Judul Tugas
EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM DALAM ASPEK
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STUDI KASUS DI LABORATORIUM KIMIA OBAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN JAKARTA
DISUSUN OLEH :
Nur Najmi Laila
1406520280
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................. 2
Daftar Gambar........................................................................................................3
Daftar Lampiran......................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
2.3 Bahaya Bahan Kimia Sistem Informasi Bahan Berbahaya Tempat Kerja17
2
2.4 Bahaya bahan kimia dan Penanganannya...............................................18
3
4.6.1 Pengumpulan Data..........................................................................41
Daftar Pustaka................................................................................................ 45
Lampiran
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
perhatian khusus. Oleh karena itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja sudah melekat
tempat staf pengajar, mahasiswa dan laboran melakukan eksprimen serta praktikum
dengan bahan kimia, alat gelas dan peralatan khusus untuk melakukan penelitian.
Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya
penelitian. Bahan kimia berbahaya ini dan penggunaan yang salah tentunya memiliki
risiko yang jika tidak diantisipasi sebelumnya akan dapat memberikan dampak ataupun
bahaya kebakaran atau bahaya radioaktif (Mohamed, 2008). Hal ini membuat program
7
universitas. Namun dalam pelaksanaannya, hal ini sebagian besar hanya berlaku pada
pekerja dan tidak berlaku bagi peneliti maupun mahasiswa di laboratorium universitas
(Lindawati., 2012).
yang baru-baru ini terjadi di Laboratorium Kimia Analisis Kualitatif Farmasi Universitas
Indonesia pada Maret Tahun 2015 lalu yang mengakibatkan 15 orang mahasiswa
terlihat bahwa laboratorium universitas memiliki risiko bahaya, baik berupa risiko
kesehatan maupun risiko keselamatan serta dapat terjadi baik dalam skala kecil
ataupun skala yang lebih besar. Untuk konsekuensi berskala kecil, kecelakaan meliputi
ledakan kecil percampuran suatu senyawa kimia yang tidak terduga. Sementara untuk
konsekuensi bersifat fatal seperti kematian. Konsekuensi ini juga dapat diperparah
dengan konsekuensi moral berupa hilangnya bahan eksperimen yang telah diteliti
selama bertahun-tahun (Society, 2007), karena Manajemen yang tidak baik dan
berhubungan dengan K3 yang perlu diketahui oleh pengguna lab, seperti jenis bahan
8
kimia yang ada, bagaimana penggunaannya, pengendalian, penyimpanan, system
tanggap darurat yang ada, peralatan safety, design praktikum, inspeksi yang dilakukan
dan transportasi serta penerimaan bahan kimia di lab. (Laboratory Chemical Safety,
2011)
Berdasarkan data inventaris bahan kimia di unit laboratorium FKIK UIN Jakarta
diketahui terdapat banyak bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan praktikum dan
penelitian. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya hampir 534 bahan kimia yang
beragamnya jenis yang biasa dipakai oleh mahasiswa dan laboran, meskipun kuantitas
penggunaannya sedikit. Akan tetapi, banyak bahan-bahan kimia yang telah dipakai
tetapi belum diketahui sifat bahayanya. Padahal beragamnya bahan-bahan kimia yang
Berdasarkan hasil pendataan awal terhadap 534 lebih bahan kimia, diketahui 95%
kerja terkait dengan penggunaan bahan kimia pernah terjadi baik yang melibatkan
petugas laboratorium maupun mahasiswa seperti terkena tumpahan bahan kimia dan
terhirup bahan kimia. Walaupun kecelakaan yang terjadi tidak termasuk ke dalam
penyebab awal untuk kecelakaan yang lebih besar. Selain itu, belum memadainya
upaya pengendalian yang dijalankan seperti penempatan bahan bahan kimia yang
belum tepat, belum tersedianya MSDS (Material Safety Data Sheet) secara lengkap di
9
laboratorium kimia obat ini, pelabelan yang belum tepat, penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri) yang belum sesuai dan lain-lain diperkirakan dapat meningkatkan risiko
perlu adanya antisipasi atau suatu tindakan untuk meminimalisasi atau mengendalikan
potensi maupun risiko bahaya yang ada di laboratorium kimia obat. Oleh karena itu,
penelitian yang berkaitan dengan evaluasi manajemen dalam aspek keselamatan dan
1. Bagaimana gambaran umum laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun
2016?
