Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tingkat yang dominan, likuiditasnya perusahaan ditentukan oleh kemampuan


manajer keuangan mengelola arus kas dan surat berharga. Dewasa ini makin banyak pilihan
yang merasakan makin pentingnya manajemen kas terutama dalam hal tingginyasuku bunga
untuk kepentingan investasi jangka pendek. Jika di satu pihak terdapat keharusan menahan
sejumlah uang tunai di perusahaan untuk pembayaran biaya-biaya tertentu, dipihak lain
menahan uang tunai yang besar di kas perusahaan sering dipandang sebagai tindakan yang tidak
tepat. Berarti kiatnya adalah bagi manajer keuangan untuk memiliki jumlah uang tunai yang
memadai. Kiat memadai perlu dikuasai dan didasarkan pada empat motif tertentu, yaitu motif
transaksi, motif berjaga-jaga, motif pemenuhan kebutuhan masa depan dan motif saldo
kompensasi.

Pentingnya manajemen surat berharga juga harus mendapatkan perhatian seorang


manajer keuangan karena berbagi bentuk surat berharga itu dapat berperan sebagai
pengganti uang tunai di kas dan sebagai investasi sementara. Oleh karena itu, seorang manajer
keuangan harus memahami betul kriteria yang tepat untuk digunakan dalam pemilikan berbagai
jenis surat berharga, terutama dilihat dari segi risiko pemilikannya, seperti risiko keuangan,
risiko suku bunga, risiko daya beli, risiko mudah tidaknya dicairkan, beban pajak yang
harus dipikul dan hasil bunga relative. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen
arus kas merupakan salahsatu kegiatan manajer keuangan yang tidak kalah penting
dibandingkan dengan segi-segi

B. Rumusan Masalah

1. apa itu pengelolaan kas ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kas

A. PENGERTIAN KAS

Ada banyak sekali pengertian tentang kas, baik dari sisi perundang-undangan maupun dari sisi
teori/konsep ekonomi.
1. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara
Konsep-konsep, Unsur-unsur dan Current Issue Manajemen Kas Sektor Publik 3 Kas Negara
adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan olehMenteri Keuangan selaku
Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar
seluruh pengeluaran negara. Dengan demikian kas dalam pengertian undang- undang ini
semua uang negara yang bersumber dari seluruh penerimaan negara dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran negara.
2. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintahan. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung
seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat.
3. Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau
tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah
menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya
jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham
tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh
tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.

2
Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian, cerukan
(bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan.
Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara kas. Karakteristik dari
pengaturan perbankan tersebut timbulnya fluktuasi saldo bank dari positif ke overdraft.
Arus kas tidak mencakupi mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau
setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kas perusahaan
dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di
bank yang setiap saat dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka
pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yangsignifikan.
Jadi dapat didefinisikan Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling
likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial
perusahaan. Karena sifat likuidnya tersebut, kas memberikan keuntungan yang paling rendah.
Kalau perusahaan menyimpan kas di bank dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro yang
diterima perusahaan presentasenya akan lebih rendah daripada kalau disimpan dalam bentuk
deposito berjangka (yang tidak setiap saat bisa diuangkan). Karena itu masalah utama
pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak (agar
keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu sedikit ( sehingga akan
mengganggu likuiditas perusahaan).
Tujuan perusahaan menyimpan/membutuhkan kas (John Maynard Keynes):
a. Kebutuhan kas untuk transaksi (diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha
perusahaan)
b. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan
keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan)
c. Kebutuhan kas untuk berspekulasi.

A. Aliran Kas
Dalam perusahaan aliran kas terbagi menjadi : Aliran kas masuk (cash inflow)
dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu
(intermittent).
Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai,
penerimaan piutang.
Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari penyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank).

3
o Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas untuk pembelian bahan mentah, gaji
karyawan)
o Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham).

B. Sumber Kas
a. Hasil Penjualan tunai & penerimaan piutang
b. Penjualan aktiva tetap
c. Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan modal oleh pemilik.
d. Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel), hutang obligasi, hutang bank dll
e. Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex: bunga)
f. Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga atau dividen, hadiah, atau restitusi pajak
dari periode sebelumnya

C. Penggunaan Kas
1. Pengeluaran untuk biaya produksi (BBB, BTK, BOP)
2. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek atau jangka
panjang.
3. Pembelian aktiva tetap
4. Pembelian kembali saham yang beredar
5. Pengambilan kas dari perusahaan oleh pemilik
6. Pembayaran hutang jangka pendek atau panjang
7. Pembayaran sewa, bunga, pajak dll
8. Pembelian barang dagangan dengan tunai
9. Pembayaran biaya operasi perusahaan seperti pembayaran gaji, pembelian
supplies kantor, biaya iklan, dll.
10. Pengeluaran kas untuk membayar deviden.

D. Transaksi Yang Tidak Mempengaruhi Kas


a. Pembebanan depresiasi, amortisasi, dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible
assets.
b. Pengakuan adanya kerugian piutang.
c. Pengakuan penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki.
d. Penghentian aktiva tetap

4
e. Pembayaran stock dividen (pembayaran dividen dalam bentuk saham).
f. Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba.
g. Adanya penilaian kembali aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Sediaan Kas

Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin tinggi
tingkat jumlah kas maka perusahaan semakin likuid (sebaliknya). Jumlah kas yang paling ideal
sampai saat ini belum ada standar umumnya, tetapi telah terdapat beberapa pedoman untuk
menentukan jumlah kas perusahaan.
Hal ini dikemukaan oleh H.G Guthmann bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan
yang well finance hendaknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas
dapat pula dihubungkan dengan salesnya (penjualan). Perbandingan antara sales dengan jumlah
kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnovernya
makin baik Karena berarti makin efisien penggunaan kasnya.
Seperti halnya sediaan, kas juga memiliki persediaan bersih atau persediaan
minimal yang disebut sebagai safety cash balance (merupakan jumlah kas minimal dari kas
yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban
finansialnya sewaktu-waktu.
Faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan bersih kas:
1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
3. Adanya hubungan yang baik dengan bank

F. Anggaran Kas (Budget Kas)


Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan
datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui
kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus. Budget kas dapat dibedakan dalam dua
bagian:
1. Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai, piutang yang
terkumpul, penerimaan bunga dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan
penerimaan lain
2. Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang,
pembayaran upah buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak, dll
Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perushaan adalah mengetahui :
5
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan
2. Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan
3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit
kas
4. Saat kapan kredit dibayar kembali.

Tahap penyusunan budget kas:


1. Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan
(transaksinya adalah transaksi operasional).
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau umber-sumber
dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan.
Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali
(transaksinya adalah transaksi finansial).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansil dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional
dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas
keseluruhan

G. proses kas (cash style)


Proses arus kas (cash cycle) adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses dari
pengeluaran kas sampai dengan penerimaan kas. George W Galinger dan P. Basil Healey,
Liquidity Analysis and Management, Edisi ke-2 (Massachussets: Aldison-Wesley Publishing,
1991), hal 236 Konsep-konsep, Unsur-unsur dan Current Issue Manajemen Kas Sektor Publik
Proses ini merupakan bagian dari proses operasional (operating cycle). Proses operasional
terdiri dari empat komponen, yaitu peridode persediaan, periode utang, periode piutang dan
siklus kas. Pada umumnya periode persediaan ditambah dengan periode utang akan sama
dengan periode utang dan siklus kas. Akan tetapi persamaan ini tidak berlaku untuk
pendapatan pemerintah dari perpajakan karena pendapatan ini tidak terkait dengan layanan
yang diberikan pemerintah.

2.2 Motif Memiliki Kas

John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas ,yaitu :
1. Motif transaksi yaitu perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi
bisnisnya.

6
2. Motif berjaga-jaga yaitu untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang
sifatnya tidak terduga. Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi
dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah. Selain
akurat prediksi kas, apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke sumber dana eksternal, saldo
kas ini juga akan rendah. Mptif berjaga-jaga ini Nampak dalam kebijakan penentuan saldo kas
minimal dalam penyusunan anggaran kas.
3. Motif spekulasi yaitu untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas
dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasanya jenis investasi yang dipilih adalah investasi
pada sekuritas. Apabila tingkat bunga diperkirakan turun, maka perusahaan akan merubah kas
yang dimiliki menjadi saham, dengan harapan harga saham akan naik apabila memang semua
pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan (dan mungkin telah) turun. Sebagai ilustrasi,
pada awal 1993, Indeks Harga saham gabungan( IHSG)1 di Bursa Efek Jakarta sekitar 275.
Pada September 1993, IHSG mencapai lebih dari 400. Salah satu penyebabnya adalah karena
suku bunga deposito pada awal 1993 masih sekitar 18-20 % per tahun, sedangkan pada bulan
September hanya berkisar 11-14%. Keadaan yang sebalinya akan dilakukan , yaitu merubah
sekuritas kas, apabila suku bunga diperkirakan akan naik, keadaan pada semester pertama tahun
1998 dapat dipergunakan sebagai ilustrasi. Pada semester pertama tahun 1998 suku bunga
meningkat sangat tinggi sampai diatas 60 %( untuk bunga deposito berjangka satu bulan).
Akibatnya dapat ditebak, IHSG turuntajam menjadi sekitar 330, setelah pada awal tahun 1997
mencapai level di atas 600.

Martin et.al (1991) mengatakan bahwa motif spekulasi merupakan komponen paling kecil dari
prefensi perusahaan akan likuiditas. Motif-motif transaksi dan berjaga-jaga merupakan alasan-
alasan utama mengapa perusahaan memiliki kas.

2.3 Manajemen Kas

Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi.
Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi
dengan menggunakan kas atau sumber daya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat.
Mike Williams (2004) mendefinisikan manajemen kas pemerintah sebagai strategi dan
proses-prosesnya untuk mengelola secara efektif dan efisien arus kas jangka pendek dan
saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara pemerintah dengan sektor-
sektor lain. Dari definisi iniada beberapa hal yang ditekankan:
1. Definisi ini mencakup persoalan kebijakan dan rancangan proses-proses
yang lebih seragam.

7
2. Manajemen arus kas dan saldo kas memunculkan berbagai tantangan yang
berbeda-beda yang harus dihadapi secara bersama-sama.
3. Definisi ini mencakup manajemen kas pada sektor pemerintahan dan interaksi antara
pemerintah dengan sektor-sektor lain, terutama sector keuangan.
Sementara itu, Storkey (2001) mendefinisikan manajemen kas sebagai memiliki uang
yang cukup pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk membayar
kewajiban-kewajiban pemerintah dalam cara yang efektif dan efisien.
Dari definisi di atas, terdapat beberapa tujuan dari manajemen kas. Tujuan utamanya
adalah dengan manajemen kas yang baik, suatu pemerintahan dapat Manajemen Kas
mendanai pengeluaran-pengeluarannya tepat pada waktunya dan memenuhi setiap
kewajibannya ketika jatuh tempo. Tujuan-tujuan tambahannya adalah efektivitas biaya,
pengurangan risiko dan efisiensi. Secara khusus, Williams (2004) menyatakan tujuan-tujuan
dari manajemen kas pemerintah yang efisien adalah:
1. Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur dalam sistem perbankan dan menekan
seminimal mungkin biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut pada sistem
perbankan.
2. Mengurangi risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang terkait dengan kegiatan
pemerintah dan pendanaan kegiatan pemerintah.
3. Menambah fleksibilitas dalam cara pemerintah menentukan kapan penerimaan kas
pemerintah ditandingkan dengan pengeluaran kas pemerintah.
4. Mendukung kebijakan-kebijakan keuangan lainnya.Berkaitan dengan pengelolaan keuangan
negara di Indonesia,

Ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas:
1) Mempercepat pemasukan kas
2) Memperlambat pengeluaran kas
3) Memelihara saldo kas yang optimal.
Dengan dua langkah pertama (langkah 1 dan 2), cash availability (ketersediaan kas) diharapkan
akan meningkat. Semakin besar ketersediaan kas (atau kas yang bisa dipegang oleh
perusahaan), semakin baik untuk perusahaan. Meningkatkan cash availability konsisten dengan
tujuan meningkatkan siklus kas, siklus kas (cash conversion cycle) yang kecil akan menurunkan
investasi pada modal kerja.

1. Mempercepat Pemasukan Kas


1. Penjualan kas. Cara ini tentunya merupakan cara yang paling langsung. Dengan penjualan kas,
tanpa piutang, manajer keuangan akan memperoleh kas.

8
2. Potongan kas (Cash discount). Potongan kas ditujukan untuk mempercepat pembayaran
piutang oleh pembeli/pelanggan perusahaan.
3. Desentralisasi Pusat Penerimaan Pembayaran. Misal pelanggan tersebar secara geografis,
dan pelanggan mempunyai kebiasaan menggunakan pos-wesel sebagai alat pembayaran, atau
cek pribadi pada negara maju. Untuk mempercepat perjalanan uang tersebut, perusahaan bisa
menyebarkan pusat penerimaan.
4. Lockboxes. Lockboxes mempunyai ide yang sama dengan concentration banking. Misalkan
pembeli tersebar ke dalam pelosok-pelosok kota. Cara mempercepat pembayaran mereka adalah
dengan mendirikan kotak-kotak penerimaan yang ditaruh di kantor pos. Pelanggan cukup
memasukkan pembayaran di kotak di kantor pos yang terdekat.

2. Memperlambat Pengeluaran Kas

Ada beberapa cara untuk memperlambat pembayaran.

1. Pembelian dengan Kredit. Pembelian dengan kredit berarti supplier mendanai lebih dulu
pembelian yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dengan demikian mempunyai
kesempatan menunda pengeluaran kas.
2. Memanfaatkan Float. Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan saldo kas
perusahaan.
3. Menggunakan Draft.Draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi oleh pihak perusahaan
untuk kemudian dibayarkan. Istilah kas bon sering digunakan.
4. Pembayaran Secara Sentral. Dalam cara ini, setiap tagihan yang datang ke cabang perusahaan
akan diserahkan ke pusat untuk dimintakan otorisasi. Setelah pusat memberikan otorisasi, baru
kemudian diserahkan lagi ke cabang dan kemudian bisa dibayarkan.
5. Cek Dibayar pada Hari Tertentu. Cek bisa dipakai untuk memperlambat pembayaran kas.
b. Analisis Manafaat dan Biaya untuk Mempercepat/Memperlambat Aliran Kas
Analisis manfaat-biaya bisa digunakan untuk memutuskan apakah alternatif mempercepat atau
memperlambat aliran kas sebaiknya dilakukan atau tidak. Alternatif akan dilakukan jika
manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan biayanya. Manfaat bisa dihitung sebagai biaya
bunga yang bisa diperoleh jika perusahaan memegang kas.

3. Menentukan Saldo Kas Optimal


Perusahaan diharapkan memegang saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa menjaga
likuiditas perusahaan, tetapi juga bisa menjaga produktivitas perusahaan.
Manajemen yang efisien terletak pada :
- penyediaan jumlah kas yang aman
-pengadaan kas yang cepat
-Investasi kas dalam investasi dalam jangka pendek untuk menghasilkan penghasilan yang
banyak

9
2.4 Tujuan Manajemen Kas
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara di Indonesia, tujuan-tujuan
manajemen kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian berikut:
1. Manajemen likuiditas
a. Likuiditas merupakan manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan
jumlah kas yang harus ada dalam perusahaan. Manajemen likuiditas penting untuk
memastikan negara memiliki kas yang cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban yang
jatuh tempo. Untuk itu pemerintah perlu mengetahui berapa besar penerimaan dan pengeluaran
yang akan dilakukan.
a. Monitoring penerimaan dan pengeluaran kas negara

Pemerintah perlu mengetahui berapa besar pengeluaran kas yang akan dilakukan.
Beberapa pengeluaran pemerintah mungkin saja dapat ditunda atau dipercepat, pemerintah
harus mampu melihat saat pengeluaran kas yang menguntungkan pemerintah.Penerimaan kas
negara seluruhnya harus segera disetor (Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, pasal 16). Penerimaan negara yang tidak segera disetor akan
menguntungkan penyetor atas biaya pemerintah.

b. Antisipasi atas kemungkinan kekurangan/kelebihan kas Kekurangan/kelebihan kas akan


membebani keuangan pemerintah karena adanya time value of money.

2. Minimalisasi kas yang menganggur (idle cash)


Pemanfaatan kas secara maksimal untuk memperoleh keuntungan (yield).Sesuai dengan
UU.No.1 Tahun 2004 tetang Perbendaharaan Negara pada pasal 24 dinyatakan bahwa
pemerintah berhak untuk mendapatkan bunga/jasa giro atas dana yang disimpan pada bank
umum maupun bank sentral, bunga/jasa giro yang diperoleh didasarkan pada tingkat suku
bunga yang berlaku.
a. Pemerintah juga dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh
manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya. Investasi tersebut dapat berupa saham,
surat utang dan investasi langsung (pasal 41, UU No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara) Pembelian kembali (Buy back) Surat Utang Negara (SUN). Pembelian kembali SUN
akan memberikan dampak positif terhadap pengurangan beban bunga yang harus dibayar
oleh pemerintah.
b. Mengurangi cost of financing
Jika negara mempunyai manajemen kas yang baik negara dapat melakukan
penundaan penerbitan SUN dengan membiayai pengeluaran-pengeluaran dari kas yang
berasal dari pendapatan yang ada atau melakukan buy back SUN untuk mengurangi
pembayaran beban bunga.

10
3. Mengurangi biaya transaksi keuangan pemerintah
. Mengurangi jumlah bank accounts pemerintah
Banyaknya rekening pemerintah yang tersebar di berbagai bank menimbulkan biaya tinggi
untuk memelihara rekening tersebut. Selain itu tersebarnya rekening mengkibatkan semakin
banyaknya idle cash
. Mengurangi biayarevenue collection dan expenditure processing (administration of payment
process)
Manajemen kas akan merestrukturisasi cara-cara pengumpulan pendapatan pemerintah
sebagai contoh banking arragement mengenai saat penyetoran oleh bank persepsi dan
renumerasi yang diberikan atau yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada bank
persepsi. Restrukturisasi tersebut perlu agar penerimaan negara dapat masuk ke rekening kas
umum negara sesegera mungkin dengan biaya seminimal mungkin. Demikian pula dengan
pemrosesan pengeluaran. Pemrosesan pengeluaran perlu dilakukan dengan se-efisien dan
secepat mungkin, misalnya dengan menggunakan fasilitas perbankan. Jika hal tersebut dapat
berjalan dengan baik maka manfaat lain yang didapatkan adalah minimalisasi terjadinya
penyelewengan keuangan negara. Manajemen kas sektor publik meliputi empat elemen2 antara
lain: perencanaan (forecasting), mobilisasi dan manajemen arus kas (mobilizing and managing
the cash flow), pemeliharaan hubungan dengan perbankan (maintaining banking relations),
dan investasi kelebihan kas (investing surplus cash). Setiap elemen harus dikelola secara aktif
untuk
4. Earning merupakan tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk
mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan.
Selain itu manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan secara ekonomis
mencapai efektifitas manajemen kas.

2.5 Model - model Pengelolaan Kas

1. Model Persediaan
Baumol ( 1952 ) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan
akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana
tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo
kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas akan makin besar,
kemungkinan perusahaan mengalami kesulitas likuiditas akan makin besar. Karena itu
seharusnya ada penyeimbangan.

11
Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan. Misalkan suatu toko buku menghadapi
permintaan buku manajemen keuangan secara ajeg setiap waktu. Misalkan permintaan buku
tersebut dalam satu tahun adalah 240 satuan, dan toko buku tersebut memesan Q satuan setaip
kali pesan. Dengan frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah,

Frekuensi pesanan dalam satu tahun= Penjualan/Q= 240/Q

Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan akan berkisar dari 0 sampai dengan Q satuan. Dengan
demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah,
Rata-rata persediaan =(Q/2) satuan
Kalau biaya simpan per satuan per tahun dinyatakan sebagai i,maka biaya simpan per tahun
yang akan ditanggung perusahaan adalah,
Biaya simpan per tahun = ( Q/2) i
Apabila jumlah permintaan buku( yaitu 240) kita beri notasi D, dan setiap kali perusahaan
memesan memerlukan biaya sebesar 0, maka biaya pemesanan dalam satu tahun adalah,
Biaya pemesanan dalam satu tahun (D/Q)o
Dengan demikian total biaya persediaan dalam satu tahun ( kita beri notasi Y) adalah,
Y= (Q/2)I + (D/Q)o .....( 7.1)
Biaya ini yang harus diminumkan. Untuk itu persamaan ( 7.1) tersebut kita derivasikan terhadap
Q, dan kita buat sama dengan nol.
(dY/dQ) = (i/2) ( oD/Q2)
(oD/Q2) = (i/2)
iQ2 = 2oD
Q = [(2oD)/i]1/2
Yang juga bisa dinyatakan sebagai,

2 oD
Q=
i ....(7.2)

Pemikiran yang sama bisa diterapkan untuk pengelolaan kas. Misalkan kebutuhan kas setiap
periodenya selalu sama. Dengan demikian apabila pada awal suatu periode jumlah kas=Q, maka
sedikit demi sedikit saldo kas akan mendapat nol. Pada saat sebesar Q. Pertanyaan yang perlu
dijawab disini adalah berapa jumlah meminumkan biaya karena memiliki kas dan biaya karena
meubah sekuritas menjadi kas. Ilustrasi berikut ini mungkin bisa memperjelas permasalahan.
Misalkan kebutuhan kas setiap tahun adalah Rp 1.200 juta, dan pemakaiannya per hari konstan.
Biaya transaksi setiap kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp 50.000. Tingkat bunga
yang diperolah karena memiliki sekuritas adalah 12% per tahun. Dengan menggunakan
persamaan (7.2), maka bisa dihitung jumlah sekuritas yang harus dirubah menjadi jas setiap
kali, yaitu

Ini berarti bahwa perusahaan perlu menjual sekuritas senilai Rp 31,623 juta setiap kali saldo
kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut perusahaan akan memikirkan biaya transaksi karena
12
kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada sekuritas dan biaya transaksi. Biaya-
biaya tersebut adalah,
(1) Biaya kehilangan transaksi kesempatan = ( Rp31,623 juta/2) x 0,12
= Rp 1,897 juta
(2) Biaya transaksi = (Rp1.200/31,623) x Rp50.000
= Rp1.897 juta
Total biaya menjadi 2(1,897 juta) = Rp3,794 juta (perhatikan bahwa pada saat biaya minimum,
biaya simpan sama dengan biaya pesan).

2. Model Miller dan Orr

bahwa perusahaan menetapkan juta Batas


dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh
garis h, dan batas bawah oleh titik 0. Ini
berarti mlah minimal kas mencapai nol baru
perusahaan akan merubah(menjual)
sekuritas untuk menambah jumlah kas
menjadi z. (yaitu jumlah kas yang
diinginkan perusahaan). Tentu saja
perusahaan bisa menentukan bahwa tidak
harus nol rupiah.

Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr adalah sebagai berikut :

Z= (3o 2) 1/3
4i

Dalam hal ini o = biaya tetap untuk melakukan transaksi


2 = variance arus kas masuk bersih harian ( suatu ukuran penyebaran arus kas )
i = 12% per tahun, atau kira-kira (0,12/365) per hari
Nilai h yang optimal adalah 3z. Dengan batas pengawasan tersebut model ini meminimumkan
biaya keseluruhan dari pengelolaan kas. Rata-rata saldo kas tidak bisa ditentukan terlebih
dahulu, tetapi kira-kira akan sebesar ( z + h)3
Misalkan o = Rp50.000
2 = (2,3 juta )2
i = 12% pertahun, atau kira-kira(0,12/365) per hari
dan batas bawah ditentukan nol rupiah
Dengan demikian maka ,

Z= [(3(50.000)(2,3 juta)2)]1/3 = [( 6,0340)20)1/3


Z= Rp8,45 juta

Nilai batas atas adalah 3(Rp8,45 juta) = Rp25,35 juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp25,35
juta, perusahaan harus merubah Rp16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembalike
13
Rp8,45 juta. Sebaliknya pada saat saldo kas mencapai nol rupiah, perusahaan harus menjual
sekuritas senilai Rp8,45 juta agar saldo kas kembali ke Rp8,45 juta.
3. Model Stone
Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan perhatian
pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal. Ketika saldo
mencapai batas pengendalian tertinggi atau batas pengendalian terendah tidak secara
otomatis akan melakukan investasi atau disinvestasi sekuritas tetapi melihat terlebih
dahulu harapan adanya aliaran kas masuk/keluar beberapa hari yang akan datang.

a. Diagram diatas menjelaskan


terdapatnya batas pengendalian
atas (h) dan batas pengendalian bawah (o) dalam model stone disebut sebagai batas
pengendalian luar. Sedangkan h-x dan o+x disebut sebagai batas pengendalian dalam.
b. Apabila saldo kas mencapai titik a (batas pengendalain atas luar) perusahaan harus melihat
aliran kas pada beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo
kas akan kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas
menuju titik c maka perusahaan tidak perlu melakukan investasi. Tetapi bila saldo kas menuju
titik b perusahaan perlu melakukan investasi.
c. Begitu pula bila saldo kas menuju titik f perusahaan perlu melihat aliran kas pada beberapa hari
yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam
batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas menuju titik d maka perusahaan tidak perlu
melakukan disinvestasi. Tetapi bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan
disinvestasi sekuritas.

2.6 Sistem pengumpulan dan Pembayaran Kas

Dalam perekonomian yang pembayaran transaksi dilakukakan tidak lagi dengan uang tetapi
dengan cheque, timbul situasi dimana pembayaran pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan
tidak segera mengurangi saldo kas, dan penerimaan cheque tidak segera diikuti dengan
penambahan saldo kas.Misalkan kita membayar dengan cheque senilai Rp100 juta pada tanggal

14
13 oktober 2011. Sebelum kita membayar ( dan menulis cheque tersebut ), saldo rekening giro 3
kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp 200 juta. Tetapi kita belum mengurangkan jumlah
saldo kita sebesar Rp 300 juta. Selisih ini disebut sebagai float.
Float tersebut memungkinkan perusahaan menuliskan cheque yang secara keseluruhan
jumlahnya yang lebih besar dari saldo kas(giro) yang dicatatoleh perusahaan. Kalau rata-rata
waktu yang diperlukan untuk mengkliringkan cheque memakan waktu dua hari.Perusahaan bisa
saja menuliskan chequenya pada suatu hari meskipun saldonya kosong,asalkan dua hari
kemudian bisa mengisi rekeningnya dengan jumlah minimal yang diperlukan. Bahkan kadang-
kadang perusahaan melakukan juggling dengan jumlah minimal yang float dari beberapa bank
tempat perusahaan menjadi kliennya. Artinya perusahaan sengaja menuliskan cheque atas suatu
bank, kemudian menyetokarnya pada bank satunya, sehingga tercipta jumlah float yang cukup
berarti. Tentu saja cara semacam ini sangat beresiko.
Float bisa juga berlaku secara terbalik. Misalkan kita menerima pembayaran dalam
bentuk cheque sejumlah Rp50 juta. Kita setorkan ke bank kita, dan kita catat saldo giro kita
tersebut bertambah Rp50 juta. Meskipun demikian bank kita baru menambahkan saldo rekening
kita kalau cheque tersebut telah dikliringkan( karena cheque tersebut bukan cheque bank tempat
kita mempunyai float positif sebesar Rp100 juta tetapi menggunakan negatif sebesar Rp50 juta.
Dengan demikian net float kita menjadi Rp50 juta.
Karena itu system pengumpulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat
pemanfaaatan kas. Salah satu cara adalah dengan menggunakan concentration banking. Dengan
cara ini perusahaan menetepkan berbagai pusat pengumpulan pada berbagai wilayah, sesuai
dengan penyebarannya penjualannya, dan tidak hanya satu pusat pengumpulan(di kantor pusat).
Dengan demikian pembeli di wilayah A diminta membayar dengan daerah A. Tidak perlu
mengirimkan cheque langsung ke (kantor pusat) perusahaan yang ini disebabkan karena
pembeli mungkin menulis cheque atas bank tertentu di daerah berlokasi sangat jauh dari
wilayah A, akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk dikliring dan mungkin juga
memakan biaya yang lebih besar. Contoh yang sering kita jumpai adalah adalah penerbit di
Inggris meminta pembrli mrnulis cheque atas bank yang di Inggris, dan dinyatakan dalam
poundsterling. Kalau misalkan cheque tersebut atas bank . di Amerika Serikat, penerbit di
Inggris akan memerlukan waktu yang sangat lama( dan biaya yang sangat mahal) untul
menguangkan cheque tersebut.
Apabila perusahaan bisa menggunakan draft, perusahaan bisa menunda pengeluaran kas
karena draft tersebut perlu dikonfirmasi oleh perusahaan yang mengeluarkan sebelum bank
membayar kepada mereka yang menyerahkan draft tersebut. Selama menunggu konfirmasi
tersebut, perusahaan sebenarnya menunda pembayaran yang harus dilakukan. Kalau

15
pembayaran gaji akan memaksa cheque tersebut baru bisa diuangkan awal minggu depan. Ini
juga merupakan cara untuk menunda pengeluaran kas.

2.7 Pengelolaan Penerimaan Kas Dan Pengeluaran Kas

a. Sistem Rekening Kas dan Persediaan Kas


Keberadaan rekening ini adalah sangat penting sebagai lumbung kas negara sehingga
memudahkan kontrol atas keluar masuknya kas. Dengan adanya rekening kas negara maka
ketersediaan kas pada periode tertentu dapat dengan cepat dimonitor.
Penggunaan rekening kas dapat bervariasi dari berbagai negara. Rekening dapat dibentuk
secara tersentralisasi pada satu rekening yang dikuasai oleh otoritas perbendaharaan atau
terdesentralisasi pada rekening departemen atau unit
Untuk meminimal biaya pinjaman atau memaksimalkan penghasilan bunga tabungan,
maka saldo operasi kas harus ditekan pada tingkat minimum. Pada Negara yang menggunakan
sistem imprest fund dalam penyaluran dananya, departemen atau unit pengguna dana
terkadang mengakumulasikan sejumlah besar dana menganggur pada rekening bank
departemen atau unit mereka. Dana ini meningkatkan kebutuhan pemerintah atas pinjaman
untuk membiayai pembayaran atas suatu unit walaupun sebenarnya unit lain memiliki dana
berlebih yang tidakdigunakan. Pembentukan rekening kas suatu negara harus dapat menjamin
ketersediaan informasi real-time mengenai saldo kas. Sehingga dapat segera diambil
keputusan mengenai apakah meminjam kas untuk memenuhi kebutuhan operasi atau
menginvestasikan kas untuk mengatasi kelebihan dana yang menganggur. Oleh sebab itu,
preferensi atas penggunaan sistem rekening kas pada beberapa negara lebih cenderung pada
penggunaan rekening kas yang tersentralisasi (treasury single account) daripada rekening
terdesentralisasi (decentralised account) terutama bagi negara yang menekankan
peningkatan kontrol fiskal dan keuangan. Banyaknya rekening kas negara dapat membawa
akibat yang tidak baik dalam pengelolaan kas.
Treasury Single Account (TSA) adalah sebuah rekening atau sekumpulanrekening yang
berhubungan di mana pemerintah menggunakannya dalam melakukan pembayaran atas
tagihan-tagihannya.
Jadi TSA merupakan suatu rekening yang dipergunakan untuk menyimpan uang negara,
menampung semua penerimaan negara dan sumber dana untuk membiayai pengeluaran
negara. Rekening ini pada umumnya terdapat pada Bank Sentral.
Dalam hal terdapat serangkaian rekening, rekening utama berada pada Bank Sentral.
Dalam praktiknya dari sisi pengeluaran, TSA dilakukan dengan berbagai variasi metode untuk

16
sentralisasi transaksi dan arus kas pada beberapa negara. Namun secara umum hal ini dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu3:
1. Tresury Single Account and Centralized Accounting Control;
Dalam sistem ini permintaan pembayaran dari departemen atau unit pengguna dana diserahkan
pada otoritas perbendaharaan yang mengontrol dan merencanakan pembayarannya. Otoritas
perbendaharaan mengelola float atas tagihan yang belum dibayar.
2. Passive Treasury Single Account;
Dalam sistem ini pembayaran dilakukan langsung oleh departemen atau unit pengguna
dana, namun melalui sebuah Treasury Single Account. Otoritas perbendaharaan, atau aturan
penggunaan anggaran, mengatur batas kas atas jumlah transaksi yang diperbolehkan namun
tidak mengontrol transaksi secara individual.
Dari sisi penerimaan, TSA menyediakan informasi saldo kas yang up-to-date setiap harinya.
Hal ini dimungkinkan karena setiap penerimaan negara baik pajak maupun non-pajak akan
terakumulasi pada satu rekening kas negara yang terdapat pada Bank Sentral. Dalam hal
rekening penerimaan dilakukan oleh Bank Umum, maka untuk mengurangi float atas
penerimaan tersebut saldo pada rekening tersebut sesegera mungkin ditransfer ke rekening
utama, biasanya dilakukan setiap hari.
Penggunaan Treasury Single Account akan dikatakan efektif apabila pencapaian kondisi
sebagai berikut terpenuhi:

Tidak ada float penerimaan dan pengeluaran Float merupakan interval waktu yang dibutuhkan
antara antara penyerahan penerimaan (kas) sampai penerimaan tersebut dapat dimanfaatkan,
atau penyerahan tagihan sampai tagihan tersebut terbayar. Jadi float dapat berlaku baik dari
sisi penerimaan maupun pengeluaran. Efek buruk dari adanya float dari sisi yang terdapat pada
kas negara belum termasuk saldo penerimaan yang masih terdapat pada bank umum dan saldo
ini merupakan asset yang menganggur. Akibat lanjutan dari hal tersebut adalah keseimbangan
kas negara terganggu sehingga timbul pinjaman yang tidak diperlukan atau penundaan
investasi.
1. Rekening penampung sementara (transit accounts) harus dinihilkan setiap hari untuk
mendukung percepatan penerimaan negara dibentuk rekening khusus pada bank umum
setempat yang ditunjuk untuk menampung penerimaan tersebut. Hal ini dilakukan juga karena
bank sentral biasanya tidak melayani masyarakat umum dalam bertransaksi. Rekening ini
bersifat sementara. Praktik terbaik untuk rekening ini adalah bahwa saldo rekening ini harus
dinihilkan setiap hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan atau bahkan mengeliminasi float
atas penerimaan negara.
17
b.. Sistem Pengeluaran Kas
Sesaat setelah anggaran belanja negara disahkan oleh legislatif maka pengeluaran
untuk membiayai operasional departemen atau unit pengguna dana dapat dilakukan. kas
dikeluarkan dari rekening kas negara mengikuti siklus pengeluaran sebagai berikut:
Alokasi appropriasi dan allotment/pelepasan dana pada departemen atau unit
pengguna dana.
Tahap ini merupakan tahap penganggaran di mana dokumen anggaran dibuat untuk
tiap departemen dan unit pengguna dana yang dibiayai oleh Negara. Appropriasi merupakan
alokasi anggaran pada departemen/lembaga, sedangkan allotment merupakan alokasi dari
departemen/lembaga kepada unit-unit dibawahnya. Pada tahap ini dapat diberikan langsung
pada masing-masing pengguna dana, secara penuh atau memakai sistem imprest fund. Namun
demikian hal ini bisa berakibat buruk bagi likuiditas saldo kas secara keseluruhan, karena
banyaknya uang menganggur pada rekening departemen/lembaga tersebut.
Pembuatan komitmen
Tahap pembuatan komitmen adalah tahap di mana kewajiban membayar dimasa yang
akan datang telah timbul. Tahap ini ditandai dengan penandatangan kontrak, pemesanan
barang dan jasa, dan lain sebagainya.
Dalam pembuatan komitmen harus dipastikan bahwa tidak dilakukan pembayaran dimuka.
Termin dalam komitmen harus dipastikan untuk menyebutkan pembayaran akan dilakukan
setelah barang atau jasa diterima, atau apabila pekerjaan tersebut membutuhkan waktu yang
panjang, pembayaran dilakukan berdasarkan prosentase penyelesaian pekerjaan.
Akuisisi barang atau jasa/verifikasi

Tahap ini ditandai dengan penyerahan barang atau jasa yang disepakati.
Atas penerimaan barang atau jasa, otoritas pengguna barang wajib memeriksa apakah
spesifikasi yang disepakati sesuai dengan kenyataan. Apabila tidak, hal ini merupakan
kewenangan pengguna barang untuk menolak membayar atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Pada tahap ini bila barang dan jasa telah sesuai dengan kontrak atau pesanan yang maksudkan,
maka dibuat sebuah berita acara serah terima atau dokumen yang dapat dipersamakan. Berita
acara ini merupakan dasar untuk membayar tagihan yang disampaikan oleh suplier.
Pembayaran
Tahap ini merupakan pelunasan atas tagihan yang disampaikan pada tahapsebelumnya.

18
Pelaksanaan pelunasan dapat dilakukan dengan pembayaran secara tunai, cek, transfer antar
bank, pengeluaran surat hutang, barter, pengurangan atas kewajiban pajak, memakai voucher
kas dan lain sebagainya. Pelunasan dengan barter dan pengurangan kewajiban pajak mungkin
merupakan cara pelunasan yang jarang dilakukan. Pemakaian voucher kas di lain pihak tidak
dapat dikatan sebagai pelunasan melainkan sebagai rangkaian dari tahap ini, karena saat
voucher dikeluarkan tidak berarti kas sudah dikeluarkan dari TSA. Dari uraian di atas dapat
diketahui bahwa secara umum sebuah pengeluaran dapat dimintakan pembayaran atas beban
negara apabila terpenuhi ketentuan mengenai ketersediaan dana (appropriasi), adanya
komitmen berupa kontrak atau pesanan, dan adanya bukti penyerahan barang dan jasa sesuai
kontrak atau pesanan. Oleh karenanya, setiap unsur pada tahapan tersebut harus terdapat dalam
penyampaian tagihan pada negara. Pada kasus tertentu tahap komitmen dan akuisisi/verifikasi
sulit dibedakan atau bahkan dapat dikatakan keduanya tergabung, misalnya pembayaran
pengeluaran pegawai (gaji, tunjangan dan lain-lain), dan pengeluaran daya dan jasa (telepon,
listrik dan gas). Komitmen pada jenis pengeluaran ini tidak harus diwakilkan dengan adanya
kontrak, namun dengan adanya tagihan atas nama pengguna dana maka tagihan tersebut perlu
untukmendapatkan pembayaran.
Otoritas perbendaharaan berkewenangan untuk membuat peraturan mengenai pembentukan
petty cash tersebut.

Kemungkinan kedua adalah pembayaran dilakukan langsung oleh departemen atau unit
pengguna dana, namun melalui sebuah Treasury Single Account. Otoritas perbendaharaan,
atau aturan penggunaan anggaran, mengatur batas kas atas jumlah transaksi yang
diperbolehkan namun tidak mengontrol transaksi secaraindividual. Dengan kata lain otoritas
perbendaharaan berfungsi sebagai kasir untuk membayarkan tagihan yang telah diverifikasi

oleh departemen atau unit pengguna dana. Jadi segala penjadwalan manjadi kewenangan
departemen atau unit pengguna dana.
Kemungkinan tersebut di atas merupakan generalisasi dari praktik dibeberapa negara, dalam
pelaksanaanya terdapat suatu negara mungkin melakukan variasi yang tidak persis sama
dengan kedua kemungkinan tersebut.

c. Hubungan dengan Sektor Perbankan


Peranan perbankan untuk mendukung tercapainya managemen kas yang efektif adalah
sangat besar. Penggunaan rekening bank memungkinkan float atas penerimaan dan
pengeluaran dapat ditekan pada titik minimal. Peminimalan float ini tidak terlepas dengan

19
tekhnologi yang digunakan perbankan saat ini yang sudah memadai, di mana tranfer dapat
dilakukan dalam hitungan detik.
Dari sisi penerimaan, konsep TSA menginginkan semua penerimaan ditransferke rekening
kas negara di bank sentral setiap harinya. Praktik di Indonesia, penerimaan ini akan ditransfer
ke rekening kas negara di bank sentral dua kali seminggu, yaitu selasa dan jumat, dan akhir
bulan bersangkutan. Hal ini jelas terdapat float dalam penerimaan, di mana kas yang
terkumpul pada bank persepsi tidak segera disetorkan kepada rekening kas negara. Adanya
timelag yang ada menguatkan kemampuan perbankan untuk memberikan kredit, namun di
lain pihak kemampuan negara untuk memenuhi pembayaran atas tagihan.
Penyetoran tiap hari kepada kas negara akan menghilangkan kemampuan perbankan
dalam memberikan kredit dan memposisikannya sebagai agen pengumpul penerimaan. Hal
ini akan menjadi biaya tersendiri bagi perbankan sehingga mengurangi semangat perbankan
untuk menjadi bank persepsi. Untuk itu formula mengenai insentive yang akan diberikan
kepada perbankan harus dibuat untuk mendukung kegiatan ini.
Pengurangan atas float dari sisi pengeluaran dapat juga dikurangi sebagaimana dilakukan
pada sisi penerimaan. Pembayaran tagihan atas pengeluaran departemen atau unit pengguna
dapat langsung dibayarkan sesaat setelah SP2D dikeluarkan oleh KPPN sebagai otoritas
perbendaharaan. Proses yang perlu dipercepat adalahpemrosesan pembayaran itu sendiri yang
terjadi pada departemen atau unit pengguna dana dan pada otoritas perbendaharaan.

20
2.7 Portofolio Investasi

Misalkan perusahaan saat ini memiliki saldo kas sebesar Rp600 juta. Diperkirakan (dari
anggaran kas yang disusun) Rp 400 juta diantaranya baru akan dipergunakan pada bulan yang
akan datang. Untuk itu manajer keuangan bisa,misalnya, mendepositokan Rp400 juta tersebut
untuk jangka waktu 3 bulan dengan bunga(misal) 12% per tahun. Dengan demikian selama 3
bulan tersebut perusahaan akan memperoleh akan mempeoleh penghasilan dari
investasinyanya sebesar,
(0,12/12) x 3 x Rp400 juta = Rp 12,0 juta
Kalau misalkan manajer tersebut tidak yakin bahwa dana yang bebas selama 3 bulan
mendatang akan mencapai sebesar Rp40 juta, maka ia bisa memutuskan mendepositokan jumlah
yang urang dari Rp 400 juta. Kalau cara ini ditempuh, maka keuntungan yang diterima tentu
akan lebih kecil dari Rp 12 juta. Cara lain adalah melakukan diversifikasi. Ia bisa
menginvestasikan dana sebesar Rp400 juta tersebut pada berbagai jenis saham.
Bisa juga dilakukan investasi, misalnya,Rp200 juta pada deposito 3 bulan dan Rp 200
juta pada berbagai jenis saham. Diversifikasi investasi pada berbagai saham dimaksudkan untuk
mengurangi risiko(lihat kembali Bab 4). Kalau ditempuh cara tersebut, maka kombinasi investasi
tersebut bisa digambarkan sebagaimana pada gambar 7.2
Esensi pengaturan kas tersebut adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatn kas.
Jumlah saldo kas yang terlalu banyak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas, tetapi
tidak menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitabilitas. Hal yang sebaliknya berlaku
apablia saldo kas terlalu kecil. Karena itulah pengaturan kas diperlukan.
Dana yang diinvestasikan ( jutaan rupiah)

400
Investasikan pada berbagai sekuritas
200
Deposito jangka waktu 3 bulan
0 1 2 3 Waktu
Gambar 7.2 portofolio Investasi jangka pendek

21
investasi pada sekuritas dipilh karena sifat mudah dirubahnya investasi tersebut menjadi kas
( sangat likudi). Untuk menentukan berapa banyaknya sekuritas yang akan dirubah menjadi kas,
bisa dipergunakan model miller dan orr. Kalau perusahaan terpaksa menguangkan deposito,
biasanya bank akan mengenakan denda kepada perusahaan .

22
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar),
yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan.
Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-
hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat kontinyu (untuk
pembelian bahan baku, membayar upah dan gaji, membayar supplies kantor habis pakai, dll) dan
tidak kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran hutang, dsb) Tujuan perusahaan
menyimpan/membutuhkan kas (John Maynard Keynes) adalah kebutuhan kas untuk transaksi
(diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan) , kebutuhan kas untuk berjaga-jaga
(untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan
keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan), kebutuhan kas untuk berspekulasi.
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu
yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas perusahaan, juga
akan diketahui kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus. Tujuan penyusunan
anggaran kas bagi pimpinan perushaan adalah mengetahui

A. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pasti nya
mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi dan
dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

23
DAFTAR PUSAKA

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Penatausahaan PHLN, Jakarta:


2005. Blake, David, Financial Market Analysis, McGraw-Hill Book Company
Europe, England : 1990

Brigham, F. Eugene; Philip R.Davis, Intermediate Financial Management, 7th


edition, Thomson Learning Inc., USA : 2002
Dropkin, Murray, Allyson Hayden. The Cash Flow Management Book for
Nonprofits: A Step by Step Guide for Managers, Consultants, and
Boards. San Francisco: Jossey-Bass. 2001.

MEFMI, Public Debt Management Procedures Manual Vol. 1.


Mulyadi. Sistem Akuntansi. Ed.3. Jakarta : Salemba Empat.2001
Munawar, Dungtji, Pengembalian Pinjaman Luar Negeri, Badan Pendidikan
dan elatihan Keuangan, Jakarta: 2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 107


Tahun 2000 Tentang Pinjaman Daerah.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. (www.wikipedia.com)

24

Anda mungkin juga menyukai