Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PIUTANG

1. Pengertian Manajemen piutang


Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena
terjadinya transaksi dimasa lalu (penjualan secara kredit).
Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan
penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit.
Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi
memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi
yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena
menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan
semakin besar investasi yang dibutuhkan.
2. Jenis Piutang
Secara garis besar pengelompokkan piutang berdasarkan Warren, Reeve, dan Fess (2008)
adalah sebagai berikut :
Piutang usaha (accounts receivable)
Transaksi yang paling banyak memungkinkan menciptakan piutang adalah penjualan barang
secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan tertagih dalam periode waktu yang relatif
pendek, seperti 30-60 hari yang dikelompokkan sebagai aset lancar.
Wesel tagih (notes receivable)
Wesel tagih adalah tagihan yang didukung dengan janji tertulis debitur untuk membayar
pada tanggal tertentu. Wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu setahun.
Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan.
Piutang lain-lain (other receivables)
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Apabila tertagih dalam
waktu satu tahun maka dikasifikasikan sebagai aset lancar, jika penagihannya lebih dari satu
tahun maka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar di bawah akun investasi. Piutang ini
meliputi piutang bunga, piutang pajak, piutang pejabat atau piutang karyawan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang
a) Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar
investasi yang tertanam dalam Piutang
b) Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit,semakin besar
invesatasinya.
c) Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif
(angka kredit, semakin besar angka kredit yang perpelanggan makin besar
investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit,
makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).
d) Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat bersifat aktif
(menggunakan debt collector)pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi
perlu tambahan biaya pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa
debitur menepati janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
e) Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan
membayar pada masa diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi
lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan
menunggak, perlu investasi yang besar.
4. Kebijakan kredit
a. Seleksi dalam pemberian kredit
Seleksi dalam pemberiaan kredit adalah suatu keputusan dimana seseorang/perusahaan
akan memberikan kredit kepada pelanggannya dan berapa besar kredit yang akan diberikan.
b. Analisa dalam kredit
Lima dimensi utama yang sering digunakan oleh analis kredit perusahaan untuk menganalisa
kemampuan pemohon kredit yaitu:
1. Karakater, Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup dan status sosial. Hal ini
penting karena berkaitan dengan kemauan untuk membayar.
2. Kemampuan, Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam meraih
penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai pada
masa lalu. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk membayar.
3. Kapital, Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapital/modal
yang dimiliki perusahaan juga perbandingan hutang dan capital.
4. Kolateral, Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral atas kredit.
5. Kondisi, Memperhatikan kondisi perekonomian serta kecenderungan perekonomian
yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan.
c. Memperoleh informasi kredit
Jika pelanggan ingin mengetahui persyaratan kredit, biasanya bagian kredit akan memberikan formulir yang
harus diisi tentang keuangan, informasi kredit dan referensi. Melalui permohonan tersebut, perusahaan
memperoleh informasi tambahan dari sumber lain. Jika perusahaan sudah pernah memberikan kredit
kepada pemohon maka perusahaan mempunyai sejarah dari informasi pembayarannya.
d. Menganalisa informasi kredit
Perusahaan menyusun prosedur khusus untuk digunakan dalam analisa kredit/evaluasi pemohon kredit.
Seringkali perusahaan tidak hanya harus menetukan kemampuan kredit dari pelanggan, tetapi juga harus
memperkirakan jumlah maksimum kredit yang akan diberikan.
e. Standar kredit
Standar kredit adalah persyaratan minimum untuk memberikan kredit kepada pelanggan. Hal-hal lain
seperti nama baik langganan sehubungan dengan kredit atau pembayaran utang-utang dagangnya baik
kepada perusahaan sendiri maupun kepada perusahaan lain, referensi kredit, rata-rata jangka waktu
pembayaran utang dagang dan beberapa ratio financial tertentu dari perusahaan langganan akan dapat
memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum memberikan atau melakuakn penjualan kredit
f. Persyaratan kredit
Persyaratan kredit adalah syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi pelanggan. Misalnya, syarat kredit
dinyatakan seperti 2/10 net 30 artinya pembeli menerima potongan sebesar 2% bila pembayaran paling
lambat dilakukan dalam waktu 10 hari setelah awal periode kredit. Tetapi jika pelanggan tidak mengambil
diskon tunai maka keseluruhan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode
kredit.
5. Tingkat perputaran piutang
Perputaran piutang = penjualan/piutang
Rata – rata umur piutang = 365 /perputaran piutang
Contoh
PT. ABC melakukan penjualan Rp. 200.000 dan mempunyai piutang Rp.
40.000, Tentukan rata – rata umur piutangnya?
Perputaran piutang = 200.000/40.000
=5
Rata – rata umur piutang = 365/5
= 73 hari

Anda mungkin juga menyukai