10
8. Bagaimana Evaluasi Design praktikum di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN
Dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta tahun
2016
tahun 2016
11
6. Mengevaluasi system Tanggap Darurat di Laboratorium Kimia Obat FKIK
12
1.5.3 Bagi Peneliti
Maret 2016. Sasaran dalam penelitian ini adalah segala aspek yang
Kimia Obat.
analitik dengan pendekatan observasional. data yang diambil yaitu data Primer
13
Data sekunder diambil meliputi pengumpulan data yang diperlukan dan
laboratorium
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari system manajemen
rencana K3, Pemantauan dan Evaluasi kinerja K3 dan Peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktifitas
15
Pemantauan evaluasi kinerja K3 dalam SMK3 adalah :
perbaikan
16
2.2 Definisi Laboratorium
menggunakan bahan kimia berbahaya dan menggunakan bahan kimia dalam kuantitas
yang relatif kecil pada aktivitas yang bersifat non produksi . Penggunaan bahan kimia
berbahaya juga berarti penanganan atau penggunaan bahan kimia yang meliputi
modifikasi bahan kimia baik digunakan untuk reaksi, transfer atau perpindahan bahan
kimia serta penanganan substansi lainnya. Selain itu, penggunaan tersebut juga berarti
digunakan bukan merupakan bagian dari proses produksi yang dilakukan serta terdapat
praktik dan peralatan yang aman untuk meminimisasi potensi pekerja terpajan bahan
2.3 Kategori Bahan Kimia dan Sistem Informasi Bahan Berbahaya Tempat Kerja
Bahan kimia dapat diklasifikasikan menjadi bahan kimia, bahan kimia tidak
berbahaya, bahan kimia berbahaya, bahan kimia berbentuk partikulat (Arizona, 2015;
Laboratory, 2011). System informasi bahan kimia berbahaya di tempat kerja khususnya
di laboratorium harus di disain untuk menyakinkan bahwa semua yang bekerja di dalam
laboratorium telah menerima dengan baik informasi yang berhubungan dengan bahan
kimia berbahaya yang akan terekspos di lab. (Arizona, 2015). A Safety Data Sheet
atau yang biasa dikenal dengan MSDS atau lembar data keselamatan bahan, harus
tersedia untuk setiap substansi bahan berbahaya yang ada dalam inventaris lab. Saat
17
ini sudah di haruskan menggunakan standar New Global Harmonization System (GHS)
sebagai standar yang ada untuk SDS yang ada di laboratorium. (Irvine, 2015)
laboratorium kimia memiliki bahaya dan risiko yang berhubungan dengan aktifitas yang
dilakukan. Sehingga sebelum melakukan pekerjaan lab, bahaya dan risiko yang
bahan yang meiliki bahaya resiko yang tinggi saat menggunakan di laboratorium.
Sehingga untuk mengidetifikasi hal tersebut perlu dilakukan penilaian berdasarkan data
Adapun penilaian risiko untuk bahan kimia dan penanganannya perlu dilakukan
sebagai berikut :
2. Melakukan evaluasi bahaya dari bahan kimia yang ada, evaluasi dilakukan
ledakan, radiasi dan bahaya biologis atau adanya bahaya potensial lainnnya
3. Untuk berbagai sifat fisik dan kimia, untuk bahan kimia yang memiliki reaksi
18
4. Melakukan Pemilihan kontrol yang tepat untuk meminimalkan risiko, termasuk
(APD) untuk melindungi pekerja dari bahaya. Control yang dilakukan harus
dipastikan sesuai dengan OSHA dan tidak melewati (PELs). Perlu dilakukan juga
persiapan dari institusi yang ada terhadap jika terjadi kecelakaan dan kejadian
gawat darurat.
b. Semua SDS dan informasi label harus dibaca sebelum menggunakan bahan
sudah tersedia ventilasi yang tepat dan APD yang sesuai dan berada di
berikut :
1. Bahan kimia harus dipisahkan dan disimpan sesuai dengan kategori bahayanya
2. MSDS dan label informasi harus tersedia di tempat penyimpanan bahan kimia
19
3. Selalu menjaga agar label yang ada pada bahan kimia tidak hilang atau terlepas
dari wadahnya
4. Label pada wadah yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia berbahaya
5. Semua wadah penyimpanan bahan kimia lainnya termasuk pipet, gelas, termos,
tabung reaksi, dan proses peralatan yang digunakan, harus diidentifikasi secara
benar.
digunakan, dan disimpan jauh dari panas dan cahaya dan ditutup bukan dengan
bahan logam.
