Anda di halaman 1dari 50

UNIVERSITAS INDONESIA

Tugas UAS Matakuliah Metodologi Penelitian


PJMA : Mila Tejamaya Mila Tejamaya, S.Si., MOHS., Ph.D

Judul Tugas
EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM DALAM ASPEK
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STUDI KASUS DI LABORATORIUM KIMIA OBAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN JAKARTA

DISUSUN OLEH :
Nur Najmi Laila
1406520280

PROGRAM STUDI MAGISTER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... 1

Daftar Isi................................................................................................................. 2

Daftar Gambar........................................................................................................3

Daftar Lampiran......................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 7

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 9

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 10

1.4 Tujuan Penelitian......................................................................................11

1.4.1 Tujuan Umum..................................................................................11

1.4.2 Tujuan Khusus................................................................................11

1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................12

1.5.1 Bagi FKIK UIN Jakarta....................................................................12

1.5.2 Bagi Universitas Indonesia.............................................................12

1.5.3 Bagi Peneliti....................................................................................13

1.6 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen K3...............................................................................15

2.2 Definisi Laboratorium ...............................................................................17

2.3 Bahaya Bahan Kimia Sistem Informasi Bahan Berbahaya Tempat Kerja17

2
2.4 Bahaya bahan kimia dan Penanganannya...............................................18

2.5 Pengendalian bahaya bahan kimia...........................................................19

2.6 Penyimpanan bahan kimia........................................................................19

2.7 Tanggap Darurat di Laboratorium.............................................................22

2.8 Peralatan Safety di Laobratorium..............................................................26

2.9 Design praktikum yang aman....................................................................26

2.10 Inspeksi laboratorium..............................................................................29

2.11 Transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di kampus.......30

2.12 Kerangka teori.........................................................................................32

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep......................................................................................33

3.2 Definisi Operasional..................................................................................35

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian.......................................................................................39

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................................................39

4.3 Unit dan Informan Penelitian.....................................................................39

4.4 Sumber Data.............................................................................................40

4.4.1 Data Primer .....................................................................................40

4.4.2 Data Sekunder.................................................................................40

4.5 Instrumen Penelitian..................................................................................41

4.6 Tahap Pelaksanaan..................................................................................41

3
4.6.1 Pengumpulan Data..........................................................................41

4.6.2 Verifikasi dan Indetifikasi ................................................................42

4.7 Tahapan Analisa .......................................................................................43

4.8 Validasi Data.............................................................................................44

Daftar Pustaka................................................................................................ 45

Lampiran

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 5 Prinsip SMK3 .................................................................... 16

Gambar 2.1 Bagan kerangka teori manajemen K3 lab........................................32

Gambar 2.2 Kerangka konsep Evaluasi Laboratorium dalam Aspek K3………..34

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Checklist for the prevention of accidents in laboratories

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan

perhatian khusus. Oleh karena itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja sudah melekat

pada saat pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah

tempat staf pengajar, mahasiswa dan laboran melakukan eksprimen serta praktikum

dengan bahan kimia, alat gelas dan peralatan khusus untuk melakukan penelitian.

Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.

Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau

kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya

kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan

pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium (Sunarto, 2012).

Universitas sebagai institusi pendidikan tingkat tinggi biasanya memiliki fasilitas

penunjang pendidikan dan penelitian berupa laboratorium-laboratorium yang

menangani bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan untuk praktikum dan

penelitian. Bahan kimia berbahaya ini dan penggunaan yang salah tentunya memiliki

risiko yang jika tidak diantisipasi sebelumnya akan dapat memberikan dampak ataupun

konsekuensi yang dapat menimbulkan kerugian seperti kerugian bahaya kesehatan,

bahaya kebakaran atau bahaya radioaktif (Mohamed, 2008). Hal ini membuat program

keselamatan dan kesehatan kerja menjadi suatu kebutuhan bagi laboratorium

7
universitas. Namun dalam pelaksanaannya, hal ini sebagian besar hanya berlaku pada

pekerja dan tidak berlaku bagi peneliti maupun mahasiswa di laboratorium universitas

(Lindawati., 2012).

Beberapa kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian atau cedera serius

pernah terjadi di beberapa laboratorium universitas. Sebagai contoh, peristiwa ledakan

yang baru-baru ini terjadi di Laboratorium Kimia Analisis Kualitatif Farmasi Universitas

Indonesia pada Maret Tahun 2015 lalu yang mengakibatkan 15 orang mahasiswa

mengalami luka-luka dan dua di antaranya luka parah. (Riang, 2015)

Berdasarkan konsekuensi yang ditimbulkan pada data kecelakaan tersebut,

terlihat bahwa laboratorium universitas memiliki risiko bahaya, baik berupa risiko

kesehatan maupun risiko keselamatan serta dapat terjadi baik dalam skala kecil

ataupun skala yang lebih besar. Untuk konsekuensi berskala kecil, kecelakaan meliputi

ledakan kecil percampuran suatu senyawa kimia yang tidak terduga. Sementara untuk

skala besar dapat melibatkan rusaknya fasilitas laboratorium hingga terjadinya

konsekuensi bersifat fatal seperti kematian. Konsekuensi ini juga dapat diperparah

dengan konsekuensi moral berupa hilangnya bahan eksperimen yang telah diteliti

selama bertahun-tahun (Society, 2007), karena Manajemen yang tidak baik dan

penggunaan bahan kimia dapat menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan

manusia di berbagai tingkatan (Leggett, 2012) Sehingga diperlukan evaluasi

manajemen K3 terhadap laboratorium yang ada di Universitas untuk menghindari

adanya kejadian tersebut.

Evaluasi manajemen K3 dilakukan untuk melihat segala aspek yang

berhubungan dengan K3 yang perlu diketahui oleh pengguna lab, seperti jenis bahan
8
kimia yang ada, bagaimana penggunaannya, pengendalian, penyimpanan, system

tanggap darurat yang ada, peralatan safety, design praktikum, inspeksi yang dilakukan

dan transportasi serta penerimaan bahan kimia di lab. (Laboratory Chemical Safety,

2011)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data inventaris bahan kimia di unit laboratorium FKIK UIN Jakarta

diketahui terdapat banyak bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan praktikum dan

penelitian. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya hampir 534 bahan kimia yang

beragamnya jenis yang biasa dipakai oleh mahasiswa dan laboran, meskipun kuantitas

penggunaannya sedikit. Akan tetapi, banyak bahan-bahan kimia yang telah dipakai

tetapi belum diketahui sifat bahayanya. Padahal beragamnya bahan-bahan kimia yang

digunakan di laboratorium sangat berpotensi menimbulkan risiko terutama yang

berkaitan langsung dengan masalah keselamatan dan kesehatan bagi penggunanya.

Berdasarkan hasil pendataan awal terhadap 534 lebih bahan kimia, diketahui 95%

memiliki bahaya bahan kimia berbahaya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui bahwa beberapa kecelakaan

kerja terkait dengan penggunaan bahan kimia pernah terjadi baik yang melibatkan

petugas laboratorium maupun mahasiswa seperti terkena tumpahan bahan kimia dan

terhirup bahan kimia. Walaupun kecelakaan yang terjadi tidak termasuk ke dalam

kategori kecelakaan berat, akan tetapi kejadian-kejadian tersebut dapat menjadi

penyebab awal untuk kecelakaan yang lebih besar. Selain itu, belum memadainya

upaya pengendalian yang dijalankan seperti penempatan bahan bahan kimia yang

belum tepat, belum tersedianya MSDS (Material Safety Data Sheet) secara lengkap di

9
laboratorium kimia obat ini, pelabelan yang belum tepat, penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) yang belum sesuai dan lain-lain diperkirakan dapat meningkatkan risiko

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Laboratorium kimia obat ini.

Untuk menghindari dampak kerugian akibat timbulnya kecelakaan atau insiden

perlu adanya antisipasi atau suatu tindakan untuk meminimalisasi atau mengendalikan

potensi maupun risiko bahaya yang ada di laboratorium kimia obat. Oleh karena itu,

penelitian yang berkaitan dengan evaluasi manajemen dalam aspek keselamatan dan

kesehatan perlu dilakukan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran umum laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun

2016?

2. Bagaimana Evaluasi Bahaya Bahan Kimia dan Sistem Informasi Bahan

Berbahaya di laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016?

3. Bagaimana Evaluasi Penggunaan Bahan kimia yang berbahaya di laboratorium

Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016?

4. Bagaimana Evaluasi Pengendalian bahaya bahan kimia di laboratorium Kimia

Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016?

5. Bagaimana Evaluasi Penyimpanan bahan kimia di laboratorium Kimia Obat FKIK

UIN Jakarta tahun 2016?

6. Bagaimana Evaluasi system Tanggap Darurat di Laboratorium Kimia Obat FKIK

UIN Jakarta tahun 2016?

7. Bagaimana Evaluasi Peralatan Safety di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN

Jakarta tahun 2016?

10
8. Bagaimana Evaluasi Design praktikum di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN

Jakarta tahun 2016?

9. Bagaimana Evaluasi Inspeksi laboratorium di laboratorium Kimia Obat FKIK UIN

Jakarta tahun 2016?

10. Bagaimana Evaluasi transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di

Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

1. Melakukan Evaluasi Manajemen Laboratorium Dalam Aspek Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun

2016

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran umum laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta

tahun 2016

2. Mengevaluasi Bahaya Bahan Kimia dan Sistem Informasi Bahan Berbahaya

di laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016

3. Mengevaluasi Penggunaan Bahan kimia yang berbahaya di laboratorium

Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016

4. Mengevaluasi Pengendalian bahaya bahan kimia di laboratorium Kimia

Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016

5. Mengevaluasi Penyimpanan bahan kimia di laboratorium Kimia Obat FKIK

UIN Jakarta tahun 2016

11
6. Mengevaluasi system Tanggap Darurat di Laboratorium Kimia Obat FKIK

UIN Jakarta tahun 2016

7. Mengevaluasi Peralatan Safety di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN

Jakarta tahun 2016

8. Mengevaluasi Design praktikum di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN

Jakarta tahun 2016

9. Mengevaluasi Inspeksi laboratorium di laboratorium Kimia Obat FKIK UIN

Jakarta tahun 2016

10. Mengevaluasi transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di

Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun 2016

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi FKIK UIN Jakarta

Dapat memberikan rekomendasi perbaikan system manajemen laboratorium

yang sesuai agar laboratorium lebih terjamin dalam keselamatan dan

kesehatan kerja nya

1.5.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dikembangkan sebagai tambahan

referensi guna memberikan masukan data dan informasi yang dapat

digunakan sebagai bahan pustaka guna pengembangan ilmu kesehatan dan

keselamatan kerja mengenai evaluasi manajemen laboratorium pada aspek

keselamatan dan kesehatan kerja.

12
1.5.3 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman

langsung serta menambah wawasan dalam dunia kerja di laboratorium

mengenai evaluasi manajemen laboratorium pada aspek keselamatan dan

kesehatan kerja, sehingga peneliti dapat menerapkan ilmu kesehatan

masyarakat khususnya dalam Keselamatan dan Kesehatan kerja

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi, analisa dan evaluasi

manajemen laboratorium pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja di salah

satu laboratorium di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016. Penelitian di lakukan selama bulan Januari -

Maret 2016. Sasaran dalam penelitian ini adalah segala aspek yang

berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada Laboratorium

Kimia Obat.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian semi-kualitatif deskriptif

analitik dengan pendekatan observasional. data yang diambil yaitu data Primer

yang meliputi pengamatan langsung di lapangan dan wawancara kepada bagian

terkait tentang persepsi permasalahan manajemen laboratorium dalam aspek

keselamatan dan kesehatan kerja, konfirmasi data sekunder serta observasi

kondisi rawan yang ada pada laboratorium.

13
Data sekunder diambil meliputi pengumpulan data yang diperlukan dan

yang berkaitan dengan pengkajian terhadap evaluasi manajemen laboratorium

terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya adalah :

a. gambaran umum laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta

b. analisis bahaya bahan kimia dan Sistem Informasi Bahan Berbahaya di

laboratorium

c. Penggunaan Bahan kimia yang berbahaya di laboratorium

d. Cara pengendalian bahaya bahan kimia di laboratorium

e. Penyimpanan bahan kimia di laboratorium

f. System Tanggap Darurat di Laboratorium

g. Peralatan Safety di Laboratorium

h. Design praktikum di Laboratorium

i. Inspeksi laboratorium di laboratorium

j. transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di Laboratorium

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Manajemen K3

System manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan system

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari system manajemen

keseluruhan yang meliputi penetapan kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan

rencana K3, Pemantauan dan Evaluasi kinerja K3 dan Peninjauan dan peningkatan

kinerja SMK3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja

guna terciptanya tempat kerja yang aman efiusien dan produktif.

Tujuan penerapan SMK3 adalah menciptakan suatu system K3 di tempat kerja

dengan melibatkan struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses dan sumber daya yang terintegrasi dalam rangka :

1. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang

terencana, terukur, terstruktur dan terintergrasi

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, pekerja dan atau serikat pekerja

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong

produktifitas

15
Pemantauan evaluasi kinerja K3 dalam SMK3 adalah :

1. Pengusaha wajib melakukan pemantauan evaluasi kinerja K3

2. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat 1

melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3 dilakukan

oleh sumber daya yang kompeten

3. Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan

pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana yang dimaksud dapat

menggunakan jasa pihak lain

4. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada pengusaha

5. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 digunakan untuk melakukan tindakan

perbaikan

6. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan atau standar. (Indonesia, 2012)

Gambar 1.1 5 Prinsip Dasar SMK3

16
2.2 Definisi Laboratorium

Laboratorium adalah suatu fasilitas atau tempat berlangsungnya aktivitas yang

menggunakan bahan kimia berbahaya dan menggunakan bahan kimia dalam kuantitas

yang relatif kecil pada aktivitas yang bersifat non produksi . Penggunaan bahan kimia

berbahaya juga berarti penanganan atau penggunaan bahan kimia yang meliputi

modifikasi bahan kimia baik digunakan untuk reaksi, transfer atau perpindahan bahan

kimia serta penanganan substansi lainnya. Selain itu, penggunaan tersebut juga berarti

penggunaan beragam bahan kimia berikut prosedurnya dimana prosedur yang

digunakan bukan merupakan bagian dari proses produksi yang dilakukan serta terdapat

praktik dan peralatan yang aman untuk meminimisasi potensi pekerja terpajan bahan

kimia (ohsa.gov, 2011).

2.3 Kategori Bahan Kimia dan Sistem Informasi Bahan Berbahaya Tempat Kerja

Bahan kimia dapat diklasifikasikan menjadi bahan kimia, bahan kimia tidak

berbahaya, bahan kimia berbahaya, bahan kimia berbentuk partikulat (Arizona, 2015;

Laboratory, 2011). System informasi bahan kimia berbahaya di tempat kerja khususnya

di laboratorium harus di disain untuk menyakinkan bahwa semua yang bekerja di dalam

laboratorium telah menerima dengan baik informasi yang berhubungan dengan bahan

kimia berbahaya yang akan terekspos di lab. (Arizona, 2015). A Safety Data Sheet

atau yang biasa dikenal dengan MSDS atau lembar data keselamatan bahan, harus

tersedia untuk setiap substansi bahan berbahaya yang ada dalam inventaris lab. Saat

17
ini sudah di haruskan menggunakan standar New Global Harmonization System (GHS)

sebagai standar yang ada untuk SDS yang ada di laboratorium. (Irvine, 2015)

2.4 Bahaya bahan kimia dan Penanganannya

Sedikit sekali laboratorium yang tidak ditemukan bahaya, sebagian besar

laboratorium kimia memiliki bahaya dan risiko yang berhubungan dengan aktifitas yang

dilakukan. Sehingga sebelum melakukan pekerjaan lab, bahaya dan risiko yang

berhubungan dengan aktifitas laboratorium harus dilakukan penilaian sebelumnya.

Setiap laboratorium seharusnya sudah mengembangkan kebijakan dan prosedur terkait

bahan yang meiliki bahaya resiko yang tinggi saat menggunakan di laboratorium.

Sehingga untuk mengidetifikasi hal tersebut perlu dilakukan penilaian berdasarkan data

kecelakaan sebelumnya, proses penggunaan, penggunaan bahan dalam jumlah besar

dan bahan kimia berbahaya lainnya yang ada. (Laboratory, 2011)

Adapun penilaian risiko untuk bahan kimia dan penanganannya perlu dilakukan

sebagai berikut :

1. Melakukan indentifikasi bahan kimia yang digunakan, seberapa besar jumlahnya

dan bagaimana penggunannya untuk percobaan dilaboratorium, sehingga dapat

dinilai kemungkinan terjadinya resiko dari hasil indentifikasi tersebut.

2. Melakukan evaluasi bahaya dari bahan kimia yang ada, evaluasi dilakukan

dengan menilai bahaya dari sisi keracunan, reaktifitasnya, bahaya kebakaran,

ledakan, radiasi dan bahaya biologis atau adanya bahaya potensial lainnnya

3. Untuk berbagai sifat fisik dan kimia, untuk bahan kimia yang memiliki reaksi

khusus perlu ditambahkan cara penangannnya.

18
4. Melakukan Pemilihan kontrol yang tepat untuk meminimalkan risiko, termasuk

penggunaan engineering control, administrative control, dan alat pelindung diri

(APD) untuk melindungi pekerja dari bahaya. Control yang dilakukan harus

dipastikan sesuai dengan OSHA dan tidak melewati (PELs). Perlu dilakukan juga

persiapan dari institusi yang ada terhadap jika terjadi kecelakaan dan kejadian

gawat darurat.

2.5 Pengendalian bahaya bahan kimia

a. Seperti dijelaskan di atas, penilaian risiko harus dilakukan sebelum mulai

bekerja dengan bahan kimia berbahaya untuk pertama kalinya.

b. Semua SDS dan informasi label harus dibaca sebelum menggunakan bahan

kimia untuk pertama kalinya.

c. pekerja laboratorium terlatih harus memastikan bahwa di laboratorium tersebut

sudah tersedia ventilasi yang tepat dan APD yang sesuai dan berada di

tempatnya untuk siap digunakan.(Laboratory, 2011)

2.6 Penyimpanan bahan kimia

a. bahan kimia di laboratorium setiap sangat difasilitasi dengan menjaga selalui

dilakukan inventarisasi dengan akurat dari bahan kimia yang disimpan.

b. item tidak dibutuhkan harus dibuang atau dikembalikan ke gudang.

Adapun saat melakukan Penyimpanan bahan kimia perlu diperhatikan sebagai

berikut :

1. Bahan kimia harus dipisahkan dan disimpan sesuai dengan kategori bahayanya

dan sesuai dengan jenisnya

2. MSDS dan label informasi harus tersedia di tempat penyimpanan bahan kimia

19
3. Selalu menjaga agar label yang ada pada bahan kimia tidak hilang atau terlepas

dari wadahnya

4. Label pada wadah yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia berbahaya

harus mencakup identifikasi kimia dan peringatan bahaya yang sesuai.

5. Semua wadah penyimpanan bahan kimia lainnya termasuk pipet, gelas, termos,

tabung reaksi, dan proses peralatan yang digunakan, harus diidentifikasi secara

benar.

6. Bahan kimia yang baru datang ke laboratorium harus dilakukan pencatatan

ketiba tiba dan ketika akan didistribusikan ke bagian laboratorim

7. bentuk peroksida harus tercatat tanggal saat diterima, tanggal setelah

digunakan, dan disimpan jauh dari panas dan cahaya dan ditutup bukan dengan

bahan logam.

8. rak terbuka yang digunakan untuk penyimpanan bahan kimia harus ddiberikan

sedikit jarang dari dinding sekitar 3.4 inch.

9. Selalu memastikan MSDS akan tersedia selama transportasi, penyimpanan,

penggunaan, dan pembuangan.

10. Oksidator, zat pereduksi, dan bahan bakar harus disimpan secara terpisah untuk

mencegah kontak jika terjadi kecelakaan.

11. Bahan kimia sebaiknya tidak disimpan dalam lemari asam, di lantai, di jalur jalan

keluar lab, diatas tempat duduk, atau di daerah dekat panas atau daerah yang

terpapar sinar matahari langsung.

12. Lemari es dan freezer harus digunakan untuk menyimpan dan diberi disegel

sebagai salah satu tempat menyimpan bahan kimia dari cairan yang mudah

20
terbakar yang membutuhkan penyimpanan dingin. Jangan menyimpan makanan

atau minuman di lemari es laboratorium.

13. bahan kimia yang sangat berbahaya harus disimpan di area yang berventilasi

dan aman.

14. bahan kimia yang mudah terbakar harus disimpan dalam lingkungan bebas

percikan dan ditempat yang tidak mudah terbakar dan di lemari penyimpanan.

15. Cara terbaik untuk melakukan pencegahan paparan melalui udara adalah

dengan membuat penyimpanan dan tempat bekerja yang baik dan aman yaitu

dengan menggunakan lemari asam dan peratana ventilasi yang baik. Untuk

ventilasi laboratorium yang baik menggunakan engineering control yang baik dan

alat pelindung diri. Untuk penyimpanan perlu dilakukan hal berikut :

a. Bahan beracun dan korosif harus diletakan di pada lemari yang dilengkapi

dengan ventilasi bukan diletakan di lemari bahan kimia tertutup

b. Limbah kimia tidak boleh dibuang melalui penguapan dari lemari asam

c. Tetap menjaga lemari penyimpanan bahan kimia bersih dan bebas kotoran

setiap waktu

d. Bahan padat seperti kertas sebaiknya tidak diletakan dekat dengan saluran

exhaust karena dikhawatirkan akan menutupi saluran exhaust

e. Lemari asam harus selalu dilakukan pemeliharaan, pemantauan dan

dilakukan pengecekan rutin untuk memstikan lemari asam penyimpanan

bahan kimia berjalan sesuai dengan fungsinya.(Laboratory, 2011)

21
2.7 Tanggap Darurat di Laboratorium

Selain masalah keamanan laboratorium, pegawai laboratorium harus terbiasa

dengan kebijakan fasilitas dan prosedur mengenai situasi darurat. Topik dapat

mencakup, namun tidak terbatas pada:

1. prosedur evakuasi kapan saat yang tepat dan bagaimana rute alternative yang

bada;

2. prosedur mematikan peralatan secara darurat yaitu mematikan peralatan dan

memperhatikan bahan yang harus disimpan dengan aman;

3. Komunikasi saat keadaan darurat, kejadian apa yang terjadi, bagaimana

melaporkan, di mana tempat untuk menelepon atau mencari informasi;

4. Bagaimana dan kapan harus menggunakan alat pemadam kebakaran;

5. keamanan – bagaimana mencegah akses dilarang masuk saat terjadi kejadian

gawat darurat

6. Protokol saat absen karena adanya perjalanan atau sakit;

7. praktek Aman saat pemadaman listrik;

8. tempat berkumpul yang aman saat terjadi keadaan darurat

9. Penanganan mail atau telepon yang mencurigakan;

10. protocol Laboratorium khusus yang berkaitan dengan perencanaan dan tanggap

darurat;

11. Penanganan perilaku kekerasan di tempat kerja; dan

12. Pertolongan awal saat kecelakaan dan pelatihan CPR, termasuk pelatihan

defibrillator eksternal otomatis jika tersedia.

22
Perlu juga diberikan kepada personel laboratorium agar dilatih untuk menanggapi

keadaan darurat yang terjadi pada skala jangka pendek, jangka panjang dan

berskala besar. Keamanan laboratorium dapat memainkan peran dalam mengurangi

kemungkinan beberapa keadaan darurat dan membantu dalam persiapan dan

respon untuk orang lain. Setiap lembaga, departemen, dan laboratorium individu

harus mempertimbangkan memiliki rencana kesiapsiagaan darurat.

Perencanaan darurat adalah proses dinamis. Personil, operasi, dan peristiwa

perubahan, rencana harus selalu diperbarui dan diubah. Untuk menentukan jenis

dan tingkat perencanaan darurat diperlukan, pegawai laboratorium harus melakukan

penilaian kerentanan. Kemudian perlu direkomendasikan untuk perlu dilakukan

Latihan secara periodik untuk membantu dalam pelatihan dan evaluasi rencana

darurat

A. Prosedur Darurat

1. kebijakan Alarm kebakaran. Kebanyakan organisasi menggunakan alarm

kebakaran untuk indicator proses evakuasi-untuk alasan apapun. Sehingga

ketika alarm kebakaran berbunyi, segera menuju daerah evakuasi setelah

melakukan pemadaman api pada peralatan yang terbakar. Lakukan

pemeriksaan dan membantu orang lain yang mungkin membutuhkan bantuan

menuju daerah evakuasi.

2. Peralatan keselamatan saat keadaan gawar darurat. Berikut adalah Unsur-

unsur keselamatan yang harus dipenuhi :

a. Penanganan keadaan tindak gawat darurat yang tertulis yang telah

diberitahukan kepada pekerja;

23
b. Alat pemadam kebakaran, unit pencuci mata, dan pancuran keselamatan

tersedia dan diuji secara teratur; dan

c. Selimut tahan api, peralatan pertolongan pertama, alarm kebakaran, dan

telepon yang tersedia dan dapat diakses.

3. Saat terjadi tumpahan kimia. Pekerja yang ada dilaboratorium harus

menghubungi kantor bagian K3 untuk bertanya tentang petunjuk sebelum

membersihkan tumpahan bahan kimia. Semua SDS dan instruksi yang

tertera dalam harus diikuti, dan menggunakan APD yang sesuai selama

pembersihan tumpahan.

4. Prosedur Kecelakaan. Dalam hal terjadi kecelakaan, segera beritahukan

kepada personil yang tepat dan unit darurat terdekat. Kemudian Memberikan

SDS bahan kimia yang digunakan saat itu pada dokter yang datang.

Menyelesaikan laporan kecelakaan dan mengirimkannya ke kantor atau

individu yang tepat dalam waktu 24 jam.

5. Program pelatihan keselamatan karyawan. Pekerja yang baru masuk kerja

harus mengikuti pelatihan keselamatan sebelum mereka memulai kegiatan

apapun. Dokumen pelatihan harus dicatat dan dipelihara. Pelatihan harus

mencakup instruksi tentang bagaimana menggunakan peralatan keselamatan

tepat.

6. Melakukan latihan. Mempraktekan evakuasi pada bangunan, termasuk

penggunaan rute alternatif. Berjalan rute tercepat dari tempat kerja yang

terdekat dengan alarm kebakaran, tempat cuci mata darurat dan tempat

darurat untuk menyiram tubuh jika terjadi kecelakaan lab. Pelajari bagaimana

24
masing-masing cara mengaktifkannya. Disaat kejadian yang sebenarnya,

orang bergantung pada apa yang mereka pelajari dari latihan, praktek dan

pelatihan.

7. rencana kontingensi. Semua laboratorium harus memiliki rencana kontingensi

jangka panjang di tempat (misalnya, untuk pandemi). Penjadwalan, beban

kerja, utilitas dan lokasi kerja alternatif yang mungkin perlu dipertimbangkan.

B. Keamanan laboratorium

Keamanan laboratorium telah berkembang dalam beberapa dekade

terakhir, hal ini digunakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya beberapa

keadaan darurat dan membantu dalam persiapan dan respon untuk orang lain.

Kebanyakan langkah-langkah keamanan didasarkan pada kerentanan

laboratorium. Risiko untuk keamanan laboratorium meliputi :

1. Pencurian atau pengalihan bahan kimia, biologi, dan bahan radioaktif atau

kepemilikan hasil lab, peralatan untuk penelitian atau alat lab yang bernilai

tinggi;

2. Ancaman dari kelompok aktivis;

3. Adanya unsur Disengaja terhadap paparan, bahan berbahaya;

4. Sabotase atau vandalisme bahan kimia atau peralatan bernilai tinggi;

5. Kehilangan atau kebocoran informasi sensitif; dan

6. Pekerjaan eksperimen laboratorium yang dilarang. Sistem keamanan di

laboratorium yang digunakan harus dapat digunakan untuk mendeteksi dan

menanggapi pelanggaran keamanan, atau adanya potensi pelanggaran

keamanan. Sebuah sistem keamanan laboratorium yang baik akan

25
meningkatkan keamanan secara keseluruhan untuk pegawai laboratorium

dan masyarakat.

2.8 Peralatan Safety di Laboratorium

Peralatan safety dilaboratorium mencakup

1. Tanda keselamatan di laboratorium harus tercantum :

a. tersedia nomor telepon darurat personil/fasilitas, supervisor, dan pekerja

laboratorium;

b. Lokasi tanda-tanda untuk safety shower , tersedia tempat pencuci mata,

peralatan P3K, tanda jalur keluar dan,

c. Peringatan pada daerah atau peralatan di mana terdapat bahaya khusus

atau bahaya yang tidak biasa ada.

(Laboratory, 2011)

2.9 Design praktikum yang aman

Sebuah proses desain eksperimental yang komprehensif merupakan langkah

penting dalam menjalankan kegiatan laboratorium yang aman. Proses ini harus

meninjau potensi bahaya yang terkait pada setiap kegiatan yang dilakukan di

laboratorium,. Hal ini berperan untuk mempertahankan kegiatan laboratorium yang

aman, meminimalkan paparan potensi bahaya, meminimalkan limbah dan memastikan

kepatuhan terhadap peraturan.

Dalam proses ini, seluruh langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan

praktikum harus dipertimbangkan. Dimulai dari tujuan praktikum yang jelas, melalui

akuisisi, peraturan praktikum dan cara penanganan bahan dan peralatan, melakukan

penilaian terhadap bahan kimia dan reaksi yang ditimbulkan, cara untuk penyimpanan

26
dan pembuangan, setiap langkah harus diperiksa untuk menentukan isu-isu keamanan

dan masalah lingkungan. (Levit, 2011)

A. Tanggung Jawab

Penanggung jawab lab bertanggung jawab untuk memastikan bahwa review

sebelum dilakukan praktikum efektif perlu dilakukan persiapan untuk setiap

protokol laboratorium yang dilakukan oleh seorang pekerja laboratorium.

B. Prosedur praktikum

1. Menentukan tujuan dan sasaran dari praktikum yang akan dilakukan

2. menentukan dan memastikan langkah-langkah melakukan praktikum

3. melakukan penilaian bahaya untuk setiap langkah eksperimen atau proses.

