Anda di halaman 1dari 47

BAB 12

AKUNTANSI
TRANSAKSI IJARAH

Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik


Kontemporer
Yaya, R., Martawiredja, A.E. dan Abdurahim, A. (2014),
Salemba Empat, Jakarta.
12.1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN
-Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan
transaksi sewa menyewa yang diperbolehkan oleh syariah. Akad
ijarah merupakan akad yang memfasilitasi transaksi pemindahan
hak guna (maanfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti pemindahan
kepemilikan barang.
Bagi bank syariah, transaksi ini memiliki beberapa keunggulan
jika dibandingkan dengan jenis akad lainnya yaitu:
1)Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel
dalam hal objek transaksi.
2)Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandung resiko
usaha yang lebih rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif
tetap
12.2 KETENTUAN SYARI’I, RUKUN TRANSAKSI DAN
PENGAWASAN SYARIAH RANSAKSI IJARAH DAN
TRANSAKSI IMBT

12.2.1. Ketentuan syar’i Transaksi Ijarah dan Transaksi IMBT


Berdasarkan terminologi, Ijarah adalah pemindahan kepemilikan
fasilitas dengan imbalan. Penyewaan dalam sudut pandang Islam
meliputi dua hal yaitu;
1. Penyewaan terhadap potensi atau sumber daya manusia
2. Penyewaan terhadap suatu fasilitas
Ketentuan syar’i transaksi ijarah diatur dalam fatwa DSN no 09
tahun 2000. Adapun ketentuan syar’i transaksi ijarah untuk
penggunaan jasa diatur dalam fatwa DSN no 44 tahun 2004.
Sedangkan ketentuan syar’i IMBT diatur dalam fatwa DSN no
27 tahun 2000.
12.2.2 Rukun Transaksi Ijarah

Rukun transaksi ijarah meliputi :


(a) transaktor yakni penyewa dan pemberi
sewa,
(b) objek ijarah, yakni fasilitas dan uang
sewa; dan
(3) ijab dan kabul menunjukkan serah terima,
baik berupa ucapan atau perbuatan.
a. Transaktor
Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank syariah).
Kedua transaktor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil baligh dan
kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa
dan yang lain yang sejenis. Impilikasi perjanjian sewa kepada bank syariah
sebagai penyewa adalah sebagai berikut:
a.Menyediakan aset yang disewakan
b.Menanggung biaya pemeliharaan aset
c.Menjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan
Adapun kewajiban nasabah sebagai penyewa adalah:
a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan
aset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan yang sifatnya ringan (tidak
materiil).
c. Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari
penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak
penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas
kerusakan tersebut.
b. Objek ijarah
Objek kontrak ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari
penggunaan aset. Adapun ketentuan objek ijarah adalah sebagai berikut:
1. Objek ijarah adalah maanfaat dari penggunaaan barang dan
jasa.
2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
dalam kontrak.
3. Fasilitasnya mubah (dibolehkan).
4. Manfaat harus dikenali secara spesifit sedemikian rupa untuk
menghilangkan ketidaktahuan yang akan mengakibatkan
sengketa
5. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas termasuk
jangka waktunya.
6. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar kepada
LKS sebagai pembayaran manfaat.
7. Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam
ukuran waktu, tempat dan jarak.
C. Ijab dan kabul

Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan


dari kedua belah pihak yang berkontrak, dengan cara
penawaran dari pemilik aset (bank syariah) dan
penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).
12.2.3. Rukun Transaksi IMBT

Berdasarkan fatwa DSN no 27 tahun 2002,


disebutkan bahwa pihak yang melakukan transaksi
IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu.
Dengan demikian pada akad IMBT, juga berlaku semua
rukun dan syarat transaksi ijarah. Adapun akad
perjanjian IMBT harus disepakati ketika akad ijarah
ditandatangani. Selanjutnya pelaksanaan akad
pemindahaan kepemilikan, baik dengan jual beli atau
pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah
selesai.
12.2.4.Rukun Transaksi Ijarah Untuk Pembiayaan
Multijasa