8. rak terbuka yang digunakan untuk penyimpanan bahan kimia harus ddiberikan
10. Oksidator, zat pereduksi, dan bahan bakar harus disimpan secara terpisah untuk
11. Bahan kimia sebaiknya tidak disimpan dalam lemari asam, di lantai, di jalur jalan
keluar lab, diatas tempat duduk, atau di daerah dekat panas atau daerah yang
12. Lemari es dan freezer harus digunakan untuk menyimpan dan diberi disegel
sebagai salah satu tempat menyimpan bahan kimia dari cairan yang mudah
20
terbakar yang membutuhkan penyimpanan dingin. Jangan menyimpan makanan
13. bahan kimia yang sangat berbahaya harus disimpan di area yang berventilasi
dan aman.
14. bahan kimia yang mudah terbakar harus disimpan dalam lingkungan bebas
percikan dan ditempat yang tidak mudah terbakar dan di lemari penyimpanan.
15. Cara terbaik untuk melakukan pencegahan paparan melalui udara adalah
dengan membuat penyimpanan dan tempat bekerja yang baik dan aman yaitu
dengan menggunakan lemari asam dan peratana ventilasi yang baik. Untuk
ventilasi laboratorium yang baik menggunakan engineering control yang baik dan
a. Bahan beracun dan korosif harus diletakan di pada lemari yang dilengkapi
b. Limbah kimia tidak boleh dibuang melalui penguapan dari lemari asam
c. Tetap menjaga lemari penyimpanan bahan kimia bersih dan bebas kotoran
setiap waktu
d. Bahan padat seperti kertas sebaiknya tidak diletakan dekat dengan saluran
21
2.7 Tanggap Darurat di Laboratorium
dengan kebijakan fasilitas dan prosedur mengenai situasi darurat. Topik dapat
1. prosedur evakuasi kapan saat yang tepat dan bagaimana rute alternative yang
bada;
gawat darurat
10. protocol Laboratorium khusus yang berkaitan dengan perencanaan dan tanggap
darurat;
12. Pertolongan awal saat kecelakaan dan pelatihan CPR, termasuk pelatihan
22
Perlu juga diberikan kepada personel laboratorium agar dilatih untuk menanggapi
keadaan darurat yang terjadi pada skala jangka pendek, jangka panjang dan
respon untuk orang lain. Setiap lembaga, departemen, dan laboratorium individu
perubahan, rencana harus selalu diperbarui dan diubah. Untuk menentukan jenis
Latihan secara periodik untuk membantu dalam pelatihan dan evaluasi rencana
darurat
A. Prosedur Darurat
23
b. Alat pemadam kebakaran, unit pencuci mata, dan pancuran keselamatan
tertera dalam harus diikuti, dan menggunakan APD yang sesuai selama
pembersihan tumpahan.
kepada personil yang tepat dan unit darurat terdekat. Kemudian Memberikan
SDS bahan kimia yang digunakan saat itu pada dokter yang datang.
tepat.
penggunaan rute alternatif. Berjalan rute tercepat dari tempat kerja yang
terdekat dengan alarm kebakaran, tempat cuci mata darurat dan tempat
darurat untuk menyiram tubuh jika terjadi kecelakaan lab. Pelajari bagaimana
24
masing-masing cara mengaktifkannya. Disaat kejadian yang sebenarnya,
orang bergantung pada apa yang mereka pelajari dari latihan, praktek dan
pelatihan.
kerja, utilitas dan lokasi kerja alternatif yang mungkin perlu dipertimbangkan.
B. Keamanan laboratorium
keadaan darurat dan membantu dalam persiapan dan respon untuk orang lain.
1. Pencurian atau pengalihan bahan kimia, biologi, dan bahan radioaktif atau
kepemilikan hasil lab, peralatan untuk penelitian atau alat lab yang bernilai
tinggi;
25
meningkatkan keamanan secara keseluruhan untuk pegawai laboratorium
dan masyarakat.
