Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KAS

Pengertian kas dan motif penahanan kas


Pengertian Kas
• Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam
perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat
diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial.
• Kas meliputi: Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada ditangan
perusahaan (Cash in hand) atau ada di bank (bank), Cek, money order
(kas bon) dll.
Motif Penahanan Kas

1. Motif Transaksi, Kas diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan transaksi. seperti membayar upah
tenaga kerja, membeli bahan baku, membayar
biaya listrik dan lain sebagainya.
2. Motif Berjaga-jaga, Kas diperlukan untuk berjaga-
jaga menghadapi ketidakpastian dimasa yang
mendatang.
3. Motif Spekulasi, Kebutuhan kas untuk
memperoleh keuntungan karena perubahan harga
surat berharga  investasi surat berharga (saham,
obligasi dll)
Tujuan Manajemen Kas
Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning.

1. Likuiditas manajemen harus secara sadar menjaga


likuiditas dan jumlah kas yang harus ada dalam perusahaan
agar perputaran aktiva efektif, efisien dan lancar.

2. Earning merupakan pengeluaran perusahaan yang


harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan hasil
yang lebih besar. Selain itu manajemen harus menjamin
pembayaran dilakukan secara ekonomis.
Sumber Kas
1. Hasil Penjualan tunai & penerimaan
piutang
2. Penjualan aktiva tetap
3. Penjualan atau emisi saham atau adanya
penambahan modal oleh pemilik.
4. Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel),
hutang obligasi, hutang bank dll
5. Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex:
bunga)
6. Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga
atau dividen, hadiah, atau restribusi pajak
dari periode sebelumnya.
Penggunaan Kas
1. Pengeluaran untuk biaya produksi (BBB, BTK, BOP)
2. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek
atau jangka panjang.
3. Pembelian aktiva tetap
4. Pembelian kembali saham yang beredar
5. Pengambilan kas dari perusahaan oleh pemilik
6. Pembayaran hutang jangka pendek atau panjang
7. Pembayaran sewa, bunga, pajak dll
8. Pembelian barang dagangan dengan tunai
9. Pembayaran biaya operasi perusahaan seperti pembayaran
gaji, pembelian perlengkapan atau peralatan kantor, biaya
iklan, dll.
10. Pengeluaran kas untuk membayar deviden.
Safety cash balance (persediaan kas minimal)
• Safety cash balance (persediaan kas minimal) persediaan kas menurut
(Bambang Riyanyo,2001) adalah : jumlah minimal kas yang harus dipertahankan
oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu
• Menurut H.G.Guthmann (Bambang Riyanyo,2001), Agar perusahaan well
finance sebaiknya memiliki jumlah kas tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah
aktiva lancar
• Jumlah kas terlalu besar akan memperkecil profitabilitas, karena dimungkinkan
terdapat dana menganggur
• Jumlah kas terlalu kecil akan menganggu likuditas, karena dimungkinkan dana
tidak mencukupi untuk membayar kewajiban finansiilnya yang segera harus
dibayar.
Faktor-faktor pengaruh besar kecilnya Safety cash balance

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar


kecilnya Safety cash balance (persediaan kas minimal),
yaitu (Bambang Riyanyo,2001) :
• Perimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran
kas keluar
• Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
• Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank
Aliran kas

Terdapat dua jenis aliran dana dalam kas, yaitu aliran uang masuk (cash inflow) dan aliran uang
keluar (cash outflow).
• Cash Inflow
- bersifat kontinyu, contohnya adalah aliran uang masuk karena transaksi penjualan tunai dan
penjualan secara kredit (piutang)
- bersifat tidak kontinyu /intermittent, contohnya adalah aliran uang masuk karena menerima
dana kredit bank dan dana penyertaan dari pemilik, jual saham
• Cash Outflow
- bersifat kontinyu, contohnya adalah aliran uang keluar karena membeli bahan baku dan
membayar gaji/upah
- bersifat tidak kontinyu /intermittent, contohnya adalah aliran uang keluar karena membayar
deviden dan membayar pajak
Penentuan saldo kas dengan Baumol’s model
Penentuan saldo kas dengan Baumol’s model memiliki asumsi (Lukas SA,2001) :
1. kebutuhan kas bersifat stabil dan Jumlahnya dapat diperkirakan,
2. dan cash inflow dari operasi stabil

Penentuan saldo kas dengan Baumol’s model menggunakan rumus :

C* =√ (2.F.T)/k
C*/2

C* : saldo kas optimal


F : fixed cost untuk sekali menjual sekuritas atau meminjam dana
T : kebutuhan kas sepanjang periode
K : opportunity cost dari memegang uang tunai, sama dengan tingkat keuntungan yang
diperoleh saat beli sekuritas atau biaya meminjam dana
C*/2 : rata-rata saldo kas
Contoh soal :
sebuah perusahaan memiliki kebutuhan kas per tahun adalah Rp.50.000.000, biaya transaksi
yang bersifat biaya Tetap untuk menjual sekuritas adalah Rp. 100.000 per transaksi, opportunity
cost adalah 10% per tahun. Tentukan besarnya saldo kas optimal dan rata-rata saldo kas
perusahaan!

Jawab:
C* =√ (2xFxT)/k
=√ (2x50.000.000x 100.000)/ 0,1
= √ 10.000.000.000.000/0,1
= √ 100.000.000.000.000
= 10.000.000
saldo kas optimal = 10.000.000

rata-rata saldo kas = 10.000.000/2


= 5.000.000
tugas :
1. sebuah perusahaan memiliki kebutuhan kas per bulan adalah Rp.200.000, biaya transaksi yang
bersifat biaya Tetap untuk menjual sekuritas adalah Rp. 100 per transaksi, opportunity cost
adalah 10% per bulan. Tentukan besarnya saldo kas optimal dan rata-rata saldo kas
perusahaan!
2. sebuah perusahaan memiliki kebutuhan kas per bulan adalah Rp.80.000, biaya transaksi yang
bersifat biaya Tetap untuk menjual sekuritas adalah Rp. 10 per transaksi, opportunity cost
adalah 10% per bulan. Tentukan besarnya saldo kas optimal dan rata-rata saldo kas
perusahaan!

Anda mungkin juga menyukai