Asisten Pembimbing :
2013
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayahNya kami dapat melaksanakan dan menyusun karya ilmiah ini untuk
memenuhi tugas praktikum Perangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Karya Ilmiah ini berisikan informasi mengenai analisis postur, biomekanika dan
antropometri tubuh manusia dalam bekerjaserta menganalisadampak yang akan terjadi
pada tubuh manusia itu sendiri disaat melakukan pekerjaannya (cedera) terhadap
pekerja di Syar’e Mart Universitas Islam Indonesia. Diharapkan Karya Ilmiah ini
dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan Asisten
laboratorium PSKE yang telah membantu kami dalam mengerjakan Big Project ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa dan pihak-
pihak lain yang juga sudah memberikan konstribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover 1…………………………………………………………………………..i
Cover2…………………………………………………………………………..ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………….iii
Kata pengantar………………………………………………………………….iv
Daftar is…………………………………………………………………………v
Abstraksi……………………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
masalah.................................................................................1
1.2 Rumusa
masalah............................................................................................2
1.3 Batasan masalah............................................................................................2
1.4 Tujuan
penelitian...........................................................................................2
1.5 Manfaat
penelitian.........................................................................................3
1.5.1 Bagi peneliti........................................................................................3
1.5.2 Bagi perusahaan..................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi...................................................................................................4
2.2 Postur Kerja...............................................................................................4
2.2.1 REBA..............................................................................................4
2.2.2 RULA....…......................................................................................4
2.3 Biomekanika..............................................................................................5
2.3.1 MPL................................................................................................5
2.3.2
RWL...............................................................................................5
2.4 Antropometri.............................................................................................5
2.4.1 Kecukupan Data.............................................................................5
2.4.2 Uji Normalitas Data………….........……..….………...………….5
2.4.3 Keseragaman Data..........................................................................5
2.4.4 Persentil…………………………………………………………..6
2.5 Lingkungan Kerja Fisik
Mengetahui keterbatasan manusia terhadap beban kerja merupakan hal penting dalam suatu
pekerjaan. Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar batas beban
kerja seseorang . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan
dalam mencegah kecelakaan kerja sesorang pekerja dalam mengangkat kardus yang berisi
minuman seberat 5Kg dengan memperhatikan postur, biomekanika dan antropometri tubuh
pada saat bekerja. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode RULA dan REBA
untuk mengukur postur , RWL dan MPL untuk mengukur biomukanika, serta bantuan
software AUTOCAD untuk mengukur antropometri
Dari penelitian yang dilakukan di Syar’e Mart Universitas Islam Indonesia untuk postur kerja
didapatkan hasil data berupa grand skor RULA sebesar 4 dan grand skor REBA sebesar 7,
untuk biomekanikadidapatkan hasil databahwa lifting index (LI) sebasar 0,37untuk kegiatan
awalan dan 0,41 untuk kegiatan akhir pengangkatan , gaya tekan sebasar 3181 N, suhu 30 0 C
dan cahaya sebesar 464 Lux Meter. Dari data tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
kecelakaan kerja yang terjadi masih dalam kategori aman (tidak membahayakan pekerja),
tetapi masih perlu dilakukan perubahan dalam posisi kerja.
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (Kerja) dam
NOMOS (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentan aspek –
aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi , fisiologi ,
engineering , manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto,2008).
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi – informasi mengenai sifat , kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja
pada sistem itu dengan baik , yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif , aman dan nyaman . Ergonomi berkenaan pula
dengan optimasi , efisiensi , kesehatan , keselamatan dan kenyamanan manusia
di tempat kerja , di rumah dan di tempat rekreasi.
2.2.2. RULA
Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan dalam
bidang ergonomic yang menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan
oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak memerlukan piranti khusus dalam
memberikan suatu pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas,
sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh.
Adapun tahapan untuk mendapatkan penilaian menggunakan metode RULA.
Tahap 1 : Pengembangan metode untuk pencatatan postur bekerja
Untuk menghasilkan suatu metode yang cepat digunakan, tubuh
dibagi menjadi dua bagian yang membentuk dua kelompok, yaitu
grup A dan B. Grup A meliputi lengan atas dan lengan bawah serta
pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, badan dan kaki.
Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh dicatat sehingga
postur kaki, badan dan leher yang terbatas yang mungkin
mempengaruhi postur tubuh bagian atas dapat masuk dalam
pemeriksaan.
Tahap 2 : Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh.
Rekaman video yang dihasilkan dari postur kelompok A yang
meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran
pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor untuk masing-masing
postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam table A untuk
memperoleh skor A.
Tahap 3 : Pengembangan Grand Skor dan Daftar Tindakan
Setiap kombinasi skor C dan D diberikan rating yang disebut grand
skor, yang nilainya 1 sampai 7
2.3 Biomekanika
Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi
tentang kemampuan manusia beserta keterbatasannya. Yaitu penelitian tentang
kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika
bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang
agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja
tersebut. (Sutalaksana , 1979 ). Ada 2 metode yang digunakan dalam
biomekanika yaitu Maximum Permissible Limit (MPL) dan Recommended
Weight Limit (RWL).
2.3.1 MPL
Maximum Permissible Limit Merupakan batas besarnya gaya tekan
pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang
distandarkan oleh NIOSH (National Instiute of Occupational Safety and
Health) tahun 1981. Besar gaya tekannya adalah di bawah 6500 N pada
L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkatan normal (the Action Limit) sebesar
3500 pada L5/S1. Sehingga, apabila Fc < AL (aman), AL < Fc < MPL (perlu
hati-hati) dan apabila Fc > MPL (berbahaya). Rumus MPL adalah
2.3.2 RWL
Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang
dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika
Serikat.Rumus untuk RWL adalah RWL = LC x HM x VM x DM x AM x
FM x CM
2.4 Antropometri
Antropometri merupakan metode yang digunakan dalam mengukur dimensi
tubuh manusia untuk mendesain stasiun kerja. Beberapa pengolahan data yang
harus dilakukan pada data antropometri (Nurmianto, 1996 & Tayyari, 1997)
adalah
1. Kecukupan Data
K = Tingkat kepercayaan
Bila tingkat kepercayaan 99%, maka k = 2,58 ≈ 3
Bila tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96 ≈ 2
Bila tingkat kepercayaan 68%, maka k ≈ 1
s = derajat ketelitian
apabila N’ < N, maka data dinyatakan cukup.
2. Uji Normalitas Data
Pengolahan Data Normalitas dan Percentile dengan SPSS:
i. Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore.
ii. Masukkan semua variabel sebagai dependent variables.
iii. Checklist both pada toolbox display.
iv. Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue.
v. Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem dan leaf pada
descriptive.
vi. Checklist normality plots with test, kemudian continue.
vii. Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue.
viii. Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output.
3. Keseragaman data
Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB)
BKA = + kσ
BKB = - kσ
= standar deviasi
4. Persentil
Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari
orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut
(Tayyari & Smith 1997).
Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal di mana
distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean)
dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh.
Pada umumnya, persentil yang digunakan adalah
P5 = - 1,645σ
P50 =
P95 = + 1,645σ
METODE PENELITIAN
Tanggal Temperatur
0
Kunjungan C Min Max Rata-rata Output
Grand Skor
(4)
Leher (3)
Tabel B + Tenaga + Tenaga = = Skor D
Punggung (4)
(5) (0) (0) (5)
Kaki (1)
Gambar 4.2.1.1 Analisa assesment RULA
Score A 6 2 Score B
Use
Table C
6
+
Activity Score 1
REBA score 7
Hm= 25 / H = 25 / 56 = 0, 4464
Vm = 1-0,00326 | v-69 | = 1-0,00326 | 6-69 | = 0 , 79462
Dm = 0,82 + 4,5 / D = 0,82 + 4,5 / 86 = 0, 872
Am = 1 – 0,0032A = 1- 0,0032 (0) = 1
Fm = 120 lift / 60 menit = 2
Cm = 0,95
Lc = 23
Sehingga :
RWL = LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM
= (23) . (0,4464) . (0,79462) . (0,872) . (1) .(0,91) (0,95) = 6,150
LI = load weight / RWL = 5 / 6,150 = 0,81
RWL Akhir :
L = 5 Kg LC = 23 Kg
V = 92 cm Handle Fair = 0.95
D = 86 cm H = 63 Cm
A = 450
Hm = 25 / H = 25 / 63 = 0, 3968
Vm = 1-0,00326 | v-69 | = 1-0,00326 | 92-69 | = 0,92502
Dm = 0,82 + 4,5 / D = 0,82 + 4,5 / 86 = 0, 872
Am = 1 – 0,0032A = 1- 0,0032 (45) = 0,856
Fm = 120 lift / 60 menit = 2
Cm = 0,95
Lc = 23
Sehingga :
RWL = LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM
= (23) . (0,3968) . (0,92502) . (0,872) . (0,856). (0,91) . (0,95)
= 5,44
LI = load weight / RWL = 5 / 5,44 = 0,91
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode RWL, RWL awal didapatkan
nilai 6,150 dan LI sebesar 0,81 untuk RWL akhir didapatkan nilai sebesar 5,44
dan LI sebesar 0,91 . Berdasarkan kategori L1 bahwa pekerjaan tersebut tidak
mengandung resiko cedera tulang belakang bagi pekerja karena L1 < 1 dan
sebaiknya metode kerja dipertahankan dan data tersebut dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan dalam perekrutan pekerja baru.
4.2.3 Data Antropometri
1. Pengolahan Data Manual
a. Uji Kecukupan Data
Dalam masalah ini peneliti menganggap data memiliki derajat
ketelitian sebesar 10% dan tingkat keyakinan 95% ≈ 2 dengan N = 30
data.
1. Uji kecukupan data untuk Tinggi duduk tegak
2. Uji kecukupan data untuk Tinggi bahu duduk
3. Uji kecukupan data untuk Tinggi siku duduk
4. Uji kecukupan data untuk Tebal paha
5. Uji kecukupan data untuk Tinggi popliteal
6. Uji kecukupan data untuk Pantat popliteal
N’ =
BKA= – K
c. Percentil
P5 = -1,645
P50=
P95= +1,645
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
PEMBAHASAN
b. Analisa MPL
MPL adalah batasan besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1. Besar batasan
gaya tekannya adalah dibawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya
angkatan normal sebesar 3500 N pada L5/S1. Pada hasil perhitungan MPL diatas,
nilai MPL atau Gaya tekan yang diperoleh sebesar 3181 N. Disimpulkan bahwa
proses pengangkatan kardus yang berisi botol minuman susu yang diangkat oleh
operator tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dalam batasan yang
diijinkan yaitu dibawah 6500N. Pekerjaan tersebut aman dan tidak mengalami
cidera pada L5/S1.
5.3 Analisa antropometri
A. Analisis Data Manual
1. Analisis Kecukupan Data
a. Tinggi duduk tegak (TDT)
N’ >N yaitu 0,91538< 30 maka data dinyatakan cukup
b. Tinggi bahu duduk (TBD)
N’ > N yaitu 0,61324< 30 maka data dinyatakancukup
c. Tinggi siku duduk (TSD)
N’ < N yaitu 4,58863 < 30 maka data dinyatakan cukup
d. Tebal paha (TP)
N’ < N yaitu 24,8035 < 30 maka data dinyatakan cukup
e. Tinggi popliteal (TPO)
N’ < N yaitu 1,81622 < 30 maka data dinyatakan cukup
f. Pantat popliteal (PPP)
N’ < N yaitu 2,62264<30 maka data dinyatakan cukup
2. Analisis Keseragaman Data
a. Tinggi duduk tegak (TDT)
BKB <81,76667< BKA maka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
b. Tinggi bahu duduk (TBD)
BKB <57,48667< BKAmaka data dianggap seragam karena rata-rata
berada dalam batas control
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian adalah :
1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode RULA maupun REBA di
peroleh hasil bahwa diperlukan perubahan maupun perbaikan dalam posisi
kerja objek. Perbaikan kerja yang mungkin dilakukan antara lain berupa
perancangan ulang sikap kerja berdasarkan prinsip prinsip ergonomi.
2. Setelah peneliti mengukur dan menghitung nilai RWL pada Operator,
diperoleh nilai RWL awal sebesar 13,51 RWL akhir 11,97 dan nilai Lifting
index (LI) awal sebesar 0,37 dan LI akhir 0,41. Setelah peneliti juga mngukur
nilai dan menghitung MPL pada Operator, diperoleh nilai gaya tekan pada
Operator adalah 3181 N.Gaya tekan yang diperoleh sebesar 3181 N ≤ 6500 N.
Proses pengangkatan kardus minuman botol susu yang diangkat oleh operator
tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dalam batasan dan tidak
mengalami cidera pada L5/S1.
3. Berdasarkan desain produk yang peneliti lakukan didapatkan 6 dimensi yang
digunakan untuk mendesain produk sebuah kursi adalah Tdt ( Tinggi Bahu
duduk ) . Tsd ( Tinggi Siku Duduk ) , Tbd ( Tinggi bahu duduk ) , Tp ( Tebal
Paha ) , Tpo ( Tinggi popliteal ) , Ppo ( Pantat Popliteal ). Pada dimensi Tdt
digunakan untuk menentukan tinggi sandaran kursi dan persentil yang
digunakan adalah P50 yaitu 81,76667 cm karena apabila menggunakan P 95 dan
P5 tidak nyaman untuk seseorang yang berpunggung terlalu tinggi dan terlalu
kecil. Pada dimensi Tbd digunakan untuk menentukan lebar sandaran kursi.
Menggunakan Persentil dengan P50 yaitu 57,48667cm karena apabila
menggunakan P95 dan P5 tidak nyaman untuk seseorang yang berpunggung
terlalu lebar dan terlalu kecil.Pada dimensi Tsd digunakan untuk menentukan
tinggi sandaran tangan pada kursi. Menggunakan persentil P5 yaitu
19,13831cm karena apabila menggunakan P50 dan P95 tidak nyaman digunakan
apabila sandaran tangan terlalu tinggi.Pada dimensi Tpo digunakan untuk
menentukan kaki kursi.Menggunakan persentil P5 yaitu 35,53177cm karena
apabila menggunakan P50 dan P95 tidak nyaman digunakan untuk seseorang
yang memiliki kaki terlalu pendek.Dimensi Ppo digunakan untuk menentukan
bantalan duduk kursi.Menggunakan persentil P50 yaitu 40,04667cm karena
apabila menggunakan P95 dan P5 tidak nyaman digunakan untuk seseorang yang
memiliki ukuran pantat terlalu besar dan terlalu kecil.
4. Pada pengamatan, didapat data dengan temperatur ruangan sebesar 220C, suhu
tersebut termasuk dalam tingkat temperatur yang rendah dan jauh dari tingkat
temperatur untuk mencapai kondisi kerja optimum yaitu 24 0C. Pencahayaan
213 Lux termasuk tingkat pencahayaan yang sedang, karena tingkat
pencahayaan untuk mencapai kondisi kerja optimum yaitu 300 Lux.
5. Menurut peneliti produktivitas karyawan dapat di tingkatkan menjadi lebih
baik, yaitu memperbesar suhu menjadi 24 0C, dikarenakan suhu 240C adalah
suhu kerja optimum dan mengatur pencahayaan yang berasal dari luar
lingkungan kerja, seperti jendela di pasang gorden yang lebih berwarna gelap
atau mengganti kaca jendela yang berwarna gelap
6.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan perbaikan postur dan cara mengangkat beban dalam
bekerja agar tidak menimbulkan cedera tulang belakang dan dapat
meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
2. Sebaiknya dilakukan desain ulang dalam merancang kursi agar meningkatkan
kenyamanan oprator dalam bekerja berdasarkan dimensi Tdt (Tinggi Bahu
duduk), Tsd (Tinggi Siku Duduk), Tbd (Tinggi bahu duduk) , TP (Tebal Paha),
Tpo ( Tinggi popliteal) , Ppo (Pantat Popliteal).
3. Sebaiknya suhu di ruang kerja operator lebih dinaikan lagi agar mencapai suhu
yang maksimal,dimana pada saat ini operator bekerja pada suhu yang kritis.
Jika suhu optimum maka operator dapat bekerja lebih cepat.
4. Sebaiknya pencahayaan di tempat kerja operator ditambah lagi dengan cara
menambah lampu atau dengan cara lampu yang berada di atas operator
diturunkan, sehingga akan meningkatkan kinerja dan produkifitas operator.