laboratorium;
(Laboratory, 2011)
penting dalam menjalankan kegiatan laboratorium yang aman. Proses ini harus
meninjau potensi bahaya yang terkait pada setiap kegiatan yang dilakukan di
praktikum harus dipertimbangkan. Dimulai dari tujuan praktikum yang jelas, melalui
akuisisi, peraturan praktikum dan cara penanganan bahan dan peralatan, melakukan
penilaian terhadap bahan kimia dan reaksi yang ditimbulkan, cara untuk penyimpanan
26
dan pembuangan, setiap langkah harus diperiksa untuk menentukan isu-isu keamanan
A. Tanggung Jawab
B. Prosedur praktikum
i. Evaluasi bahaya bahan dan bahan kimia yang digunakan: penilaian bahaya
lengkap untuk semua bahan yang terkait dengan percobaan. Jika risiko
dinilai tetap ada, maka lakukan desain ulang praktikum, minimalkan jumlah
Mempertimbangkan jumlah bahan kimia, volume, laju aliran, sifat fisik, dan
27
peralatan yang tepat, penanganan dan penggunaan, manajemen
iii. Bekerja dengan bahan kimia: Sertakan langkah seperti persiapan sampel,
peralatan baru.
iv. Jenis reaksi: ketahui jenis reaksi bahan kimia yang akan digunakan untuk
penelitian. ketahui kondisi fisik yang akan terjadi saat dilakukan reaksi
(misalnya tekanan tinggi, vakum, suhu sangat dingin, suhu tinggi, tegangan
vi. Pembuangan dan penonaktifan prosedur yang tepat: Jangan gunakan lemari
28
membuang bahan kimia berbahaya ke dalam sistem saluran pembuangan
secara sembarangan.
vii. Menyiapkan rencana untuk menghadapi kejadian yang tak terduga: Bersiapl
ix. Alat Pelindung Diri (APD) dan pemantauan Higiene Industri: selalu
jenis APD yang diperlukan untuk setiap langkah penelitian. Bekerja dengan
aman dan sehat, pekerja cukup terlatih, dan mengikuti prosedur yang tepat.
Jenis inspeksi: Program harus mencakup kombinasi yang tepat dari pemeriksaan
rutin, self-audit, program inspeksi dan audit dari rekan, inspeksi K3, dan pemeriksaan
29
Elemen inspeksi:
memastikan bahwa semua masalah yang ada akan tercatat dan kamera untuk
d. Sebuah laporan inspeksi yang berisi semua temuan dan rekomendasi harus
Penerimaan bahan kimia berbahaya harus dalam keadaan yang baik, dilakukan
2. Setiap wadah yang digunakan untuk penyimpanan bahan kimia harus dilengkapi
4. Paket bahan kimia harus tersimpan dengan baik sampai waktunya digunakan
30
5. Dokumen transportasi dan penerimaan bahan kimia harus didokumentasikan
31
2.12 Kerangka Teori
Penelitian di Laboratorium Kimia Obat FKIK UIN Jakarta ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan evaluasi terhadap kondisi yang sudah ada saat ini,
rangka terciptanya suatu manajemen laboratorium yang aman dan selamat saat bekerja
di laboratorium.
Secara garis besar, kerangka konsep dari penelitian ini dimulai dengan indetifikasi
beberapa hal seperti factor-faktor manajemen laboratorium yang belum sesuai dengan
Tahap selanjutnya adalah analisa dimana pada tahap ini dilakukan penentuan
analisis manajemen K3 pada segi bahaya bahan kimia dan Sistem Informasi Bahan
ada atau tidaknya dan menilai apakah sudah sesuai standar terhadap System Tanggap
33
Penerimaan bahan kimia berbahaya di Laboratorium untuk kemudian dilakukan
evaluasi dengan membandingkan hal-hal tersebut dengan standar yang ada dimana
pada penelitian ini menggunakan OHSA Laboratory standard (29 CFR 1910.1450)
manajemen lab yang ada saat ini dengan standar aspek K3 dalam manajemen
laboratorium.
Definisi Operasioan adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat dari hal-hal
yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi, sehingga membuka peluang
bagi peneliti lain untuk menguji kembali atau melakukan penelitian serupa. Definisi
operasional dari penelitian ini serta cara memperoleh datanya dapat dilihat pada table
berikut :
35
No Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
1. Analisis bahan kimia System informasi Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
berbahaya & system bahan kimia Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
informasi Bahan kimia berbahaya di Studi dokumen OHSA Laboratory bahaya bahan kimia
tempat kerja standard (29 CFR dan system infomasi
khususnya di 1910.1450) bahan kimia yang
laboratorium harus ada dengan standar
di disain untuk yang ada
menyakinkan
bahwa semua
yang bekerja di
dalam
laboratorium telah
menerima dengan
baik informasi
yang berhubungan
dengan bahan
kimia berbahaya
yang akan
terekspos di lab.
2 Penggunaan bahan Penggunaan Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
kimia berbahaya bahan kimia Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
bebahaya di Studi dokumen OHSA Laboratory penggunaan bahan
laboratorium standard (29 CFR kimia berbahaya
1910.1450) dengan standar
yang ada
3 Penyimpanan bahan Gambaran Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
kimia di laboratorium penyimpanan Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
bahan kimia Studi dokumen OHSA Laboratory penyimpanan bahan
sesuai dengan standard (29 CFR kimia di lab dengan
jenis dan 1910.1450) standar yang ada
36
No Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
karakteristik bahan
kimia tersebut
4 System tanggap Adanya system Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
darurat laboratorium tanggap darurat Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
saat terjadi Studi dokumen OHSA Laboratory system tanggap
kecelakaan atau standard (29 CFR darurat laboratorium
becana di 1910.1450) dengan standar
laboratorium. yang ada
5 Peralatan safety Peralatan safety Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
standar yang Studi dokumen kesesuaian dengan kesesuaian antara
digunakan di OHSA Laboratory Peralatan safety
laboratorium standard (29 CFR dengan standar
1910.1450) yang ada
6 Desain praktikum Proses yang harus Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
dilakukan untuk Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
meninjau potensi Studi dokumen OHSA Laboratory desain praktikum
bahaya yang standard (29 CFR dengan standar
terkait pada setiap 1910.1450) yang ada
kegiatan yang
dilakukan di
laboratorium
7 Inspeksi laboratorium Program yang Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
harus mencakup Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
kombinasi yang Studi dokumen OHSA Laboratory inspeksi
tepat dari standard (29 CFR laboratorium
pemeriksaan rutin, 1910.1450) dengan standar
self-audit, program yang ada
inspeksi dan audit
dari rekan,
inspeksi K3, dan
pemeriksaan oleh
badan eksternal.
37
No Variabel Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
8 Transportasi dan Transportasi Observasi Checklist identifikasi Diketahuinya
penerimaan bahan Penerimaan Wawancara kesesuaian dengan kesesuaian antara
kimia bahan kimia Studi dokumen OHSA Laboratory Transportasi dan
berbahaya yang standard (29 CFR penerimaan bahan
dimana harus 1910.1450) kimia dengan
dalam keadaan standar yang ada
yang baik,
dilakukan
dokumentasi dan
memastikan
dokumen data
keselamatan
tersedia
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
manajemen laboratorium dalam aspek K3 dengan standar yang berlaku dan dilanjutkan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium kimia obat fakultas kedokteran dan ilmu
Penelitian dilakukan di laboratorium kimia obat FKIK UIN Jakarta dengan objek
Kerja. untuk mendukung penelitian dilakukan juga wawancara semi terstruktur kepada
39
petugas laboratorium dan bagian terkait mengenai manajemen dan upaya apa saja
dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, konfirmasi data sekunder serta
laboratorium
40
j. transportasi dan Penerimaan bahan kimia berbahaya di Laboratorium
1. Pedoman observasi
2. Kamera
penelitian
3. Buku catatan
4. Alat Perekam
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi (Pengamatan)
41
laboratorium kimia obat. Dari hasil observasi akan diperoleh data manajemen
2. Studi Dokumen
Dokumen yang akan ditelaah dalam penelitian ini adalah semua data-data
dilakukan.
42
4.7 Tahapan Analisa
Kegiatan ini meliputi hasil tinjauan lokasi dan data-data pendukung lainnya,
yang diarahkan pada penilaian, pengkajian dan evaluasi dari segi manajemen K3 di
Berbahaya di laboratorium
f. Memastikan ada atau tidaknya dan menilai apakah sudah sesuai standar
berbahaya di Laboratorium
dan analisis dokumen kemudian data yang telah disusun dalam bentuk transkip
43
Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara semi terstruktur
dilakukan adalah triangulasi metode. Triangulasi metode hanya dilakukan pada saat
pengumpulan data untuk memperoleh gambaran manajemen yang dijalankan saat ini
44
Daftar Pustaka
Arizona, U. o. (2015). Chemical Hygiene Plan. USA: University of Arizona.
Irvine, U. o. C. (2015). UCI Chemical Hygiene Plan. Health Sciences Road, Irvine,
California: University of California Irvine.
Laboratory Chemical Safety2011). N. Levit (Ed.) Risk Management System (pp. 97).
