Anda di halaman 1dari 23

MENGENAL KONSEP

MANAJEMEN PEMASARAN DAN


IMLPIKASI PADA PEMASARAN
SYARIAH
OLEH:
HANIAH LUBIS, M.E.SY
A. DEFINISI PEMASARAN

 Menurut Kotler, marketing (pemasaran) adalah suatu


proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok medapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
penawaran, dan pertukaran (exchange).
Marketing Mix

 Marketing Mix adalah serangkaian controllable variabel yang


digunakan oleh perusahaan untuk memengaruhi
penjualannya.
 controllable variabel terdiri atas elemen-elemen (4P):
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
B. MANAJEMEN PEMASARAN

 1. Perencanaan Strategi
 Tujuan tama perencanaan strategi adalah membantu
perusahaan memilih dan mengelola usaha bisnisnya sehingga
perusahaan tetap sehat walaupun peristiwa yang tidak
diharapkan melana bidang usaa atau lini produk tertentu.
B. MANAJEMEN PEMASARAN

 2. Mendefinisikan Misi Korporasi


 3. Menerapkan Unit Bisnis strategis (Strategic Business Units-
SBU)
 4. Mengalokasikan Sumber Daya ke Masing-masing SBU
 5. Kritik atas Model Portofolio
 6. Merencanakan Bisnis Baru, Merampingkan Bisnis
Terdahulu
B. MANAJEMEN PEMASARAN

 7. Analisis SWOT
 8. Perumusan sasaran
 9. Perumusan Strategi
 10. Perumusan Program
 11. Pelaksanaan
 12. Umpan balik dan Pengendalian
C. PEMASARAN DALAM ISLAM

 PASARSYARIAH ADALAH PASAR YANG


EMOSIONAL (EMOTIONAL MARKET),
MAKSUDNYA DALAM PASAR SYARIAH, BISNIS
YANG DISERTAI KEIKHLASAN SEMATA-MATA
UNTUK MENCARI KERIDAAN ALLAH SWT,
MAKA SELURUH BENTUK TRANSAKSINYA IN
SYAA ALLOH MENJADI IBADAH DIHADAPAN
ALLOH SWT.
KARAKTERISTIK SYARIAH
MARKETING

 TEISTIS (RABBANIYAH)
 ETIS (AKHLAQIYYAH)
 REALISTIS (AL-WAQI’IYYAH)
 HUMANISTIS (AL-INSANIYYAH)
IMPLEMENTASI SYARIAH MARKETING

 Berikut adalah bisnis syariah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad


SAW:
1. Muhammad sebagai Syariah Marketer
2. Muhammad sebagai Pedagang Profesional
3. Muhammad sebagai Pebisnis yang Jujur
4. Muhammad menghindari Bisnis Haram
5. Muhammad dengan Penghasilan Halal
6. Muhammad sebagai Wirausahawan Sejati
9 ETIKA (AKHLAK ) PEMASARAN

1. MEMILIKI KEPRIBADIAN SPRITUAL (TAKWA)


2. BERPRILAKU BAIK DAN SIMPATIK (SHIDQ)
3. BERLAKU ADIL DALAM BISNIS (AL-’ADL)
4. BERSIKAP MELAYANIN DAN RENDAH HATI (KHIDMAH)
5. MENEPATI JANJI DAN TIDAK CURANG
6. JUJUR DAN TERPERCAYA (AL-AMANAH)
7. TIDAK SUKA BERBURUK SANGKA (SU’UZH-ZHAN)
8. TIDAK SUKA MENJELEK-JELEKKAN (GHIBAH)
9. TIDAK SUKA MELAKUKAN SOGOK (RISYWAH)
D. SME (SUSTAINABLE MARKETING
ENTERPRISE)

 1) Information Technology Allows Us to be Transparent


(Change)
 Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena
itu, perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan
terdiri dari lima unsur: perubahan tekhnologi, perubahan politik
legal, perubahan sosialkultural, perubahan ekonomi, dan
perubahan pasar.
D. SME

 2) Be Respectful to Your Competitors (Competitor)


 Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memperhatikan cara
mereka menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis.
 3) The Emergence of Customers Global Paradox (Customer)
 Di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat menjalani kehidupannya secara
paradoks. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk fokus terhadap apa
yang terpenting dalam aktivitas sehari-hari.
SME

 4) Develop A Spiritual-Based Organization (Company)


 penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan. Dengan menerapkan spiritual-based
organization, mereka selalu menyampaikan pesan-pesan kepada bawahannya untuk
menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dengan mengedepankan kerendahan
hati dan kejujuran,bahkan ketika mereka telah menjadi pengusaha sukses.
 5) View Market Universally (Segmentation)
 Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul di pasar. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam
mengalokasikan sumber daya.
SME

 6) Target Customer’s Heart and Soul (Targeting)


 Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif,
karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan
dibidik, usaha kita akan lebih terarah.
 7) Build A Belief System (Positioning)
 Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi
ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi
pelanggan.
SME

 8) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context (Differentiation)


 Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna
dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa content (dimensi diferensiasi yang merujuk
pada value yang ditawarkan kepada pelanggan), dan context (dimensi yang merujuk pada cara anda
menawarkan produk).
 9. Be Honest with Your 4 Ps (Marketing-Mix)
 Marketing-mix yang elemen-elemennya adalah product, price, place, dan promotion (4P). Product
dan price adalah komponen dari tawaran (offers), sedangkan place dan promotion adalah
komponen dari akses (access). Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk
dan harga haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan; sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Komponen akses (access) sangat berpengaruh terhadap bagaimana usaha dari perusahaan
dalam menjual produk dan harganya. Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah
menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk perusahaan tersebut.
SME

 10. Practice A Relationship-Based Selling (Selling)


 Selling yang dimaksud di sini adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga
dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan pembeli. Dalam melakukan
selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan
saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut.
 11. Use A Spiritual Brand Character (Brand)
 Dalam pandangan syariah, Brand yang baik adalah yang mempunyai katakter yang kuat. Dan bagi
perusahaan atau produk yang menerapkan syariah marketing, suatu brand juga harus
mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-
nilai spiritual. Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual ini bisa
digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan
universalitas.
 12. Service Should Have the Ability to Transfrom (Service)
 Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis syariah marketing
harus memperhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan Stakeholders. Stakeholders
yang dimaksud bukan Cuma konsumen saja tapi juga pemegang saham, pemerintah, dan para
karyawan sendiri.
 13. Practice A Reliable Business Process (Process)
 Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang sering disingkat sebagai QCD.
Proses dalam konteks kualitas adalah bagimana menciptakan proses yang mempunyai nilai lebih
untuk konsumen. Proses dalam konteks cost adalah bagaimana menciptakan proses yang efisien
yang tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan proses dalam
konteks delivery adalah bagaimana proses pengiriman atau penyampaian produk atau servis yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
SME

 14. Create A Balanced value to Your Stakeholders (Scorecard)


 Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para stakeholders-nya. Tiga
stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah pelanggan, karyawan, dan pemegang saham. Ketiga
stakeholders itu sangat penting, karena mereka adalah orang-orang yang sangat berperan dalam
menjalankan suatu usaha. Dalam menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value
yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran bobot yang sama.
 15. Create A Noble Cause (Inspiration)
 Inspirasi adalah tentang impian yang hendak dicapai yang akan membimbing perusahaan sepanjang
perjalanannya untuk mewujudkan goals perusahaan tersebut. Maka, dalam perusahaan berbasis syariah
marketing, penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir
yang ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari sekedar keuntungan finansial semata.
SME

 16. Develop An Ethical Corporate Culture (Culture)


 Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut. Hal ini tercermin dari nilai-
nilai yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses
bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap
karyawannya dengan hati terbuka dan sesuai dengan nilai-nilai etika. 
 17. Measurement Must Be Clear and Transparents (Institution)
 Prinsip yang terakhir adalah bagaimana membangun organisasi/institusi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah harus mempunyai sistem umpan balik yang bersifat
transparan. Sistem umpan balik ini memeriksa tentang kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan
ketiga steak-holders utamanya. Transparansi berarti bahwa ketiga steak-holders utama itu harus
mendapatkan informasi yang sejelas dan sejujur mungkin dari perusahaan.
E. IMPLIKASI MANAJEMEN PEMASARAN DAN
PEMASARAN SYARIAH PADA PERBANKAN

