutang. Hal ini akan berpengaruh
langsung pada pencatatan keuangan yang berakibat mengurangi laba perusahaan.
3. Menghindari pelunasan piutang lewat jatuh tempo. Hal ini mampu menimbulkan
beban tambahan pada perusahaan yang jika dilakukan berulang maka bisa merugikan
perusahaan.
4. Menghindari tidak produktifnya modal kerja. Perputaran piutang yang rendah pada
modal yang dapat mengakibatkan modal yang tertanam dalam piutang semakin besar
dan berakhir pada tidak produktifnya modal kerja.

Kebijakan Manajemen Piutang

1. Analisis Standar Kredit


Standar kredit merupakan kualitas minimal yang digunakan untuk menilai apakah
peminjam layak untuk diberikan kredit atau pinjaman
 
2. Persyaratan Kredit
Persyaratan kredit yang dimaksud adalah meliputi ketentuan-ketentuan yang dibuat
perusahaan dalam mengelola piutangnya.
 
3. Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan utang sangat didasari oleh kebijakan kredit yang telah disepakati
misalnya jumlah pinjaman yang diterima, periode kredit, dan persyaratan khusus
lainnya.
 
4.  Mengandalkan Pihak Ketiga
Kebijakan terakhir bukanlah prinsip utama yang bisa dilakukan untuk mengefisiensi
manajemen piutang perusahaan. Namun di dalam persaingan yang semakin ketat dan
sangat volatile mengandalkan pihak ketiga merupakan pilihan terbaik.
 
 
Ruang Lingkup Manajemen  Piutang
 
1. Kebijakan Kredit
Standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang
diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih
awal.
 
2. Kebijakan Pengumpulan Piutang
Keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan(marginal profit) dan
biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu
atau kombinasi elemen-elemen tersebut.
 
 
Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang
 
1. Volume Penjualan Kredit
Semakin besar volume penjualan kredit akan semakin besar investasi pada piutang.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit 


Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan semakin besar investasi pada
piutang.
 
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit 
Batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit per
pelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap
pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam
piutang).
 
4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam pengumpulan piutang secara aktif
atau pasif. Kebijakan secara aktif yaitu perusahaan harus mengeluarkan uang yang
lebih besar, maka piutang yang ada akan lebih tertagih. Sedangkan kebijakan secara
pasif yaitu pengumpulan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang
perusahaan akan lebih besar.
 
5. Kebiasaan membayar dari para langganan
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan
mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode
setelah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah
dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.
 
 

PERPUTARAN PIUTANG

Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai
piutang tersebut dapat tertagih kembali kedalam kas perusahaan. Periode perputaran piutang
tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat
pembayaran kredit 

Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan


kecenderungan debitur untuk menepati janji pembayarannya. Munawir (2004) mengatakan
bahwa dengan menghitung tingkat perputaran piutang, kita dapat menilai posisi piutang dan
perkiraan waktu penagihan. Tingkat perputaran ini dihitung dengan membagi total penjualan
kredit bersih dengan rata-rata piutang. Perputaran piutang terdiri dari dua variable yaitu total
penjualan kredit dan rata-rata piutang. 

Resiko Kerugian Piutang

Resiko kerugian piutang adalah resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit
disebut resiko kerugian piutang. S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar day’s
receivable suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya
piutang dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang
timbul karena tidak tertagihnya piutang (allowance for bad debt) berarti perusahaan telah
memperhitungkan labanya terlalu besar (overstated) 

Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu: 

a. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang) 


Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali.hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa factor, misalnya karena seleksi yang kurang baik
dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan
yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabiitas
ekonomi dan kondisi Negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat
dikembalikan. 

b. Resiko tidak dibayarnya sebagai piutang 


Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian
jika jumlah piutang yang ditrima kurang dari harga poko barang yang dijual secra
kredit. 

c. Resiko keterlambatan pelunasan piutang


Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai
oleh pinjaman. 

d. Resiko tertanamnya modal dan piutang 


Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan
mengakibatkan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin besar dan hal ini
bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif

Anda mungkin juga menyukai