Pembiayaan multijasa dengan skema


ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada
nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu
jasa dengan menggunakan akad ijarah,
pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz)
dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.
12.2.5. Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT
a. Memastikan penyaluran dana beredasarkan prinsip ijarah tidak
dipergunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip
syariah;
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT
dilakukan setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji
(wa’ad) untuk pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada saat
berakhirnya akad ijarah;
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa
menggunakan perjanjian sebagaimana diatur dalam fawa yang
berlaku tentang multijasa dan ketentuan lainnya antara lain
ketentuan standard akad;
d. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan
akad ijarah telah disepakati di awal dan diyatakan dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk persentase.
Gambar 12.1
ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT

Bank Syariah
sebagai 1. Negosiasi Nasabah
dan akad
pemberi sewa
ijarah
sebagai
barang dan
penyewa
jasa
4. membayar sewa pada bank 3. menggunakan
objek
ijarah

OBJEK
2. membeli
barang/jasa IJARAH
pemasok 5. mengalihkan hak milik
barang ijarah pada akhir
masa sewa (khusus
IBMT)
12.4. CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI IJARAH DAN IJARAH
MUNTAHIYA BITTAMLIK

Standar akuntansi untuk ijarah menggunakan PSAK


no 107. Standar ini memuat tentang mekanisme transaksi
dan ketentuan tentang pengakuan dan pengukuran
transaksi dalam yang terdapat dalam skema ijarah dan
IMBT. Beberapa hal dicakup dalam standar ini adalah
pengakuan dan pengukuran perolehan objek ijarah,
pendapatan ijarah dan IMBT, piutang pendapatan ijarah
dan IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan, perpindahan
hal milik objek sewa, terjadinya penurunan nilai objek
sewa secara permanen.
12.5. TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN
TRANSAKSI IJARAH BAGI BANK SYARIAH.

Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah akan


mengacu pada kasus 12.1 berikut.
Kasus 12.1.: Transaksi ijarah

PT. Namira membutuhkan sebuah mobil untuk keperluan usahanya. Pada bulan
januari 20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada bank syariah.
Adapun informasi tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut:

Harga perolehan barang : Rp 120.000.000


Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa : 24 bulan
Nilai sisa umur ekonomis: Rp 0
Sewa per bulan : Rp 2.400.000
Uang muka sewa : Rp 7.200.000
Biaya administrasi : Rp 480.000
12.5.1 Teknis Perhitungan Transaksi Ijarah
Beberapa hal yang perlu dilakukan perhitungan terkait transaksi ijarah
adalah perhitungan penentuan keuntungan dan fee ijarah, perhitungan
uang muka sewa, dan biaya administrasi ijarah.
Perhitungan biaya administrasi ijarah
Biaya administrasi bisa diterapkan dengan menggunakan
persentase tertentu dari modal yang digunakan untuk
persewaan. Misalkan dalam kasus di atas, bank syariah
menggunakan kebijakan 1% dari modal persewaan. Maka
biaya administrasinya adalah sebagai berikut:
Biaya administrasi ijarah = n% x modal persewaan per bulan
x jumlah bulan
= 1% x Rp 2.000.000 x 24
= 1% x Rp 48.000.000
= Rp 480.000
12.5.2 Perjurnalan transaksi ijarah
a. Transaksi pengadaan aset ijarah
Sebelum akad ijarah dilakukan, bank syariah terlebih dahulu
melakukan pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK no 59
paragraf 108 disebutkan bahwa objek sewa diakui sebesar biaya
perolehan pada saat perolehan.
Misalkan untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas,
pada tanggal 5 juni 20XA bank syariah membeli aset pada
perusahaan yang mensuplai barang yang diperlukan.

