Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG

PENERAPAN ERGONOMI

DOSEN PENGAMPU
Euis Nina Saparina Yuliani, ST, MT

DISUSUN OLEH
Dhisa Billy Klantika
Fawzan Akbar
Herlina Noor Utami

UNIVESITAS MERCU BUANA JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
ANGKATAN 34
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-
Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya
dengan bahasa yang sangat indah. 
 
Penulis disini akhirnya dapat merasa bersyukur karena telah menyelesaikan tugas yang
kami berjudul “ Peneraoan Ergonomi di bidang kehidupan “ sebagai tugas mata Ergonomi dan
K3. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang penerapan ergonomi
dibidang kehidupan
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya tugas ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya
kami di waktu-waktu mendatang. 

Jakarta , 07 September 2020


Penulis

Kelompok

TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3


UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………….…..2


Daftar Isi ………………………………………………………………………….…………..…. 3
Bab I Pendahuluan ……………………………………………..…………………….…………..…. 4
A. Latar Belakang ……….…………………………………………….………...…...4
B. Perumusan Masalah ……………………..……………………………….….……4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..…….….…….. 4
Bab II Pembahasan ………………………….…………………………………….……...…........ 5
1. Pengertian Proses Produksi ……………………….....………………………...…... 5
2. Proses Produksi Pabrik Kemasan ( Flexible Packaging ) …….…...…………….
5
2.1 Bahan Produk Kemasan .……………………...………………………... 5
2.2 Proses Produksi ………………………………….…………….………… 6
3. Analisis Permasalahan Tata Letak Proses Produksi ……….……………...…...8
3.1 Pengukuran Waktu Kerja …..…………………….…...………………. 8
3.2 Perhitungan Jumlah Mesin ……………………………………………. 9
3.3 Analisa Kondisi Awal ………………..……………………….………… 10
4. Analisa Solusi Permasalahan Tata Letak Produksi ……………………….. 12
4.1 Analisa Jumlah Momen Perpindahan Secara Manual ………. 12
4.2 Perhitungan Dengan Software QS1 ………………………..……….14
4.3 Analisa Perhitungan ………………………..…………………………..…. 16
5. Jurnal Permasalahan Tata Letak Produksi ……………………………………. 16
5.1 Usulan Tata Letak Pabrik Dengan Material Handling ..……….16
5.2 Metode Graph Theoritic Approach ………………………..………. 17
5.3 A Case Study Of a Steel Utensils ………………………..…………..…. 17
5.4 Operational Efficiency with Craft Algorithms ………………………. 18
Bab II Pembahasan ………………………….…………………………………….……...…........ 20
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….20
B. Saran ………………………………………………………………….…………………. 20
Daftar pusaka ………………………………………………………………..…………………. 21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok
pada lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting
dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi
dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul.
Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan
terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat
kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
sebagai pendekatan ergonomic.
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 3
            Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi.
Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes),
tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak
yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic
secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi
pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat
ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat
untuk menerima ergonomic dan penerapannya.

1.2        Rumusan Masalah
Berikut pemaparan rumusan masalah pada makalah ini:
1.             Apa pengertian Ergonomi
2.             Sejarah Ergonomi
3.             Ruang lingkup Ergonomi
4.             Tujuan dan Prinsip Ergonomi
5.             Apa keterkaitan Ergonomi dan Teknik Industri
6.             Bidang studi Ergonomi
7.             Penerapan Ergonomi
8.            Bagaimana pendekatan Ergonomi dan aplikasinya di industri

1.3        Tujuan
Berikut pemaparan tujuan pada makalah ini:
1.             Untuk mengetahui Apa definisi Ergonomi
2.             Untuk mengetahui Sejarah Ergonomi
3.             Untuk mengetahui Ruang lingkup Ergonomi
4.             Untuk mengetahui Tujuan dan Prinsip Ergonomi
5.            Untuk mengetahui keterkaitan Ergonomi dengan Teknik Industri
6.             Untuk mengetahui Bidang studi Ergonomi
7.             Untuk mengetahui Penerapan Ergonomi
8.            Untuk mengetahui aplikasi Ergonomi di Industri

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1        Pengertian Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan
mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah
untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat
kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the Job to the
worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan
hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan
kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 4
2.2        Sejarah Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof.
Murrel. Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human
factoratau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomi dan human factor) hanya berbeda pada
penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku
manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai
referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu.
Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu
untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan
pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih
tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor
(1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan.
Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara
produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric(Amerika) melakukan suatu
percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne).
Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan
fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa
penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal
tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

2.3        Ruang Lingkup Ergonomi


Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani beberapa
disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing
keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi, fisika, dan teknik.
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh atau
anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya. Ilmu psikologi
faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah
laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami,
mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik
memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan untuk
memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat mempermudah
pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan dan
kepuasan pekerja.

2.4        Tujuan dan Prinsip Ergonomi


Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-tujuan dari
penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):
1.             Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2.             Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja
secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah
tidak produktif.
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 5
3.             Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun
ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di
tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai
berikut:
a.             Bekerja dalam posisi atau postur normal.
b.             Mengurangi beban berlebihan.
c.             Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
d.             Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
e.             Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
f.              Minimalisasi gerakan statis.
g.             Minimalisasikan titik beban.
h.             Mencakup jarak ruang.
i.               Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
j.               Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja

BAB III
LANDASAN METODOLOGI

3.1        Keterkaitan Ergonomi dengan Teknik Industri


Disiplin TeknikIndustri sangat luas mulai dari aras mikro (lantai produksi) sampai dengan aras
makro (sistem industri dan lingkungannya). Area yang bisa ditangani pada hakekatnya bisa
dikelompokkan kedalam tiga topik yang selanjutnya bisa dipakai sebagai landasan utama pengembangan
dan implementasi disiplin Teknik Industri ini; yaitu pertama, berkaitan erat dengan permasalahan-
permasalahan yang menyangkut dinamika aliran material yang terjadi di lantai produksi. Disini akan
menekankan pada prinsip-prinsip yang terjadi pada saat proses transformasi --- seringkali juga disebut
sebagai proses nilai tambah --- dan aliran material yang berlangsung dalam sistem produksi yang terus
berkelanjutan sampai meningkat ke persoalan aliran distribusi dari produk akhir (output) menuju ke
konsumen. Topik pertama akan banyak dihadapkan pada implementasi pendekatan ergonomi di lini
produksi sebuah industri dan secara historis tercatat telah memunculkan disiplin baru yang kemudian
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 6
dikenal sebagai ergonomi Industri. Aplikasi ergonomi industri --- the science of people at industrial works
--- terkait dengan studi yang fokus pada kinerja manusia (physiology dan psychology) untuk memperbaiki
sistem kerja yang melibatkan manusia, material, mesin/peralatan, tata cara kerja (methods), enersi,
informasi dan lingkungan kerja. Dalam hal ini ada tiga area aplikasi ergonomi industri yang sering
dilakukan yaitu (a) employee safety and health concern, (b) cost-or-productivity related fields, and (c) the
comfort of people. Moroney (1995) melihatnya dari tingkatan mikro, ergonomi industri akan terkait
dengan persoalan-persoalan faktor manusia sebagai individu dalam perancangan area/stasiun kerja
(workplace design) dan ranah kognitif; sedangkan untuk tingkatan makro, ergonomi industri akan
berhadapan dengan berbagai ragam variasi budaya (cultural variables) yang memerlukan pendekatan-
pendekatan sistemik dan holistik didalam menyelesaikan persoalan industri yang semakin kompleks
Topik kedua berkaitan dengan dinamika aliran informasi. Persoalan pokok yang ditelaah dalam hal
ini menyangkut aliran informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan manajemen
khususnya dalam skala operasional. Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi agregat,
pengendalian kualitas, dan berbagai macam problem manajemen produksi/operasional akan merupakan
kajian pokoknya. Selanjutnya topik ketiga cenderung membawa disiplin Teknik Industri ini untuk
bergerak kearah persoalan-persoalan yang bersifat makro-strategis. Persoalan yang dihadapi sudah tidak
lagi bersangkut-paut dengan persoalan-persoalan yang timbul di lini aktivitas produksi ataupun
manajemen produksi melainkan terus melebar ke persoalan sistem produksi/industri dan sistem
lingkungan yang berpengaruh signifikan terhadap industri itu sendiri. Topik ketiga ini cenderung
membawa disiplin teknik industri untuk menjauhi persoalan-persoalan teknis (deterministik-fisik-
kuantitatif) yang umum dijumpai di lini produksi (topik pertama) dan lebih banyak bergelut dengan
persoalan non-teknis (stokastik-abstraktif-kualitatif). Berhadapan dengan problematika yang kompleks,
multi-variable dan/atau multi-dimensi; maka disiplin Teknik Industri akan memerlukan dasar kuat (dalam
bidang keilmuan matematika, fisika, maupun sosial-ekonomi) untuk bisa memodelkan, mensimulasikan
dan mengoptimasikan persoalan-persoalan yang harus dicarikan solusinya.

3.2        Bidang Studi Ergonomi


Beberapa bidang studi yang dipelajari dalam ergonomi merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi terdapat tiga bidang studi
dalam ergonomi. Penjelasan dari ketiga bidang studi tersebut adalah sebagai berikut:
1.             Ergonomi fisik: berkaitan dengan anatomi manusia dan beberapa karakteristik antropometrik, fisiologis,
dan bio mekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
2.             Ergonomi kognitif: berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan respon
motorik, karena mereka mempengaruhi interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem. Topik yang
relevan meliputi beban kerja mental, pengambilan keputusan, kinerja terampil, interaksi manusia-
komputer, kehandalan manusia, stress kerja, dan pelatihan yang berhubungan dengan manusia-sistem dan
desain interaksi manusia komputer.
3.             Ergonomi organisasi: berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk struktur organisasi,
kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi, awak manajemen sumber daya, karya
desain, kerja tim, koperasi kerja, program kerja baru, dan manajemen mutu.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1        Penerapan Ergonomi
Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan ergonomi antara lain
dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja, dan cara mengangkat beban
1.             Posisi Kerja
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 7
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat
tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal
dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2.      Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3.             Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku
secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4.             Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala, bahu, tangan, punggung,
dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
4.2        Pendekatan Ergonomi dan Aplikasinya di Industri
Berikut beberapa point dari pendekatan ergonomi dan aplikasinya di industri:
1.             Perancangan, modifikasi, penggantian/perbaikan fasilitas kerja untuk meningkatkan produktivitas,
kualitas produk dan lingkungan kerja fisik
2.             Perancangan, modifikasi area dan tempat kerja,tata letak (layout) fasilitas produksi untuk
memudahkan dan mempercepat operasi kerja, material handling, service dan maintenance
3.             Perancangan dan modifikasi tata cara kerja (work methods) termasuk dalam hal ini mekanisasi/
otomasi proses dan alokasi beban kerja dalam sebuah sistem kerja manusia-mesin
4.             Perancangan kondisi lingkungan fisik kerja yang mampu memberikan kenyamana,
keamanan/keselamatan dan kesehatan kerja bagi manusia-operator (temperatur, noise, pencahayaan,
vibrasi, dll) untuk meningkatkan motivasi kerja, kualitas kerja, kualitas lingkungan kerja dan
produktivitas.

5. Jurnal Permasalahan Tata Letak Proses Produksi

5.1 Jurnal “ USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DAN MATERIAL


HANDLING “ Karya Wayan Sukania , Silvi Ariyanti dan Nathaniel pada tahun 2016

Bedasarkan jurnal pertama yang saya temukan “. Tata letak (layout) dari fasilitas produksi
dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses produksi.
Pengaturan tata letak di dalam pabrik merupakan aktivitas yang sangat vital dan sering
muncul berbagai macam permasalahan di dalamnya. Tata letak pabrik disebut juga sebagai
plant layout yang dapat diartikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas guna
menunjang kelancaran proses produksi . Metode Systematic Layout Planning (SLP)
pendekatan ini banyak digunakan untuk berbagai macam persoalan dan metode penyelesaian
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 8
yang meliputi beberapa tahapan antara lain problem produksi, transportasi, pergudangan,
supporting service, dan aktivitasaktivitas yang dijumpai dalam perkantoran (office layout) .
Material handling adalah suatu seni dan ilmu untuk memindahkan, mengepack, dan
menyimpan bahan-bahan atau barang dalam segala bentuk. Material handling bisa diartikan
pula sebagai pergerakan, penyimpanan, perlindungan, dan pengendalian material baik di
dalam penggunaan dan pembuangannya diseluruh proses manufaktur atau bisa juga diartikan
sebagai penyedian material dalam jumlah, kondisi, posisi, waktu, dan tempat yang tepat
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan biaya yang minimum. Material handling
suatu kegiatan dalam memindahkan barang dan biasa juga dikatakan sebagai seni dan ilmu
yang meliputi penanganan, pemindahan, pengepackan, penyimpanan, sekaligus
pengendalian dari bahan atau material dengan segala bentuknya sehingga dapat disimpulkan
bahwa material handling adalah salah satu jenis transportasi atau pengangkutan yang
dilakukan dalam perusahaan industri yang artinya memindahkan bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi dari tempat awal ke tempat yang telah ditentukan.
Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara terbaik untuk memindahkan
material dari satu tempat proses produksi ke proses produksi lainnya.

5.2 Jurnal “USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DENGAN METODE GRAPH
THEORETIC APPROACH “ Karya Elly Setia Budi, Julius Mulyono, dan Dian Retno Sari
Dewi pada tahun 2014

Jurnal kedua ini memiliki permasalahan yang sama namun memiliki cara penyelesaian
berbeda . Tata Letak atau Layout lantai produksi pabrik akan dirancang menggunakan Graph
Theoretic Approach. Dimana metode GTA merupakan algoritma heuristik yang dapat
memberikan gambaran secara langsung tentang hubungan antar departemen sehingga lebih
mudah dimengerti. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis tata letak fasilitas yang
berisi 12 departemen atau lebih. Selain itu, jarak yang digunakan dalam perhitungan GTA
dapat berupa bilangan pecahan desimal. Pada beberapa metode lain ukuran berupa angka
yang digunakan haruslah bilangan bulat. Hal ini dapat mengurangi tingkat akurasi ukuran
yang sebenarnya. Penelitian dengan metode ini dilakukan untuk mengurangi total momen
perpindahan (massa x jarak) yang terjadi pada lantai produksi. Dengan adanya pengurangan
total momen perpindahan, maka biaya produksi yang ditujukan untuk material handling cost
akan berkurang.

TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3


UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 9
5.3 Journal “ Facility Layout Optimization Using Simulation: A Case Study of a

Steel Utensils “ Creation Miss. Rashi Mathur , Dr. Dinesh Shringi , and Dr. Arvind
Kumar Verma (March 2016)

The first journal for international that I found “ .Plant layout is the arrangement of facilities
such as machinery, equipment, furniture etc. within the factory building for flow of material
at the lowest cost and with the minimum material handling in processing the product from
the raw material to the finished product . Spending a little time to plan the arrangement
before installation can prevent unnecessary losses . Producing products with high quality
and provides good service with low cost in short time using the fewest resources is the
objective of properly managing a facility . It is important that the facilities must be managed
properly in order to attain the objective. Stefan Bock, proposed the detailed layout-planning
by simulation for determining machine-arrangement and transportation-paths. Facilities
planning could be arranged the entire layout may have irregular shapes and sizes .Iqbal and
Hashimi demonstrate that factory-layout is the focal point of facility-design. It dominates the
thinking of most managers. Simulation is applied in various field such as manufacturing,
services, defense, healthcare, and public services, etc. Simulation is recognized as the second
mainly used technical instrument in the field of operations management. Fox presented the
definition of factory simulation is defined as “extendable and interactive discrete simulation
system constructed to interpret the factory model directly. It allows the user to dynamically
query the simulation for state information (e.g., state of a machine, process, etc.), where
objects are located (e.g., what operation is being carried out on an order), and regular
statistical analyses. It also allows the user to alter the factory model before and during
simulation. The factory can be simulated and displayed at variable levels of detai. This
research study has provided a good exposure to facility planning and layout designs for the
improvement of the efficiency in an industry. The correct choice of the type of facility-
layout method to be adopted in this context can have a significant impact on the long-term
success of an industry. The study of facility-layout therefore has become extremely
important. The most common objective of layout design, that is to minimize distance
travelled. The production-efficiency of layout depends upon how well machines, men and
materials are located in a plant. Therefore, there should be an optimum relationship among
the output, floor area and manufacturing process. According to my analysis of the operation
sequence of each product in manufacturing industry, it was found that for a convenient
workflow-the pressing, cutting, polishing and designing machines involved should be
modified. By this modification it was found that the total distance of workflow is was
reduced. It was also found that the improvement in workflow resulted in the reduction of
TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 10
accidents. Finally the rearrangement of the layout decreased distance-travel-time consumed
in transportation and also cost of flow of material, resulted in an increase in productivity.

5.4 Journal “Analysis of Plant Layout Design for Operational Efficiency with

Craft Algorithms “ Creation Olusegun Kazeem Lekan , Olaoye Ismail Kayode ,


Abdulrahaman Abdulrazaq Morenikeji (2017)

This second international journal has the same problem but has a different way of solving it.
Plant or facility layout design refers to a plan of an optimum arrangement of facilities
including personnel, operating equipment, storage space, material handling equipment and
all other supporting services along with the design of the best structure to contain all these
facilities (Moore,1962; Telsang, 2007). The efficiency of operations and production depends
on how well the various machines, services production facilities and employee’s amenities
are located in a plant. Parveen & Ravi (2013) established this evidence in their study on a
review of metaheuristic approaches to solve facility layout problem, that Particle Swarm
Optimization (PSO), Genetic Algorithm (GA) and Tabu Search (TS) are used to optimize
the multi-objective layout problem. They added that facility layout directly depends on safe
movement of personnel and machine between and within departments. The study affirmed
that intelligent optimization approaches enhance minimization of material handling cost,
ease free flow of materials at the least cost, and minimise total closeness between
machines/departmental and total distance travelled. In another study, Yifei (2012) analysed
facility layout design with random demand and capacitated machines in a stochastic
environment where demand is uncertain. The study reveals that distributed layout minimized
the total expected material handling cost subject to arrangement of production facilities
within a plant. It is one of the most significant current discussions in production and
operations management. The subject of plant layout design and organisation operational
efficiency has aroused the interest of many research scholars. In 1991, Francis & White
surmised that proper analysis of the layout design is a vital prerequisite for running an
efficient and cost effective business. They concluded that effective layout design is the result
of an improvement in any production line. This research focuses on factory layout design
and operational efficiency with particular reference to the Thai pulley factory layout
problem captured in the work of Anucha et al (2011). The factory adopts process layout
design for the initial plant layout . Area of each department and the number of
equipment/machine.

TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3


UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 11
BAB V
PENUTUP
5.1        Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan
sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen
Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai
peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program
maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya

5.2        Saran
Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia
seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja
yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin
ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan

TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3


UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 12
kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia,
bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia
(operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.

Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala
informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan
peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.

DAFTAR PUSTAKA
Makalah Ergonomi. [Online] [Cited: Januari Kamis, 2017.]
http://decanisme.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ergonomi.html.

Contoh Makalah Mahasiswa yang Benar Beserta Pedoman Pembuatan Makalah. [Online]
[Cited: Januari Rabu, 2017.] http://ciputrauceo.net/blog/2015/2/5/contoh-makalah-mahasiswa-
yang-benar-beserta-pedoman-pembuatan-makalah.

Hubungan Teknik Industri dan Ergonomi. [Online] [Cited: Januari Kamis, 2017.] http://ergonomi-
fit.blogspot.co.id/2011/03/hubungan-teknik-industri-dan-ergonomi.html.

Makalah MASALAH ERGONOMI DI TEMPAT KERJA. [Online] [Cited: Desember Kamis, 2017.]
http://atin-kuliahku.blogspot.co.id/2012/05/makalah-masalah-ergonomi-di-tempat.html.

Bidang Studi Ergonomi. [Online] [Cited: Desember Kamis, 2017.] http://sobatbaru.blogspot.com/


2010/03/pengertian-ergonomi.html, 2011):

Penerapan Ergonomi. [Online] [Cited: Desember Kamis,


2017.] http://www.depkes.go.id/downloads/ Ergonomi.PDF, 2011

TUGAS KELOMPOK ERGONOMI DAN K3


UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA | 13

Anda mungkin juga menyukai