Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN

PENGERTIAN

Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkannya. Dikenal dengan “alokasi dana” yang diwujudkan dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Hal tersebut merupakan alokasi
dana yang paling utama dan paling penting bagi kegiatan perbankan. Bagi perbankan
konvensional dikenal dengan istilah pinjaman atau kredit, sedangkan bagi perbankan syariah
dikenal dengan istilah pembiayaan.

 Pengertian kredit

Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

 Pengertian pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

 Perbedaan antara kredit dengan pembiayaan

Kredit untuk bank yang berprinsipkan konvensional, keuntungannya berupa bunga

Pembiayaan untuk bank yang berprinsipkan syariah, keuntungannya berupa imbalan atau
bagi hasil.

Jika dilihat dalam arti luas, kredit artinya kepercayaan. Dalam bahasa latin kredit berarti
“credere” artinya percaya. Maksudnya; bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si
pemberi kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian,
sedangkan bagi si penerima kredit merupakan kepercayaan yang memiliki kewajiban untuk
membayar sesuai jangka waktu.

Untuk meyakinkan pihak bank bahwa si penerima kredit benar – benar dapat dipercaya,
maka bank terlebih dahulu melakukan analisis kredit, mencakup latar belakang nasabah
atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta factor lainnya. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk meyakinkan bank bahwa kredit yang diberikan benar – benar
aman.
UNSUR – UNSUR KREDIT

1. Debitur dan kreditur


 Debitur adalah pihak nasabah yang akan diberikan kredit atau pinjaman
 Kreditur adalah pihak bank yang akan memberikan kredit atau pinjaman
2. Perjanjian
Merupakan kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit yang
dituangkan dalam suatu perjanjian kredit dimana masing – masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing.
3. Jangka waktu
Yaitu jangka waktu mulai dari kredit dicairkan sampai dengan kredit lunas, bisa
berbentuk jangka waktu pendek, jangka waktu menengah, ataupun jangka waktu
panjang.
4. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut. Balas jasa bagi
bank konvensional disini berbentuk bunga dan administrasi kredit, sedangkan balas
jasa bagi bank syariah berupa bagi hasil.
5. Kepercayaan
Merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang ataupun jasa) akan benar – benar diterima kembali di masa tertentu di
masa mendatang, dimana sebelumnya pihak bank telah melakukan penelitian
penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren berdasarkan
data history maupun data sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
6. Risiko
Setiap penyaluran dana pasti mengandung risiko bahwa dana itu tidak kembali.
Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang
lalai, ataupun oleh risiko yang tidak disengaja misalnya terjadinya bencana alam atau
bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT

TUJUAN

1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini merupakan hal
penting bagi pihak bank karena jika bank terus menerus mengalami kerugian maka
besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja,
sehingga dengan dana tersebut pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah, karena adanya peningkatan pembangunan di berbagai
sektor
o Penerimaan pajak, diperoleh dari keuntungan pihak nasabah dan bank
o Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha
baru atau perluasan usaha yang akan menyedot tenaga kerja yang masih
menganggur.
o Meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
o Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk – produk yang diimpor
sebelumnya.
o Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk
keperluan ekspor.

FUNGSI KREDIT

1. Untuk meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja
tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, maksudnya uang yang diberikan
atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu
daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang, misalnya pengolahan daur ulang limbah
plastik
4. Meningkatkan peredaran barang.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat, juga dapat membantu
dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat
meningkatkan devisa Negara.
6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, misalnya kredit tersebut diberikan
untuk membangun suatu pabrik, tentu saja pabrik tersebut membutuhkan tenaga
kerja sehingga hal ini dapat mengurangi pengangguran. Di sisi lain bagi masyarakat
yang bertempat tinggal disekitar pabrik dapat mendirikan warung – warung ataupun
rumah kontrakan atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN

1. Dilihat dari segi Kegunaan


a. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Masa
pemakaiannya untuk periode jangka panjang.
b. Kredit modal kerja, digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Contoh, kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan
baku, membayar gaji pegawai atau biaya – biaya lainnya yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan.
c. Kredit konsumsi, merupakan kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
pembelian barang – barang konsumsi yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan
pribadi. Misalnya kredit pemilikan rumah (KPR), kredit untuk pembelian
kendaraan bermotor, dan kredit untuk pembelian barang – barang konsumsi
lainnya.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif, digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi, diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contoh kredit untuk
membangun pbarik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian
akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan akan
menghasilkan tambang atau kredit industry lainnya.
b. Kredit konsumtif, digunakan untuk konsumsi secara pribadi, dalam hal ini tidak
ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Contoh kredit untuk
perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan
sebagainya.
c. Kredit perdagangan, digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut. Contoh kredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit dengan jangka waktu kurang dari 1
tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja. Contohnya untuk peternakan, seperti kredit peternakan ayam.
b. Kredit jangka menengah, kredit dengan jangka waktu yang berkisar antara 1
tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.
c. Kredit jangka panjang, merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling
panjang, dengan jangka waktu di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya untuk
investasi jangka panjang.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan, dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud
atau jaminan orang
 Jaminan benda berwujud; tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-
mesin/peralatan, barang dagangan, tanaman/kebun/sawah, dan lainnya.
 Jaminan benda tak berwujud; sertifikat saham, sertifikat obligasi,
sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan,
rekening giro yang dibekukan, promes, wesel, dan surat tagihan lainnya.
 Jaminan orang; yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila
kredit tersebut macet, maka orng yang memberikan jaminan itulah yang
menanggung risikonya.
b. Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang
atau orang tertentu, dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas
atau nama baik si calon debitur selama ini. Biasanya diberikan untuk perusahaan
yang memang benar – benar bonafid dan professional sehingga kemungkinan
kredit tersebut macet sangat kecil.
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat. Dapat berupa jangka pendek dan jangka panjang.
b. Kredit peternakan, untuk jangka pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk
jangka panjang misalnya kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah, atau
besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana
dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter atau
pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
rumah.
6. Dilihat dari segi bentuknya
a. Kredit rekening Koran, adalah kredit yang secara langsung akan dimasukkan
dalam rekening giro nasabah, penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama
jam kerja dengan menggunakan Cek dan Bilyet Giro (BG). Kredit rekening Koran
tergolong jangka pendek yaitu paling lama satu tahun. Pelunasannya pokok
pinjaman dilakukan pada akhir masa kredit atau pada saat jatuh tempo kredit.
Debitur dapat memperpanjang masa kredit setelah masa kredit selesai sesuai
dengan perjanjian kredit antara bank dan debitur. Bunga kredit dihitung secara
harian berdasarkan saldo kredit/baki debit (outstanding credit) dan diterima oleh
bank setiap akhir bulan.
b. Installment Loan, merupakan kredit dengan angsuran teratur yang dilakukan
sesuai jadwal angsuran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kredit. Jumlah
angsuran konstan/tetap selama masa kredit, kecuali jika dalam perjanjian kredit
ditentukan bunga mengambang (floating rate), yaitu tingkat suku bunga berubah
sesuai dengan bunga di pasar. Angsuran di sini merupakan penjumlahan antara
pembayaran angsuran pokok ditambah dan bunga.

PRINSIP – PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Sebelum fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan
benar – benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh
bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5 C dan 7 P.
Analisis 5 C, antara lain sebagai berikut;

1) Character, merupakan sifat atau watak seseorang yang diberikan kredit benar –
benar bisa dipercaya, dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat
latar belakang perusahaan maupun latar belakang pribadi.
2) Capacity, merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit, dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan
pengalamannya selama mengelola perusahaannya
3) Capital, untuk melihat penggunaan modalnya efektif atau tidak dapat dilihat dari
laporan keuangan (neraca dan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
4) Condition, dinilai kondisi ekonomi, social, dan politik yang ada sekarang dan prediksi
untuk di masa yang akan datang.
5) Collateral, jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

Kemudian, analisis 7 P, antara lain:

(1) Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari – hari maupun masa lalunya, juga emosi dalam menghadapi masalah.
(2) Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan –
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
(3) Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
(4) Prospect,yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
(5) Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
(6) Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba, diukur dari periode ke periode.
(7) Protection, bertujuan untuk menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan, dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

ASPEK – ASPEK DALAM PENILAIAN KREDIT

A. Aspek yuridis / hukum, masalah legalitas badan usaha serta izin – izin yang dimiliki
perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian
perusahaan sehingga dapat diketahui siapa – siapa pemilik dan besarnya modal
masing – masing pemilik, kemudian juga diteliti keabsahannya;
- Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industry
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Keabsahan surat – surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah
- Serta hal – hal yang dianggap penting lainnya
B. Aspek Pemasaran, adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini
dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam
aspek ini adalah;
- Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu;
- Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang akan
datang;
- Peta kekuatan pesaing yang ada;
- Prospek produk secara keseluruhan.
C. Aspek Keuangan, adalah sumber – sumber dana yang dimiliki untuk membiayai
usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut, hendaknya dibuat cash flow
daripada keuangan perusahaan. Biasanya dengan suatu kriteria kelayakan investasi
yang mencakup antara lain;
- Rasio – rasio keuangan
- Payback period
- Net present value (NPV)
- Profitability Indek (PI)
- Internal rate of return (IRR)
- Dan break even point (BEP)
D. Aspek Teknis/Operasi, membahas masalah yang berkaitan dengan produksi.
E. Aspek manajemen, untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
F. Aspek Sosial Ekonomi, menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat umum, seperti;
- Meningkatkan ekspor barang
- Mengurangi pengangguran atau lainnya
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Tersedianya sarana dan prasarana
- Membuka isolasi daerah tertentu
G. Aspek Amdal, menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara
jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Dilakukan secara mendalam apabila
kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran
lingkungan di sekitarnya.

PROSEDUR DALAM PEMBERIAN KREDIT

I. Pengajuan berkas – berkas


- Latar belakang perusahaan
- Maksud dan tujuan
- Besarnya kredit dan jangka waktu
- Cara pemohon mengembalikan kredit
- Jaminan kredit
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas – berkas yang telah
dipersyaratkan, seperti;
Akte notaris
TDP (tanda daftar perusahaan)
NPWP (nomor pokok wajib pajak)
Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir
Bukti diri dari pimpinan perusahaan
Fotokopi sertifikat jaminan
II. Penyidikan berkas jaminan, untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.
III. Wawancara I, merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas – berkas
tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan.
IV. On the spot, merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau
berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
V. Wawancara II, merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan
– kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
VI. Keputusan kredit, biasanya mencakup;
Jumlah uang yang diterima
Jangka waktu kredit
Dan biaya – biaya yang harus dibayar
VII. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya, mengikat jaminan dengan hipotek
dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu, dilaksanakan;
Antara bank dengan debitur secara langsung atau
Dengan melalui notaris
VIII. Realisasi kredit, diberikan setelah penandatanganan surat – surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
IX. Penyaluran/penarikan dana, adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening
sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan
tujuan kredit yaitu:
Sekaligus atau
Secara bertahap

KOMPONEN – KOMPONEN DALAM MENENTUKAN BUNGA KREDIT

Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada
para debitur terdapat beberapa komponen yang memengaruhi, antara lain sebagai berikut:

i. Total biaya dana (cost of Fund), merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank
untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan
maupun deposito. Tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk
memperoleh dana yang diinginkan.
ii. Biaya operasi, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan
operasinya.
iii. Cadangan risiko kredit macet, merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang
akan diberikan, disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu
risiko tidak berbayar baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
iv. Laba yang diinginkan, ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat
penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit.
v. Pajak, merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang
memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

Contoh soal:

PT Bank Marindo menentukan suku bunga deposito sebesar 18% PA kepada para
deposannya. Cadangan wajib (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah 5%. Kemudian biaya
operasi yang dikeluarkan adalah 6% dan cadangan risiko kredit macet 1%. Laba yang
diinginkan adalah 5% dan pajak 20%.

Pertanyaan:

Hitung berapa bunga kredit yang diberikan (based lending rate) kepada para debiturnya
(peminjam).

Cost of Fund = bunga yang dibebankan / 100% - cadangan wajib

Cost of Fund = 18% / 100% - 5% = 18% / 95% = 18,95% dibulatkan menjadi 19%

Untuk menghitung bunga kredit yang diberikan:

Total biaya dana (cost of fund) 19%

Total biaya operasi 6%

───

25%

Cadangan risiko kredit macet 1%

───

26%

Laba yang diinginkan 5%

───
31%

Pajak 20% dari laba 5% 1%

───

Bunga kredit yang diberikan (based lending rate) 32%

JENIS – JENIS PEMBEBANAN SUKU BUNGA KREDIT

 Sliding rate, pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya
sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan
turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan
sama. Biasanya diberikan kepada sektor produktif.
Rumus untuk angsuran total
Ap = M / N
Ab = i x 1/12 x (M – Ap)
Keterangan; (1) Ap = angsuran pokok, (2) M = total kredit, (3) N = jangka waktu
kredit (dalam bulan), (4) i = suku bunga per tahun, (5) Ab = angsuran bulan.
 Flat Rate, pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian
pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan
sama sampai kredit tersebut lunas. Diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif.
Rumus angsuran per bulan
A = M + (M x i x t) / N
Keterangan; (1) A = angsuran per bulan, (2) M = jumlah kredit, (3) i = bunga per
tahun, (4) t = jangka waktu kredit (dalam tahun), (5) N = jangka waktu kredit (dalam
bulan).
Contoh:
Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar 120 juta dengan jangka waktu 2 tahun.
Suku bunga kredit 12% per tahun flat rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan.
Hitunglah jumlah angsuran per bulan.
Penyelesaian:
A = 120.000.000 + (120.000.000 x 12% x 2) / 24
A = 148.800.000 / 24
A = Rp6.200.000,-
Angsuran pokok per bulan = 120.000.000 / 24 =Rp5.000.000,-
Angsuran bunga per bulan = 12%x1/12x120.000.000 =Rp1.200.000,-
─────────────
Total angsuran perbulan =Rp6.200.000,-
 Floating Rate, membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang
sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang
pada bulan tersebut, ini merupakan kebijakan bunga yang dilakukan oleh bank
dengan model bunga mengambang, artinya bank dapat mengubah suku bunga tanpa
adanya pemberitahuan kepada debitur.
 Annuity, atau anuitas merupakan perhitungan bunga dengan mengalikan persentase
bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara tahunan. Kemudian angsuran
per bulan dihitung dengan membagi angsuran tahunan dibagi menjadi 12 bulan.
Dalam metode ini, total angsuran per tahun akan sama, sementara angsuran pokok
dan angsuran bunga akan berubah. Angsuran pokok akan meningkat setiap tahun
dan angsuran bunga akan menurun, karena bunga dihitung dari saldo akhir kredit.
Rumus
A = M x i / 1 – (1 + i)-n
Ab = A / 12
Contoh
Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar 120 juta dengan jangka waktu 5 tahun.
Suku bunga kredit 12% per tahun Annuity (anuitas), dan angsuran dilakukan setiap
bulan. Hitunglah jumlah angsuran per bulan.
Angsuran total setiap tahun sebesar Rp33.289.168,- dan angsuran total per bulan
adalah Rp2.774.097 sebagaimana pada perhitungan di bawah ini:
A = 120.000.000 x 12% / 1 – (1 + 12%)-5
A = 33.289.168
Ab = 33.289.168 / 12
Ab = 2.774.097
 Effective rate, merupakan beban bunga efektif yang ditanggung oleh debitur.
Perhitungan bunga efektif berasal dari persentase bunga dikalikan dengan saldo
akhir pinjaman setelah dikurangi angsuran pokok. Perhitungan angsuran pokok per
bulan berasal dari jumlah angsuran total dikurangi dengan angsuran bunga. Total
angsuran akan sama setiap bulan, akan tetapi angsuran pokok akan meningkat dan
angsuran bunga akan menurun.
Rumus angsuran per bulan
A = M x i / 1 – (1 + i)-n
Contoh
Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar 120 juta dengan jangka waktu 20
bulan. Bunga 12% per tahun effective rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan.
Jumlah angsuran per bulan dapat dihitung sebagai berikut:
Angsuran total = 120.000.000 x 1% / 1 – (1 + 1%) -20
Angsuran total = 6.649.838,-

AKUNTANSI KREDIT

Dalam pemberian kredit, perlu adanya akad atau perjanjian kredit, hal ini menandakan bank
sudah komitmen akan memberikan kredit. Komitmen kredit dicatat dalam rekening
administratif sebesar plafon kredit yang telah disetujui di posisi kredit. Pada saat realisasi
kredit, rekening komitmen dihapus.
Dalam pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001), disebutkan “jumlah kewajiban
komitmen fasilitas kredit tersebut dapat berkurang atau bertambah selama jangka waktu
kredit sesuai jenis kreditnya, yaitu:

 Kredit modal kerja/rekening Koran akan berkurang pada saat dilakukan penarikan
dan akan bertambah pada saat diterima setoran.
 Kredit investasi, kredit modal kerja plafon menurun atau kredit konsumsi, akan
berkurang pada saat dilakukan penarikan dan tetap/tidak bertambah pada saat
diterima setoran.”

Pada realisasi kredit, bank akan memungut beban terhadap debitur (yang berarti
pendapatan bagi bank). Pendapatan tersebut berasal dari biaya provisi, biaya administrasi,
biaya taksasi jaminan, biaya asuransi, dsb. Biaya – biaya ini akan dibebankan kepada debitur
melalui pengkreditan terhadap kredit yang direalisasikan. Pengucuran kredit dicatat sebesar
nilai realisasi kredit.

Contoh:

Tanggal 25 april 2015 Anita Firdaus mengajukan permohonan kredit kepada Bank Mitra
Niaga Semarang sebesar 50 juta. Aplikasi kredit disetujui pada tanggal 1 mei 2015 dengan
jangka waktu 5 tahun, tingkat suku bunga 20%. Debitur dibebani biaya provisi dan komisi
0,25%, bea materai Rp10.000, biaya penggantian barang cetakan Rp5.000, biaya
administrasi Rp100.000, biaya notaris dan PPAT Rp300.000, biaya asuransi kredit
Rp100.000. Bank memperhitungkan bunga dengan sliding rate. Pada tanggal tersebut, Anita
Firdaus mencairkan kredit sebesar 50 juta dengan perincian ditransfer ke Cabang Cirebon 20
juta, dikreditkan ke rekening giro Anita Firdaus 20 juta dan sisanya tunai.

Catatan untuk transaksi tersebut dimulai pada tanggal 1 mei 2015 ketika terjadi realisasi
kredit dan ketika terjadi angsuran pokok dan bunga pada setiap akhir bulan;

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


01/05/2015 DR. kredit yang diberikan 50.000.000
CR. RAK. Cabang Cirebon 20.000.000
CR. Giro Anita Firdaus 20.000.000
CR. Provisi dan Komisi 250.000
CR. Persediaan Bea Materai 10.000
CR. Giro Notaris 300.000
CR. Pendapatan Administrasi 100.000
CR. Persediaan Barang Cetakan 5.000
CR. Premi Asuransi Kredit 100.000
Cr. Kas 9.235.000

01/06/2015 DR. Giro Anita Firdaus 1.666.666,66


CR. Kredit yang diberikan 833.333,33
CR. Pendapatan Bunga Kredit 833.333,33
01/07/2015 DR. Giro Anita Firdaus 1.652.778,33
CR. Kredit yang diberikan 833.333,33
CR. Pendapatan Bunga Kredit 819.445,00

Pencatatan transaksi tersebut langsung dicatat pada rekening riil dan nominal, tanpa
didahului pencatatan pada rekening administratif. Karena akad kredit dan pencairan kredit
dilakukan satu waktu (tanggal 1 mei 2015), sedangkan angsuran bunga setiap periode
semakin menurun.

Bila kredit dicairkan tidak di hari akad kredit, maka bank akan melakukan pencatatan pada
rekening administrative terlebih dahulu dengan jurnal credit rekening (CR) RAR Fasilitas
Kredit yang belum ditarik sebesar plafon kredit yang belum di-dropping atau direalisasi atau
belum ditarik. Rekening ini akan lenyap seiring pencairan kredit dengan cara didebet RAR.
Fasilitas kredit yang belum ditarik sebesar penarikan kredit.

Contoh:

Aplikasi kredit Sdr. San Chai disetujui Bank Mandiri Semarang pada tanggal 1 Mei 2015
dengan plafon kredit sebesar Rp600.000.000, suku bunga 24% pa. dengan jangka waktu 3
tahun atau 36 bulan. Dalam transaksi ini Bank Mandiri Semarang membebani biaya provisi
dan komisi 1%, biaya administrasi Rp200.000, biaya notaris Rp4.000.000, biaya materai
Rp50.000. biaya asuransi kredit Rp3.000.000. pada tanggal 15 Mei 2015, Sdr. San Chai baru
datang ke bank dan menarik dananya dan dikreditkan ke rekening gironya Rp300.000.000,
untuk transfer ke Bank Mandiri Cabang Bandung sebesar Rp200.000.000, sisanya ditarik
tunai.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1 mei 2015 CR. RAR. Fasilitas Kredit kepada   600.000.000


nasabah blm ditarik

       

15 mei 2015 Dr. RAR. Fasilitas kredit kpd nasabah 600.000.000  


belum ditarik

       

  Dr. Kredit yang diberikan 600.000.000  

  CR. RAK. Cabang Bandung   200.000.000

  CR. Giro San Chai   300.000.000

  CR. Provisi dan Komisi   6.000.000


  CR. Persediaan Bea Materai   50.000

  CR. Giro Notaris   4.000.000

  CR. Premi Asuransi Kredit   3.000.000

  CR. Kas   86.950.000

       

15/06/ 2015 DR. Giro San Chai 23.539.711,56  

  CR. Kredit yang diberikan   11.539.711,56

  CR. Pendapatan Bunga Kredit   12.000.000,00

PERLAKUAN AKUNTANSI BUNGA KREDIT

Perlakuan akuntansi bunga kredit tergantung kualitas kredit, bila kredit lancer bank dapat
menerapkan accrual basis, artinya bank dapat mencatat pendapatan bunga setiap saat
pelaporan. Bunga yang belum jatuh tempo dicatat sebagai piutang bunga. Namun, bagi
kredit yang bermasalah (dalam pengawasan khusus, kurang lancer, diragukan, dan bahkan
macet) maka bank dapat menerapkan cash basis. Dengan demikian, pendapatan bunga yang
belum dibayar debitur, dicatat dalam rekening administratif (kontinjensi tagihan).

Contoh:

Pada 15 desember 2014 Ny. San Chai tidak membayar angsuran kredit. Kredit tersebut
sudah masuk kolektibilitas kurang lancar, maka pada tanggal 31 desember ketika menyusun
laporan keuangan perlu mencatat terlebih dahulu tunggakan angsuran sampai dengan 31
desember 2014 dengan cash basis. Dengan demikian pada 31 desember 2014 bank hanya
mencatat pada rekening administratif kontinjensi tagihan. Sedangkan pada 15 januari 2014
jika Ny. San Chai melunasi tunggakan angsuran 15 desember 2014 dan membayar angsuran
15 januari 2015, denda keterlambatan angsuran misal Rp230.000, maka pencatatan
selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tgl rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/12/201 Dr. RAR. Tunggakan Bunga 13.671.750,08  


4
dalam penyelesaian

       

15/01/201 Cr. RAR. Tunggakan Bunga   13.671.750,08


5
dalam penyelesaian

       

  Dr. kas 44. 329.715,06  

  CR. Kredit yang diberikan   26.251.090,77

  CR. Pendapatan bunga   18.078.624,29

  CR. Pendapatan lain - lain   230.000

Bila kredit tersebut masih tergolong lancar atau dalam perhatian khusus, maka bank
menggunakan accrual basis, sebagai berikut:

Tgl rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/12/201 Dr. piutang bunga 13.671.750,08  


4

  Cr. Pendapatan bunga   13.671.750,08

       

15/1/2015 Dr. kas 44.329.715,06  

  Cr. Kredit yang diberikan   26.251.090,77

  Cr.pendapatan bunga   4.406.874,22

  Cr. Piutang bunga   13.671.750,08

  Cr. Pendapatan lain - lain   230.000,00

KREDIT SINDIKASI
Kredit sindikasi sering disebut pembiayaan bersama, merupakan wewenang kantor pusat
selaku unit usaha yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut. Kerjasama pembiayaan
ini melibatkan beberapa bank yang mempunyai komitmen bersama untuk membiayai
proyek tertentu. Hubungan kerja sama yang horizontal ini ditunjukkan melalui penyertaan
pembiayaan tiap – tiap bank pada proyek tersebut. Contoh pembiayaan bersama:
konsorsium, co – financing, dan kredit sindikasi.

 Konsorsium adalah kerjasama pembiayaan di antara bank – bank pemerintah dalam


pemberian kredit investasi dan eksploitasi, yang diatur oleh sebuah bank induk dan
terdiri dari beberapa bank pemerintah sebagai anggota.
 Co – financing adalah perkembangan dari pelaksanaan konsorsium, pola
kerjasamanya adalah antara lembaga keuangan dengan bank – bank komersial.
 Kredit sindikasi adalah kerja sama pembiayaan yang secara teoretis tidak dibatasi
baik dalam jumlah kredit, sektor pembiayaan maupun lembaga keuangan yang
terlibat. Secara umum kredit sindikasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
o Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank
o Mempunyai syarat – syarat dan ketentuan yang sama bagi masing – masing
peserta
o Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank
peserta
o Kerjasama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua bank
peserta.

Dalam kaitannya dengan akuntansi, pembiayaan bersama ini di bawah koordinasi satu bank
(coordinator/agen), maka coordinator akan menerima arus dana masuk dari beberapa bank
peserta yang dicatat sebagai pinjaman diterima untuk pembiayaan bersama. Rekening ini
tetap outstanding hingga proyek yang dibiayai selesai dan kredit lunas.

Dalam pembiayaan bersama, seluruh pendapatan bunga, pendapatan provisi dan


administrasi, jumlah angsuran yang diterima, dan risiko kredit dibagi menurut share masing
– masing bank peserta.

Bank peserta Bank Koordinator Debitur

Bank A

Bank B Bank C PT X

Bank D

RESTRUKTURISASI KREDIT
Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan
agar supaya debitur dapat memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi kredit diberikan kepada
debitur yang tidak dapat memenuhi kewajibannya atau debitur yang diperkirakan tidak
dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga sesuai dengan
jadwal yang diperjanjikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur
berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum yang pemberiannya terbatas pada adanya
kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank dalam menyelesaikannya.
Bank memiliki keyakinan bahwa dengan dilakukan restrukturisasi kredit kepada debitur,
maka kondisi keuangan debitur akan menjadi lebih baik, sehingga kualitas kredit debitur
meningkat.

Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

1. Modifikasi persyaratan kredit


Persyaratan kredit yang perlu diperbarui dalam rangka restrukturisasi antara lain;
 Penurunan suku bunga kredit
 Perpanjangan jangka waktu kredit
 Pengurangan tunggakan bunga kredit
 Pengurangan jumlah pokok kredit
 Menurut pedoman akuntansi perbankan Indonesia tahun 2001, perhitungan nilai
tunai penerimaan kas masa depan dan kerugian restrukturisasi kredit untuk
restrukturisasi yang dilakukan dengan mengubah/memodifikasi persyaratan kredit
sebagai berikut:
a. Bilai nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan
baru sama dengan nilai tercatat kredit, maka bank mencatat dampak
restrukturisasi secara prospektif, dan tidak mengubah nilai tercatat kredit pada
tanggal restrukturisasi karena bank tidak mengalami kerugian restrukturisasi.
b. Bila nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan
baru lebih kecil dari nilai tercatat kredit, maka bank mengakui kerugian
restrukturisasi sebesar selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai tunai
penerimaan pokok dan bunga.
c. Factor pendiskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai tunai penerimaan
kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi adalah tingkat bunga pasar,
yaitu tingkat bunga efektif dari kredit sebelum restrukturisasi. Tingkat bunga ini
dilakukan evaluasi secara triwulanan sesuai dengan tingkat bunga pasar.
d. Dalam penentuanb kerugian restrukturisasi, jumlah pembayaran kontingen dari
debitur (misalnya peningkatan pembayaran angsuran di masa depan sesuai
dengan perbaikan usaha debitur) dapat diperhitungkan sebagai bagian dari nilai
tunai penerimaan kas masa depan, hanya jika jumlah kontingen ini lebih besar
kemungkinannya untuk dapat direalisasi (probable) dan jumlahnya dapat
ditentukan secara wajar serta telah diperjanjikan sebelumnya.
 Restrukturisasi kredit dengan pengurangan pokok dan/atau bunga, maka selain
penghitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan dan kerugian restrukturisasi
kredit, maka perlu juga diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
a. Pengurangan pokok dan/atau bunga secara absolut, maka pengurangan pokok
kredit dibebankan ke penyisihan kerugian kredit. Pengurangan bunga dilakukan
dengan melakukan jurnal balik atas tagihan kontingensi dan tidak mengakui
kerugian.
b. Pengurangan pokok dan/atau bunga secara kontinjen/bersyarat, pengurangan
pokok kredit dibebankan ke penyisihan kerugian kredit dan bank mengakui
tagihan kontingensi pokok. Pengurangan bunga dilakukan dengan melakukan
jurnal balik atas tagihan kontingensi dan bank tidak mengakui kerugian.
2. Penambahan fasilitas kredit, dengan tujuan agar usahanya menjadi lancar dan dapat
mengembalikan kewajibannya, sehingga tambahan kredit ini diberikan untuk debitur
yang memperoleh kredit investasi dan/atau kredit modal kerja.
3. Pengambilalihan agunan/asset debitur, dilakukan bila debitur sudah tidak sanggup
membayar kewajibannya, dan debitur kooperatif untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan menyerahkan agunannya. Agunan yang dimiliki oleh bank berupa surat/bukti
kepemilikan, sementara fisik asset yang digunakan masih dikuasai oleh debitur
Restrukturisasi kredit dengan pengambilalihan agunan/asset debitur, dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
 Agunan kredit atau asset lain yang diambil alih seperti tanah, bangunan dan
surat berharga diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai
wajar agunan/asset setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual agunan /
asset tersebut.
 Sisa kredit setelah dikurangi nilai bersih agunan/asset lain yang diambil alih
merupakan kredit yang restrukturisasi yang perlakuannya sebagaimana
diatur dalam restrukturisasi dengan modifikasi persyaratan.
4. Konversi kredit, merupakan konversi pinjaman debitur dalam bentuk penyertaan
modal pada perusahaan debitur. Dengan dilakukannya konversi kredit, maka
outstanding credit debitur yang telah dikonversi, dikurangkan dari akun kredit.
Konversi kredit dilakukan dengan mendapat saham perusahaan debitur. Dalam hal
saham yang diserahkan nilainya lebih rendah dibandingkan total kewajibannya,
maka sisanya masih menjadi kredit debitur. Sebaliknya bila nilai wajar saham lebih
tinggi disbanding dengan total kewajiban debitur, maka selisihnya dicatat sebagai
pendapatan yang ditangguhkan.

Anda mungkin juga menyukai