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


5/6/XA Db Persediaan ijarah 120.000.000
Kr. Kas/Rekening 120.000.000
supplier
b. Transaksi pada saat akad disepakati
 Pada saat akad disepakati, terdapat beberapa transaksi yang harus
diakui oleh bank syariah. Transaksi tersebut adalah (1) konversi
persediaan untuk ijarah menjadi aset ijarah, sebagai bentuk
pengakuan atas adanya pengalihan hak guna kepada penyewa (2)
Penerimaan biaya administrasi.
Misalkan pada tanggal 10 Juni, PT. Namira menandatangani
akad ijarah untuk sebuah mesin. Maka jurnal yang diperlukan
pada waktu itu adalah:

Tgl rekening Debit (Rp) Kredit(Rp)


10/6/XA Db. Aset yang diperoleh untuk ijarah 120.000.000
Kr. Persediaan ijarah 120.000.000

10/6/XA Db. Kas/Rekening nasabah – PT. 480.000


Namira
Kr. Pendapatan administrasi 480.000
c. Transaksi Pengakuan Pendapatan Ijarah
Misalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa oleh PT. Namira
adalah sebagai berikut:
No. Tanggal Sewa per Porsi Porsi Tanggal Jumlah
Jatuh bulan pokok ujrah Pembayaran dibayar
Tempo (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. 10 Juli XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Juli XA 2.400.000
2. 10 Agt XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Agt XA 2.400.000
3. 10 Sept XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Sept XA 2.400.000
4. 10 Okt XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Okt XA 2.400.000
5. 10 Nov XA 2.400.000 2.000.000 400.000 5 Des XA 2.400.000
6. 10 Des XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Des XA 1.400.000
3 Jan XA 1.000.000
a. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan saat jatuh
tempo

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


10/7/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

10/8/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000


Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

10/9/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000


Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

10/10/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000


Kr. Pendapatan sewa 2.400.000
b. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo
Misalkan untuk pembayaran sewa bulan Nopember, pada tanggal 10
Nopember 20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank.
Pembayaran baru dilakukan pada tanggal 5 Desember 20XA. Maka jurnal
atas transaksi tanggal 10 Nopember dan 5 Desember tersebut adalah:

Rekening Kredit
Tgl Debit (Rp)
(Rp)
10/11 Db. Piutang sewa (porsi pokok) 2.000.000
Db. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah) 400.000
Kr. Pendapatan ijarah – akrual 2.400.000
5/12 Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Piutang sewa (porsi pokok) 2.000.000
Kr. Piutg pendptn sewa (porsi ujrah) 400.000
Db. Pendapatan ijarah – akrual 2.400.000
Kr. Pendapatan ijarah 2.400.000
c. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat
jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo
Misalkan tanggal 10 Desember 20XA, nasabah membayar
sebesar Rp 1.400.000. Sisanya dibayar kemudian pada tanggal 3 Januari
20XB. Jurnal atas transaksi tanggal 10 Desember 20XA adalah sebagai
berikut:

Rekening Kredit
Tgl Debit (Rp)
(Rp)
10/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.400.000
Db. Piutang sewa (porsi pokok) 833.333
Db. Piutang pendapatan sewa 166.667
(porsi ujrah)
Kr. Pendapatan sewa 1.400.000
Kr. Pendapatan sewa – akrual 1.000.000
c. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat
jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo

Jurnal untuk transaksi tanggal 3 Januari 20XB tersebut adalah sebagai


berikut:

Rekening Kredit
Tgl Debit (Rp)
(Rp)
3/1/XB Db. Kas/rekening nasabah 1.000.000
Kr. Piutang sewa (porsi pokok) 833.333
Kr. Piutang pendapatan sewa (porsi 166.667
ujrah)
Db. Pendapatan sewa – akrual 1.000.000
Kr. Pendapatan sewa 1.000.000
d. Pengakuan penyusutan aset yang diperoleh untuk
ijarah
Dengan menggunakan teknik perhitungan penyusutan yang
telah dibahas pada sub bab 12.5.1a, jurnal untuk pengakuan
penyusutan aset yang diperoleh ijarah untuk enam bulan pertama
adalah sebagai berikut.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/7/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

10/8/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

10/9/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

10/10/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

10/11/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

10/12/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
e. Perlakuan akuntansi beban perbaikan dan pemeliharaan

Berdasarkan PSAK no 107, biaya perbaikan objek ijarah


merupakan tanggungan pemilik.

Misalkan pada tanggal 23 Desember 20XA dilakukan


perbaikan aset ijarah sebesar Rp500.000. Perbaikan tersebut
dilakukan atas tanggungan Bank Syariah sebagai pemilik
objek sewa dengan sistem pembayaran langsung pada
perusahaan jasa ruko maka jurnal atas transaksi tersebut
adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
23/12/XA Db. Beban perbaikan aset 500.000
ijarah
Kr. Kas/rekening 500.000
f. Penyajian pada laporan laba rugi dan laporan
perhitungan bagi hasil
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun laporan
perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan adalah
pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban yang terkait
dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan
pemeliharaan. Pada laperan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun,
sedangkan laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan untuk
keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.
(i). Laporan Laba Rugi
Juli Agust Sept Okt Nop Des Total
Pendapatan 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 14.400.000
sewa
(saldo
kas+akrual)

(beban (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)


penyusutan)
(Beban - - - - - (500.000) (500.000)
perbaikan)
(Beban lain) - - - - - - -

Pendapatan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 (100.000) 1.900.000


sewa bersih
(ii). Laporan perhitungan bagi hasil

Juli Agustus Septembe Oktobe Nopembe Desember Total


r r r
Pendapatan 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 - 3.800.000 13.400.000
Sewa –
(hanya yang
telah
berwujud kas
saja)
(Beban (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)
penyusutan)
(Beban - - - - - (500.000) (500.000)
perbaikan)
(Beban lain) - - - - - - -
Pendapatan 400.000 400.000 400.000 400.000 (2.000.000) 1.300.000 900.000
Sewa Bersih
12.6. TEKNIK PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN
TRANSAKSI IMBT BAGI BANK SYARIAH

Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT


akan dilakukan dengan mengacu pada kasus 12.2 berikut.
Kasus 12.2.: Tansaksi IMBT

Dengan mengacu pada transaksi kasus 12.1. PT


Namira yang telah dibahas pada bagian terdahulu,
misalkan akad yang disepakati adalah IMBT dengan
informasi tentang penyewaan sebagai berikut:
Biaya perolehan barang : Rp 120.000.000
Umur barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa (umur ekonomis) : 24 bulan
Waktu Pembelian barang : Setelah bulan ke-
24
12.6.1. Teknis perhitungan transaksi IMBT

Teknis perhitungan transaksi IMBT pada dasarnya sama dengan


transaksi ijarah. Perbedaan teknis perhitungan terletak pada penentuan
penyusutan aset ijarah.
a.Perhitungan penyusutan aset IMBT
Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108b, objek sewa disusutkan sesuai
dengan masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiya bittamlik.
Berdasarkan kasus diatas maka beban penyusutan perbulan barang
IMBT adalah:

Biaya perolehan
Penyusutan IMBT per bln =
Jumlah bulan masa sewa

Rp 120.000.000
Penyusutan IMBT per bln = = Rp 5.000.000
24
b. Penentuan Pendapatan IMBT
Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa 20%
dari modal barang yang disewakan, pendapatan IMBT
per bulan adalah sebagai berikut:

Pdptn IMBT perbulan = modal penyewaan + n% modal


penyewaan
= Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)
= Rp 5.000.000 + 1.000.000
= Rp 6.000.000
 Ttl pdptn IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000
 = Rp 144.000.000
12.6.2. Penjurnalan transaksi IMBT

Penjurnalan transaksi IMBT pada dasarnya


sama dengan penjurnalan pada transaksi
ijarah.
Perbedaan mendasar hanya terdapat pada
konsep perhitungan penyusutan yang tidak
dikaitkan dengan umur ekonomis melainkan
dikaitkan dengan masa sewa sebagaimana
telah dibahas pada sub bab 12.6.1.
12.6.2. Penjurnalan transaksi IMBT
 Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan dengan
beberapa alternatif, yaitu melalui (1) hadiah, (2)
pembayaran sisa sewa sebelum berakhirnya masa
sewa dan (3) pembayaran sekedarnya.
a. Pelepasan sebagai hadiah