 Dalam ilmu marketing kita mengenal konsep klasik Marketing Mix


untuk melakukan penetrasi pasar, dimana untuk menembus pasar
diperlukan beberapa strategi terhadap masing-masing komponen yang
terdiri atas Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat atau Saluran
Distribusi), dan Promotion (Promosi), yang dalam perkembangannya
kini, telah mengalami penambahan lagi menjadi: People (Orang),
Phisical Evidence (Bukti Fisik), dan Process (Proses).
IMPLIKASI MANAJEMEN PEMASARAN DAN PEMASARAN
SYARIAH PADA PERBANKAN

 a. Product (Produk), sama halnya dengan perbankan konvensional, produk yang dihasilkan dalam perbankan
syari’ah bukan berupa barang, melainkan berupa jasa. Agar bisa lebih menarik minat konsumen terhadap jasa
perbankan yang dihasilkan, maka produk tersebut harus tetap melakukan strategi “differensiasi” atau
“diversifikasi” agar mereka mau beralih dan mulai menggunakan jasa perbankan syari’ah.
 b. Price (Harga), merupakan satu-satunya elemen pendapatan dalam marketing mix. Menentukan harga jual
produk berupa jasa yang ditawarkan dalam perbankan syari’ah merupakan salah satu faktor terpenting untuk
menarik minat nasabah. Menterjemahkan pengertian harga dalam perbankan syari’ah bisa dianalogikan dengan
melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah manfaat
dalam bentuk jasa yang setimpal atas pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh konsumen tersebut.
 c. Place (Tempat atau Saluran Distribusi), melakukan penetrasi pasar perbankan syari’ah yang baik tidak akan
berhasil jika tidak didukung oleh tempat atau saluran distribusi yang baik pula, untuk menjual jasa yang
ditawarkan kepada konsumen. Menyebarkan unit pelayanan perbankan syari’ah hingga kepelosok daerah
adalah sebuah keharusan jika ingin melakukan penetrasi pasar dengan baik. Dibutuhkan modal yang tidak
sedikit memang jika harus dilakukan secara serentak atau bersamaan.
IMPLIKASI MANAJEMEN PEMASARAN DAN PEMASARAN
SYARIAH PADA PERBANKAN

 d. Promotion (Promosi), juga akan menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan perbankan syari’ah. Dalam
marketing, efektivitas sebuah iklan seringkali digunakan untuk menanamkan “brand image” atau agar lebih dikenal
keberadaannya. Ketika “brand image” sudah tertanam dibenak masyarakat umum, maka menjual sebuah produk,
baik itu dalam bentuk barang maupun jasa akan terasa menjadi jauh lebih mudah.
 e. People (Orang), bisa kita interpretasikan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dari perbankan syari’ah itu
sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan nasabah (customer), SDM ini
sendiri juga akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan perbankan syari’ah.
 f. Process (Proses), bagaimana proses atau mekanisme, mulai dari melakukan penawaran produk hingga proses
menangani keluhan pelanggan perbankan syari’ah yang efektif dan efisien, perlu dikembangkan dan ditingkatkan.
Proses ini akan menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi perkembangan perbankan syari’ah agar dapat
menghasilkan produk berupa jasa yang prosesnya bisa berjalan efektif dan efisien, selain itu tentunya juga bisa
diterima dengan baik oleh nasabah perbankan syari’ah.
 g. Phisical Evidence (Bukti Fisik), cara dan bentuk pelayanan kepada nasabah perbankan syari’ah ini juga
merupakan bukti nyata yang seharusnya bisa dirasakan atau dianggap sebagai bukti fisik (phisical evidence) bagi
para nasabahnya, yang suatu hari nanti diharapkan akan memberikan sebuah testimonial positif kepada mayarakat
umum guna mendukung percepatan perkembangan perbankan syari’ah menuju arah yang lebih baik lagi dari saat ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai