Anda di halaman 1dari 137

PERTEMUAN 9

MANAJEMEN PIUTANG
A. PENGERTIAN PIUTANG
Menurut Subramanyam dan John J.Wild (2010) Pengertian
Piutang adalah :

Nilai jatuh tempo yang berasala dari penjualan barang atau jasa
atau dari pemberia pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh
tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bung.

B. TUJUAN PIUTANG
1. Merangsang minat para langganan
2. Menaikkan volume penjualan
3. Meningkatkan laba bersih perusahaan
4. Strategi memenangkan persaingan  memperbesar market
share
C. SEBAB-SEBAB PIUTANG BERSIFAT BAD DEBT

Piutang yang bersifat bad debt timbul disebabkan :


1. Perusahaan ingin mengejar target penjualan ,sehingga
angka penjualan dinaikkan.
2. Perusahaan dalam memperbesar penjualan dengan
menaikkan penjualan produk boleh dibeli secara non
tunai.
3. Penjualan produk yang bersifat non tunai dilakukan
secara tidak hati-hati.
4. Perusahaan memiliki tagihan atau kewajiban dalam
bentuk kredit kepada suatu perbankan.
D. KOMPONEN-KOMPONEN KEBIJAKAN KREDIT

1. Persyaratan Penjualan
Dalam penjualan produknya perusahaan akan memutuskan
apakah memutuskan untuk menjual produknya secara tunai
atau menjualnya secara kredit.
2. Analisa Kredit
Dalam pemberian kredit, suatu perusahaan harus dapat
menentukan seberapa besar usahanya untuk dapat
memisahkan antara pelanggan yang akan membayar dan
pelanggan yang tidak membayar
3. Kebijakan Penagihan
Setelah kredit diberikan,perusahaan akan menghadapi
persoalan bagaimana penagihan dilakukan
E. CARA MEMPERKECIL RESIKO BAD DEBT

Ada beberapa acuan yang harus diterapkan perusahaan


untuk memperkecil resiko timbulnya bad debt yaitu :
1. Menghindari keputusan penjualan produk pada saat
pasar dalam kondisi fluktuatif atau akan berada dalam
kondisi menuju krisis moneter.
2. Membatalkan penjualan produk pada konsumen yang
memiliki reputasi buruk dalam dunia bisnis.
3. Menghindari produksi dan penerimaan order pada saat
pasar tidak menentu.
4. Melakukan dan menerapkan tindakan prinsip kehati-
hatian (prudential principle) pada saat tingkat
persaingan bisnis semakin tinggi,dan inovasi produk
perusahaan berlangsung secara lambat
5. Ada ukuran persentase yang layak diterapkan untuk
besaran piutang.
F. PENGERTIAN CASH CONVERSION CYCLE

Menurut Lukas Atmaja (2001) Cash Convension Cycle (CCC)


adalah waktu rata-rata antar penjualan kas untuk sumber daya
produktif dengan penerimaan kas dari penjualan produk
Joel G.Siegel dan Jae K.Shim(1999) mengemukakan pendapat
mengenai Cash Conversion Cycle :
1. Tindakan mengubah satu kelas surat berharga perusahaan
menjadi kelas surat berharga lainnya. Misalnya
mengkonversikan obligasi menjadi saham.
2. Membuat penilaian pengganti untuk yang lain. Misalnya
menyatakan kembali biaya historis untuk biaya saat ini.
1. Pengiriman saham dana bersama dari dana yang satu ke
dana lain dalamsatu jenis
2. Menukar mata uang dari yang satu ke yang lainnya dengan
menggunaka rasio pertukaran(kurs)
Rumus menghitung Cash Conversion Cycle adalah :

Cash Conversion Cycle=ICP+RCP+PDP

Dimana:

CCC = Cash Conversion Cycle (Siklus konversi kas)


ICP = Inventory conversion period (Periode konversi
persediaan)
RCP = Receivable collection period
PDP = Payable deferral period(Periode penundaan
piutang)
Soal Cash Conversion Cycle

- Manajer keuangan PT.Sentosa Sejahtera sedang


melakukan analisis pada manajemen piutang yang
sudah berlangsung selama ini. Dimana hasil analisis
terlihat bahwa perusahaan memiliki rata-rata
pengumpulan piutang adalah 75 hari, dan rata-rata
pembayaran utang dagang adalah 55 hari,serta rata-
rata inventory turnover (perputaran persediaan) adalah
96 hari.
Ditanya : Hitunglah Cash Conversion Cycle
PT.Sentosa !
Jawab : Cash Conversion Cycle = ICP+RCP+PDP
= 96+75+55
= 226 hari
G. UNSUR-UNSUR KREDIT

Unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut :


a. Kepercayaan.
Kepercayaan (Trust) adalah sesuatu yang paling utama
dari unsur kredit yang harus ada karena tanpa ada rasa
saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan
sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik.
Karena dalam konsep sekarang ini kreditur dan debitur
adalah mitra bisnis
b. Waktu.
Waktu (Time) adalah bagian yang paling sering
dijadikan kajian oleh pihak analis finance khususnya
oleh analis kredit.
G. UNSUR-UNSUR KREDIT

Unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut :


1. Kepercayaan.
Kepercayaan (Trust) adalah sesuatu yang paling utama
dari unsur kredit yang harus ada karena tanpa ada rasa
saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan
sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik.
Karena dalam konsep sekarang ini kreditur dan debitur
adalah mitra bisnis
2. Waktu.
Waktu (Time) adalah bagian yang paling sering
dijadikan kajian oleh pihak analis finance khususnya
oleh analis kredit.
3. Resiko.
Resiko menyangkut persoalan degree of risk di mana
pada kedaan yang terburuk pada saat kredit tersebut
tidak kembali atau timbulnya kredit macet.

4. Prestasi.
Prestasi yang dimiliki oleh kreditur untuk diberikan
kepada debitur. Biasanya bentuk objek dari kredit
tersebut tidak selalu dalam bentuk uang tetapi juga
boleh dalam bentuk barang atau jasa
e. Adanya Kreditur.
Kreditur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memiliki
uang (money), barang (goods) atau jasa (service) untuk
dipinjamkan kepada pihak lain dengan harapan dari hasil
pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam bentuk
bunga (interest) sebagai balas jasa dari uang,barang atau
jasa yang telah dipinjam tersebut.
f. Adanya Debitur.
Debitur yang dimaksud adalah pihak yang memerlukan uang
(money) barang(goods) atau jasa(service) dan berkomitmen
untuk mampu mengembalikannya tepat sesuai dengan
waktu yang disepakati serta bersedia menanggung berbagai
resiko jika melakukan keterlambatan sesuai dengan
ketentuan administrasi dalam kesepakatan perjanjian
yang tertera di perjanjian penjualan kredit
H. JENIS KREDIT DAN JANGKA WAKTUNYA

1. Kredit berdasarkan jenisnya ada 3 (tiga) :

a. Kredit konsumtif (Consumptive Credit). Kredit ini adalah


kredit yang diajukan oleh seorang debitur kepada
kreditur guna memenuhi kebutuhan pribadinya. Seperti
untuk membeli sepeda motor, mobil, rumah, perabotan
rumah, renovasi rumah dan lain-lain.
b. Kredit Produktif (Productive Credit). Kredit ini adalah
umumnya dipakai atau diajukan oleh mereka yang
bergerak dalam dunia usaha atau mereka yang
mempunyai bisnis dan membutuhkan dana dalam
usahanya.Contohnya menghasilkan produk
baru/tambahan,mermbuka kantor cabang baru dan lain-
lain

c. Kredit Perdagangan (Trade Credit). Kredit ini adalah


umumnya dananya dipergunakan untuk keperluan
perdagangan (Trade). Contohnya: Menghasilkan barang
untuk dipakai oleh orang banyak baik daerah, negara
maupun kawasan
2.Kredit menurut jangka waktunya:

a. Kredit Jangka Pendek (Short Term Credit). Kredit ini


memiliki jangka waktu selama-lamanya 1 tahun atau
maksimum 1 tahun. Contohnya
Petani yang bercocok tanaman yang usia
pertanamannya adalah dalam kurun waktu hanya 1
tahun
b. Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan). Kredit
ini memiliki jangka waktu antara 1 sampai dengan 3
tahun. Contohnya: Pembelian bahan baku,membayar
upah buruh,pembelian suku cadang dan lain-lain
c. Kredit jangka panjang (Long Term Loan). Kredit ini
memiliki jangka waktu yang lebih dari 3 tahun.
Contohnya: Keperluan investasi,penambahan
produk,membuka kantor cabang baru
I. PERSYARATAN UMUM UNTUK MENGAJUKAN KREDIT

Untuk mengajukan pinjaman kredit ke suatu lembaga


perbankan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh calon debitur sebagai syarat administrasi yaitu:

1. Foto copy KTP(Kartu identitas Pemohon) dan foto copy


KTP Istri jika pemohon adalah suami,begitu juga
sebaliknya
2. Foto copy KK(Kartu Keluarga)
3. SK 80 % dan 100 %(Untuk 80 % khusus bagi
PNS,namun jika pegawai swasta juga
4. NPWP(Nomor Pokok Wajib Pajak)
5. Sertifikat kepemilikan rumah dan tanah sebagai jaminan,
atau BPKB Kendaraan
6. Buku tabungan baik di bank tersebut dan bank lain
7. Surat keterangan tempat bekerja(Bagi pegawai kontrak)
8. Slip gaji 3 atau 4 bulan terakhir
9. Mengisi Formulir pengajuan kredit sesuai permintaan
10. Surat keterangan sanggup membayar cicilan kredit
dengan baik jika masa pension kerja semakin dekat
Dalam memutuskan pemberian kredit atau penjualan
melalui kredit ada beberapa hal yang harus dipikirkan
baik oleh kreditur atau debitur secara umum dan sudah
menjadi penilaian umum yang dikenal
Dengan prinsip 5C(Lima C)

Prinsip 5C yaitu :
1. Character, aspek ini menggambarkan keinginan
atau kemauan para pembeli untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya sesuai dengan persyaratan
yang sudah ditetapkan oleh penjual.
Pola-pola pembayaran utang pada masa lalu dapat
dijadikan pedoman yang sangat berguna dalam
menilai karakter seorang calon pelanggan
2. Capacity, menggambarkan kemampuan seorang langganan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya. Suatu
estimasi yang dianggap cukup baik dapat diperoleh dengan
menilai posisi liuiditas dan proyeksi cash flow dari calon
pelanggan.

3. Capital, menunjuk kepada kekuatan keuangan calon pelanggan


terutama dengan melihat jumlah modal sendiri yang dimilikinya.
Analisa terhadap neraca perusahaan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan yang tersedia akan dapat memenuhi
kebutuhan atas penilaian modal calon pelanggan .
4. Collateral, menggambarkan jumlah aktiva yang
dijadikan sebagai barang jaminan oleh calon
pelanggan. Akan tetapi biasanya hal ini bukanlah
merupakan pertimbangan yang sangat penting karena
tujuan perusahaan dalam memberikan kredit bukanlah
untuk menyita dan kemudian menjual aktiva langganan,
tetapi penekanannya adalah kepada pembayaran kredit
yang diberikanpada waktu yang sudah ditetapkan

5. Conditions, menunjuk kepada keadaan ekonomi


secara umum dan pengaruhnya atas kemampuan
perusahaan calon pelanggan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya.
PERTEMUAN 10

MANAJEMEN KAS
A. PENGERTIAN KAS

 Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang


paling likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan
segera untuk memenuhi kewajiban finansial
perusahaan

 Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan


untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari
(dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian
aktiva tetap, memiliki sifat kontinyu (untuk pembelian
bahan baku, membayar upah dan gaji, membayar
supplies kantor habis pakai, dll) dan tidak kontinyu.
Misalnya untuk pembayaran deviden, pajak,
angsuran hutang, dsb
 Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada
dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam
waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran
kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi
likuiditasnya.

 Kas meliputi : Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada


ditangan perusahaan (Cash in hand) atau ada di bank
(bank), Cek, demand deposit, money order (kas bon) dll.
B. ALIRAN KAS

 Aliran kas dalam perusahaan: Aliran kas masuk (cash


inflow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas
ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
 Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan
produk secara tunai, penerimaan piutang). Aliran kas
masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham penerimaan kredit
dari bank, penjulan aktiva tetap yang tidak terpakai).
 Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian
bahan mentah, gaji karyawan) Aliran kas keluar
intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian
kembali saham, pembelian aktiva tetap).
C. MOTIF PENAHANAN KAS
John Maynard Keynes

1. Motif Transaksi, Kas diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan transaksi. seperti membayar upah tenaga
kerja, membeli bahan baku, membayar biaya listrik dan
lain sebagainya.
2. Motif Berjaga-jaga, Kas diperlukan untuk berjaga-jaga
menghadapi ketidakpastian dimasa mendatang.
3. Motif Spekulasi, Kebutuhan kas untuk memperoleh
keuntungan karena perubahan harga surat berharga 
investasi surat berharga
D. MANAJEMEN KAS

• Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas


sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi kegagalan
pemakaian kas, dan pengawasan terhadap posisi kas.

• Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning.

• Likuiditas manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas


dan jumlah kas yang harus ada dalam perusahaan.

• Earning tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk


mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar
dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu
manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan secara
ekonomis
E. PERENCANAAN KAS
Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas.
Manajer harus menyiapkan daftar kegiatan untuk menimbulkan kas
(pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan kas (pengoperasian
dan penginvestasian). Atau membuat proyeksi Cash in flow, Cash
out flow dan balance (saldo)

Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:


1. Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi rutin,
kas dari pelunasan utang jangka panjang, investasi dari pemilik,
penjualan aktiva tetap, mengeluarkan obligasi dll
2. Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen,
pembayaran utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap,
membayar gaji karyawan, dll

Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa


besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang
menganggur, selanjutnya dapat ditentukan langkah selanjutnya
terhadap kas yang berlebihan/menganggur
F. SUMBER KAS

• Hasil Penjualan tunai & penerimaan piutang


• Penjualan aktiva tetap
• Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan
modal oleh pemilik.
• Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel), hutang obligasi,
hutang bank dll
• Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex: bunga)
• Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga atau dividen,
hadiah, atau restitusi pajak dari periode sebelumnya.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BESAR KECILNYA PERSEDIAAN KAS

 Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow

 Penyimpangan terhadap aliran kas yang


diperkirakan

 Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-


bank

 Penganggaran kas
H. MANFAAT POKOK JUMLAH KAS YANG MEMADAI

1. Dapat memanfaatkan potongan harga dalam pembelian barang.


Syarat perdagangan seperti 2 / 10 net 30.
Perhitungan biaya karena tidak memanfaatkan potongan :
% potongan 360/365*
Biaya =
(100-% potongan) (hari jatuh tempo – periode potongan)
Biaya = 2 / 98 x 360 / 20 = 0,37 (37%)

2.Dalam analisa kredit curent rasio dan acid test rasio merupakan
tolak ukur yang pokok,
Perusahaan akan lebih dipercaya oleh bank atau lembaga kredit
lainnya.

3.Untuk mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu.


Untuk menanggulangi keadaan darurat, seperti pemogokan,
kebakaran, kekeringan atau serangan dari pesaing melalui program
kampanye pemasaran.
H. SAVETY LEVEL OF CASH BALANCE

 Saldo kas minimum yang perlu dimiliki oleh


perusahaan untuk melindungi perusahaan dari resiko
kesalahan-kesalahan saldo kas.
 Savety level of cash balance sebaiknya ditetapkan
untuk periode normal dan periode puncak.
 Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan
akan kas memuncak.

 Rumus :
 Savety level of Cash Balance:
Jumlah hari yang diinginkan X Rata-rata harian
pengeluaran kas
I. KAS MNIMUM
 Contoh 1:
Perusahan Maju Jaya menetapkan bahwa
safety level of cash harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7
hari. Pengeluaran kas rata-rata sehari berjumlah Rp. 600.000,00
Jadi, Safety level of cash Balance = 7 x Rp. 600.000,00
= Rp. 4.200.000,00

 Contoh 2:
Selama 3 hari puncak dalam bulan Agustus pengeluaran kas
perusahaan Maju Jaya berturut-turut Rp. 750.000,00, Rp. 800.000,00,
Rp. 850.000,00.
 Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 800.000,00
 Bilamana jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5
hari. Maka safety level of cash Balance pada periode puncak
perusahaan Maju Jaya adalah 5 x Rp. 800.000,00 = Rp. 4.000.000,00
J. MENENTUKAN SALDO KAS OPTIMAL
(MODEL BAUMOL)
Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh
saldo kas optimal terdiri dari dua item:
Biaya Simpan
Biaya Transaksi
Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi
TC = (C/2) i + (T/C) b
C = [(2 x b x T) : i]1/2

Keterangan:
C = saldo kas optimal yang akan kita cari
i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam satu periode
b = biaya order kas
 Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)
Misalkan: Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan
Rp. 20 juta. Perusahaan memperoleh kas dengan
menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan kas
adalah Rp. 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah
18% per tahun, atau 1,5% per bulan. Saldo kas dapat
dihitung sebagai berikut:

C = [(2 x 10.000 x 20.000.000)/0,015)]1/2


= Rp. 5.163.978

Saldo kas yang optimal adalah Rp. 5.163.978.


Keterangan:

 Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan order


pengisian kas sebanyak 20juta/5,163 juta = 3,9 kali atau
sekitar empat kali.
TC = (5.163.978/2) x 0,015 + (20.000.000/5.163.978) x 10.000

TC = 38.730 + 38.730 = 77.460


K. MODEL RANDOM ALIRAN KAS
(MODEL MILLER-ORR)
 Perusahaan perlu menetapkan batas atas (h) dan batas bawah (z)
saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu
merubah sejumlah tertentu kas, agar saldo kas kembali ke jumlah
yang diinginkan. Sebaliknya apabila saldo kas menurun, perusahaan
perlu menjual sekuritas.

 Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h dan batas
bawah oleh titik 0.
 Perbaikan model Boumol  1966
 Model MILLER dan ORR

Nilai z bisa hitung dengan formula:


z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3
h =3z
C =4z/3

Keterangan:
z = batas bawah yang akan dicari
h = batas atas
b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat
berharga
σ2 = varians aliran kas bersih harian
i = tingkat bunga harian pada surat berharga
C = rata-rata saldo kas
Contoh:

 Misalkan penyimpangan aliran kas bersih harian adalah


Rp. 2.000, tingkat bunga adalah 10%per tahun, biaya
transaksi pembelian surat berharga adalah Rp.100.000
Berapa batas bawah dan atas?
Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu
tahun ada 365 hari.
i = 0,1 / 365 = 0,000274
Varians aliran kas bersih harian:
σ2 = (2.000)2 = Rp. 4.000.000
Lanjutan…

Batas bawah (z) dan batas atas (h) dihitung sebagai


berikut:
z = [3 x 100.000 x 4.000.000 / (4 x 0,000274)]1/3
= Rp. 103.068
h = Rp. 103.0 68 x 3
= Rp. 309.204

Rata-rata saldo kas adalah


C = (4 x Rp. 103.068)/3
= Rp. 137.424
Lanjutan…

 Misalkan kita menetapkan batas minimal adalah Rp.


100.000, sehingga saldo kas tidak akan pernah
menyentuh nilai 0. Nilai z, h dan C adalah:
z = Rp. 103.068 + Rp. 100.000 = Rp. 203.068
h = Rp. 309.204 + Rp. 100.000) = Rp. 409.204
C = ((4 x Rp. 203.068) – (Rp. 100.000)) / 3
= Rp. 237.424

Formula:
z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3 + L
PERTEMUAN 11

PENILAIAN KEPUTUSAN INVESTASI


A. PENGERTIAN KEPUTUSAN INVESTASI

 Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan


oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva)
dengan harapan memperoleh pendapatan di masa
yang akan datang.
 Investasi dilihat dari jenis aktivanya, dibedakan ke
dalam investasi pada aktiva riil dan investasi pada
aktiva non-riil (aktiva finansial).
 Investasi pada aktiva riil misalnya investasi dalam
tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan.
 Investasi pada aktiva finansial misalnya investasi ke
dalam surat-surat berharga.
B. METODE PENILAIAN INVESTASI

Pengambilan keputusan proyek investasi terutama


didasarkan pada pertimbangan ekonomis. Secara
ekonomis apakah suatu investasi layak atau tidak
dilaksanakan dapat dihitung dengan beberapa metode
penilaian atau kriteria proyek investasi, yaitu:

1. Metode Payback Period (PP)


2. Metode Net Present Value (NPV)
3. Metode Internal Rate of Retun (IRR)
4. Metode Accounting Rate of Return (ARR)
5. Metode Profitability Index (PI)
C. METODE PENILAIAN INVESTASI

1. Payback Period ( Periode Payback)

Adalah suatu periode yang diperlukan untuk


dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan proceeds atau aliran kas
netto (net cash flows) atau panjangnya waktu
yang diperlukan agar dana yang tertanam
pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnya.
RUMUS :

a. Jika proceeds setiap tahun sama

Jumlah Investasi
Payback Period =
Proceeds Tahunan

CONTOH :

Diketahui jumlah investasi Rp. 6.000.000,- , jumlah


proceeds tahunan Rp. 2.000.000,- berapa besarnya
payback period ?
Jawab:
PP = 6.000.000 / 2.000.000
= 3 tahun
b. Jika proceeds setiap tahun tidak sama
b-c
Payback Period = t +
d-c
Dimana :
t = tahun terakhir dimana jumlah cash inflow belum menutup
jumlah investasi
b = jumlah investasi
c = kumulatif cash inflow pada tahun ke t
d = jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t+1
Contoh :

Jumlah investasi Rp. 7.200.000,- yang diperkirakan


mempunyai proceeds (cash inflow) selama umurnya
adalah sbb:
Tahun 1 Rp. 4.500.000,-
Tahun 2 Rp. 2.200.000,-
Tahun 3 Rp. 2.000.000,-
Berapa besarnya payback period ?
Jawab:
Jumlah investasi...........................................Rp.7.200.000,-
Proceeds tahun 1.........................................Rp.4.500.000,-

Belum tertutup.............................................. Rp.2 700.000,-


Proceeds tahun 2..........................................Rp.2.200.000,-

Belum tertutup...............................................Rp. 500.000,-

Proceeds tahun 3..........................................Rp. 2.000.000,-

Surplus...........................................................Rp.1.500.000,-
Maka :
t=2
b= Rp.7.200.000,-
c= Rp.6.700.000,-
d= Rp.8.700.000,-

Sehingga :
PP = 2+{ (7.200.000 - 6.700.000) / (8.700.000 – 6.700.000)}
PP = 2 +( 500.000/2.000.000)
PP = 2 + 0,25
PP = 2 tahun 3 bulan
Kelebihan Payback Period : sederhana dan mudah dalam
perhitungannya.

Kelemahannya:

1. Mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau


proceeds yang diperoleh sesudah payback period
tercapai, sehingga tidak dapat digunakan untuk
mengukur tingkat provitabilitas, tetapi hanya sebagai
alat rapidity atau kecepatan kembalinya dana.
2. Metode payback period mengabaikan time value of
money
2. Metode Present Value (NPV)

Dengan adanya kelemahan dari metode Payback period


maka dicarilah metode lain yang memperhatikan
proceeds baik sebelum maupun sesudah sesudah
tecapainya payback period maupun time value of money.
Salah satu metode tersebut adalah net present value
(NPV).

NPV adalah salah satu dari teknik capital budgeting yang


memperhitungkan nilai waktu uang.

Rumus : NPV = PV dari proceeds – PV dari outlays


Usulan investasi akan diterima jika jumlah PV dari
keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar
daripada PV dari investasinya . Jika usul investasi lebih
dari satu maka yang dipilih adalah yang mempunyai NPV
terbesar.

Atau :

NPV positif - diterima


Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal
NPV negatif - ditolak
Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal
Contoh kasus Arus kas Sama

Sutau perusahaan mempertimbangkan usulan proyek


investasi sebesar Rp.4.000.000,- tanpa nilai sisa dan arus
kas pertahun sebesar Rp. 1.200.000,- selama 5 tahun
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Nilai NPV=
PV dari proceeds=1.200.000X2,9906* =Rp.3.588.720,-
PV dari outlays.....................................(Rp. 4.000.000,-)

NPV..................................................... –Rp. 411.280,-


* discount factor (DF) yang terdapat pada tabel bunga
dengan tingkat bunga 20% pada deretan tahun ke-5

Usulan proyek ini lebih baik ditolak, karena NPV nya bernilai
negatif.
Contoh kasus Arus kas Berbeda:

Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan


proyek investasi sebesar Rp. 700 juta, dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus kas
pertahun

Tahun Arus Kas


1 Rp. 300 juta
2 Rp. 250 juta
3 Rp. 200 juta
4 Rp. 150 juta
5 Rp. 100 juta
Lihat nilai tabel
nilai sekarang
Jawaban contoh : 15 %

Tahun Arus kas Tingkat bunga Nilai sekarang (PV)


(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 300,000,000 0.8696 260,880,000
2 250,000,000 0.7561 189,025,000
3 200,000,000 0.6575 131,500,000
4 150,000,000 0.5718 85,770,000
5 100,000,000 0.4972 49,720,000

Total nilai sekarang (PV) 716,895,000

Investasi awal (OI) 700,000,000


Nilai sekarang bersih (NPV) 16,895,000
Nilai NPV positif sebesar Rp. 16.895.000, maka usulan
proyek investasi ini layak diterima
3. Internal Rate Of Return

Adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai


sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima =
jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal.

IRR dapat ditentukan dengan cara trial and error ( Coba-


coba).
Langkah – Langkah Menghitung IRR :

1. Hitung PV arus kas yang dihasilkan usulan proyek


investasi dengan menggunakan tingkat suku
bunga yang dipilih sembarangan

2. Bandingkan hasil perhitungan poin 1 diatas dengan


jumlah investasi-nya
– Jika hasilnya negatif, coba dengan suku bunga yang
lebih rendah
– Jika hasilnya positif, coba dengan suku bunga lebih
tinggi
3. Lanjutkan poin langkah 2 diatas sampai PV – nya
mendekati Investasi awal (selisih PV dengan
investasi awal = - 1 dan + 1)

4. Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek


investasi tersebut dengan teknik interpolasi
Contoh IRR :
Kasus arus kas setiap tahunnya jumlahnya sama

Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek


investasi sebesar Rp. 80 juta, menghasilkan arus kas
setiap tahun Rp. 24 juta, selama 5 tahun dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 12 %, maka berapa
besarnya IRR ?
Jawaban
• Dicoba faktor diskonto 15 %
NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – Investasi Awal
NPV = (Rp. 24 juta x 3,3522 ) - Rp. 80 juta
NPV = Rp. 80.452.800 – Rp 80 juta
NPV = Rp 452.800

• Dicoba faktor diskonto 16 %


NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – Investasi awal
NPV = (Rp. 24 juta x 3,2743 ) - Rp. 80 juta
NPV = Rp. 78.583.200 – Rp 80 juta
NPV = Rp – 1.416.800
Jawaban: Perhitungan Interpolasi

Selisih bunga Selisih PV Selisih PV dengan Investasi awal

15% 80,452,800 80,452,800

16% 78,583,200 80,000,000

1% 1,869,600 452,800

IRR = 15 % + ( Rp 452.800 / Rp. 1.869.600) x 1 %


IRR = 15 % + 0,24 %
IRR = 15,24 %

Maka usulan proyek ini di terima


Contoh IRR:
Kasus arus kas berbeda
• Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan
usulan proyek investasi sebesar Rp. 112.500.000,
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 15%,
perkiraan arus kas pertahun

Tahun Arus Kas


1 Rp. 45.000.000
2 Rp. 37.500.000
3 Rp. 30.000.000
4 Rp. 22.500.000
5 Rp. 15.000.000
Jawaban :
Kita coba dengan tingkat suku bunga 13% dan 12%,
bagaimana nilai PV terhadap investasi awal
Tahun Arus kas Tingkat bunga Nilai sekarang (PV) Tingkat bunga Nilai sekarang (PV)
(1) (2) 13 % (3) (4) = (2) x (3) 12 % (5) (6) = (2) x (5)
1 45,000 0.8850 39,825 0.8929 40,181
2 37,500 0.7831 29,366 0.7972 29,895
3 30,000 0.6931 20,793 0.7118 21,354
4 22,500 0.6133 13,799 0.6355 14,299
5 15,000 0.5428 8,142 0.5674 8,511

Total nilai sekarang (PV) 111,926 114,239

Investasi awal 112,500 112,500

Nilai sekarang bersih (NPV) -575 1,739


Jawaban: Perhitungan Interpolasi
Basis 12%
Selisih PV dengan
Selisih bunga Selisih PV Investasi awal

12% 114,239 114,239


13% 111,926 112,500
1% 2,313 1,739

IRR = 12 % + ( Rp 1,739 / Rp. 2,313) x 1 %


IRR = 12 % + 0,75 %
IRR = 12,75 %
Jawaban: Perhitungan Interpolasi

Basis 13%
Selisih PV dengan
Selisih bunga Selisih PV Investasi awal
12% 114,239 111,926
111,926
13% 112,500
1% 2,313 -574

IRR = 13% + ( -Rp.574/ Rp. 2,313) x 1 %


IRR = 13% - 0,248%
IRR = 12,75 %
Mencari Nilai IRR

• Basis 12 %
IRR = 12 + (Rp. 1.740.000 / Rp. 2.315.000) x 1 %
IRR = 12 % + 0,75 %
IRR = 12,75 %

• Basis 13 %
IRR = 13 % + (RP -575.000 / Rp. 2.315.000 ) x 1 %
IRR = 13 % + ( - 0,248 %)
IRR = 12,75 %

• Nilai IRR lebih kecil dari 15 %, maka usulan proyek


investasi ini di tolak
4. Accounting Rate Of Return (ARR)

Menunjukkan persentase keuntungan neto sesudah


pajak (EAT) pajak dihitung dari jumlah investasi.

