PENGERTIAN
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkannya. Dikenal dengan “alokasi dana” yang diwujudkan dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Hal tersebut merupakan alokasi
dana yang paling utama dan paling penting bagi kegiatan perbankan. Bagi perbankan
konvensional dikenal dengan istilah pinjaman atau kredit, sedangkan bagi perbankan syariah
dikenal dengan istilah pembiayaan.
Pengertian kredit
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Pengertian pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan untuk bank yang berprinsipkan syariah, keuntungannya berupa imbalan atau
bagi hasil.
Jika dilihat dalam arti luas, kredit artinya kepercayaan. Dalam bahasa latin kredit berarti
“credere” artinya percaya. Maksudnya; bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si
pemberi kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian,
sedangkan bagi si penerima kredit merupakan kepercayaan yang memiliki kewajiban untuk
membayar sesuai jangka waktu.
Untuk meyakinkan pihak bank bahwa si penerima kredit benar – benar dapat dipercaya,
maka bank terlebih dahulu melakukan analisis kredit, mencakup latar belakang nasabah
atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta factor lainnya. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk meyakinkan bank bahwa kredit yang diberikan benar – benar
aman.
UNSUR – UNSUR KREDIT
TUJUAN
1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini merupakan hal
penting bagi pihak bank karena jika bank terus menerus mengalami kerugian maka
besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja,
sehingga dengan dana tersebut pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah, karena adanya peningkatan pembangunan di berbagai
sektor
o Penerimaan pajak, diperoleh dari keuntungan pihak nasabah dan bank
o Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha
baru atau perluasan usaha yang akan menyedot tenaga kerja yang masih
menganggur.
o Meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
o Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk – produk yang diimpor
sebelumnya.
o Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk
keperluan ekspor.
FUNGSI KREDIT
1. Untuk meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja
tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, maksudnya uang yang diberikan
atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu
daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang, misalnya pengolahan daur ulang limbah
plastik
4. Meningkatkan peredaran barang.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat, juga dapat membantu
dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat
meningkatkan devisa Negara.
6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, misalnya kredit tersebut diberikan
untuk membangun suatu pabrik, tentu saja pabrik tersebut membutuhkan tenaga
kerja sehingga hal ini dapat mengurangi pengangguran. Di sisi lain bagi masyarakat
yang bertempat tinggal disekitar pabrik dapat mendirikan warung – warung ataupun
rumah kontrakan atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Sebelum fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan
benar – benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh
bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5 C dan 7 P.
Analisis 5 C, antara lain sebagai berikut;
1) Character, merupakan sifat atau watak seseorang yang diberikan kredit benar –
benar bisa dipercaya, dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat
latar belakang perusahaan maupun latar belakang pribadi.
2) Capacity, merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit, dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan
pengalamannya selama mengelola perusahaannya
3) Capital, untuk melihat penggunaan modalnya efektif atau tidak dapat dilihat dari
laporan keuangan (neraca dan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
4) Condition, dinilai kondisi ekonomi, social, dan politik yang ada sekarang dan prediksi
untuk di masa yang akan datang.
5) Collateral, jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
(1) Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari – hari maupun masa lalunya, juga emosi dalam menghadapi masalah.
(2) Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan –
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
(3) Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
(4) Prospect,yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
(5) Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
(6) Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba, diukur dari periode ke periode.
(7) Protection, bertujuan untuk menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan, dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
A. Aspek yuridis / hukum, masalah legalitas badan usaha serta izin – izin yang dimiliki
perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian
perusahaan sehingga dapat diketahui siapa – siapa pemilik dan besarnya modal
masing – masing pemilik, kemudian juga diteliti keabsahannya;
- Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industry
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Keabsahan surat – surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah
- Serta hal – hal yang dianggap penting lainnya
B. Aspek Pemasaran, adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini
dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam
aspek ini adalah;
- Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu;
- Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang akan
datang;
- Peta kekuatan pesaing yang ada;
- Prospek produk secara keseluruhan.
C. Aspek Keuangan, adalah sumber – sumber dana yang dimiliki untuk membiayai
usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut, hendaknya dibuat cash flow
daripada keuangan perusahaan. Biasanya dengan suatu kriteria kelayakan investasi
yang mencakup antara lain;
- Rasio – rasio keuangan
- Payback period
- Net present value (NPV)
- Profitability Indek (PI)
- Internal rate of return (IRR)
- Dan break even point (BEP)
D. Aspek Teknis/Operasi, membahas masalah yang berkaitan dengan produksi.
E. Aspek manajemen, untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
F. Aspek Sosial Ekonomi, menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat umum, seperti;
- Meningkatkan ekspor barang
- Mengurangi pengangguran atau lainnya
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Tersedianya sarana dan prasarana
- Membuka isolasi daerah tertentu
G. Aspek Amdal, menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara
jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Dilakukan secara mendalam apabila
kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran
lingkungan di sekitarnya.
Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada
para debitur terdapat beberapa komponen yang memengaruhi, antara lain sebagai berikut:
i. Total biaya dana (cost of Fund), merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank
untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan
maupun deposito. Tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk
memperoleh dana yang diinginkan.
ii. Biaya operasi, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan
operasinya.
iii. Cadangan risiko kredit macet, merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang
akan diberikan, disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu
risiko tidak berbayar baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
iv. Laba yang diinginkan, ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat
penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit.
v. Pajak, merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang
memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
Contoh soal:
PT Bank Marindo menentukan suku bunga deposito sebesar 18% PA kepada para
deposannya. Cadangan wajib (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah 5%. Kemudian biaya
operasi yang dikeluarkan adalah 6% dan cadangan risiko kredit macet 1%. Laba yang
diinginkan adalah 5% dan pajak 20%.
Pertanyaan:
Hitung berapa bunga kredit yang diberikan (based lending rate) kepada para debiturnya
(peminjam).
Cost of Fund = 18% / 100% - 5% = 18% / 95% = 18,95% dibulatkan menjadi 19%
───
25%
───
26%
───
31%
───
Sliding rate, pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya
sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan
turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan
sama. Biasanya diberikan kepada sektor produktif.
Rumus untuk angsuran total
Ap = M / N
Ab = i x 1/12 x (M – Ap)
Keterangan; (1) Ap = angsuran pokok, (2) M = total kredit, (3) N = jangka waktu
kredit (dalam bulan), (4) i = suku bunga per tahun, (5) Ab = angsuran bulan.
Flat Rate, pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian
pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan
sama sampai kredit tersebut lunas. Diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif.
Rumus angsuran per bulan
A = M + (M x i x t) / N
Keterangan; (1) A = angsuran per bulan, (2) M = jumlah kredit, (3) i = bunga per
tahun, (4) t = jangka waktu kredit (dalam tahun), (5) N = jangka waktu kredit (dalam
bulan).
Contoh:
Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar 120 juta dengan jangka waktu 2 tahun.
Suku bunga kredit 12% per tahun flat rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan.
Hitunglah jumlah angsuran per bulan.
Penyelesaian:
A = 120.000.000 + (120.000.000 x 12% x 2) / 24
A = 148.800.000 / 24
A = Rp6.200.000,-
Angsuran pokok per bulan = 120.000.000 / 24 =Rp5.000.000,-
Angsuran bunga per bulan = 12%x1/12x120.000.000 =Rp1.200.000,-
─────────────
Total angsuran perbulan =Rp6.200.000,-
Floating Rate, membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang
sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang
pada bulan tersebut, ini merupakan kebijakan bunga yang dilakukan oleh bank
dengan model bunga mengambang, artinya bank dapat mengubah suku bunga tanpa
adanya pemberitahuan kepada debitur.
Annuity, atau anuitas merupakan perhitungan bunga dengan mengalikan persentase
bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara tahunan. Kemudian angsuran
per bulan dihitung dengan membagi angsuran tahunan dibagi menjadi 12 bulan.
Dalam metode ini, total angsuran per tahun akan sama, sementara angsuran pokok
dan angsuran bunga akan berubah. Angsuran pokok akan meningkat setiap tahun
dan angsuran bunga akan menurun, karena bunga dihitung dari saldo akhir kredit.
Rumus
A = M x i / 1 – (1 + i)-n
Ab = A / 12
Contoh
Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar 120 juta dengan jangka waktu 5 tahun.
Suku bunga kredit 12% per tahun Annuity (anuitas), dan angsuran dilakukan setiap
bulan. Hitunglah jumlah angsuran per bulan.
Angsuran total setiap tahun sebesar Rp33.289.168,- dan angsuran total per bulan
adalah Rp2.774.097 sebagaimana pada perhitungan di bawah ini:
A = 120.000.000 x 12% / 1 – (1 + 12%)-5
A = 33.289.168
Ab = 33.289.168 / 12
Ab = 2.774.097
Effective rate, merupakan beban bunga efektif yang ditanggung oleh debitur.
Perhitungan bunga efektif berasal dari persentase bunga dikalikan dengan saldo
akhir pinjaman setelah dikurangi angsuran pokok. Perhitungan angsuran pokok per
bulan berasal dari jumlah angsuran total dikurangi dengan angsuran bunga. Total
angsuran akan sama setiap bulan, akan tetapi angsuran pokok akan meningkat dan
angsuran bunga akan menurun.
Rumus angsuran per bulan
A = M x i / 1 – (1 + i)-n
Contoh
Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar 120 juta dengan jangka waktu 20
bulan. Bunga 12% per tahun effective rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan.
Jumlah angsuran per bulan dapat dihitung sebagai berikut:
Angsuran total = 120.000.000 x 1% / 1 – (1 + 1%) -20
Angsuran total = 6.649.838,-
AKUNTANSI KREDIT
Dalam pemberian kredit, perlu adanya akad atau perjanjian kredit, hal ini menandakan bank
sudah komitmen akan memberikan kredit. Komitmen kredit dicatat dalam rekening
administratif sebesar plafon kredit yang telah disetujui di posisi kredit. Pada saat realisasi
kredit, rekening komitmen dihapus.
Dalam pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001), disebutkan “jumlah kewajiban
komitmen fasilitas kredit tersebut dapat berkurang atau bertambah selama jangka waktu
kredit sesuai jenis kreditnya, yaitu:
Kredit modal kerja/rekening Koran akan berkurang pada saat dilakukan penarikan
dan akan bertambah pada saat diterima setoran.
Kredit investasi, kredit modal kerja plafon menurun atau kredit konsumsi, akan
berkurang pada saat dilakukan penarikan dan tetap/tidak bertambah pada saat
diterima setoran.”
Pada realisasi kredit, bank akan memungut beban terhadap debitur (yang berarti
pendapatan bagi bank). Pendapatan tersebut berasal dari biaya provisi, biaya administrasi,
biaya taksasi jaminan, biaya asuransi, dsb. Biaya – biaya ini akan dibebankan kepada debitur
melalui pengkreditan terhadap kredit yang direalisasikan. Pengucuran kredit dicatat sebesar
nilai realisasi kredit.
Contoh:
Tanggal 25 april 2015 Anita Firdaus mengajukan permohonan kredit kepada Bank Mitra
Niaga Semarang sebesar 50 juta. Aplikasi kredit disetujui pada tanggal 1 mei 2015 dengan
jangka waktu 5 tahun, tingkat suku bunga 20%. Debitur dibebani biaya provisi dan komisi
0,25%, bea materai Rp10.000, biaya penggantian barang cetakan Rp5.000, biaya
administrasi Rp100.000, biaya notaris dan PPAT Rp300.000, biaya asuransi kredit
Rp100.000. Bank memperhitungkan bunga dengan sliding rate. Pada tanggal tersebut, Anita
Firdaus mencairkan kredit sebesar 50 juta dengan perincian ditransfer ke Cabang Cirebon 20
juta, dikreditkan ke rekening giro Anita Firdaus 20 juta dan sisanya tunai.
Catatan untuk transaksi tersebut dimulai pada tanggal 1 mei 2015 ketika terjadi realisasi
kredit dan ketika terjadi angsuran pokok dan bunga pada setiap akhir bulan;
Pencatatan transaksi tersebut langsung dicatat pada rekening riil dan nominal, tanpa
didahului pencatatan pada rekening administratif. Karena akad kredit dan pencairan kredit
dilakukan satu waktu (tanggal 1 mei 2015), sedangkan angsuran bunga setiap periode
semakin menurun.