Berdasarkan PSAK no 107, perpindahan


kepemilikan objek ijarah dari pemilik kepada
penyewa dalam ijarah muntahiya bittamlik
dengan cara:
1.Hibah,
2.Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar
sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati,
3.Penjualan setelah selesai masa akad
b. Pelepasan melalui penjualan objek sewa sebelum
berakhirnya masa sewa

Berdasarkan PSAK no 107 disebutkan bahwa


pada penjualan objek ijarah sebelum berakhirnya
masa sewa, sebesar sisa cicilan sewa atau
jumlah yang disepakati, maka selisih antara
harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui
sebagai keuntungan atau kerugian
(i) Jika harga jual di atas nilai buku aset ijarah
Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke 20, bank
syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut sebesar sisa
cicilan sewa kepada nasabah penyewa yaitu Rp 24.000.000 (4 x Rp
6.000.000), Adapun nilai buku aset di neraca pada bulan ke 20 adalah:

penyajian di neraca (bulan ke 20)


Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi penyusutan (100.000.000)
Nilai bersih 20.000.000
maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Db. Kas 24.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 4.000.000
(ii)jika harga jual dibawah nilai buku aset ijarah
Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke 20,
bank syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut
sebesar Rp 15.000.000. Adapun nilai buku aset di neraca pada
bulan ke 20 adalah:
penyajian di neraca (bulan ke 20)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi penyusutan (100.000.000)
Nilai bersih 20.000.000
maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 15.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000
Db. Kerugian penjualan aset ijarah 5.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000
c. Pelepasan melalui penjualan objek sewa setelah
berakhirnya masa sewa

Berdasarkan PSAK no 107 disebutkan


bahwa pada penjualan setelah selesai masa
akad, maka selisih antara harga jual dan
jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian.
Misalkan setelah berakhirnya masa sewa, bank
syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah senilai
Rp 2.000.000. Adapun nilai buku aset di neraca pada
bulan ke 24 adalah:
penyajian di neraca (bulan ke 24)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi penyusutan (120.000.000)
Nilai bersih 0
maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 2.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 120.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 2.000.000
d. Pelepasan melalui penjualan objek sewa secara
bertahap

Berdasarkan PSAK no 107, disebutkan bahwa


penjualan objek ijarah secara bertahap, maka:
(i) selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui
sebagai keuntungan atau kerugian; sedangkan
(ii) bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa
diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar
sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.
12.7. TEKNIS PERHITUNGAN DAN
PENJURNALAN TRANSAKSI IJARAH UNTUK
MULTIJASA

Praktik perhitungan dan penjurnalan


transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya
sama dengan perhitungan dan penjurnalan
transaksi ijarah untuk barang.
oKasus 12.3. : Transaksi Ijarah untuk multijasa

Ibu Ulli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugerah


Sejahtera untuk keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di
Universitas Gadjah Mada (UGM). Adapun informasi tentang transaksi
untuk penyediaan jasa tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya perolehan jasa : Rp 9.000.000 (dibayar ke UGM tanggal 1
feb20XA
Masa Sewa :6 bulan (mulai 1 feb 20XA s/d 1 Agustus 20XA)
Sewa per bulan : Rp 1.700.000 (setiap tanggal 1 mulai bulan
Maret)
Penyusutan per bulan : Rp 1.500.000 (setiap tanggal 1 mulai bulan
Maret)
Biaya administrasi 0,5% : Rp 45.000 (diterima tanggal 1 Feb 20XA)
Jurnal untuk transaksi di atas meliputi jurnal pengadaan
aset ijarah, jurnal pada saat akad, jurnal penyusutan aset ijarah
dan jurnal penerimaan pendapatan sewa ijarah.
a. Pengadaan aset ijarah
Jurnal pengadaan aset ijarah jasa adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
1/2/XA Db. Aset ijarah 9.000.000
Kr. Rekening UGM 9.000.000
Ket: Pengadaan aset ijarah
b. Saat akad disepakati
Jurnal pada saat akad adalah sebagai berikut:
Tangga Rekening Debet (Rp) Kredit
l (Rp)
1/2/XA Db. Rekening Nasabah/Kas 45.000
Kr. Pendapatan administrasi 45.000
Ket: Penerimaan biaya administrasi pembiayaan
c. Saat pengakuan penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah
Berikut adalah tabel penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah
No Biaya penyusutan (Rp) Pembayaran Sewa (Rp) Keterangan Tanggal penyusutan dan pembayaran
1 1.500.000 1.700.000 1 Maret 20XA
2 1.500.000 1.700.000 1 April 20XA
3 1.500.000 1.700.000 1 Mei 20XA
4 1.500.000 1.700.000 1 Juni 20XA
5 1.500.000 1.700.000 1 Juli 20XA
6 1.500.000 1.700.000 1 Agustus 20XA
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
1/3/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/3/XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000
Ket. Pengakuan penerimaan pendapatan sewa
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
1/4/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/4/XA Db. Rekening nasabah/kas 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000

