Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIK UMB

“ PENCEGAHAN KORUPSI DI
LINGKUNGAN KERJA“

DOSEN PENGAMPU
Asrori, MA

DISUSUN OLEH
Fawzan Akbar
41618120022

UNIVESITAS MERCU BUANA JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
ANGKATAN 34
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencegahan Korupsi Di
Lingkungan Kerja“.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuandari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatanmakalah
kami ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat-kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Pencegahan


Korupsi Di Lingungan Kerja“ dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Jakarta , 24 Juli 2019


Penulis

Fawzan Akbar
NIM. 41618120022

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 2


DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….…..2
Daftar Isi ………………………………………………………………………….…………..….
3
Bab I Pendahuluan ……………………………………………..…………………….…………..….
4
1.1 Latar Belakang .………………………………………………….………...…... 4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….……4
1.3 Tujuan ……………………………………………………………….…….….……..
4
Bab II Pembahasan ………………………….…………………………………….……...…........
5
2.1 Deskripsi Korupsi di Indonesia ………………..………………………...…...5
2.2 Pengertian Korupsi ……………………………….…………………….…...…...6
2.3 Ciri – Ciri Korupsi …………………………..…………...………………………...
6
2.4 Dampak Korupsi …………………………….…………….………………...…...7
2.5 Upaya Yang Ditempuh Dalam Pemberantasan Korupsi.….……….…...…...
7
Bab III Penutup …………………………...……………………………………….……...…........
10
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………….
10
3.2 Saran ………………………………………………………………….………………….
10
Daftar pusaka ………………………………………………………………..………………….
11

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 3


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kita mendengar kata yang satu ini, yaitu “KORUPSI”, korupsi ada
disekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu. Korupsi biasa
terjadi dirumah, sekolah, masyarakat, lingkungan kerja maupun diinstansi
tertinggi dan dalam pemerintahan. Mereka yang melakukan korupsi terkadang
mengangap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat mengkhawatirkan,
sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi, maka
korupsi akan dapat merusaknya.
Dari kenyataan diatas dapat ditarik dua kemungkinan melakukan
korupsi, yaitu ; Metode yang digunakan oleh pendidik
belumsesuaidengankenyataannya,sehingga pelajaran yang diajarkan tidak dapat
dicerna secara optimal oleh anak didik. Kita sering menganggap remeh bahkan
malas untuk mempelajari hal ini , karena kurangnya motivasi pada diri sendiri,
sehingga sering sekali berasumsi “untuk apa mempelajari “ padahal itu sangat
penting untuk diketahui agar tahu hak dankewajiban kita untuk Negara ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi?
2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi?
3. Bagaimana cara menangani korupsi yang selama ini berlangsung
dan solusi nyata yang harus diterapkan di Lingkungan Kerja?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari korupsi.
4. Untuk mengetahui dampak adanya korupsi.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
memberantas korupsi

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 4


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Korupsi di Indonesia
Korupsi ibarat virus yang telah menggerogoti tubuh bangsa Indonesia
ini. Tidakada sedikit pun bagian dari tubuh negeri ini yang bebas dari aksi
virus yang berbahayaini. Mulai dari kaki, tangan, sampai dengan kepala,
dan semua bagian tubuh ini telahterkena virus berbahaya ini. Perilaku
korupsi tidak hanya dilakukan oleh para pencuri tingkat tinggi, tetapi telah
menyebar ke para pencuri tingkat awam. Sebagai contoh pemulung berani
mencuri kotak sampah di kawasan perumahan yang dijaga oleh seorang
satpam. Pencuri lain pun telah mencuri besi pembatas jalan raya. Virus
korupi telah menyebar ke kelompok Kantor apa dan mana pun juga. Oleh
karena itu, sekali ditemukan virusnya di satu tempat, tempat yang lain pun
telah terkena pula. Wajah-wajah virus itu pun tidak sedikitpun yang
merasa menyesali perbuatannya. Sekian banyak virus yang dapat dideteksi,
virus-virus yang lain muncul lagi, dan tidak kalah ganasnya.
Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-
an bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 24 Prp 1960 yang diikuti dengan
dilaksanakannya “Operasi Budhi” dan Pembentukan Tim Pemberantasan
Korupsi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang
dipimpin langsung oleh Jaksa Agung, belum membuahkan hasil nyata.Pada
era Orde Baru, muncul Undang- Undang Nomor3 Tahun 1971 dengan
“Operasi Tertib” yang dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan
dan Ketertiban (Kopkamtib), Selanjutnya dikeluarkan kembali Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999.
Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan pemerintah sebenarnya
sudah cukup banyak dan sistematis. Namun korupsi di Indonesia semakin
banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial,
kepemimpinan, dan kepercayaan yang padaakhirnya menjadi krisis
multidimensi. Tuntutan tersebut akhirnya dituangkan di dalamKetetapan
MPR Nomor IV/MPR/1999 & Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari KKN.

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 5


2.2 Pengertian Korupsi
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) atau rasuahadalah tindak
an pejabat publik, baik politisi maupun Perusahaan, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan Perusahaan yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak. Jika membicarakan tentang korupsi memang akan
menemukan kenyataan semacam itu karena korupsi menyangkut segi-segi moral,
sifat keadaan yang busuk, jabatan karena pemberian, faktor ekonomi dan
politik, serta penempatan kelurga atau golongan kedalam Perusahaan di bawah
kekusaan jabatnnya.
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: Setiap orang
yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Perusahaan. Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang
dari tugas-tugas resmi suatu jabatan secara sengaja untuk memperoleh
keuntungan berupa status kekayaan atau uang untuk perorangan, keluarga dekat
atau kelompok sendiri.

2.3 Ciri-ciri Korupsi


Suatu tindakan pasti memiliki ciri-ciri tertentu, khusunya korupsi. Berikut
initerdapat beberapa ciri-ciri korupsi antara lain:
A. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan
B. Penipuan terhadap lingkungan perusahaan
C. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan
khusus
D. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang
yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu
E. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak
F. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau
yang lain
G. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki
keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya
PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 6
H. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korupsi dalam bentuk-
bentuk pengesahan hukum, dan
I. Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang
melakukan korupsi.

2.4 Dampak korupsi


Berkaitan dengan dampak yang diakibatkan dari tindak pidana korupsi adalah :
A. Korupsi mendelegetimasikan proses keuangan perusahaan dengan
mengurangi kepercayaan public terhadap proses produksi.
B. Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan
perusahaan membuat berjalannya produksi hanya melayani kepada
kekuasaan dan pemilik modal.
C. Korupsi meniadakan sistem promosi yang berdasarkan kinerja karena
hubungan perusahaan dan karyawan.
D. Korupsi mengakibatkan produksi perusahaan dan fasilitas kantor
bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan
sehingga menganggu pengembangan perusahaan yang berkelanjutan.
E. Korupsi mengakibatkan sistem keuangan perusahaan menjadi tidak
terkondisikan terhadap kemajuan perusahaan.

Korupsi yang sistematik dapat menyebabkan :


A. Biaya ekonomi tinggi oleh penyimpangan.
B. Biaya politik oleh penjarahan atau pengangsiran terhadap suatu
perusahaan, dan;
C. Biaya sosial oleh pembagian kesejahteraan dan pembagian kekuasaan
yang tidak diperlukan.

2.5 Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi


Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas
tindak korupsi diIndonesia, antara lain sebagai berikut :
1. Upaya pencegahan (preventif)
2. Upaya penindakan (kuratif).
3. Upaya edukasi Karyawan.

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 7


I . Upaya Pencegahan (Preventif)

Upaya pencegahan yaitu merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu


pihak untuk berwajib sebelum terjadinya penyimpangan (korupsi) agar
suatu tindak dapat diredam atau dicegah. Berikut beberapa upaya
pencegahan korupsi:

1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan


mengutamakan pengabdian pada bangsa dan negara melalui
pendidikan formal, informal dan agama.
2. Melakukan penerimaan karyawan berdasarkan prinsip
keterampilan teknis.
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana
dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.
4. Para karyawan selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai
dan ada jaminan masa tua.
5. Menciptakan aparatur perusahaan yang jujur dan disiplin kerja
yang tinggi.
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki
tanggung jawab etis tinggidan dibarengi sistem kontrol yang
efisien.
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat
perusahaan yang mencolok.

II. Upaya Penindakan (Kuratif)

Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang


terbukti melanggar dengan diberikan peringatan, dilakukan pemecatan
tidak terhormat dan dihukum pidana. Contohnya:

1. Penerimaan karyawan menggunakan sistem pembayaran secara


rahasia dan tidak diketahui keterampilan karyawan tersebut.
2. Para pejabat yang meperjual belikan jabatan di perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi.
3. Pembelian fasilitas , kebutuhan produksi , dan logistic
perusahaan tidak sesuai dengan harga yang ditentukan.

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 8


III. Upaya Edukasi Karyawan
1. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi
perusahaan dan kontrol sosial terkait dengan kepentingan
perusahaan.
2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan perusahaan
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang
penyelenggaraan perusahaan dan aspek-aspek hukumnya.
5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan
berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk
kepentingan Perusahaan.

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 9


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau


perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang
lain serta selalumengandung unsur “penyelewengan” atau dishonest
(ketidakjujuran).

2. Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an
bahkansangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Korupsi di
Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat Negara mengalami
krisis politik, sosial, kepemim-pinan dan kepercayaan yang pada
akhirnya menjadi krisis multidimensi terhadap Negara ataupun
perusahaan.

3. Peran serta pemerintah dalam pemberantasan korupsi ditunjukkan


dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain.
KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk
mengatasi , menanggulangi dan memberantas korupsi.

4. Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak


korupsi diIndonesia, antara lain: upaya pencegahan (preventif), upaya
penindakan (kuratif), dan upaya edukasi karyawan
3.2 Saran
Korupsi harus di hapuskan mulai petinggi-petinggi di perusahaan contohnya
Manager , Supervisor , Koordinator dan Staff agar tidak menjadi contoh dalam
anggota-anggota bawahan di perusahaan.
Peran KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi harus di perkuat melalui
dipertegasnya undang-undang tindak pidana korupsi, memilih ketua KPK yang
netral dan tegas, serta menempatkan KPK di tiap kabupaten/kota agartindakan
korupsi di tingkat daerah dapat diberantas secepatnya.

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 10


DAFTAR PUSTAKA

Andi Hamzah, Korupsi Di Indonesia, Masalah Dan Pemecahannya Cetakan II,


PT Gramedia Pustaka Utama,
Bandung. Baharudin Lopa dan Moch. Yamin, Undang-Undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Alumni, Bandung, 2001.
Darwan Prinst, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002
Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 amandemen ke-IV.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran
Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 4 Tahun 2011 tentang Perlakuan Bagi
Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama
(Justice Collaborators) di Dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu.

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN KERJA ETIK UNIVERSITAS MERCUBUANA | 11

Anda mungkin juga menyukai