Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata kuliah Tindak Pidana Korupsi
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dosen Pengampu :
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang tak pernah berhenti memberi rahmat-Nya
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjalankan rutinitas ibadah kita kepada-Nya.
Shalawat beserta salam senantiasa kita haturkan kepada pembawa syafaat yakni Nabi
Muhammad SAW. Dan dengan memperbanyak shalawatlah kita akan mendapat syafaat beliau di
akhir kelak nantinya. Aamiin.
Karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dari mata kuliah
“Tindak Pidana Korupsi” ini dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ini disusun guna
menyelesaikan tugas kuliah agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Penyebab dan
Motivasi Korupsi”. Mungkin saya tidak bisa membuat makalah ini sesempurna mungkin. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari pembaca. Khususnya dari dosen yang telah
membimbing penulis dalam makalah ini.
Dalam makalah ini mungkin terdapat kesalahan yang belum diketahui penulis. Maka dari
itu saya mohon kritik dan saran dari teman-teman sekalian maupun dosen pembimbing demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Pekanbaru, 28 April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULAN............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Kesimpulan.....................................................................................................................29
B. Saran...............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi sebagai “masalah keserakahan elite”telah mencoreng citra bangsa dimata
internasional.banyak factor penyebab terjadinya korupsi namun factor tersebut berpusat pada
satu hal yakni “toleransi terhadap korupsi”kita lebih banyak bicara dan upacara ketimbang
aksi.mencermati factor penyebab korupsi sangat tepat sebagai langkah awal bergerak menuju
pemberantasan korupsi yang ril.
Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi.penyebab korupsi meliputi 2 faktor yaitu
factor internal dan eksternal. Korupsi semakin menambah kesenjangan akibat memburuknya
distribusi kekayaan.
Factor lain yang menyebabkan merajalelanya korupsi di negri ini adalah adanya kenyataan
bahwa birokraksi dan penjabat penjabat politik masih banyak didominasi oleh orang orang
lama.dan ada juga factor lainnya adalah hokum yang dibuat tidak benar benar untuk
kesejahteraan masyarakat tetapi justru hokum dijadikan alat untuk mengabdi kepada kekuasaan
atau kepada orang orang yang memiliki akses pada kekuasaan dan para pemilik modal.
B. Rumusan masalah
a. Apakah factor penyebab korupsi?
b. Bagaimana seseorang termotivasi untuk melakukan tindakan korupsi?
C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui penyebab korupsi
b. Untuk mengetahui motivasi seseorang dalam melakukan korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Gradios Nyoman Tio Rae, faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi adalah
sebagai berikut1 : Pertama, lemahnya pendidikan agama yang diterapkan dalam pengaruh
lingkungan dan mental. Kolonialisme yaitu suatu pemerintahan asing tidak mengunggah
kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi. Kurangnya pendidikan,
tetapi saat ini hal tersebut tidak lagi terjadi pada masa kini. Kenyataannya sekarang kasus-kasus
korupsi di Indonesia dilakukan oleh para koruptor yang memiliki kemampuan intelektual yang
tinggi dan terpandang, sehingga alasan ini dapat dikatakan kurang tepat.
Pada kasus korupsi yang merebak di Indonesia, para pelakunya bukan didasari oleh
kemiskinan, karena mayoritas dari mereka bukanlah dari kalangan yang tidak mampu melainkan
para konglomerat. Maka hal ini dapat dikatakan karena didasari oleh ketamakan. Tidak adanya
sanksi yang keras. Hal tersebut juga untuk memperkuat niat para koruptor untuk melakukan
aksinya.
Kedua, faktor yang paling penting dalam dinamika korupsi adalah keadaan moral dan
intelektual para pemimpin masyarakat. Keadaan moral dan intelektual dalam konfigurasi
kondisi-kondisi yang lain. Beberapa faktor yang dapat menjinakkan korupsi, walaupun tidak
akan memberantasnya yaitu2 :
1. Ketertarikan positif pada pemerintahan dan ketertiban spiritual serta tugas kemajuan
nasional dan publik maupun birokrasi.
2. Administrasi yang efisien serta penyesuaian struktural yang layak dari mesin dan aturan
pemerintahan sehingga menghindari penciptaan sumber-sumber korupsi.
3. Kondisi sejarah dan sosiologis yang menguntungkan.
1
Gradios Nyoman Tio Rae, Good Governance dan Pemberantasan Korupsi, (Jakarta : Saberro Inti
Persada, 2020) hlm 55.
2
Ibid. hlm 56.
4. Berfungsinya suatu sistem yang anti korupsi.
5. Kepemimpinan kelompok yang berpengaruh dengan standar moral dan intelektual yang
tinggi.
Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa salah satu penyebab korupsi semakin
berkembang biak ialah Modernisasi. Sebagaimana hal tersebut disampaikan oleh Huntington3 :
Secara umum faktor penyebab korupsi dapat terjadi karena faktor politik, hukum dan ekonomi,
sebagaimana dikutip dalam buku “Peran Parlemen Dalam Membasmi Korupsi” yang
mengidentifikasikan empat faktor penyebabkorupsi yaitu faktor politik, hukum, ekonomi dan
organisasi, sebagai berikut :
1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika
terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih
dan mempertahankan kekuasaan. Perilaku korupsi seperti penyuapan dan politik uang
merupakan fenomena yang sering terjadi.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan dan
sisi lain lemahnya penegakan hukum. Kemampuan lobi kelompok kepentingan dan pengusaha
terhadap pejabat publik dengan menggunakan uang sogokan, hadiah, hibah dan berbagai bentuk
pemberian yang mempunyai motif koruptif, masyarakat hanya menikmati sisa hasil
3
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, (Depok :
Rajagrafindo Persada, 2012) hlm 19.
pembangunan. Fakta ini memperlihatkan bahwa terjadinya korupsi sangat mungkin karena aspek
perundang-undangan yang lemah atau hanya menguntungkan pihak tertentu saja.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat
dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Namun bukan sepenuhnya
karena kemiskinan, justru banyak pula koruptor dari kalangan atas ataupun pejabat. Dengan
demikian korupsi bukan disebabkan kemiskinan, namun kemiskinan disebabkan oleh korupsi.
4. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau dimana
korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau
kesempatan untuk hal itu. Bilamana organisasi tersebut tidak membuka peluang sedikitpun bagi
seseorang untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak akan terjadi. Adapun aspek-aspek
penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi ; a) Kurang adanya teladan
dari pimpinan, b) Tidak adanya kultur organisasi yang benar, c) Sistem akuntabilitas di instansi
pemerintah kurang memadai, dan d) Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasinya.
2. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorangan keluarga. Kaum behavioris mengatakan
bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk
korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi sifat
pribadinya.Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan
hukum pada orang ketika menyalahgunakan kekuasaannya.
Definisi korupsi secara formal ditujukan kepada perilaku pejabat public,baik poltikus
maupun pegawai negeri untuk untuk memperkaya diri sendiri dengan menyalahgunakan
wewenang dan jabatannya. Faktor eksternal merupakan factor dari luar yang berasal dari situasi
lingkungan yang mendukung seseorang untuk melakukan korupsi.
1. Aspek Organisasi
a. Manajemen yang kurang baik sehingga memberikan peluang untuk korupsi
Manajemen adalah sebuah konsep yang harus dikembangkan oleh pimpinan dan
staf sehingga bisa mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi yang tidak dipahami
dengan baik oleh pimpinan dan staf membuka ruang terjadinya penyalahgunaan yang
termasuk kegiatan korupsi,sehingga menimbulkan kerugian baik materiil maupun
immaterial.seringkali pihak manajemen menutupi kegiatan stafnya yang melakukan
korupsi sebagai usaha mencegah ketidaknyamanan situasi yang ditimbulkan.
b. Kultur Organisasi yang kurang baik
Latar belakang kultur Indonesia yang diwarisi dari kultur colonial turut
menyuburkan budaya korupsi. Masyarakat Indonesia belum terbiasa dengan sikap
asertif (terbuka ) atau mugkin dianggap kurang sopan kalau terlalu banyak ingin tahu
masalah orgaisasi. Budaya nepotisme juga masih melekat karena mungkin juga ada
dorongan mempertahankan kekuasaan dan kemapanan individu serta keluarga. Sikap
ingin membalas budi juga bisa berujung korupsi,ketika disalahgunakan dengan
melibatkan wewenang atau jabatan seperti yang tergambar dalam kasus gratifikasi.
c. Lemahnya controlling/pengendalian dan pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian adalah penggunaan sumber daya agar dapat
lebih diefesienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
diefektifkan.Masyarkat bisa juga melakukan pengawasan secara tidak langsung dan
memberikan masukan untuk kepentingan peningkatan organisasi dengan cara-cara yang
dan memperhatikan aturan.
d. Kurangnya transpransi pengelolaan keuangan
Keuangan memegang peranan penting dalam sebuah organisasi.Pengelolaan
keuangan yang baik dan transparan menciptakan iklim yang kondusif dalam sebuah
organisasi,sehingga setiap anggota organisasi sesuai tugas pokok dan fungsinya
masing-masing dapat ikut betanggung jawab dalam penggunaan anggaran sesuai
perencanaan yang telah disusun.
3. Aspek Ekonomi
Gaya hidup konsumtif dapat mendorong seseorang menilai segala sesuatu dengan uang
sehingga penghasilannya pun sering dianggap tidak cukup untuk memenuhi ongkos gaya
hidupnya. Lingkungan pergaulan juga berperan mendorong seseorang menjadi lebih
konsumtif dan tidak dapat menetapkan prioritas kebutuhan.
5. Aspek Hukum
Jika dalam suatu Negara masih ditemukan aturan – aturan hukum yang diskriminatif,
berpihak dan tidak adil,rumusan yang tidak jelas sehingga menjadi multitafsir, kontradiksi
dan overlapping dengan peraturan lain, dapat dipastikan kepercayaan masyarakat akan
luntur ,sehingga bersikap apatis terhadap aparat penegak hukum.5
5
Hemien nugtaheni,Tri wiji lestari dan sukini,Mahasiswa pelopor gerakan antikorupsi,(Yogyakarta: CV Budi
utama,2017),hlm. 83-88.
BAB III
PENUTUP