Anda di halaman 1dari 38

BIG PROJECT

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI


LABORATORIUM APK&E 2012/2013

Disusun Oleh Kelompok A-3 :

Ikhwan Prasetyo 11522015

Ilham Sidik 11522053

Helda Okta Anggraini 11522308

Asisten Pembimbing :

Annisa Riska Anugraheni ( E-82 )

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2013
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayahNya kami dapat melaksanakan dan menyusun karya ilmiah ini untuk
memenuhi tugas praktikum Perangan Sistem Kerja dan Ergonomi.

Karya Ilmiah ini berisikan informasi mengenai analisis postur, biomekanika dan
antropometri tubuh manusia dalam bekerjaserta menganalisadampak yang akan terjadi
pada tubuh manusia itu sendiri disaat melakukan pekerjaannya (cedera) terhadap
pekerja di Syar’e Mart Universitas Islam Indonesia. Diharapkan Karya Ilmiah ini
dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan Asisten
laboratorium PSKE yang telah membantu kami dalam mengerjakan Big Project ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa dan pihak-
pihak lain yang juga sudah memberikan konstribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini.

Yogyakarta, 23 April 2013

Penyusun
DAFTAR ISI
Cover 1…………………………………………………………………………..i
Cover2…………………………………………………………………………..ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………….iii
Kata pengantar………………………………………………………………….iv
Daftar is…………………………………………………………………………v
Abstraksi……………………………………………………………………….viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
masalah.................................................................................1
1.2 Rumusa
masalah............................................................................................2
1.3 Batasan masalah............................................................................................2
1.4 Tujuan
penelitian...........................................................................................2
1.5 Manfaat
penelitian.........................................................................................3
1.5.1 Bagi peneliti........................................................................................3
1.5.2 Bagi perusahaan..................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi...................................................................................................4
2.2 Postur Kerja...............................................................................................4
2.2.1 REBA..............................................................................................4
2.2.2 RULA....…......................................................................................4
2.3 Biomekanika..............................................................................................5
2.3.1 MPL................................................................................................5
2.3.2
RWL...............................................................................................5
2.4 Antropometri.............................................................................................5
2.4.1 Kecukupan Data.............................................................................5
2.4.2 Uji Normalitas Data………….........……..….………...………….5
2.4.3 Keseragaman Data..........................................................................5
2.4.4 Persentil…………………………………………………………..6
2.5 Lingkungan Kerja Fisik

2.6 Jurnal atau Artikel Pendukung


2.7.1 Biomekanika
2.7.2 Antropometri

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Obyek penelitian....................................................................................7
3.2 Metode pengumpulan data.....................................................................7
3.2.1 Primer............................................................................................7
3.2.2 Sekunder.......................................................................................7
3.3 Kerangka penyelesaian masalah............................................................7
ABSTRAK

Mengetahui keterbatasan manusia terhadap beban kerja merupakan hal penting dalam suatu
pekerjaan. Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar batas beban
kerja seseorang . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan
dalam mencegah kecelakaan kerja sesorang pekerja dalam mengangkat kardus yang berisi
minuman seberat 5Kg dengan memperhatikan postur, biomekanika dan antropometri tubuh
pada saat bekerja. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode RULA dan REBA
untuk mengukur postur , RWL dan MPL untuk mengukur biomukanika, serta bantuan
software AUTOCAD untuk mengukur antropometri

Dari penelitian yang dilakukan di Syar’e Mart Universitas Islam Indonesia untuk postur kerja
didapatkan hasil data berupa grand skor RULA sebesar 4 dan grand skor REBA sebesar 7,
untuk biomekanikadidapatkan hasil databahwa lifting index (LI) sebasar 0,37untuk kegiatan
awalan dan 0,41 untuk kegiatan akhir pengangkatan , gaya tekan sebasar 3181 N, suhu 30 0 C
dan cahaya sebesar 464 Lux Meter. Dari data tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
kecelakaan kerja yang terjadi masih dalam kategori aman (tidak membahayakan pekerja),
tetapi masih perlu dilakukan perubahan dalam posisi kerja.

Dari perhitungan tersebut didapatkan kesimpulan score RULA sebesar 4 dimana


menunjukkan action level 2. Sedangkan pada REBA di dapatkan score sebesar 7 yang
termasuk dalam klasifikasi action level 2 dengan level resiko sedang, pada biomekanika
diperoleh hasil bahwa LI < 1, yang artinyaaktivitas pengangkatan kardus tersebut tidak
mengandung resiko cidera tulang belang dan gaya tekan < 6500 N, yang artinya proses
pengangkatan tidak membahayakan bagi pekerja dan tidak terjadi resiko cedera pada L5/S1

Kata kunci :RULA, REBA, MPL, RWL, LIFTING INDEX, L5/S1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Aktivitas pemindahan material secara manual (manual material handling)
merupakan aktivitas yang masih banyak ditemui di dunia industri. Hal ini
disebabkan penanganan secara manual lebih fleksibel dibandingkan dengan
penanganan material menggunakan alat bantu. Akan tetapi terdapat beberapa hal
yang merugikan bagi keselamatan manusia yang disebabkan oleh kesalahan
penanganan material tersebut, misalnya posisi tubuh yang salah (awkward
posture) dalam bekerja, serta adanya beban kerja yang berat (forcefull exertions).
Aktivitas manual handling yang paling sering menyebabkan cedera adalah
mengangkat (lifting) dan membawa (carrying) objek sebesar 61,3% dan 60% dari
jumlah tersebut menderita nyeri punggung (Bridger, 1995). Hal-hal yang dapat
mempengaruhi postur tubuh ketika bekerja adalah karakteristik pekerjaan
(kebutuhan pekerjaan, disain tempat kerja dan faktor personal pekerja)
(Bridger ,1995). Setiap perusahaan sudah seharusnya melakukan evaluasi secara
integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan rancangan sistem kerja yang ada
dengan para pekerjanya (Yassierili, 2009)
Didalam penelitian ini peneliti mengambil lima aspek ilmu ergonomi,yaitu
postur, biomekanika, antropometri, Usability dan Lingkungan Kerja Fisik. Disini
peneliti akan melakukan penelitian di Syar’e Mart UII, Yogyakarta untuk meneliti
cara kerja operator pada saat mengangkat beban. Alasan memilih Syar’e Mart
sebagai tempat penelitian karena operator tidak mengerti dan tidak mengetahui
bagaimana cara bekerja yang baik dan ergonomis, seperti mengambil beban dari
lantai dengan posisi menungging dan mengangkat beban dengan posisi
membungkuk.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian yang peneliti teliti adalah :
a. Bagimana hubungan grand skor REBA dan RULA dengan resiko kecelakaan
kerja pada operator?
b. Bagimana hubungan RWL dan MPL dengan resiko kecelakaan pada tulang
belakang dan L5/S1 ?
c. Desain apa yang tepat untuk direkomendasikan kepada operator Syar’e Mart
dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja?
d. Bagaimana pengaruh suhu dengan produktifitas kerja operator?
e. Bagaimana pengaruh pencahayaan dengan produktifitas kerja operator?

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian tidak keluar dari tema maka penelitian ini di batasi sebagai
berikut:
a. Lokasi penelitian di “Syar’e Mart ” , Jl.Kaliurang Km.14,5 , Sleman ,
Yogyakarta.
b. Objek penelitian adalah seorang perempuan berumur 18 tahun
c. Elemen kerja yang di teliti adalah pada saat operator melakukan proses
mengangkat sebuah kardus yang berisi minuman susu seberat 5 Kg
d. Data yang membantu dalam penelitian ini yaitu microsoft word 2010,
Microsoft viso 2007 dan SPSS

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah :
a. Menganalisa skor REBA dan RULA yang telah diperoleh sehingga dapat
mengurangi resiko kecelakaan yang akan terjadi
b. Mampu mengurangi aataupun menghilang resiko cedera pada tulang belakang
dan L5/S1 dengan prinsip ergonomis
c. Mampu mengurangi resiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh cara kerja
operator.
d. Mengetahui pengaruh pencahayaan terhadap produktivitas kerja.
e. Mengetahuipengaruh Pencahayaan terhadapproduktivitas kerja.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan bias memberikan manfaat bagi
penelian dan bagi perusahaan, antara lain:

1.5.1 Bagi peneliti


Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu menambah wawasan /
pengetahuan tentang pengaruh postur tubuh, biomekanika dan
antropometri dengan tingkat kecelakaan kerja yang dapat terjadi selama
pekerjaan berlangsung terhadap obyek yang diteliti serta pengaruh
lingkungan kerja fisik untuk menigkatkan produktifitas obyek yang
diteliti.

1.5.2 Bagi perusahaan


Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menerapkan postur kerja yang
ergonomis, sehingga operator pada proses pengangkutan beban dapat
bekerja dengan sistem kerja yang ergonomis dan perusaahan dapat
mengetahui tingkat produktivitas karyawan dari hasil penelitian
berdasarkan metode Lingkungan Kerja Fisik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (Kerja) dam
NOMOS (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentan aspek –
aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi , fisiologi ,
engineering , manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto,2008).
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi – informasi mengenai sifat , kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja
pada sistem itu dengan baik , yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif , aman dan nyaman . Ergonomi berkenaan pula
dengan optimasi , efisiensi , kesehatan , keselamatan dan kenyamanan manusia
di tempat kerja , di rumah dan di tempat rekreasi.

2.2 Postur Kerja


Postur kerja yaitu pergerakan organ tubuh saat bekerja. Terdapat 2 metode
untuk mengukur postur kerja seseorang yaitu REBA dan RULA.
2.2.1. REBA
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk
menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan,
dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor
coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas
pekerja.Adapun tahapan untuk mendapatkan penilaian menggunakan metode
REBA.
Tahap 1 : Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan
video atau foto.
Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dan leher,
punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci
dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja
Tahap 2 : Penentuan sudut – sudut dari bagian tubuh pekerja
Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja
dilakukan perhitungan besar sudut dari masing – masing segmen
tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas,
lengan bawah, pergelangan tangan, dan kaki.
Tahap 3 : Penentuan berat benda yang diangkat, coupling, dan aktifitas pekerja
Selain scoring pada masing – masing segmen tubuh, faktor lain yang
perlu disertakan adalah berat badan yang diangkat, coupling, dan
aktivitas pekerjanya
Tahap 4 : Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan
Setelah didapatkan skor dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan
skor untuk berat beban yang diangkat sehingga didapatkan nilai
bagian A. Sementara skor dari tabel B dijumlahkan dengan skor dari
tabel coupling sehingga didapatkan nilai bagian B. dari nilai bagian A
dan bagian B dapat digunakan untuk mencari nilai bagian C dari tabel
C yang ada.

2.2.2. RULA
Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan dalam
bidang ergonomic yang menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan
oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak memerlukan piranti khusus dalam
memberikan suatu pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas,
sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh.
Adapun tahapan untuk mendapatkan penilaian menggunakan metode RULA.
Tahap 1 : Pengembangan metode untuk pencatatan postur bekerja
Untuk menghasilkan suatu metode yang cepat digunakan, tubuh
dibagi menjadi dua bagian yang membentuk dua kelompok, yaitu
grup A dan B. Grup A meliputi lengan atas dan lengan bawah serta
pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, badan dan kaki.
Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh dicatat sehingga
postur kaki, badan dan leher yang terbatas yang mungkin
mempengaruhi postur tubuh bagian atas dapat masuk dalam
pemeriksaan.
Tahap 2 : Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh.
Rekaman video yang dihasilkan dari postur kelompok A yang
meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran
pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor untuk masing-masing
postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam table A untuk
memperoleh skor A.
Tahap 3 : Pengembangan Grand Skor dan Daftar Tindakan
Setiap kombinasi skor C dan D diberikan rating yang disebut grand
skor, yang nilainya 1 sampai 7

2.3 Biomekanika
Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi
tentang kemampuan manusia beserta keterbatasannya. Yaitu penelitian tentang
kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika
bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang
agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja
tersebut. (Sutalaksana , 1979 ). Ada 2 metode yang digunakan dalam
biomekanika yaitu Maximum Permissible Limit (MPL) dan Recommended
Weight Limit (RWL).
2.3.1 MPL
Maximum Permissible Limit Merupakan batas besarnya gaya tekan
pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang
distandarkan oleh NIOSH (National Instiute of Occupational Safety and
Health) tahun 1981. Besar gaya tekannya adalah di bawah 6500 N pada
L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkatan normal (the Action Limit) sebesar
3500 pada L5/S1. Sehingga, apabila Fc < AL (aman), AL < Fc < MPL (perlu
hati-hati) dan apabila Fc > MPL (berbahaya). Rumus MPL adalah
2.3.2 RWL
Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang
dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika
Serikat.Rumus untuk RWL adalah RWL = LC x HM x VM x DM x AM x
FM x CM

2.4 Antropometri
Antropometri merupakan metode yang digunakan dalam mengukur dimensi
tubuh manusia untuk mendesain stasiun kerja. Beberapa pengolahan data yang
harus dilakukan pada data antropometri (Nurmianto, 1996 & Tayyari, 1997)
adalah
1. Kecukupan Data

K = Tingkat kepercayaan
Bila tingkat kepercayaan 99%, maka k = 2,58 ≈ 3
Bila tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96 ≈ 2
Bila tingkat kepercayaan 68%, maka k ≈ 1
s = derajat ketelitian
apabila N’ < N, maka data dinyatakan cukup.
2. Uji Normalitas Data
Pengolahan Data Normalitas dan Percentile dengan SPSS:
i. Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore.
ii. Masukkan semua variabel sebagai dependent variables.
iii. Checklist both pada toolbox display.
iv. Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue.
v. Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem dan leaf pada
descriptive.
vi. Checklist normality plots with test, kemudian continue.
vii. Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue.
viii. Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output.
3. Keseragaman data
Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB)

BKA = + kσ

BKB = - kσ

= standar deviasi
4. Persentil
Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari
orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut
(Tayyari & Smith 1997).
Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal di mana
distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean)
dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh.
Pada umumnya, persentil yang digunakan adalah

P5 = - 1,645σ

P50 =

P95 = + 1,645σ

Dapat pula diberikan toleransi terhadap perbedaan yang mungkin


dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang dihadapi dalam
merekomendasikan ukuran suatu rancangan (allowance).
2.5 Lingkungan Kerja Fisik

2.6 Jurnal atau artikel


2.6.1 Biomekanika
Pendekatan biomekanika menitikberatkan pada struktur tulang dan
posisi pengangkatan, dimana struktur tulang terutama pada tulang
belakang akan mengalami tekanan yang berlebih ketika melakukan
pengangkatan meskipun frekuensinya jarang. Pendekatan biomekanika
memandang tubuh manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri dari elemen-
elemen yang saling berkait dan terhubungsatu sama lain melalui sendi-
sendi dan jaringan otot yang ada. Pendekatan biomekanika berguna untuk
mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk melakukan suatu
pekerjaan tertentu, dimana hal ini bertujuan untuk mendapatkan suatu cara
kerja yang lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya cedera dapat
diminimasi.
2.6.2 Antropometri
Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia
dan“metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk,
ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Sutalaksana,1996).antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan
dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai
dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk
tersebut (Nurmianto,2003).
Antropometri dibagi menjadi dua bagian. Adapun bagian dari data
antropometri adalah sebagai berikut (Nurmianto,2003):
1. Antropometri Statis yaitu, pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam
keadaandiam.
2. Antropometri Dinamis yaitu, pengukuran dimensi tubuh diukur dalam
berbagaiposisi tubuh yag sedang bergerak.
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh
manusia antara lain (Nurmianto,2003):
1. Umur.
2. Jenis kelamin.
3. Suku bangsa dan jenis pekerjaan atau latihan.
4. Posisi Tubuh (posture).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian


Kasir Syar’e Mart yang bernama Dini Aryati yang berkelamin perempuan
berusia 18 tahun dan bekerja sebagai kasir syar’e Mart Universitas Islam
Indonesia, Sleman, Yogyakarta. Dengan objek tersebut penelitian melakukan
pengamatan tentang postur kerja, gerakan tubuh dan dimensi tubuh serta
menggunakan meteran untuk mengukur postur kerja, kekuatan fisik manusia, dan
dimensi tubuh.

3.2 Metode Pengumpulan Data


3.2.1 Primer
Metode pengumpulan data secara primer adalah metode pengumpulan data
yang dilkukan secara langsung dan merekam video untuk mendapatkan
foto screen capture dari postur kerja dan kekuatan fisik serta mengukur
secara langsung pada dimensi tubuh objek pengamatan..
3.2.2 Sekunder
Penelitian ini juga mengacu pada jurnal dan modul postur, biomekanika,
dan antropometri
3.3 Kerangka Penyelesaian Masalah

Gambar 3.3.1 Flowchart Penelitian


Penjelasan Flowchart penelitian
1.Pengamatan pada postur dimulai dari pengambilan video dan foto screen capture
dan diolah dengan metode REBA dan RULA. Dari hasil metode REBA dan
RULA akan didapatkan suatu nilai grand skor yang bernilai 1 hingga 7
menunjukkan level tindakan (action level)
2. Pengamatan pada Biomekanika dimulai dari pengambilan video dan foto screen
capture kemudian diolah dengan data MPL dan RWL. Dari hasil metode RWL
akan didapatkan nilai LI yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko
cedera tulang belakang atau tidak dan dari hasil MPL akan di dapatkan nilai
untuk mengidentifikasi batasan gaya angkat normal
3. Pengamatan pada antropometri dimulai dengan pengukuran dimensi tubuh pada
operator . Kemudian dihitung kecukupan datanya , jika datanya tidak cukup
maka kembali ke pengolahan data tetapi jika data cukup maka lanjut ke
keseragaman data. Jika data tidak seragam maka kembali pengolahan data tetapi
jika data seragam maka ditarik suatu kesimpulan.
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


4.1.1 Data Postur Kerja
a. Gambar postur kerja seorang operator yang telah diberi sudut

Gambar 4.2.1.1 Assesment RULA dan REBA


b.Identifikasi sudut, jenis pekerjaan, penggunaan otot dan beban
 Besarnya sudut yang terbentuk di punggung sebesar 1020
 Besarnya sudut yang terbentuk di leher sebesar 330
 Besarnya sudut yang terbentuk di lengan atas sebesar 140
 Besarnya sudut yang terbentuk di lengan bawah sebesar 160
 Besarnya sudut yang terbentuk di pergelangan sebesar 130
 Besarnya sudut yang terbentuk di kaki sebesar 510
 Jenis pekerjaan objek adalah mengangkat kardus yang berisi kotak
susu seberat 5Kg
 Pekerjaan ini tidak melibatkan penggunaan otot, dikarenakan objek
hanya mengangkat kardus tersebut kurang dari 4 kali dalam 1 menit
 Penggunaan beban bersifat sesekali dan tenaga kurang dari 20 Kg dan
ditahan

4.1.2 Data Biomekanika


Tabel 4.1.2.1 Data RWL Operator
Berat Posisi Tangan Jarak Sudut Durasi Frekuensi
Badan Vertikal Asimetris Kerja Pengangkatan
Awal Akhir Awal Akhir (cm) Awal Akhir (Jam) (angkat /
menit)
L H H V V D A A
50 56 63 6 92 92 – 6 = 0o 450 1 120/60 menit
86

Tabel 4.1.2.2 Data MPL Operator


NO Segmentasi Tubuh Panjang (M) Sudut (Derajat)

1 Telapak Tangan SL1 = 0.09 Ө1 = 00

2 Lengan Bawah SL2 = 0.25 Ө2 = 60

3 Lengan Atas SL3 = 0.24 Ө3 = 900

4 Punggung SL4 = 0.67 Ө4 = 460

5 Inklanasi Perut ӨH = 550

6 Inklanasi Paha ӨT = 650


4.1.3 Data Antropometri
Tabel 4.1.3.1 Data Antropometri 30 Orang
No Umur Suku Berat TDT TBD TSD TP TPO PPO
Bangsa Badan
1 21 Jawa 63 84 62 21 19 32,8 42
2 20 Jawa 69 80 56 22 14 41 46
3 20 Sanger 55 83,5 58 24 12 44 45,5
4 20 Jawa 50 83,3 58,1 23,8 15,9 42,3 45,4
5 21 Aceh 41 76,7 54 25,8 11 32,7 40,1
6 21 Jawa 49 88 61,5 24,1 20 41,5 46,5
7 20 Jawa 52 75,5 54 20 13,5 40 47,8
8 22 Jawa 50 81 56 25,5 12,8 38 49
9 20 Jawa 56 82 58 21 10,8 40 51
10 20 Batak 43 80,7 56 27 10 40 43,5
11 21 Jawa 46 80 55,7 22 12,8 37,5 47
12 21 Jawa 62 84,3 58,2 23,3 12,7 40,5 48
13 21 Bugis 41 76,5 55,3 23 11 42 48,5
14 20 Jawa 46,5 80,7 57,2 24 11,3 41 48
15 20 Jawa 58 82 58,3 26,7 12,6 40,5 48
16 22 Jawa 44,5 85,1 60 29 10,7 38,5 41,5
17 20 Jawa 48 70,7 54 26,2 13,4 38,9 44,3
18 21 Sumatera 76 86 60 21,5 18,1 43,6 57,7
19 20 Jawa 44 83,9 58 20 9,8 38 48

20 20 Melayu 47 74 58,5 22 12 41 43,3


21 20 Jawa 38 82 53,5 19,5 9,7 40 43,5
22 20 Melayu 52 82 59,5 25 12 37,8 41,7
23 18 Banjar 63 86 61,5 24 18,5 37,8 48,6
24 20 Jawa 55 87,5 59 22 11,5 40 45
25 20 Jawa 49 84,3 58 20,4 13 42,5 43
26 20 Dayak 45 82 56 23 11,5 42 40
27 20 Jawa 61 81,5 58,5 23 13,5 40,5 44,5
28 21 Jawa 65 81,5 57 22,2 15 45 47,2
29 21 Kalimantan 60 87 57,8 28,5 15,5 42,5 52,5
30 21 Jawa 55 81,3 55 20 13,1 39,5 43,3

4.1.4 Data Lingkungan Kerja Fisik


Tabel 4.1.4.1 Lingkungan Kerja Fisik
Cahaya (Lux Meter)

Tanggal Temperatur
0
Kunjungan C Min Max Rata-rata Output

4 Juni 2013 22 208 218 213 0

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Data Postur

Lengan atas (1)

Lengan bawah Tabel A + Otot (0) + Tenaga = Skor C


(2) (2) (0) (2)
Pergelangan (2)
2
Putaran (1)

Grand Skor
(4)

Leher (3)
Tabel B + Tenaga + Tenaga = = Skor D
Punggung (4)
(5) (0) (0) (5)
Kaki (1)
Gambar 4.2.1.1 Analisa assesment RULA

Trunk (4) Upper Arms (1)

Grup A Neck (2) 5 1 Lower Arms (2) Grup B


Legs (1) + +
Wrists (1)
1 Load/force 1
coupling

Score A 6 2 Score B

Use
Table C
6
+
Activity Score 1

REBA score 7

Gambar 4.2.1.2 Analisa assesment REBA


Di dapatkan bahwa score RULA sebesar 4.Berdasarkan dari hasil grand skor
diatas yaitu bernilai 4 dimana menunjukkan action level 2. Sedangkan pada REBA di
dapatkan score sebesar 7 yang termasuk dalam klasifikasi action level 2 dengan level
resiko sedang.

4.2.2 Data Biomekanika


Pengukuran RWL
RWL Awal :
L = 5 Kg LC = 23 Kg
V = 6 Cm Handle Fair = 0.95
D = 86 Cm H = 56 Cm
A = 00

Hm= 25 / H = 25 / 56 = 0, 4464
Vm = 1-0,00326 | v-69 | = 1-0,00326 | 6-69 | = 0 , 79462
Dm = 0,82 + 4,5 / D = 0,82 + 4,5 / 86 = 0, 872
Am = 1 – 0,0032A = 1- 0,0032 (0) = 1
Fm = 120 lift / 60 menit = 2
Cm = 0,95
Lc = 23
Sehingga :
RWL = LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM
= (23) . (0,4464) . (0,79462) . (0,872) . (1) .(0,91) (0,95) = 6,150
LI = load weight / RWL = 5 / 6,150 = 0,81
RWL Akhir :
L = 5 Kg LC = 23 Kg
V = 92 cm Handle Fair = 0.95
D = 86 cm H = 63 Cm
A = 450

Hm = 25 / H = 25 / 63 = 0, 3968
Vm = 1-0,00326 | v-69 | = 1-0,00326 | 92-69 | = 0,92502
Dm = 0,82 + 4,5 / D = 0,82 + 4,5 / 86 = 0, 872
Am = 1 – 0,0032A = 1- 0,0032 (45) = 0,856
Fm = 120 lift / 60 menit = 2
Cm = 0,95
Lc = 23
Sehingga :
RWL = LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM
= (23) . (0,3968) . (0,92502) . (0,872) . (0,856). (0,91) . (0,95)
= 5,44
LI = load weight / RWL = 5 / 5,44 = 0,91
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode RWL, RWL awal didapatkan
nilai 6,150 dan LI sebesar 0,81 untuk RWL akhir didapatkan nilai sebesar 5,44
dan LI sebesar 0,91 . Berdasarkan kategori L1 bahwa pekerjaan tersebut tidak
mengandung resiko cedera tulang belakang bagi pekerja karena L1 < 1 dan
sebaiknya metode kerja dipertahankan dan data tersebut dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan dalam perekrutan pekerja baru.
4.2.3 Data Antropometri
1. Pengolahan Data Manual
a. Uji Kecukupan Data
Dalam masalah ini peneliti menganggap data memiliki derajat
ketelitian sebesar 10% dan tingkat keyakinan 95% ≈ 2 dengan N = 30
data.
1. Uji kecukupan data untuk Tinggi duduk tegak
2. Uji kecukupan data untuk Tinggi bahu duduk
3. Uji kecukupan data untuk Tinggi siku duduk
4. Uji kecukupan data untuk Tebal paha
5. Uji kecukupan data untuk Tinggi popliteal
6. Uji kecukupan data untuk Pantat popliteal

N’ =

Tabel 4.2.3.1 Kecukupan Data


K/S TDT TBD TSD TP TPO PPO
2/0,1 N 30 30 30 30 30 30
(∑X2) 201032,64 99293,5 16497,1 5740,77 48330,5 63933,3
(∑x)2 6017209 2974245 489300 162167 1443362 1905504
∑x 2453 1724,6 699,5 402,7 1201,4 1380,4
N' 0,915387848 0,61324 4,58863 24,8035 1,81622 2,62264
Ket. Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

b. Uji Keseragaman Data


BKA= + K

BKA= – K

Tabel 4.2.3.2 Keseragaman Data


Keseragaman Data TDT TBD TSD TP TPO PPO
BKA 93,70192 64,35476 30,93677 23,62263 48,28052 57,38191
BKB 69,83141 50,61857 15,69656 3,224038 31,81282 34,64476

Gambar 4.3.3.1 Grafik TDT


Gambar 4.3.3.2 Grafik TBD

Gambar 4.3.3.3 Grafik TSD

Gambar 4.3.3.4 Grafik TP


Gambar 4.3.3.5 Grafik TPO

Gambar 4.3.3.6 Grafik PPO

c. Percentil

P5 = -1,645

P50=

P95= +1,645

Tabel 4.2.3.3 Percentile Data


Percentile TDT TBD TSD TP TPO PPO
P5 75,22217 53,72066 19,13831 7,83072 35,53177 39,77956
P50 81,76667 57,48667 23,31667 13,42333 40,04667 46,01333
P95 88,31117 61,25267 27,49503 19,01595 44,56156 52,2471

2. Pengolahan Data SPSS


a. Uji Normalitas Data
Tabel 4.2.3.4 Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

TDT .190 30 .007 .932 30 .055


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

TBD .155 30 .064 .965 30 .410

TSD .121 30 .200* .963 30 .364

TP .241 30 .000 .808 30 .000

TPO .203 30 .003 .908 30 .013

PPO .140 30 .138 .942 30 .101

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Analisa Postur


a. Analisa grand skor pada metode RULA dan rekomendasi pada pekerjaan:
Berdasarkan dari hasil grand skor diatas yaitu bernilai 4 dimana
menunjukkan action level 2 bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga
diperlukan perubahan baik itu dari postur tubuh saat mengangkat beban atau
beban benda pada saat diangkat dikurangin agar tidak menimbulkan cidera –
cidera saat melakukan pekerjaan.
b.Analisa grand skor pada metode REBA dan rekomendasi pada pekerjaan
Berdasarkan dari REBA score diatas bernilai 7 yang termasuk dalam
klasifikasi action level 2 dengan level resiko sedang dan diperlukan perbaikan
baik itu dalam postur dalam mengangkat beban beban benda pada saat
diangkat dikurangin agar tidak menimbulkan cidera – cidera saat melakukan
pekerjaan.
5.2 Analisa biomekanika
a. Analisa RWL dan L1
Recommended Weight Kimit merupakan rekomendasi batas beban yang dapat
diangkat oleh manusia tanpa menimbukan cedera meskipun pekerjaan tersebut
dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan
perhitungan, RWL memiliki batasan batas beban berdasarkan nilai Lifting Indeks
(LI), LI untuk mengetahi apakah pengangkatan mengandung resiko atau tidak.
Jika LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang. Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang
belakang.
Setelah menghitung, didapatkan nilai Lifting index pada pengangkatan kardus
yang berisi minuman susu seberat 5 Kg sebesar 0.37 untuk kegiatan awalan dan
0,41 untuk kegiatan akhir pengangkatan. LI < 1, maka aktivitas pengangkatan
galon tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belang. Handling Coupling
bersifat Fair karena tidak memiliki pegangan.

b. Analisa MPL
MPL adalah batasan besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1. Besar batasan
gaya tekannya adalah dibawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya
angkatan normal sebesar 3500 N pada L5/S1. Pada hasil perhitungan MPL diatas,
nilai MPL atau Gaya tekan yang diperoleh sebesar 3181 N. Disimpulkan bahwa
proses pengangkatan kardus yang berisi botol minuman susu yang diangkat oleh
operator tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dalam batasan yang
diijinkan yaitu dibawah 6500N. Pekerjaan tersebut aman dan tidak mengalami
cidera pada L5/S1.
5.3 Analisa antropometri
A. Analisis Data Manual
1. Analisis Kecukupan Data
a. Tinggi duduk tegak (TDT)
N’ >N yaitu 0,91538< 30 maka data dinyatakan cukup
b. Tinggi bahu duduk (TBD)
N’ > N yaitu 0,61324< 30 maka data dinyatakancukup
c. Tinggi siku duduk (TSD)
N’ < N yaitu 4,58863 < 30 maka data dinyatakan cukup
d. Tebal paha (TP)
N’ < N yaitu 24,8035 < 30 maka data dinyatakan cukup
e. Tinggi popliteal (TPO)
N’ < N yaitu 1,81622 < 30 maka data dinyatakan cukup
f. Pantat popliteal (PPP)
N’ < N yaitu 2,62264<30 maka data dinyatakan cukup
2. Analisis Keseragaman Data
a. Tinggi duduk tegak (TDT)
BKB <81,76667< BKA maka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
b. Tinggi bahu duduk (TBD)
BKB <57,48667< BKAmaka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control

c. Tinggi siku duduk (TSD)


BKB <23,31667< BKAmaka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
d. Tebal paha (TP)
BKB <13,42333< BKAmaka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
e. Tinggi popliteal (TPO)
BKB <40,04667< BKAmaka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
f. Pantat popliteal(PPO)
BKB <46,01333< BKAmaka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
3. Analisis Percentil Data
a. Tinggi duduk tegak (TDT)
Menggunakan dimensi ruang dengan P95yaitu88,31117cm untuk
mengukur tinggi kursi dihitung dari alas duduk sampai ujung kepala
b. Tinggi bahu duduk (TBD)
Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 57,48667cm untuk
memperkirakan berapakah tinggi sandaran kursi yang dihitung dari alas
duduk sampai tinggi bahu.
c. Tinggi siku duduk (TSD)
Menggunakan dimensi ruang P5 yaitu 19,13831cm untuk
memperkirakantinggi siku pada saat duduk dihitung dari alas duduk
sampai tinggu siku pada saat duduk
d. Tebal paha (TP)
Menggunakan P95yaitu 19,01595cm untuk menghitung jarak siku sampai
alas duduk, di hitung dari alas duduk sampai puncak paha.
e. Tinggi popliteal (TPO)
Menggunakan P5 yaitu 35,53177cm untuk mengukur tinggi tinggi kaki
kursi, dihitung dari alas kursi bagian bawah sampai ke lantai.
f. Pantat popliteal (PPO)
Menggunakan P50 yaitu46,01333cm untukmemperkirakan panjang alas
duduk, dihitung dari jarak antara pantat samapai ke tumit.
B. Analisis Data SPSS
1. Analisis Normalitas Data
a. Tinggi duduk tegak (TDT)
Ho: Data Normal
H1: Data tidak Normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak,
jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi 0,002 sehingga data tidak normal
b. Tinggi bahu duduk (TBD)
Ho: Data Normal
H1: Data tidak Normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak,
jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi 0 sehingga data tidak normal
c. Tinggi siku duduk (TSD)
Ho: Data Normal
H1: Data tidak Normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak,
jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi 0,015 sehingga data tidak normal
d. Tebal paha (TP)
Ho: Data Normal
H1: Data tidak Normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak,
jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi 0,57 sehingga data normal
e. Tinggi popliteal (TPO)
Ho: Data Normal
H1: Data tidak Normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak,
jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi 0,2 sehingga data normal.
f. Pantat popliteal (PPO)
Ho: Data Normal
H1: Data tidak Normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak,
jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi 0 sehingga data tidak normal

5.4 Analisa Lingkungan Kerja fisik


Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa suhu didalam ruang
kerja kerja operator yang menggunakan AC adalah 220C, sedangkan suhu diluar
sebesar 310C.Jika menggunakan AC hendaknya selisih suhu antara luar ruang
dengan dalam ruang tidak lebih dari 4°C (Grandjean, 1986).Jika perbedaan
suhu terlalu besar, perasaan tidak nyaman akan banyak dirasakan oleh mereka
yang keluar masuk gedung. Jika memasuki ruang akan dirasakan dingin, jika
keluar akan terasa lesu dan habis tenaga. Pencahayaan disekitar lingkungan
kerja masih dikategorikan redup, dikarenakan lokasi operator yang cukup dari
jendela, sehingga membuat operator bekerja dengan lambat. Hal ini terbukti
dengan besarnya angka yang terdapat pada lux meter yaitu 213 Lux, dimana
kategori pencahayaan yang idela untuk pekerjaan administrasi sebesar 300 Lux.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian adalah :
1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode RULA maupun REBA di
peroleh hasil bahwa diperlukan perubahan maupun perbaikan dalam posisi
kerja objek. Perbaikan kerja yang mungkin dilakukan antara lain berupa
perancangan ulang sikap kerja berdasarkan prinsip prinsip ergonomi.
2. Setelah peneliti mengukur dan menghitung nilai RWL pada Operator,
diperoleh nilai RWL awal sebesar 13,51 RWL akhir 11,97 dan nilai Lifting
index (LI) awal sebesar 0,37 dan LI akhir 0,41. Setelah peneliti juga mngukur
nilai dan menghitung MPL pada Operator, diperoleh nilai gaya tekan pada
Operator adalah 3181 N.Gaya tekan yang diperoleh sebesar 3181 N ≤ 6500 N.
Proses pengangkatan kardus minuman botol susu yang diangkat oleh operator
tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dalam batasan dan tidak
mengalami cidera pada L5/S1.
3. Berdasarkan desain produk yang peneliti lakukan didapatkan 6 dimensi yang
digunakan untuk mendesain produk sebuah kursi adalah Tdt ( Tinggi Bahu
duduk ) . Tsd ( Tinggi Siku Duduk ) , Tbd ( Tinggi bahu duduk ) , Tp ( Tebal
Paha ) , Tpo ( Tinggi popliteal ) , Ppo ( Pantat Popliteal ). Pada dimensi Tdt
digunakan untuk menentukan tinggi sandaran kursi dan persentil yang
digunakan adalah P50 yaitu 81,76667 cm karena apabila menggunakan P 95 dan
P5 tidak nyaman untuk seseorang yang berpunggung terlalu tinggi dan terlalu
kecil. Pada dimensi Tbd digunakan untuk menentukan lebar sandaran kursi.
Menggunakan Persentil dengan P50 yaitu 57,48667cm karena apabila
menggunakan P95 dan P5 tidak nyaman untuk seseorang yang berpunggung
terlalu lebar dan terlalu kecil.Pada dimensi Tsd digunakan untuk menentukan
tinggi sandaran tangan pada kursi. Menggunakan persentil P5 yaitu
19,13831cm karena apabila menggunakan P50 dan P95 tidak nyaman digunakan
apabila sandaran tangan terlalu tinggi.Pada dimensi Tpo digunakan untuk
menentukan kaki kursi.Menggunakan persentil P5 yaitu 35,53177cm karena
apabila menggunakan P50 dan P95 tidak nyaman digunakan untuk seseorang
yang memiliki kaki terlalu pendek.Dimensi Ppo digunakan untuk menentukan
bantalan duduk kursi.Menggunakan persentil P50 yaitu 40,04667cm karena
apabila menggunakan P95 dan P5 tidak nyaman digunakan untuk seseorang yang
memiliki ukuran pantat terlalu besar dan terlalu kecil.
4. Pada pengamatan, didapat data dengan temperatur ruangan sebesar 220C, suhu
tersebut termasuk dalam tingkat temperatur yang rendah dan jauh dari tingkat
temperatur untuk mencapai kondisi kerja optimum yaitu 24 0C. Pencahayaan
213 Lux termasuk tingkat pencahayaan yang sedang, karena tingkat
pencahayaan untuk mencapai kondisi kerja optimum yaitu 300 Lux.
5. Menurut peneliti produktivitas karyawan dapat di tingkatkan menjadi lebih
baik, yaitu memperbesar suhu menjadi 24 0C, dikarenakan suhu 240C adalah
suhu kerja optimum dan mengatur pencahayaan yang berasal dari luar
lingkungan kerja, seperti jendela di pasang gorden yang lebih berwarna gelap
atau mengganti kaca jendela yang berwarna gelap
6.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan perbaikan postur dan cara mengangkat beban dalam
bekerja agar tidak menimbulkan cedera tulang belakang dan dapat
meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
2. Sebaiknya dilakukan desain ulang dalam merancang kursi agar meningkatkan
kenyamanan oprator dalam bekerja berdasarkan dimensi Tdt (Tinggi Bahu
duduk), Tsd (Tinggi Siku Duduk), Tbd (Tinggi bahu duduk) , TP (Tebal Paha),
Tpo ( Tinggi popliteal) , Ppo (Pantat Popliteal).
3. Sebaiknya suhu di ruang kerja operator lebih dinaikan lagi agar mencapai suhu
yang maksimal,dimana pada saat ini operator bekerja pada suhu yang kritis.
Jika suhu optimum maka operator dapat bekerja lebih cepat.
4. Sebaiknya pencahayaan di tempat kerja operator ditambah lagi dengan cara
menambah lampu atau dengan cara lampu yang berada di atas operator
diturunkan, sehingga akan meningkatkan kinerja dan produkifitas operator.

Anda mungkin juga menyukai