Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN PIUTANG

KELOMPOK 4 :
Nadya Aulia Putri (21100915302394)
Rama Nisa (21100915302460)
Riska Islamiah (21100915302401)

DOSEN PENGAMPUH : Wulan Oktaviani, S.E, M.Ak


1
PENGERTIAN
PIUTANG
“ Akbar (2004:199) menyatakan bahwa
pengertian piutang meliputi semua hak atau
klaim perusahaan pada organisasi lain untuk
menerima sejumlah kas,barang,atau jasa
dimasa yang akan datang sebagai akibat
kejadian pada masa lalu.

Menurut Zaki Badriwan, Tagihan-
tagihan yang dimiliki perusahaan dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a) Tagihan-tagihan yang tidak didukung
dengan janji tertulis disebut piutang
b) Tagihan-tagihan yang didukung
dengan janji tertulis disebut piutang.
KESIMPULAN
▰ Dari definisi yang telah diungkapkan diatas,
dapat disimpulkan bahwa yang dimksud
dengan piutang adalah semua tuntutan atau
tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang
atau barang yang timbul dari adanya suatu
transaksi.
2
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PIUTANG
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG

1. Volume Barang Yang Dijual 2. Standar Kredit


Secara Kredit Penentuan standar kredit menentukan besar
Volume barang yang dijual secara kredit kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin
lebih besar daripada tunai dapat semakin longgar standar kredit yang diberikan maka
memperbesar anggaran dalam piutang semakin besar pula piutang yang tertananm dan
usaha dan sebaliknya. semakin besar resiko kerugian piutang.
Volume barang yang dijual secara kredit
lebih kecil daripada tunai dapat
memperkecil anggaran dalam piutang
usaha.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG

3. Jangka Waktu Kredit 4. Pemberian Potongan


Jangka waktu kredit mempengaruhi besar Pemberian potongan harga juga dapat
kecilnya piutang usaha yang tertanam. mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang.
Semakin panjang jangka waktu kredit maka Pemberian potongan yang besar akan
semakin besar piutang usaha yang tertanam, memperkecil piutang usaha yang tertanam.
dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil
panjang dapat meningkatkan volume barang memperbesar piutang yang tertanam.
atau jasa yang dijual, di samping juga
mengakibatkan piutang usaha semakin
besar.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG

5. Pembatasan Kredit 6. Kebijakan Penagihan Piutang


Pemabatasan kredit yang dimaksudkan di Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi
sini adalah pembatasan kredit dalam arti besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas Perusahaan dapat menjalankan kebijakan
(jumlah) kredit maksimal yang akan penagihan piutang secara aktif ataupun pasif.
dberikan. Pembatasan kredit juga dapat Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat
mempengaruhi besar kecilnya piutang memperkecil piutang usaha yang tertanam,
usaha. Semakin tinggi batasan (plafon) sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara
kredit maka semakin besar piutang usaha pasifdapat memperbesar piutang usaha yang
yang tertanam dan semakin rendah batasan tertanam.
kredit maka semakin kecil piutang yang
tertanam.
3
PENGELOLAAN
PIUTANG
PENGELOLAAN PIUTANG

1. Standar Kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima
oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut ;
▰ Perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak
menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
▰ Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan
diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar
tersebut.
▰ Perusahaan bisa menentukan besaran pemberian kredit serta jangka waktu yang diberikan untuk
melakukan pelunasan.
PENGELOLAAN PIUTANG
Ada beberap kriteria dalam menganalisis standar kredit yaitu 5C, 5P, dan 3R :
Analisis 5C ; Analisis 5P ;
▰ Characteristic : Perilaku pemohon pinjaman ▰ Party : Pengelompokan calon pemohon
yang meliputi kejujuran, keterbukaan, pinjaman.
pengalaman dalam meminjam, dan perilaku ▰ Purpose : Tujuan pemohon pinjaman. Apa yang
umum lainnya. akan dilakukan dan digunakan dari dana
▰ Capability : Kemampuan pemohon pinjaman pinjaman tersebut.
dalam mengelola usahanya. ▰ Prospect : Memprediksi efektivitas hasil dari
▰ Capital : Utang yang diberikan bukan satu- pinjaman yang diberikan.
satunya sumber daya. Namun pemohon juga ▰ Protection : Adanya perlindungan atau jaminan
harus memiliki modal. atas aset atau uang yang dipinjamkan.
▰ Collateral : Pemohon harus bisa memberikan ▰ Payment : menganalisis apakah kredit yang
jaminan pinjaman. dipinjamkan mampu dikembalikan atau tidak.
▰ Condition : Keadaan yang terjadi ketika adanya
transaksi atau permohonan piutang baik secara

Analisis 3R;
▰ Return : Tingkat keberhasilan dan aktivitas piutang baik
bagi peminjam maupun pemohon pinjaman.
▰ Repayment : Kemampuan pemohon pinjaman untuk
melunasi pinjamannya.
▰ Risk : Kemampuan pemohon dalam menanggung risiko
apabila tidak mampu mengembalikan hutangnya.
PENGELOLAAN PIUTANG

2. Syarat Kredit 3. Kebijakan Kredit & Pengumpulan


Persyaratan kredit yang dimaksud adalah Piutang
meliputi ketentuan-ketentuan yang dibuat Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup
perusahaan dalam mengelola piutangnya. beberapa keputusan yaitu : Kualitas jumlah yang
Syarat kredit meliputi penentuan periode diterima, Periode kredit, Potongan tunai, Persyaratan
kredit, potongan tunai, tingkat penetapan khusus, dan Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan
bunga bebas risiko (tingkat bunga piutang.
bank)dan syarat-syarat lain yang diberikar
Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat biaya
kepada pemohon pinjaman. Umumnya,
penagihan meningkat. Akan tetapi, usaha pengumpulan
syarat kredit sangat dipengaruhi dengan
piutang juga tidak dianjurkan terlalu agresif, karena dapat
jenis usaha yang dijalankan, bentuk
mengurangi penjualan dan keuntungan perusahaan di
kerjasama, kondisi kreditur maupun
masa mendatang karena pelanggan akan beralih ke
debitur, nilai ekonomis produk, dan sifat
perusahaan lain, dalam hal ini pesaing.
relatif lainnya.
PENGELOLAAN PIUTANG

4. Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan utang sangat didasari oleh kebijakan kredit yang telah disepakati misalnya
jumlah pinjaman yang diterima, periode kredit, dan persyaratan khusus lainnya. Perusahaan harus jeli
dalam menentukan kebijakan penagihan pinjaman. Mulai dari media penagihan apakah melalui email,
penagihan langsung, atau melalui agen. Satu hal yang perlu diingat dalam menentukan kebijakan
penagihan adalah strategi dalam penagihan itu sendiri.
Misal, jika perusahaan terlalu agresif kepada peminjam dalam hal ini konsumen, bukan hal yang tidak
mungkin apabila mereka akan beralih ke pesaing bisnis. Dalam hal pinjaman karyawan misalnya,
kebijakan pinjaman yang berbelit dan membebankan menyebabkan perusahaan kehilangan karyawan
terbaiknya dan mungkin akan memengaruhi kinerja perusahaan secara langsung.
4
RISIKO PENJUALAN
KREDIT
RISIKO PENJUALAN KREDIT

▰ Menurut Wibowo (2002:53) Penjualan Kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan
antara pembeli dan penjual pada saat transaksi yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu akan
datang.
▰ Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap besarnya risiko, yaitu besarnya eksposur kredit dan
kualitas eksposur tersebut. Semakin besar pinjaman maka akan semakin besar juga eksposur kredit.
Sedangkan kualitas eksposur kredit merupakan kemungkinan gagal bayar yang dinilai dari kualitas
agunan yang diberikan debitur. Semakin rendah nilai jaminan tersebut, maka semakin rendah pula
kualitas dari eksposur kredit tersebut. Hal ini berarti akan semakin tinggi risiko yang harus
ditanggung.

Jenis-jenis risiko dalam penjualan kredit dapat dibedakan menjadi tiga kategori berdasarkan counterparty,
antara lain:
RESIKO PENJUALAN KREDIT

1. Sovereign Credit Risk 2. Corporate Credit Risk


Setiap negara memiliki anggaran dan Risiko ini merupakan salah satu jenis-jenis risiko yang
kemampuan masing-masing untuk kerap terjadi, terutama pada industri perbankan seperti :
membiayai penyelenggaraan ▰ Risiko gagal bayar dari debitur yang merupakan
pemerintahan. Tidak jarang pemerintah perusahaan penerbit surat utang.
suatu negara meminjam sejumlah dana
▰ Risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerima
kepada negara lain maupun kepada
lembaga dunia untuk memenuhi kredit.
kebutuhan tertentu demi kepentingan ▰ Risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerima
rakyat. penyertaan modal.
RESIKO PENJUALAN KREDIT

3. Retail Customer Credit Risk


Risiko ini dapat terjadi akibat debitur yang merupakan perseorangan tidak mampu memenuhi
kewajibannya untuk membayar utang pada saat jatuh tempo. Biasanya kredit konsumen individu seperti
ini digunakan untuk kebutuhan konsumtif, sehingga sumber pengembalian kredit tersebut tidak berasal
dari objek yang dibiayai. Oleh karena itu, sebaiknya pemberian kredit ini perlu dibatasi untuk
memperkecil risiko.

Risiko yang mungkin timbul pada penjualan kredit ini adalah:


▰ Periode pengumpulan piutang yang tidak tepat,
▰ Piutang yang tidak tertagih atau pembeli tidak membayar hutangnya kepada perusahaan (kredit
macet)
▰ Besarnya investasi yang tertanam dalam piutang tidak seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari
kebijakan kredit tersebut
5
KEBIJAKAN PENAMBAHAN
JAGKA WAKTU
Kebijakan perusahaan untuk menambah penjualan kredit dapat
dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu pengembalian
kredit. Kebijakan ini akan meningkatkan penjualan yang
berasal dari pelanggan lama dan masuknya pelanggan baru.
Namun demikian, perpanjangan jangka waktu kredit akan
meningkatkan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Kebijakan ini akan menguntungkan, apabila hasil (return) yang
diharapkan dari perpanjangan waktu kredit adalah lebih besar
daripada biaya yang harus dikeluarkan akibat kebijakan
tersebut.

Kebijakan ini akan tidak menguntungkan, apabila hasil


(return) yang diharapkan dari perpanjangan waktu kredit adalah
lebih rendah daripada biaya yang harus dikeluarkan akibat
kebijakan tersebut.
THANKS !!!!
Any questions ???

Anda mungkin juga menyukai