1/5/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/5/XA Db. Rekening nasabah/kas 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000

1/6/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/6/XA Db. Rekening nasabah 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000

1/7/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000
12.7. Penyajian
Penyajian Transaksi Ijarah atas Asset Berwujud
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.4):
1. Objek sewa yang diperoleh bank disajikan sebagai aset Ijarah.
2. Akumulasi penyusutan/amortisasi dan cadangan kerugian
penurunan nilai dari aset ijarah disajikan sebagai pos lawan aset
ijarah.
3. Porsi pokok atas pendapatan sewa yang belum dibayar
disajikan sebagai piutang sewa.
4. Porsi ujrah atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan
sebagai pendapatan sewa yang akan diterima yang merupakan
bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing.
Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka
pendapatan sewa yang akan diterima disajikan pada rekening
administratif.
5. Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa disajikan
sebagai pos lawan (contra account) piutang ijarah.
6. Beban penyusutan/amortisasi aset ijarah disajikan sebagai
pengurang pendapatan ijarah pada laporan laba rugi.
 
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
12.7. Penyajian
Penyajian Transaksi Ijarah atas Jasa
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.8):
1. Perolehan atas jasa disajikan sebagai bagian aset ijarah dan
disajikan terpisah dari aset ijarah lain.
2. Amortisasi atas perolehan aset ijarah disajikan sebagai pos
lawan dari aset ijarah.
3. Porsi pokok atas pendapatan sewa multijasa yang belum
dibayar disajikan sebagai piutang sewa.
4. Porsi ujrah atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar
disajikan sebagai pendapatan sewa multijasa yang akan diterima
yang merupakan bagian dari aset lainnya pada saat nasabah
tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-
performing maka pendapatan sewa multijasa yang akan diterima
disajikan pada rekening administratif.
5. Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa disajikan
sebagai pos lawan (contra account) piutang sewa.
06. Beban amortisasi aset ijarah disajikan sebagai pengurang
pendapatan ijarah pada laporan laba rugi.  
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
12.8
Pengungkapan
Pengungkapan Transaksi Ijarah atas Aset Berwujud
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.6-7), hal-hal yang harus diungkapkan
terkait transaksi ijarah dengan menggunakan aset berwujud antara
lain:
1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan Ijarah.
2. Jumlah piutang cicilan Ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua
tahun terakhir.
3. Jumlah obyek sewa berdasarkan jenis transaksi (ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik), jenis aset dan akumulasi penyusutannya serta
cadangan kerugian penurunan nilai jika ada, apabila bank sebagai
pemilik obyek sewa.
4. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiyah
bittamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan
berikutnya.
5. Kebijakan akuntansi yang digunakan atas transaksi Ijarah dan
Ijarah muntahiyyah bittamlik.
6. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi.
12.8
Pengungkapan
Pengungkapan Transaksi Ijarah atas Jasa
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.10), hal-hal yang harus
diungkapkan terkait transaksi ijarah dengan jasa antara lain:
01. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah.
02. Rincian perolehan atas jasa berdasarkan jenis.
03. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga
dua tahun terakhir.
04. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang berelasi.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Sekian
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai