DOSEN PENGAMPU
Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si.
DISUSUN OLEH
Sri Nafika Sari (C1C020174)
PENDAHULUAN
Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, sebab yang
pertama yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang harus mencermikan
nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk penentuan laba dan
pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang dapat menjadi aset yang tidak produktif
memberikan kredit (penjualan kredit) memliki beberapa risiko, diantaranya adalah tertanamnya
harta dalam piutang dan risiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang.
Oleh karena itu ditentukan besarnya piutang tak tertagih dengn cara menyediakan
cadabgab penghapusah piutang sebagai akibat kemungkinan puitang tidak tertagih. Dengan
demikian, kerugian piutang tak tertagih dianggap sebagai hal yang tidak terduga. Untuk
memperkecil risiko kerugian piutang tersebut, maka manajerr perlu melakukan penyaringan
pelanggan yang akan diberi penjualan kredit. Dalam makalah ini, anggaran piutang yang
dimaksud adalah anggaran piutang usaha
PEMBAHASAN
Sedangkan piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi pinjaman)
kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi
adanya piutang itu ada karna (1)Terdapat dua pihak yaitu debitur dan kreditur ; (2) Ada
kesediaan debitur untuk melunasi kewajibannya kepada kreditur; (3) Ada jarak waktu yang mulai
timbul antara jarak waktu sampai pelunasannya; (4) Ada hak menagih yang di milki kreditur.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara
lain volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit,
pemberian potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang. Berikut ini
dijelaskan mengenai faktor yang memengaruhi anggaran piutang tersebut.
1. Volume Barang yang Dijual Secara Kredit
Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat
semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha, dan sebaliknya. Contoh:
sebulan dijual barang Rp 100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90%
dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x
Rp 100.000 - Rp 90.000.
Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat
memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh: sebulan dijual barang Rp
100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara kredit.
Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp 100.000 Rp 10.000.
Kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko
dalam piutang.
2. Standar Kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang
tertanam. Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar
piutang yang tertanam dan semakin besar risiko kerugian piutang. Standar kredit
yang longgar dan ekstrem misalnya tidak perlu jaminan kredit termasuk jaminan
kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa
batas umur, dan tanpa mempertimbangkan apakah calon debitor berpengalaman
atau tidak dalam bekerja. Dengan kata lain, analisis 5C dan 35 diabaikan.
Sebaliknya, semakin ketat standar kredit yang diberikan maka semakin
kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko kerugian piutang.
Standar kredit yang ketat dan ekstrem artinya calon debitor diseleksi secara ketat.
3. Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu kredit memengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang
tertanam. Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang
usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat
meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual, di samping juga
mengakibatkan piutang usaha semakin besar. Contoh pada jangka waktu yang
panjang: barang yang dijual secara kredit sebesar Rp 100.000 dengan syarat
pembayaran 10% diangsur sebulan, 20% diangsur dua bulan, 20% diangsur tiga
bulan, 20% diangsur empat bulan, 15% diangsur lima bulan, dan 15% diangsur
enam bulan.
Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek, misalkan barang yang
dijual secara kredit juga Rp 100.000 dengan syarat pembayaran 10% diangsur
sebulan, 90% diangsur dua bulan.
4. Pemberian Potongan
Pemberian potongan harga juga dapat memengaruhi besarnya investasi
dalam piutang Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha
yang tertanam Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang
yang tertanam.
5. Pembatasan Kredit
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit
dalam arti kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal
yang akan diberikan. Pembatasan kredit juga dapat memengaruhi besar kecilnya
piutang usaha. Semakin tinggi batasan (plafon) kredit maka semakin besar
piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin
kecil piutang yang tertanam.
6. Kebijakan Penagihan Piutang
Kebijakan penagihan piutang memengaruhi besar kecilnya piutang usaha
yang tertanamn. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang
secara aktif ataupun pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat
memperkecil piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan
piutang secara pasif dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan
penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya (beban) yang besar
dibandingkan kebijakan penagihan secara pasif. Biaya yang dikeluarkan dalam
kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon,
biaya surat-menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.
a. Piutang dagang yaitu piutang yang timbul sebgai akibat menjual barang atau jassa secara
kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan piutang dagang.
Piutang dagang hanya terdapat pada perusahaan dagang yang menjual barang
dagangannya secara kredit. Sedangkan piutang usaha meliputi seluruh macam jenis
perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya secara kredit.
b. Piutang wesel yaitu piutang yang didukung oleh janji tertulis dalam bentuk wesel.
c. Piutang surat berharga, contoh : bilyet giro belum jatuh tempo, cek kosong, dan
cek mundur
d. Beban dibayar dimuka, contoh : sewa dibayar di muka, iklan di bayar dimuka, bunga di
bayar di muka.
e. Setoran jaminan, contoh : untuk keperluan garansi / jaminan bank dan keperluan menjalin
hubungan bisnis lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran Piutang adalah Anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang jumlah
piutang perusahaan akibat penjualan secara kredit disertai dengan perubahan-perubahan
(petambahan piutang, piutang tertagih, sisa piutang) dari waktu ke waktu selama periode yang
akan datang
Sedangkan piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi pinjaman)
kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi
adanya piutang itu ada karna (1)Terdapat dua pihak yaitu debitur dan kreditur ; (2) Ada
kesediaan debitur untuk melunasi kewajibannya kepada kreditur; (3) Ada jarak waktu yang mulai
timbul antara jarak waktu sampai pelunasannya; (4) Ada hak menagih yang di milki kreditur.
Daftar Pustaka
https://dokumen.tips/documents/makalah-anggaran-piutangdocx.html
https://www.scribd.com/document/532021519/Faktor-faktor-dan-penyusunan-
anggaran-piutang