Bila kredit dicairkan tidak di hari akad kredit, maka bank akan melakukan pencatatan pada
rekening administrative terlebih dahulu dengan jurnal credit rekening (CR) RAR Fasilitas
Kredit yang belum ditarik sebesar plafon kredit yang belum di-dropping atau direalisasi atau
belum ditarik. Rekening ini akan lenyap seiring pencairan kredit dengan cara didebet RAR.
Fasilitas kredit yang belum ditarik sebesar penarikan kredit.
Contoh:
Aplikasi kredit Sdr. San Chai disetujui Bank Mandiri Semarang pada tanggal 1 Mei 2015
dengan plafon kredit sebesar Rp600.000.000, suku bunga 24% pa. dengan jangka waktu 3
tahun atau 36 bulan. Dalam transaksi ini Bank Mandiri Semarang membebani biaya provisi
dan komisi 1%, biaya administrasi Rp200.000, biaya notaris Rp4.000.000, biaya materai
Rp50.000. biaya asuransi kredit Rp3.000.000. pada tanggal 15 Mei 2015, Sdr. San Chai baru
datang ke bank dan menarik dananya dan dikreditkan ke rekening gironya Rp300.000.000,
untuk transfer ke Bank Mandiri Cabang Bandung sebesar Rp200.000.000, sisanya ditarik
tunai.
Perlakuan akuntansi bunga kredit tergantung kualitas kredit, bila kredit lancer bank dapat
menerapkan accrual basis, artinya bank dapat mencatat pendapatan bunga setiap saat
pelaporan. Bunga yang belum jatuh tempo dicatat sebagai piutang bunga. Namun, bagi
kredit yang bermasalah (dalam pengawasan khusus, kurang lancer, diragukan, dan bahkan
macet) maka bank dapat menerapkan cash basis. Dengan demikian, pendapatan bunga yang
belum dibayar debitur, dicatat dalam rekening administratif (kontinjensi tagihan).
Contoh:
Pada 15 desember 2014 Ny. San Chai tidak membayar angsuran kredit. Kredit tersebut
sudah masuk kolektibilitas kurang lancar, maka pada tanggal 31 desember ketika menyusun
laporan keuangan perlu mencatat terlebih dahulu tunggakan angsuran sampai dengan 31
desember 2014 dengan cash basis. Dengan demikian pada 31 desember 2014 bank hanya
mencatat pada rekening administratif kontinjensi tagihan. Sedangkan pada 15 januari 2014
jika Ny. San Chai melunasi tunggakan angsuran 15 desember 2014 dan membayar angsuran
15 januari 2015, denda keterlambatan angsuran misal Rp230.000, maka pencatatan
selengkapnya adalah sebagai berikut:
Bila kredit tersebut masih tergolong lancar atau dalam perhatian khusus, maka bank
menggunakan accrual basis, sebagai berikut:
KREDIT SINDIKASI
Kredit sindikasi sering disebut pembiayaan bersama, merupakan wewenang kantor pusat
selaku unit usaha yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut. Kerjasama pembiayaan
ini melibatkan beberapa bank yang mempunyai komitmen bersama untuk membiayai
proyek tertentu. Hubungan kerja sama yang horizontal ini ditunjukkan melalui penyertaan
pembiayaan tiap – tiap bank pada proyek tersebut. Contoh pembiayaan bersama:
konsorsium, co – financing, dan kredit sindikasi.
Dalam kaitannya dengan akuntansi, pembiayaan bersama ini di bawah koordinasi satu bank
(coordinator/agen), maka coordinator akan menerima arus dana masuk dari beberapa bank
peserta yang dicatat sebagai pinjaman diterima untuk pembiayaan bersama. Rekening ini
tetap outstanding hingga proyek yang dibiayai selesai dan kredit lunas.
Bank A
Bank B Bank C PT X
Bank D
RESTRUKTURISASI KREDIT
Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan
agar supaya debitur dapat memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi kredit diberikan kepada
debitur yang tidak dapat memenuhi kewajibannya atau debitur yang diperkirakan tidak
dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga sesuai dengan
jadwal yang diperjanjikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur
berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum yang pemberiannya terbatas pada adanya
kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank dalam menyelesaikannya.
Bank memiliki keyakinan bahwa dengan dilakukan restrukturisasi kredit kepada debitur,
maka kondisi keuangan debitur akan menjadi lebih baik, sehingga kualitas kredit debitur
meningkat.