Dengan Mempertimbangkan unsur-unsur berikut :

i. Evaluasi bahaya bahan dan bahan kimia yang digunakan: penilaian bahaya

lengkap untuk semua bahan yang terkait dengan percobaan. Jika risiko

dinilai tetap ada, maka lakukan desain ulang praktikum, minimalkan jumlah

bahan yang digunakan, kurangi konsentrasi, mengurangi volume atau

menggunakan alternatif bahan kimia yang kurang berbahaya.

Mempertimbangkan jumlah bahan kimia, volume, laju aliran, sifat fisik, dan

potensi terpapar bahan kimia. Menyiapkan nomor telepon keadaan darurat

dan memberikan perhatian khusus pada bahan-bahan baru yang diproduksi

yang sifat dan toksisitas fisiknya tidak diketahui.

ii. Manajemen bahan kimia dan peralatan: Sertakan ketentuan untuk

memperoleh dan menyimpan reagen kimia dan peralatan, pengaturan

27
peralatan yang tepat, penanganan dan penggunaan, manajemen

persediaan, pengurangan sumber, pemantauan bahan kimia reaktif, waktu

paruh bahan reaktif, dan penyimpanan yang tidak sesuai.

Mempertimbangkan dampak potensial dari hilangnya udara, air atau listrik,

pada saat melakukan percobaan. Menilai bahaya tambahan yang

ditimbulkan dari peralatan (kebisingan, radiasi, bahaya listrik, ergonomi).

iii. Bekerja dengan bahan kimia: Sertakan langkah seperti persiapan sampel,

peralatan perakitan dan commissioning, peralatan memulai penelitian dan

kalibrasi, isolasi dan karakterisasi produk, penyimpanan dan pembuangan

bahan setelah pekerjaan selesai. Pertimbangan khusus harus diberikan

untuk penelitian yang dilakukan tanpa pengawasan dan pengenalan

peralatan baru.

iv. Jenis reaksi: ketahui jenis reaksi bahan kimia yang akan digunakan untuk

penelitian. ketahui kondisi fisik yang akan terjadi saat dilakukan reaksi

(misalnya tekanan tinggi, vakum, suhu sangat dingin, suhu tinggi, tegangan

tinggi) dan kondisi yang mungkin berkembang selama reaksi.

v. Peralatan, proses membersihkan dan dekontaminasi area: Pastikan

melakukan proses sesuai dengan prosedur dekontaminasi yang tepat dan

penggunaan bahan pembersih yang tepat dan tahu bagaimana membuang

residu atau limbah dengan benar.

vi. Pembuangan dan penonaktifan prosedur yang tepat: Jangan gunakan lemari

asam untuk membuang bahan yang mudah menguap dan berbahaya

(penggunaan filter, scrubber atau peralatan kontrol lainnya). Jangan

28
membuang bahan kimia berbahaya ke dalam sistem saluran pembuangan

secara sembarangan.

vii. Menyiapkan rencana untuk menghadapi kejadian yang tak terduga: Bersiapl

untuk keadaan darurat yang mungkin terjadi. Sertakan informasi mengenai

tanggap darurat di setiap prosedur:

viii. Fasilitas laboratorium: menentukan tempat yang aman untuk melakukan

penelitian. Melakukan identifikasi potensi bahaya. Saat bekerja dengan

bahan berbahaya harus dilakukan di lemari asam, kotak sarung tangan

harus selalu tersedia di lemari biosafety.

ix. Alat Pelindung Diri (APD) dan pemantauan Higiene Industri: selalu

melakukan peninjauan mengenai kebutuhan untuk APD dan menentukan

jenis APD yang diperlukan untuk setiap langkah penelitian. Bekerja dengan

bahan-bahan tertentu mungkin memerlukan pemantauan hygiene industri

atau review kesehatan khusus kerja.(Levit, 2011)

2.10 Inspeksi laboratorium

Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin dari peralatan laboratorium adalah bagian

penting dari program keselamatan di laboratory. Manajemen harus berpartisipasi dalam

desain program pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut

aman dan sehat, pekerja cukup terlatih, dan mengikuti prosedur yang tepat.

Jenis inspeksi: Program harus mencakup kombinasi yang tepat dari pemeriksaan

rutin, self-audit, program inspeksi dan audit dari rekan, inspeksi K3, dan pemeriksaan

oleh badan eksternal. (Levit, 2011)

29
Elemen inspeksi:

a. Saat inspeksi, orang yang melakukannya harus membawa checklist untuk

memastikan bahwa semua masalah yang ada akan tercatat dan kamera untuk

mendokumentasikan masalah yang memerlukan koreksi.

b. Wawancara dengan pekerja harus dilakukan selama pemeriksaan, karena pekerja

dapat memberikan informasi yang berharga dan memungkinkan kesempatan untuk

menunjukkan pekerja bagaimana memperbaiki masalah.

c. Masalah yang bisa diselesaikan selama pemeriksaan harus di lakukan pencatatan.

d. Sebuah laporan inspeksi yang berisi semua temuan dan rekomendasi harus

disiapkan untuk manajemen dan pekerja lain yang sesuai.

e. Manajemen harus menindaklanjuti pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua

koreksi yang sudah diberikan akan diimplementasikan.

2.11 Transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di kampus

Penerimaan bahan kimia berbahaya harus dalam keadaan yang baik, dilakukan

dokumentasi dan memastikan dokumen data keselamatan tersedia. Adapun prosedur

penerimaan bahan kimia berbahaya dikampus adalah :

1. Setiap wadah penyimpanan bahan kimia berbahaya harus dilakukan

pemeriksaan kemasan untuk memastikan tidak ada kerusakan atau kebocoran

2. Setiap wadah yang digunakan untuk penyimpanan bahan kimia harus dilengkapi

dengan symbol keselamatan dan label yang terpasang dengan baik

3. Label yang terpasang dengan dokumen transportasi harus sama

4. Paket bahan kimia harus tersimpan dengan baik sampai waktunya digunakan

30
5. Dokumen transportasi dan penerimaan bahan kimia harus didokumentasikan

minimal dalam 2 tahun

6. Informasi dan laporan mengenai kejadian berbahaya yang terjadi saat

transportasi dan penerimaan harus dilaporkan. (Levit, 2011)

31
2.12 Kerangka Teori

Bahan kimia berbahaya dan system Peralatan Keselamatan di Lab


informasi bahan kimia Penyimpanan bahan kimia
1. Tersedia nomor keadaan
1. Pelabelan 1. Invetaris darurat
2. Material safety data 2. Peraturan umum dalam 2. Tersedia jalur evakuasi, dan
sheet penyimpanan P3K
3. Pelatihan dan 3. Klasifikasi bahan kimia 3. Tersedia informasi mengenai
pendidikan pekerja lab sesuai dengan sifatnya peringatan khusus

Bahaya kimia dan penanganannya


Desain praktikum yang aman
1. Kompresi gas dan bahan
cryogenic Manajemen Adanya tanggung jawab atasan dan
prosedur melakukan praktikum
2. Bahan mudah terbakar
3. Bahan teroksidasi
Laboratorium dalam
4. Bahan toksik Aspek Keselamatan
5. Bahan korosif
6. Bahan berbahaya reaktif dan Kesahatan Kerja Inspeksi laboratorium yang rutin
dilakukan
7. Bahan kimia khusus

Keadaan Kegawat daruratan di Transportasi dan penerimaan bahan


Penanganan Bahaya kimia di kampus
laboratorium
1. Identifikasi dan penilaian 1. Sertifikasi
1. Prosedur kebakaran
bahaya 2. Prosedur penerimaan
2. Penanganan kecelakaan
2. Implementasi hasil 3. Pengkategorian bahaya bahan
3. Penanganan terjadi
pengukuran dan kimia
tumpahan
penanganan 4. Symbol keselamatan dan
4. Safety shower dan tempat
3. Engineering Control pelabelan
pencucian mata
4. PPE 5. Dokumentasi 32
6. Penanganan dalam transportasi
Gambar 2.1 Bagan kerangka teori manajemen K3 lab (laboratory Chemical Safety, 2011)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan evaluasi terhadap kondisi yang sudah ada saat ini,

khususnya manajemen Laboratorium dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

rangka terciptanya suatu manajemen laboratorium yang aman dan selamat saat bekerja

di laboratorium.

Secara garis besar, kerangka konsep dari penelitian ini dimulai dengan indetifikasi

beberapa hal seperti factor-faktor manajemen laboratorium yang belum sesuai dengan

standar manajemen keselamatan di lab.

Tahap selanjutnya adalah analisa dimana pada tahap ini dilakukan penentuan

analisis manajemen K3 pada segi bahaya bahan kimia dan Sistem Informasi Bahan

Berbahaya di laboratorium, melakukan Mengobservasi Penggunaan Bahan kimia yang

berbahaya di laboratorium, Mengobservasi Cara pengendalian bahaya bahan kimia di

laboratorium, Mengobservasi Penyimpanan bahan kimia di laboratorium, Memastikan

ada atau tidaknya dan menilai apakah sudah sesuai standar terhadap System Tanggap

Darurat di Laboratorium, Meninjau kesesuaian Peralatan Safety di Laboratorium,

Mengobservasi dan menganalisa Design praktikum di Laboratorium, Melihat hasil

Inspeksi laboratorium di laboratorium dan Mengetahui bagaimana transportasi dan

33
Penerimaan bahan kimia berbahaya di Laboratorium untuk kemudian dilakukan

evaluasi dengan membandingkan hal-hal tersebut dengan standar yang ada dimana

pada penelitian ini menggunakan OHSA Laboratory standard (29 CFR 1910.1450)

(OHSA, 2006). Dengan demikian output yang diinginkan adalah kesesuaian

manajemen lab yang ada saat ini dengan standar aspek K3 dalam manajemen

laboratorium.

INDENTIFIKASI ANALISA EVALUASI

1. bahaya bahan kimia


dan Sistem Informasi Manajemen K3 di Evaluasi terhadap
Bahan Berbahaya laboratorium yang ada manajemen K3 di
2. Penggunaan Bahan saat ini Dibandingkan laboratorium
kimia yang berbahaya dengan standar yang sehingga diperoleh
di laboratorium, pada penelitian ini masukan terhadap
3. pengendalian bahaya menggunakan OHSA manajemen
bahan kimia di Laboratory standard Laboratorium dalam
laboratorium, (29 CFR 1910.1450) Aspek K3
4. Penyimpanan bahan
kimia di laboratorium,
5. System Tanggap
Darurat
6. Kesesuaian Peralatan 1. Gambar layout
Safety di laboratorium
Laboratorium, 2. data-data
7. Design praktikum di pelaksanaan
Laboratorium, manajemen K3
8. Inspeksi laboratorium di laboratorium
di laboratorium yang sudah
9. transportasi dan dilakukan.
Penerimaan bahan
kimia berbahaya di

Gambar 2.2 Kerangka konsep Evaluasi Laboratorium dalam Aspek K3 34


3.2 Definisi Operasional

Definisi Operasioan adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat dari hal-hal

yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi, sehingga membuka peluang

bagi peneliti lain untuk menguji kembali atau melakukan penelitian serupa. Definisi

operasional dari penelitian ini serta cara memperoleh datanya dapat dilihat pada table

berikut :

35
No Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
1. Analisis bahan kimia System informasi Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
berbahaya & system bahan kimia Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
informasi Bahan kimia berbahaya di Studi dokumen OHSA Laboratory bahaya bahan kimia
tempat kerja standard (29 CFR dan system infomasi
khususnya di 1910.1450) bahan kimia yang
laboratorium harus ada dengan standar
di disain untuk yang ada
menyakinkan
bahwa semua
yang bekerja di
dalam
laboratorium telah
menerima dengan
baik informasi
yang berhubungan
dengan bahan
kimia berbahaya
yang akan
terekspos di lab.
2 Penggunaan bahan Penggunaan Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
kimia berbahaya bahan kimia Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
bebahaya di Studi dokumen OHSA Laboratory penggunaan bahan
laboratorium standard (29 CFR kimia berbahaya
1910.1450) dengan standar
yang ada
3 Penyimpanan bahan Gambaran Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
kimia di laboratorium penyimpanan Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
bahan kimia Studi dokumen OHSA Laboratory penyimpanan bahan
sesuai dengan standard (29 CFR kimia di lab dengan
jenis dan 1910.1450) standar yang ada

36
No Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
karakteristik bahan
kimia tersebut
4 System tanggap Adanya system Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
darurat laboratorium tanggap darurat Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
saat terjadi Studi dokumen OHSA Laboratory system tanggap
kecelakaan atau standard (29 CFR darurat laboratorium
becana di 1910.1450) dengan standar
laboratorium. yang ada
5 Peralatan safety Peralatan safety Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
standar yang Studi dokumen kesesuaian dengan kesesuaian antara
digunakan di OHSA Laboratory Peralatan safety
laboratorium standard (29 CFR dengan standar
1910.1450) yang ada
6 Desain praktikum Proses yang harus Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
dilakukan untuk Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
meninjau potensi Studi dokumen OHSA Laboratory desain praktikum
bahaya yang standard (29 CFR dengan standar
terkait pada setiap 1910.1450) yang ada
kegiatan yang
dilakukan di
laboratorium
7 Inspeksi laboratorium Program yang Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
harus mencakup Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
kombinasi yang Studi dokumen OHSA Laboratory inspeksi
tepat dari standard (29 CFR laboratorium
pemeriksaan rutin, 1910.1450) dengan standar
self-audit, program yang ada
inspeksi dan audit
dari rekan,
inspeksi K3, dan
pemeriksaan oleh
badan eksternal.

37
No Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
8 Transportasi dan Transportasi Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
penerimaan bahan Penerimaan Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
kimia bahan kimia Studi dokumen OHSA Laboratory Transportasi dan
berbahaya yang standard (29 CFR penerimaan bahan
dimana harus 1910.1450) kimia dengan
dalam keadaan standar yang ada
yang baik,
dilakukan
dokumentasi dan
memastikan
dokumen data
keselamatan
tersedia

38
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian semi-kualitatif deskriptif analitik

dengan pendekatan observasional. Semi-kualitatif dimaksud mengkaji kesesuaian

manajemen laboratorium dalam aspek K3 dengan standar yang berlaku dan dilanjutkan

kajian teknis mengenai manajemen K3 yang sesuai untuk di laboratorium.

Deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi yang ada dilaboratorium

dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerjanya. Sedangkan analitik dimaksudkan

untuk mempelajari secara analitik manajemen laboratorium dalam aspek K3 yang

memenuhi standar yang berlaku. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

observasional karena dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan mengenai

manajemen laboratorium dalam aspek K3.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium kimia obat fakultas kedokteran dan ilmu

kesehatan UIN Jakarta dari bulan Januari – Maret 2016.

4.3 Unit dan Informan Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium kimia obat FKIK UIN Jakarta dengan objek

penelitian yaitu manajemen laboratorium dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. untuk mendukung penelitian dilakukan juga wawancara semi terstruktur kepada

39
petugas laboratorium dan bagian terkait mengenai manajemen dan upaya apa saja

yang telah dilakukan selama ini.

4.4 Sumber Data

4.4.1 Data Primer

Data Primer yang meliputi pengamatan langsung di lapangan dan wawancara

kepada bagian terkait tentang persepsi permasalahan manajemen laboratorium

dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, konfirmasi data sekunder serta

observasi kondisi rawan yang ada pada laboratorium.

4.4.2 Data sekunder

Data Sekunder diambil meliputi pengumpulan data yang diperlukan dan

yang berkaitan dengan pengkajian terhadap evaluasi manajemen laboratorium

terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya adalah :

a. gambaran umum laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta

b. analisis bahaya bahan kimia dan Sistem Informasi Bahan Berbahaya di

laboratorium

c. Penggunaan Bahan kimia yang berbahaya di laboratorium

d. Cara pengendalian bahaya bahan kimia di laboratorium

e. Penyimpanan bahan kimia di laboratorium

f. System Tanggap Darurat di Laboratorium

g. Peralatan Safety di Laboratorium

h. Design praktikum di Laboratorium

i. Inspeksi laboratorium di laboratorium

40
j. transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di Laboratorium

4.5 Instrumen Penelitian

Untuk data yang diinginkan, peneliti menggunakan 4 alat bantu yaitu :

1. Pedoman observasi

Pedoman Observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan

sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi yang digunakan yanitu

berupa daftar penilaian laboratorium

2. Kamera

Kamera berfungsi untuk mengambil gambar yang berkaitan dengan tujuan

penelitian

3. Buku catatan

Berfungsi untuk mencatat semua hasil observasi

4. Alat Perekam

Berfungsi saat melakukan wawancara dengan pihak terkait manajemen lab

4.6 Tahap Pelaksanaan

4.6.1 Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi (Pengamatan), wawancara semi terstruktur dan analisa dokumen.

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi yang dilakukan peneliti adalah pengamatan terhadap segala hal

yang berhubungam dengan aspek manajemen K3 yang digunakan di

41
laboratorium kimia obat. Dari hasil observasi akan diperoleh data manajemen

lab dalam aspek K3 serta pengendalian yang sudah dijalankan dengan

menggunakan lembar checklist

2. Studi Dokumen

Dokumen yang akan ditelaah dalam penelitian ini adalah semua data-data

literature Data-data literature yang berhubungan dengan manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium, serta data-data

pelaksanaan manajemen K3 di laboratorium yang sudah dilakukan. Adapun

Standar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Standar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium menurut OHSA Laboratory

standard (29 CFR 1910.1450). Kemudian dilakukan pula pengumpulan

Gambar-gambar berupa layout laboratorium.

3. Wawancara Semi Terstruktur

Wawancara dilakukan kepada petugas laboratorium dan kepala lab serta

bagian terkait lab. Melalui wawancara diharapkan dapat diketahui upaya

pelaksanaan manajemen lab apa saja yang sudah dilakukan untuk

melengkapi pengumpulan data mengenai upaya pengendalian yang

dilakukan.

4.6.2 Verifikasi dan Indentifikasi

Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan survey lapangan :

a. Verifikasi data lapangan dengan data yang diperoleh

b. Identifikasi kondisi actual manajemen K3 di laboratorium

42
4.7 Tahapan Analisa

Kegiatan ini meliputi hasil tinjauan lokasi dan data-data pendukung lainnya,

yang diarahkan pada penilaian, pengkajian dan evaluasi dari segi manajemen K3 di

laboratorium. Tahapan-tahapan pengkajian meliputi :

a. Mendeskripsikan gambaran umum laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta

b. Melakukan analisis bahaya bahan kimia dan Sistem Informasi Bahan

Berbahaya di laboratorium

c. Mengobservasi Penggunaan Bahan kimia yang berbahaya di laboratorium

d. Mengobservasi Cara pengendalian bahaya bahan kimia di laboratorium

e. Mengobservasi Penyimpanan bahan kimia di laboratorium

f. Memastikan ada atau tidaknya dan menilai apakah sudah sesuai standar

terhadap System Tanggap Darurat di Laboratorium

g. Meninjau kesesuaian Peralatan Safety di Laboratorium

h. Mengobservasi dan menganalisa Design praktikum di Laboratorium

i. Melihat hasil Inspeksi laboratorium di laboratorium

j. Mengetahui bagaimana transportasi dan Penerimaan bahan kimia

berbahaya di Laboratorium

Pengolahan data dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengumpulkan semua data yang diperoleh baik melalui observasi, wawancara

dan analisis dokumen kemudian data yang telah disusun dalam bentuk transkip

selanjutnya akan dianalisis dan dinterpretasi data.

43
Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara semi terstruktur

dan studi dokumen, kemudian dilakukan identifikasi manajemen lab untuk

kemudian dilakukan analisa dan dilakukan perbandingan dan mengevaluasi data

yang ada dengan standar yang digunakan.

4.8 Validasi Data

Untuk menjaga validitas data maka dilakukan triangulasi. Triangulasi yang

dilakukan adalah triangulasi metode. Triangulasi metode hanya dilakukan pada saat

pengumpulan data untuk memperoleh gambaran manajemen yang dijalankan saat ini

di laboratorium kimia obat. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara

observasi langsung dan wawancara semi terstruktur kepada petugas laboratorium.

44
Daftar Pustaka
Arizona, U. o. (2015). Chemical Hygiene Plan. USA: University of Arizona.
Irvine, U. o. C. (2015). UCI Chemical Hygiene Plan. Health Sciences Road, Irvine,
California: University of California Irvine.
Laboratory Chemical Safety2011). N. Levit (Ed.) Risk Management System (pp. 97).
Retrieved from www.riskmanagement.ubc.ca
Laboratory, N. R. C. C. o. P. P. i. t. (2011). Prudent practices in the laboratory: Handling
and management of chemical hazards: Updated Version.
Leggett, D. J. (2012). Lab-HIRA: Hazard identification and risk analysis for the chemical
research laboratory: Part 1. Preliminary hazard evaluation. Journal of Chemical
Health and Safety, 19(5), 9-24. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jchas.2012.01.012
Lindawati. (2012). Analisis Risiko Bahan Kimia Berdasarkan Konsekuensi Kebakaran
dan Kesehatan Di Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2012. (Undergraduated Thesis), UIN Jakarta, Jakarta.
Mohamed, M. Y. A. (2008). Risk assessment of hazardous chemicals a case study in
chemistry research Laboratories of USM. (Thesis), University Sains Malaysia,
Nibong Tebal.
ohsa.gov. (2011). ohsa fact sheet. In O. S. a. H. Administration (Ed.),
https://www.osha.gov/Publications/laboratory/OSHAfactsheet-laboratory-safety-
osha-lab-standard.pdf: www.osha.gov
Riang, T. S. (2015). Laboratorium Farmasi UI Meledak, Dua Mahasiswa Luka Parah.
from
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/16/1946333/Laboratorium.Farmasi.
UI.Meledak.Dua.Mahasiswa.Luka.Parah
Society, A. C. (2007). Chemical Safety Manual for Small Bussiness. Washington DC.
Sunarto. (2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia. Paper
presented at the Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia untuk Guru guru
Kimia Kabupaten Sleman, FMIPA UNY.
Indonesia, R. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sekretariat Negara, Jakarta.
Laboratory, N. R. C. C. on P. P. in the. (2011). Prudent practices in the laboratory:
Handling and management of chemical hazards: Updated Version.
Levit, N. (Ed.). (2011). Laboratory Chemical Safety. Risk Management System.
Retrieved from www.riskmanagement.ubc.ca
OHSA. (2006). E-Facts Checklist for the prevention of accidents in laboratories . (E. A.
for S. and H. at Work, Ed.). http://osha.europa.eu . Retrieved from
http://www.osha.mddsz.gov.si/resources/files/pdf/E-Fact_20_-
_Checklist_for_the_prevention_of_accidents_in_laboratories.pdf
Indonesia, R. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
45
Sekretariat Negara, Jakarta.
Laboratory, N. R. C. C. on P. P. in the. (2011). Prudent practices in the laboratory:
Handling and management of chemical hazards: Updated Version.
Levit, N. (Ed.). (2011). Laboratory Chemical Safety. Risk Management System.
Retrieved from www.riskmanagement.ubc.ca
OHSA. (2006). E-Facts Checklist for the prevention of accidents in laboratories . (E. A.
for S. and H. at Work, Ed.). http://osha.europa.eu . Retrieved from
http://www.osha.mddsz.gov.si/resources/files/pdf/E-Fact_20_-
_Checklist_for_the_prevention_of_accidents_in_laboratories.pdf

46
Lampiran 1
Checklist for the prevention of accidents in laboratories
General laboratory safety Yes No
Are staff and/or students adequately trained and supervised to ensure
safe work procedures?
Are new and young workers appropriately supervised and informed?
Are hazard warning signs posted on the door indicating any hazards that
may be present (e.g. biological, radioactive materials, or high noise
emitting equipment)?
Is there a door that can be closed to keep visitors out of the lab while
work with the dangerous substances or biological agents is in progress?
Where required, is access to the lab restricted to authorised persons
only?
Are storage areas (rooms, refrigerators, freezers, cupboards) where
infectious and/or toxic materials are kept labelled accordingly?
Are all chemicals clearly labelled, including hazard symbols?
Are all biomaterials clearly labelled, including the hazard symbol where
appropriate?
Are glass bottles stored where they cannot be knocked or kicked over?
Are all pressure vessels (including pressurised liquid nitrogen dewars)
periodically inspected and certified?
Is the safe working pressure clearly marked on all pressure vessels?
Are all pressurised gas cylinders properly secured by restraining chains,
bench clamps or similar?
Are gas cylinders sited away from doors or escape routes?
Is all portable electrical equipment periodically tested and labelled with
the date of test?
Is the use of laboratory equipment (such as electrophoresis for instance)
covered by safety instructions?
Are the power supply leads to electrophoresis equipment covered?
Do all centrifuges have interlocked lids?
If no, is a suitable warning sign affixed to the centrifuge lid?
Are floors clean?
Are floor coverings intact and non-slip?
Are passageways clear of tripping hazards (cables, stock, waste, etc.)?
Are work surfaces easily cleaned and decontaminated after use?
Is lighting adequate and in working order?
Are noise levels acceptable? (you do not have to raise your voice to talk
to people at your workplace)

47
Information for worker Yes No
Do staff and/or students know about the findings of the risk assessment?
Do staff and/or students know what hazards they are being exposed to?
Do staff and/or students know how they may be affected?
Do staff and/or students know about possible risks of harm to the unborn
child or reproductive health?
Do staff and/or students know what they have to do to keep themselves
and others safe (i.e. how the risks are to be controlled)?
Do staff and/or students know how to check and spot when something
goes wrong, and to whom they should report any problems?
Do staff and/or students know about the results of any exposure
monitoring or health surveillance?
Do staff and/or students know about preventive measures to be taken in
case of maintenance work?

Chemical Safety Yes No


Are Material Safety Data Sheets available for all hazardous substances
used in the lab?
Are all chemicals and containers correctly and clearly labelled?
Are staff and students informed about compatibility of chemicals?
Are heavy items stored on/in low shelves or cupboards?
Is storage of chemicals above eye level avoided?
Are flammable reagents and solvents, etc., stored in suitable closed
vessels, within fire-resistant cupboards, cabinets or bins containing spill
trays?
Are the flammable stores properly labelled?
Are bottles containing strong acids or strong alkalis stored on spill trays?
Do all staff and students wear appropriate personal protective
equipment?
Do staff and students know what to do in case of chemical emergency or
if chemicals spill?
Where Occupational Exposure Limits are assigned to a substance, is
exposure controlled below that limit?
Is use of pipettes by mouth prohibited?

Hygiene Yes No
Is the production of aerosols minimised and contained?
Is there a hand-washing sink available (preferably near the door) with
liquid soap and paper towels?
Are there hand-washing instructions for all persons when they finish their
work or when they exit the laboratory?
Is smoking, eating, drinking and the application of cosmetics prohibited in
the lab?
Are there welfare facilities available outside the laboratory area where

48
personnel can eat and/or drink?
Is there provision for the secure storage of outdoor clothing out of the
laboratory area, or in secure cupboards/lockers within the area as
appropriate to prevent contamination?
Are mechanical pipetting devices used?
Are single-use needles and syringes used?
Where microbiological safety cabinets are used to control exposure to biological
agents:
Are they subject to containment and filter penetration tests, at appropriate
intervals?
Is a valid operator protection test certificate available for each cabinet in
the lab?

Emergency Procedure Yes No


Are safety rules clearly displayed?
Have plans been drawn up to deal with accidents?
Are staff and/or students adequately trained in safety procedures and do
staff know how to contact the emergency services?
Are emergency procedures and emergency phone numbers clearly
posted on all laboratory doors?
Is there a person, with appropriate experience and knowledge,
designated to deal with spills/leaks involving dangerous substances
and/or biological hazardous substances?
Is the emergency exit clearly signposted, illuminated and unobstructed?
Are staff and/or students aware of the nearest fire exit route?
Is a first aid kit present and filled with appropriate and up-to-date
supplies?
Is there a trained first-aider available? Are handwashing sinks
available?
Is an eyewash fountain present, functioning and unobstructed?
Is an emergency shower present, functioning and unobstructed?
Do staff and students know what to do in the event of an emergency
involving dangerous substances and/or biologically hazardous materials?
Are there appropriate spill kits available to deal with spills/leaks of
hazardous substances?
Is suitable PPE, especially respiratory equipment, available to protect
laboratory and/or maintenance personnel in the event of control
measures failing, or to deal with a spillage?
In the case of biological agents, do the plans specify appropriate
decontamination and disinfection procedures?
Is there relevant fire fighting equipment readily available and
unobstructed?
Are staff and/or students familiar with the location of fire fighting

49
equipment and the action to take in the event of fire?
Has each member of staff or student been given access to a copy of the
fire routine procedure?

Personal Protective Equipment (PPE) Yes No


Are staff and students protected by lab coats or overalls?
Is the protective equipment appropriate to European Standards and CE
marked?
Are safety goggles and/or face shields available and worn?
Are appropriate protective gloves available and worn? (Experience has
shown that many safety data sheets contain insufficient information on
gloves; if in doubt consult supplier, producer or literature)
Is appropriate respiratory protection available?
Is the respiratory protection regularly cleaned and inspected?
Are staff and students trained on how to use the protective equipment?
Is there sufficient stock of protective equipment, especially respiratory, so
as to allow replacement if a defect is found?
Do staff and students wear fully covered shoes?
Do staff and students confine long hair and avoid loose clothing?
In the case of PPE for work with biological agents: Is the protective
equipment stored where it cannot be contaminated by biologically
hazardous substances and where it will not contaminate outdoor
clothing?
Is it always removed on leaving the lab?
Is it kept apart from uncontaminated clothing or equipment?
Is the "one shift" disposable PPE safely disposed?
If it is not "one shift" disposable, is the PPE regularly inspected, cleaned
and maintained?

Hazardous Waste Yes No


Are waste management procedures in place?
Are waste receptacles emptied regularly?
Are waste types segregated and stored correctly?
Is hazardous waste properly labelled?
Are infectious waste materials decontaminated before disposal?
Are contaminated needles and syringes placed in special
punctureresistant containers for disposal?

European Agency for Safety and Health at Work - http://osha.europa.eu

50

Anda mungkin juga menyukai