Tabungan Wadiah Tabungan menurut Undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Wadiah dalam bahasa fiqh, dikenal sebagai barang titipan. Menurut bahasa. Al-wadi’ah adalah sesuatu yang ditempatkan pada pemiliknya agar dijaga. Tabungan wadiah adalah adalah simpanan berdasarkan prinsip wadi’ah (titipan) yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Akuntansi pada tabungan wadi’ah pada prinsipya sama dengan akuntansi tabungan mudharabah. Perbedaan akuntansi tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah adalah dalam hal insentif yang diterima oleh nasabah. Insentif yang diterima nasabah tabungan mudharabah disebut dengan hak pihak ketiga atas bagi hasil yang dihitung dalam persentase tertentu, sedangkan insentif pada tabungan wadiah dalam bentuk bonus wadiah yang bersifat suka rela dan tidak diperjanjaikan oleh pihak bank syariah. Berdasarkan ilustrasi jurnal pada PAPSI 2013, transaksi pembayaran pajak terhadap bonus wadiah, langsung mengurangi tabungan wadiah. Akuntansi tabungan wadiah 1. Transaksi penambahan tabungan wadiah Setoran tunai nasabah Transfer dari kantor cabang lain ke rekening nasabah Transfer dari bank lain ke rekening nasabah Penerimaan bonus tabungan wadiah Lanjutan Kas Rp. Xxx Tabungan wadiah Tuan x Rp. Xxx RAK cabang x Rp. Xxx Tabungan wadiah Tuan x Rp. Xxx Giro pada Bank Indonesia Rp. Xxx Tabungan wadiah Tuan x Rp. Xxx Beban bonus tab. wadiah Rp. Xxx Tabungan wadiah Tuan x Rp. Xxx 2. Transaksi pengurangan tabungan wadiah
Penarikan tunai oleh nasabah
Transfrek ke rekening lain pada bank yang sama namun cabang berbeda Transfer kepada nasabah bank lain Penarikan biaya administrasi, pajak dan lainnya Lanjutan Tabungan wadiah Rp. Xxx kas Rp. xxx Tabungan wadiah Rp. Xxx RAK cabang x Rp. Xxx Tabungan wadiah Rp. Xxx Giro pada Bank Indonesia Rp. Xxx Tabungan wadiah Rp. Xxx Pendapatan adm tab. wadiah Rp. Xxx Tabungan wadiah Rp. Xxx Titipan Kas Negara- pajak tab Rp. Xxx Contoh 1-1-2020 : Tania membuka rekening tabungan wadiah pada Bank Syariah Amanah Cabang Pekanbaru dengan setoran awal Rp. 5.000.000,-. pajak 1%. kas Rp. 5.000.000,- tabungan wadiah Tania Rp. 5.000.000,- Tabungan wadiah Rp. 50.000,- Titipan Kas Negara- pajak tab Rp. 50.000,- 1-2-2020 : Di potong dari tabangan wadiah Tania untuk biaya administrasi bulanan sebesar Rp. 10.000,- Tabungan wadiah Rp. 10.000,- Pendapatan adm tab. wadiah Rp. 10.000,- 15-2-2020 : Tania mendapatkan bonus tabungan wadiah sebesar Rp. 10.000,- Beban bonus tab. wadiah Rp. 10.000,- Tabungan wadiah Tania Rp. 10.000,- 16-2-2020 : Tania menerima transfer dari Ibunya dari Bank Nasional Syariah sebesar Rp. 1.000.000,- Giro pada Bank Indonesia Rp. 1.000.000,- Tabungan wadiah Tania Rp. 1.000.000,- 20-2-2020: Tania melakukan penarikan uang sebesar Rp. 100.000,- Tabungan wadiah Rp. 100.000,- kas Rp. 100.000,- 25-2-2020: Tania mengirim uang kepada adiknya ke rekening bank Bank Syariah Amanah cabang Padang sebesar Rp. 500.000,- Tabungan wadiah Rp. 500.000,- RAK cabang Padang Rp. 500.000,-