Jika tiga metode sebelumnya mendasarkan diri pada


proceeds atau outlays maka metode ARR mendasarkan
diri pada keuntungan yang dilaporkan pada laporan rugi
laba.
Kelebihan metode ARR : sederhana dan mudah dimengerti.

Kelemahan :

1. Tidak memperhatikan time value of money


2. Menitikberatkan pada masalah akunting dan kurang
memperhatikan data cash flows dari investasi yang
bersangkutan
3. Merupakan pendekatan jangka pendek
4. Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi
Rumus Perhitungan :

1. Accounting rate of return atas initial


investment

=(EAT / Initial Invesment) X 100%

2. Accounting rate of return atas dasar


investasi rata-rata
=(EAT / Investasi rata-rata) X 100%
Investasi rata-rata = jumlah investasi/2
Keputusan :

1. Jika kita memilih salah satu dari beberapa usul investasi ,


maka yang dipilih adalah investasi yang dapat menghasilkan
accounting rate of return yang paling besar.

2. Jika ARR lebih besar daripada minimum accounting rate


of return maka usulan investasi dapat diterima .

Contoh :

Diketahui jumlah investasi Rp. 45.000.000,- keuntungan


sesudah pajak Rp. 7.500.000,- berapa besarnya ARR atas
dasar initial investment dan ARR atas dasar investasi rata-rata?
Jawab :

a. ARR atas dasar initial investment


=(7.500.000/45.000.000) X 100%
= 16,67%

b. ARR atas dasar investasi rata-rata


= {7.500.000/(45.000.000/2)} X 100%
= (7.500.000/22.500.000) X 100%
= 33,34%
PERTEMUAN 12

SUMBER MODAL DAN


KEBIJAKAN DIVIDEN
A. SUMBER PENDANAAN

 Sumber dana dari dalam perusahaan (internal source)


dapat diartikan sebagai bentuk dana dimana
pemenuhan kebutuhan dananya berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri, dengan kata lain dana dengan
kekuatan atau kemampuan sendiri.
 Dana dari dalam perusahaan dapat diadakan dengan
atau menggunakan laba cadangan dari sebagian sisa
hasil usaha yang merupakan unsur dana sendiri,
sebagai sumber dana intern
 Sumber dana bagi perusahaan dapat dikelompokan
menjadi sumber dana jangka pendek, sumber dana
jangka menengah, dan sumber dana jangka panjang.
B. SUMBER DANA JANGKA PENDEK

 Salah satu sumber dana perusahaan adalah sumber dana


jangka pendek. Sumber dana jangka pendek adalah
pendanaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu
satu tahun atau kurang. Contoh sumber dana jangka
pendek adalah kredit perdagangan, pinjaman bank jangka
pendek, surat berharga komersial, serta pendanaan piutang
dan persediaan.
 Dana Pinjaman Bank, meliputi:
- Kredit Usaha Kecil Menengah
- Kredit Tanpa Agunan
- Leasing
- Kredit Pasar Uang
- Letter of Credit,
- Factoring
C. SUMBER DANA JANGKA MENENGAH

 Sumber dana jangka menengah merupakan sumber dana yang


memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun dan kurang dari lima
tahun
 Jenis sumber dana jangka menengah diantaranya adalah Term
Loan, Equipment Loan, Leasing

D. SUMBER DANA JANGKA PANJANG


 Sumber dana paling akhir dari rangkaian sumber dana perusahaan
adalah sumber dana jangka panjang. Pengertian sumber dana
jangka panjang adalah pendanaan yang jangka waktu jatuh
temponya lebih dari lima tahun. Pendanaan jangka panjang
terutama terdiri dari obligasi. Pendanaan jangka panjang seringkali
digunakan untuk mendanai aset-aset yang masa pakainya
panjang, seperti tanah, mesin, pabrik atau proyek-proyek
konstruksi. Jenis-jenis sumber dana jangka panjang biasanya
berbentuk Hipotik, Obligasi
E. ANALISIS STRUKTUR MODAL
 Struktur modal (capital structural), adalah perimbangan atau
perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Modal
asing dalam hal ini adalah utang jangka panjang maupun jangka
pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan
penyertaan kepemilikan perusahaan.
 Sedangkan Struktur Keuangan (Financial Structure) adalah
perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah pasiva. Struktur
Modal Optimal menunjukkan Struktur modal yang meminimumkan
biaya modal sehingga nilai perusahaan maksimum dan akhirnya
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
 Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber-
sumber dana permanen yang digunakan perusahaan untuk
operasionalnya yang akan memaksimalkan nilai perusahaan itu
sendiri.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL
 Tingkat bunga (biaya modal)
 Stabilitas dari Perolehan Laba
 Struktur Aktiva
 Tingkat Risiko Aktiva
 Sifat Manajemen
 Besarnya Jumlah Kebutuhan Modal

G. PENDEKATAN DALAM STRUKTUR MODAL

Dalam menganalisis Struktur Modal terdapat lima pendekatan


yaitu Pendekatan Laba Bersih, Pendekatan Laba Operasi,
Pendekatan Tradisional, Pendekatan MM, dan Pendekatan
EBIT – EPS.
1. Pedekatan Net Income (NI)

Pada pendekatan ini, sebagian laba atas pemegang saham


dikapitalisasi dengan suatu tingkat kapitalisasi yang
konstan yaitu ke (biaya modal sendiri)
Asumsi yang mendasari pendekatan Net Income adalah:

1) Biaya utang (kl) dan biaya modal sendiri (ke) adalah


konstan walaupun struktur modal berubah.
2) Biaya utang sebelum pajak (kd) lebih rendah dari biaya
modal sendiri (ke)
Secara grafis ditunjukkan pada Gambar berikut ini:
2. Pendekatan Net Operating Income (NOI)

Pada Pendekatan Net Operating Income (NOI), tingkat


biaya modal rata-rata tertimbang (ko) adalah konstan.
Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah biaya
utang (kl) dan biaya modal keseluruhan (ko) konstan.
Pada pendekatan NOI, perubahan struktur modal, tidak
mempengaruhi nilai total perusahaan
Secara grafis ditunjukkan pada Gambar berikut ini:
3. Pendekatan Tradisional

Pada pendekatan ini, mengaggap bahwa biaya modal sendiri


(ke) akan naik apabila ratio utang meningkat dan biaya utang
(kl) akan meningkat apabila melebihi tingkat ratio utang
tertentu. Hal ini sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
sebagai berikut:
4. Pendekatan Modigliani-Miller (MM)

Pendekatan Modigliani-Miller beranggapan bahwa nilai


perusahaan independen (tidak dipengaruhi)oleh struktur
modal dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada
pajak penghasilan. Asumsi yang mendasari pendekatan ini
adalah:

a. Informasi yang tersedia bagi semua investor dan dapat


diperoleh tanpa biaya
b. Tidak ada biaya transaksi
c. Investor dapat melakukan diversifikasi investasi surat
berharga secara sempurna.
d. Semua investor bersikap dan bertindak rasional.
e. Perusahaan beroperasi dalam kondisi yang sama dan
risiko yang sama.
f. Tidak ada pajak penghasilan.
5. Pendekatan EBIT-EPS

Pendekatan EBIT-EPS menentukan hubungan antara


laba per lembar saham (earning per share = EPS)
dengan laba sebelum bunga dan pajak (earning before
interest and tax = EBIT) pada beberapa alternatif
pembelanjaan yang berbeda-beda dan titik kesamaan
(indifference points) masing-masing alternatif
pembelanjaan tersebut.
H. KEBIJAKAN DIVIDEN
 Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah
laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan
untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang
akan datang.

 Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan


dengan keputusan pendanaan perusahaan.

 Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen yaitu


memutuskan apakah laba bersih yang diperoleh selama satu
periode dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan
sebagian lagi tidak dibagi (menjadi laba ditahan).

 Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada para


pemegang saham. Ada dua jenis dividen yaitu dividen saham
preferen dan dividen saham biasa.
I. PERTIMBANGAN MANAJERIAL DALAM
PEMBAYARAN DIVIDEN

Faktor yang dapat dan harus dianalisis perusahaan dalam


praktek ketika melakukan pendekatan terhadap keputusan
dividen, antara lain:
 Kebutuhan dana bagi perusahaan
 Posisi Likuiditas perusahaan
 Kemampuan untuk meminjam
 Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang
 Pengendalian perusahaan
J. KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN

Ada beberapa bentuk pembayaran dividen secara tunai


atau cash dividen yang dilakukan perusahaan kepada
para pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen
tersebut yaitu:
 Kebijakan pemberian dividen stabil
 Kebijakan pemberian dividen yang meningkat
 Kebijakan pemberian dividen yang konstan
 Kebijakan pemberian dividen yang rendah ditambah
ekstra
K. STABILITAS DIVIDEN

 Stabilitas dividen adalah pembayaran dividen yang


stabil dalam jangka waktu yang lama.

 Sedangkan kebalikannya adalah pembayaran dividen


yang sesuai dengan persentase tetap dari penghasilan
perusahaan.

 Apabila semua faktor antara dua perusahaan sama


tetapi pembayaran dividennya berbeda, maka harga
saham perusahaan yang membayar dividen secara
stabil akan lebih tinggi daripada harga saham
perusahaan yang membayar dividen tidak stabil.
PERTEMUAN 13

ANALISIS BREAK-EVEN POINT


A. PENGERTIAN

Adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan


antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
kegiatan.

Karena analisa tersebut mempelajari hubungan antara


biaya, keuntungan dan volume kegiatan, maka analisis
tersebut sering pula disebut “Cost-Profit-Volume Analysis
(CPV analysis)”.
B. ARTI PENTING

1. Memungkinkan perusahaan untuk menentukan tingkat


operasi yang harus dilakukan agar semua biaya
operasi dapat tertutup

2. Untuk mengevaluasi tingkat-tingkat penjualan tertentu


dalam hubungannnya dengan tingkat keuntungan.
C. ASUMSI DASAR PERHITUNGAN BEP

- Biaya didalam perusahaan dibagi dalam golongan


biaya variabel dan biaya tetap.
- Harga jual per unit tidak berubah selama periode
yang dianalisa
- Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk,
jika produksi lebih dari satu jenis maka perimbangan
penghasilan penjualan antara masing-masing produk
(sales mix) nya adalah tetap
D. PERHITUNGAN BREAK-EVEN POINT

ATAS DASAR UNIT


FC
Rumus : BEP =
P-V
Dimana : FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
P = harga jual per unit
V = biaya variabel per unit
KETERANGAN

1. Fixed Cost/biaya tetap adalah suatu biaya yang secara


totalitas tidak berubah walaupun ada perubahan volume
prdoduksi/penjualan.
2. Variable Cost/biaya variabel adalah suatu biaya yang
secara totaliatas berubah-ubah secara proporsional
dengan volume produksi/penjualan
Contoh :
1. Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp.
500.000,-, biaya variabel per unit Rp. 50,- , harga jual per unit
Rp. 150,- dan kapasitas produksi maksimal Sebesar 15.000
unit berapa besarnya BEP dalam unit ?

DALAM RUPIAH
FC
Rumus : BEP =
1 - VC

S
Dimana : VC = Biaya variabel
S = Volume penjualan
Contoh : menggunakan data pada point 1 berapa besarnya BEP
dalam rupiah?
E. EFEK PERUBAHAN HARGA JUAL PER UNIT DAN
JUMLAH BIAYA TETAP TERHADAP BEP

1. Jika terjadi peningkatan harga jual perunit akan


mengakibatkan BEP menjadi lebih kecil baik dalam
unit ataupun dalam rupiah, dan sebaliknya.
2. Jika biaya tetap meningkat maka akan menaikkan
BEP dan sebaliknya.
CONTOH

Menggunakan data soal no. 1 jika harga jual per unit


naik dari Rp. 150,- menjadi Rp. 200,- maka berapa
besarnya BEP dalam rupiah dan dalam unit?
F. EFEK PERUBAHAN SALES MIX TERHADAP BEP

1. Salah satu asumsi dasar dalam analisa BEP bagi


suatu perusahaan yang menghasilkan dua macam
produk atau lebih adalah tidak adanya perubahan
dalam salses mix-nya
2. Sales mix menggambarkan perimbangan sales
revenue antara beberapa macam produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan.Jika terjadi
perubahan dalam sales mix maka BEP secara total
akan mengalami perubahan
.
CONTOH : Suatu perusahaan menghasilkan 2 macam
produk, yaitu produk A dan B dengan data finansiil sbb:

PRODUK A PRODUK B TOTAL

Sales Sales
20.000 unit Rp.200.000 8.000 unit Rp.200.000 Rp. 400.000
VC:60% Rp.120.000 VC:40% Rp. 80.000 Rp. 200.000
FC Rp. 40.000 FC Rp. 80.000 Rp. 120.000
Biaya total Rp.160.000 Biaya total Rp.160.000 Rp. 320.000
Keuntungan Keuntungan
Operasi Rp. 40.000 Operasi Rp. 40.000 Rp. 80.000

Harga jual per unit Produk A = Rp.200.000,- : 20.000 = Rp. 10,-


Harga jual per unit Produk B = Rp. 200.000,- : 8.000 = Rp. 25,-
Dari data tersebut diketahui bahwa:
Sales mix (A:B) = 200.000 : 200.000 = 1:1
Produck mix (A:B) = 20.000 : 8.000 = 2,5 : 1
Maka besarnya :
BEP totalitas = Rp. 120.000,- : {1 –(Rp. 200,- : Rp. 400)}
= Rp. 120.000,- : 0,5
= Rp. 240.000,-
Sales mix A:B = 1:1
Sales produk A = ½ X Rp.240.000,- = Rp.120.000,-
Dalam unit = Rp. 120.000,- : Rp. 10,- = 12.000 unit
Sales produk B =1/2 X Rp. 240.000,- = Rp. 120.000,-
Dalam unit = Rp. 120.000,- : Rp. 25,- = 4.800 unit
Produk mix A:B = 120.000 : 4.800 = 2,5 : 1 sesuai dg
ketentuan produk mix di atas
BEP dalam multiple produk tidak berarti bahwa masing-masing
produk harus dalam keadaan break-even, dapat terjadi suatu
produk menderita kerugian dan produk lain mendapatkan
keuntungan.

