Jasa perdagangan yang dapat diberikan untuk memperlancar transaksi perdagangan dalam
negeri adalah menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau dikenal Letter
Of Credit (L/C) dalam negeri.
Perbedaan SKBDN dengan L/C yaitu wilayah pabeannya dan valuta yang digunakan.
Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor: 5/6/PBI/2003 tentang surat kredit berdokumen
dalam negeri (SKBDN) adalah surat kredit berdokumen dalam negeri atau lazim dikenal sebagai
“letter of credit”. L/C dalam negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis
pemohon (applicant) yang mengikat bank pembuka (issuing bank) untuk:
Penerbitan SKBDN mencerminkan bank sebagai lembaga perantara dalam lalu lintas
pembayaran di antaranya pelaku perdagangan atas dasar kepercayaan. Bank sebagai lembaga
perantara telah mengikatkan diri dalam perjanjian untuk melakukan kewajiban – kewajibannya
berkaitan dengan transaksi perdagangan pihak ketiga. Bank penerbit wajib membayar,
mengaksep, serta dapat memberikan kuasa kepada bank lain untuk mengaksep maupun untuk
melakukan negosiasi wesel.
Secara sederhana hubungan antara bank penerbit, dengan bank pembayar dan para pihak yang
terlibat transaksi dapat digambar sebagai berikut:
Keterangan:
1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan dengan syarat
pembayaran menggunakan SKBDN.
2. Pembeli membuka SKBDN di issuing bank sebesar nilai kontrak.
3. Issuing bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama pemohon
telah dibuka.
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN telah dibuka.
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan melalui perusahaan
pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak bank dan kepada pihak
pembeli.
7. Bank penerbit (issuing bank) memberitahukan kepada bank pembayar bahwa barang
telah diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam SKBDN.
8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit
SKBDN untuk segera dipenuhi.
10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit SKBDN
untuk segera dipenuhi.
11. Bank pembayar membebankan kepada pihak applicant untuk memenuhi seluruh
setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN dimaksud
telah efektif
13. Bank pembayar melakukan pembayaran kepada beneficiary.
Penerbitan SKBDN
Akuntansi SKBDN
Pada prinsipnya SKBDN tak dapat dibatalkan kecuali ada persetujuan bank pembuka, bank
pengkonfirmasi, dan penerima. Penerbitan SKBDN ada dua
SKBDN yang tak dapat dibatalkan merupakan transaksi yang bersifat komitmen, da nada
kepastian
SKBDN yang dapat dibatalkan merupakan transaksi yang bersifat kontinjensi (bersyarat),
dan kelanjutan transaksi ini akan tergantung bank penerbit, bank pengkonfirmasi dan
penerima (transaksi bersyarat).
Keduanya di catat dalam rekening administrative SKBDN dapat/tak dapat dibatalkan dan masih
berjalan dalam rangka perdagangan dalam negeri.
Contoh : penerbitan sight SKBDN yang ditujukan pada nasabah cabang bank sendiri.
PT Mulia Jaya nasabah bank mitra niaga semarang hendak membeli kayu Kalimantan 1.000 m 2
@ Rp1.000.000 kepada PT Alam kayu Pontianak nasabah bank mitra niaga Pontianak. Untuk itu
pt alam kayu meminta PT mulia jaya membuka sight SKBDN. Tanggal 25 mei 2015 PT Mulia jaya
selanjutnya membuka sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada bank mitra niaga
semarang. Setoran jaminan tersbeut beban giro nya Rp900.000.000 dan sisanya tunai. Bank
mitra niaga semarang memungut komisi penerbitan Rp2.000.000 dan ongkos kawat Rp100.000.
komisi dan ongkos kawat dibayar tunai oleh PT Mulia jaya.
Contoh penerbitan sight SKBDN yang ditujukan pada kantor cabang bank sendiri dengan
setoran kurang dari 100%
Dari contoh sebelumnya, setoran jaminan yang diserahkan PT mulia jaya baru 60% dengan
perincian beban gironya Rp500.000.000 dan tunai Rp100.000.000. komisi – komisi dibayar
tunai. Maka pencatatannya:
Pengalihan SKBDN
SKBDN yang dapat dialihkan (transferable SKBDN) adalah SKBDN di mana penerima pertama
berhak untuk mengajukan permohonan kepada bank penerus yang membayar, mengaksep,
atau menegosiasi untuk mengalihkan SKBDN tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian
kepada satu atau beberapa pihak penerima kedua. SKBDN hanya dapat dialihkan jika
didalamnya secara tegas dicantumkan kata “dapat dialihkan” atau “transferable” sedangkan
istilah lainnya tidak diperkenankan.