Dari contoh di atas keuntungan dan kerugian dari kedua


jenis produk adalah :
PRODUK A PRODUK B TOTAL

Sales Rp.120.000 Sales Rp.120.000 Rp. 240.000


VC:60% Rp. 72.000 VC:40% Rp. 48.000 Rp. 120.000
FC Rp. 40.000 FC Rp. 80.000 Rp. 120.000
Biaya total Rp.112.000 Biaya total Rp.128.000 Rp. 240.000
Keuntungan Keuntungan
Neto(keru Operasi(keru
gian) Rp.8.000 Gian) (Rp. 8.000,-) Rp. 0

Menggunakan data diatas berapa besarnya BEP jika :


a. Jumlah produk A bertambah 50% , sedangkan produk B tetap
b. Jumlah produk B bertambah 50%, sedangkan produk A tetap
G. Penentuan Penjualan Minimal

Jika perusahaan telah menetapkan besrnya keuntungan atau


profit margin yang diinginkan, maka perlulah ditentukan
berapa besarnya penjualan minimal yang harus dicapai untuk
memungkinkan diperolehnya keuntungan yang diinginkan.

Rumus:
FC + Keuntungan
Sales Minimal =
1 – VC/S
Contoh:

Pada tahun 2007 suatu perusahaan adalah break even


point. Perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp.
1.200.000,- dan hasil penjualannya Rp. 2.000.000,-. Kondisi
tahun 2008 diperkirakan lebih baik sehingga pimpinan
menetapkan target keuntungan sebesar Rp. 300.000,-.
Berapa besarnya penjualan minimal yang harus dicapai
untuk mencapai target keuntungan tersebut?
Dalam keadaan BEP besarnya biaya total adalah tepat sama
besarnya dengan penghasilan penjualan
Sales = VC + FC
VC = Sales – FC
VC = Rp.2.000.000,- - 1.200.000,- = Rp. 800.000,-
Maka :
1.200.000 + 300.000
Sales minimal =
1 – 800.000/2.000.000

Sales minimal = Rp. 1.500.000,- / (1-0,4)


= Rp. 1.500.000,- /0,6
= Rp. 2.500.000,-
PERTEMUAN 14

MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL

Ilmu yang membahas secara komprehensif tentang


keadaan keuangan suatu perusahaan yang memiliki
keterkaitan dengan situasi lalu lintas transaksi dalam
mata uang asing,serta keputusan-keputusan perusahaan
yang masuk dalam pasar bisnis Internasional
B. PERSOALAN UMUM DALAM MANAJEMEN
KEUANGAN INTERNASIONAL

Dalam beberapa persoalan umum yang terjadi dalam manajemen


keuangan Internasional yang harus dipahami oleh manajemen keuangan
Yaitu :
a. Setiap transaksi dicatat dalam mata uang asing
b. Setiap perusahaan harus memiliki cadangan dalam mata uang asing
c. Kebijakan Pemerintah
d. Masih lemahnya kualitas SDM atau human resource dari para manajer
keuangan setiap perusahaan dalam memahami kondisi fluktuatif
pergerakan keuangan di pasar internasional
C. DEFINISI MULTINATIONAL CORPORATION

Perusahaan yang berkedudukan di negara asal namun


Memiliki kantor cabang di berbagai negara di dunia, serta
produk yang dimiliki terpasarkan ke berbagai negara di dunia
D. ALASAN SUATU PERUSAHAAN MASUK DALAM
BISNIS INTERNASIONAL

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi suatu


perusahaan harus masuk ke pasar bisnis internasional.
Secara umum disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu :
1. Ingin memperluas pangsa pasar dari domestik ke pasar
Internasional,termasuk ingin memperoleh pendapatan
dalam mata uang asing
2. Menghindari penurunan penjualan secara jangka
panjang
D. ALASAN SUATU PERUSAHAAN MASUK DALAM
BISNIS INTERNASIONAL (2)

3. Keputusan ekspansi ke pasar internasional merupakan


bentuk ekspresi pihak manajemen dan komisaris
perusahaan untuk menguji pasar internasional secara
lebih realistis
4. Perusahaan membutuhkan bahan baku,SDM,teknologi
yang berasal dari negara lain
E. DEFINISI VALUTA ASING

Valuta asing adalah mata uang yang dipakai sebagai alat


transaksi yang berbentuk mata uang dari negara lain.

Valuta asing tersebut dapat berbentuk kertas dan koin,


serta umumnya memiliki nilai fluktuatif di pasaran. Fluktuatif
terjadi disebabkan oleh berbagai faktor yang mendorong
menguat dan melemahnya nilai tukar mata uang negara
yang bersangkutan.
F. DEFINISI RESIKO VALUTA ASING

Resiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing


di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan,
terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang
domestik.

Contoh : Pada Tanggal 10 Maret 2016; 1 $USA= Rp 9.400


Pada Tanggal 30 Maret 2016; 1 $USA=Rp 9.500
Maka kenaikan 1 $ USA selama 20 hari adalah
Rp 150
G. PERSEPSI MANAJER KEUANGAN DALAM
MELIHAT POSISI UANG

Salah satu tugas bagi manajer keuangan adalah memahami


dan mengerti kedudukan serta posisi uang dalam aktivitas
bisnis. Tafsiran sederhana tentang uang bagi manajer
keuangan adalah satuan nilai yang dijadikan sebagai alat
transaksi dalam setiap pembayaran di masyarakat, dimana
pada uang tersebut tercantum bilai nominal,penerbit, serta
ketentuan lainnya.
H. MENGHINDARI RESIKO VALUTA ASING

Ada tiga cara yang lazim ditempuh oleh suatu perbankan


Guna menghindari resiko ketidakpastian yaitu :

1. Accounting/translation exposure
Melakukan kebijakan untuk mengkonversi aktiva dan pasiva
perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang
kedalam bentuk mata uang domestik negara yang
berkangkutan.
Tujuan penerapan accounting/translation exposure adalah
untuk konsolidasi dan pelaporan
2. Transaction Exposure
Melakukan kebijakan berupa perlakuan pendapatan
dan biaya dalam valas dalam tahun buku yang akan
datang dan selanjutnya melakukan analisa
pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi
kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam
kurs mata uang asing

3. Economic Exposure(Operating/Competitive Exposure)


Melakukan research dan analisis secara mendalam
terhadap tren kurs valas yang terjadi pada masa
yang akan datang (future analysis), mengkajinya
dalam bentuk hubungan nya dengan kondisi dari
ekspor dan impor serta sebagainya pada kondisi
jangka panjang
I. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERGERAKAN
VALAS BAGI KINERJA PERUSAHAAN

Keuntungan dan kerugian yang berasal dari pergerakan ni-


lai mata uang asing diperlakukan sebagai berikut:
1. Transaksi yang mengakibatkan laba atau rugi ditranslasikan
pada nilai mata uang rata-rata yang berlaku selama tahun
berjalan.
2. Aktiva dan kewajiban dalam neraca penutupan ditranslasikan
pada nilai tukar yang berlalu pada tanggal penutupan
laporan.
3. Aktiva bersih pada neraca awal dinyatakan kembali dengan
nilai tukar pada saat penutupan, yaitu selisih dari tahun
sebelumnya akan dimasukkan dalam cadangan.
.
4. Perbedaan nilai tukar atas pinjaman dalam bentuk mata
uang asing yang secara langsung dinaikkan atau untuk
memberikan pembendung (hedging) terhadap aktiva tetap
di luar negeri akan dimasukkan dalam cadangan dan akan
di–offset terhadap perbedaan nilia tukar atas aktiva
tersebut.
5. Semua keuntungan dan kerugian lainnya telah dimasukkan
dalam laporan laba-rugi.
J. ALASAN DIPERGUNAKAN MATA UANG DOLAR
AMERIKA SEBAGAI KESEPAKATAN DALAM
TRANSAKSI BISNIS

Ada beberapa alasan yang menyebabkan Dollar Amerika


dipergunakan sebagai alat ukur dalam pembayaran adalah
berdasarkan pada berbagai analisa seperti :

1. Faktor kestabilan Dolar dibandingkan dari berbagai mata


uang lainnya di seluruh dunia.
2. Faktor telah seringnya dipakai mata uang Dollar selama
ini sebagai alat pembayaran setiap transaksi
perdagangan internasional

3. Faktor stabilitas ekonomi Amerika Serikat yang dianggap


banyak pengamat memiliki tingkat kestabilan yang lebih
kuat dibandingkan banyak negara lain. Contoh pada
kasus subprime mortgage banyak pihak meramalkan
ekonomi Amerika Serikat akan goyah namun ternyata
tetap berada dalam kondisi stabil.
K. AKIBAT DAN RESIKO YANG TIMBUL PADA SAAT
DOLLAR AMERIKA DIPAKAI SEBAGAI MEDIA
TRANSAKSI BISNIS

Pada saat berbagai negara di dunia terlibat dalam


transaksi perdagangan Internasional dan kesepakatan
pembayaran yang diterapkan adalah dalam bentuk
Dollar Amerika Serikat, maka secara otomatis ini akan
menimbulkan dampak :
1. Terjadi peningkatan lalu lintas mata uang Dollar Amerika
Serikat yang lebih tinggi dari biasanya karena
pemakaian yang lebih tinggi dari biasanya karena
pemakaian yang tinggi
2. Kebutuhan Dollar Amerika serikat adalah menjadi
sesuatu yang dominan. Karena dipakainya mata uang
Dollar sebagai salah satu mata uang acuan sebagai
acuan melihat nilai kurs.
3. Maka kondisi ini menyebabkan banyak pihak
membutuhkan mata uang Dollar Amerika Serikat.
4. Terjadinya fluktuasi Dollar Amerika Serikat di pasaran.
Pada saat terjadinya goncangan ekonomi di Amerika
Serikat maka berbagai negara yang selama ini memakai
mata uang Dollar sebagai salah satu alat ukur mata
uang domestik dan asing juga akan turut mengalami
goncangan yang kuat.
6. Perbankan harus memiliki cadangan Dollar Amerika
Serikat yang mencukupi di pasaran. Jika tidak
memiliki cadangan Dollar yang mencukupi maka
pada saat Dollar di pasaran tinggi,perusahaan tidak
harus membeli Dollar karena kebutuhan namun itu
sudah tersedia di kas perusahaan.
5. Kebijakan Federal Reserve atau bank sentral
Amerika Serikat menjadi sangat penting untuk
diamati. Dimana berbagai pihak baik para pedagang
dan pebisnis lainnya harus selalu memperhatikan
dengan cermat berbagai kebijakan bank sentral
Amerika serikat tersebut, dan jika analisa dari
berbagai kebijakan Federal Reserve tersebut tidak
diperhatikan dengan teliti dan dalam maka artinya
Perusahaan bisa saja salah memutuskan suatu
keputusan
8. Mata uang Dollar Amerika tidak lagi dianggap sebagai
Alat transaksi namun lebih jauh dari itu,yaitu sebagai
komoditi untuk diambil keuntungan yaitu dengan
membeli Dollar pada harga rendah dan menjual pada
harga tinggi.
L. CARA MENGANTISIPASI RESIKO VALAS

Salah satu cara yang juga sering dipakai dalam


mengantisipasi resiko valas yaitu dengan menerapkan :

1. Future Contract
Kontrak standar antara dua pihak untuk membeli (Long
position) atau menjual (short position) suatu asset dengan
harga tertentu (delivery price) penyerahan di masa depan
melalui mekanisme bursa yang terorganisasi.
2. Option Contract
Kontrak yang memberikan hak(bukan kewajiban) kepada
pemegang kontrak itu untuk membeli (call options) atau
menjual (put options) suatu asset tertentu dengan harga
tertentu (strike price/exercise price atau harga patokan)
dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Husein Umar(2001), Options Contract adalah hak
untuk membeli (call) atau menjua l(put) suatu valas pada
harga yang konstan perunit untuk suatu periode tertentu
sampai jatuh temponya.
M. KONSEP NILAI TUKAR DALAM MANAJEMEN
KEUANGAN INTERNASIONAL

Konsep nilai tukar dalam MKI terdiri dari 3 yaitu :


1. Konsep Fixed Exchange Rate
Konsep ini mengharuskan negara yang bersangkutan
harus memiliki kecukupan dana yang mencukupi atau
jumlah reserve yang memadai dan bertujuan untuk
menjaga keseimbangan antara permintaan dan
penawaran terhadap jumlah uang yang beredar di
pasaran.
2. Konsep Flexible Exchange Rate
Konsep ini merupakan konsep nilai tukar yang
diserahkan pada pasar tanpa ada pengawasan/kontrol
3. Konsep Managed Floating Exchange Rate
Konsep ini merupakan konsep nilai tukar mata uang
asing dengan mata uang domestik suatu negara secara
mengambang namun tetap terkendali. Dalam artian
pemerintahan suatu negara tetap melakukan
pengawasan/kontrol dan berusaha penuh untuk tetap
mempertahankan nilai tukar tersebut dalam batas-batas
yang wajar dalam ukuran yang diterima oleh psikologi
pasar.
N. PENYEBAB RENTANNYA NILAI MATA UANG
DOMESTIK TERHADAP MATA UANG ASING

Tiga hal yang menyebabkan rentannya nilai tukar rupiah (domestic)


terhadap mata uang asing (foreign currency) adalah:
1. Ketidaksempurnaan pasar (market imperfection) valuta asing
Ini terlihat dengan masih tipisnya pasar valas dan cenderung
tersegmentasi,ekspektasi mudah dibentuk oleh beberapa
pelaku utama pasar(dalam hal ini pelaku asing), dan perilaku
pasar domestik yang mudah terpengaruh oleh ekspektasi yang
dibentuk pelaku utama pasar (bandwagon effect).
2. Struktur aliran masuk yang masih didominasi aliran
modal berjangka sangat pendek

3. Kondisi sektor perbankan yang masih menghadapi


masalah dampak likuiditas, sehingga mempermudah
terjadinya konversi rupiah ke valuta asing.

Anda mungkin juga menyukai