Retrieved from www.riskmanagement.ubc.ca
Laboratory, N. R. C. C. o. P. P. i. t. (2011). Prudent practices in the laboratory: Handling
and management of chemical hazards: Updated Version.
Leggett, D. J. (2012). Lab-HIRA: Hazard identification and risk analysis for the chemical
research laboratory: Part 1. Preliminary hazard evaluation. Journal of Chemical
Health and Safety, 19(5), 9-24. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jchas.2012.01.012
Lindawati. (2012). Analisis Risiko Bahan Kimia Berdasarkan Konsekuensi Kebakaran
dan Kesehatan Di Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2012. (Undergraduated Thesis), UIN Jakarta, Jakarta.
Mohamed, M. Y. A. (2008). Risk assessment of hazardous chemicals a case study in
chemistry research Laboratories of USM. (Thesis), University Sains Malaysia,
Nibong Tebal.
ohsa.gov. (2011). ohsa fact sheet. In O. S. a. H. Administration (Ed.),
https://www.osha.gov/Publications/laboratory/OSHAfactsheet-laboratory-safety-
osha-lab-standard.pdf: www.osha.gov
Riang, T. S. (2015). Laboratorium Farmasi UI Meledak, Dua Mahasiswa Luka Parah.
from
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/16/1946333/Laboratorium.Farmasi.
UI.Meledak.Dua.Mahasiswa.Luka.Parah
Society, A. C. (2007). Chemical Safety Manual for Small Bussiness. Washington DC.
Sunarto. (2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia. Paper
presented at the Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia untuk Guru guru
Kimia Kabupaten Sleman, FMIPA UNY.
Indonesia, R. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sekretariat Negara, Jakarta.
Laboratory, N. R. C. C. on P. P. in the. (2011). Prudent practices in the laboratory:
Handling and management of chemical hazards: Updated Version.
Levit, N. (Ed.). (2011). Laboratory Chemical Safety. Risk Management System.
Retrieved from www.riskmanagement.ubc.ca
OHSA. (2006). E-Facts Checklist for the prevention of accidents in laboratories . (E. A.
for S. and H. at Work, Ed.). http://osha.europa.eu . Retrieved from
http://www.osha.mddsz.gov.si/resources/files/pdf/E-Fact_20_-
_Checklist_for_the_prevention_of_accidents_in_laboratories.pdf
Indonesia, R. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
45
Sekretariat Negara, Jakarta.
Laboratory, N. R. C. C. on P. P. in the. (2011). Prudent practices in the laboratory:
Handling and management of chemical hazards: Updated Version.
Levit, N. (Ed.). (2011). Laboratory Chemical Safety. Risk Management System.
Retrieved from www.riskmanagement.ubc.ca
OHSA. (2006). E-Facts Checklist for the prevention of accidents in laboratories . (E. A.
for S. and H. at Work, Ed.). http://osha.europa.eu . Retrieved from
http://www.osha.mddsz.gov.si/resources/files/pdf/E-Fact_20_-
_Checklist_for_the_prevention_of_accidents_in_laboratories.pdf
46
Lampiran 1
Checklist for the prevention of accidents in laboratories
General laboratory safety Yes No
Are staff and/or students adequately trained and supervised to ensure
safe work procedures?
Are new and young workers appropriately supervised and informed?
Are hazard warning signs posted on the door indicating any hazards that
may be present (e.g. biological, radioactive materials, or high noise
emitting equipment)?
Is there a door that can be closed to keep visitors out of the lab while
work with the dangerous substances or biological agents is in progress?
Where required, is access to the lab restricted to authorised persons
only?
Are storage areas (rooms, refrigerators, freezers, cupboards) where
infectious and/or toxic materials are kept labelled accordingly?
Are all chemicals clearly labelled, including hazard symbols?
Are all biomaterials clearly labelled, including the hazard symbol where
appropriate?
Are glass bottles stored where they cannot be knocked or kicked over?
Are all pressure vessels (including pressurised liquid nitrogen dewars)
periodically inspected and certified?
Is the safe working pressure clearly marked on all pressure vessels?
Are all pressurised gas cylinders properly secured by restraining chains,
bench clamps or similar?
Are gas cylinders sited away from doors or escape routes?
Is all portable electrical equipment periodically tested and labelled with
the date of test?
Is the use of laboratory equipment (such as electrophoresis for instance)
covered by safety instructions?
Are the power supply leads to electrophoresis equipment covered?
Do all centrifuges have interlocked lids?
If no, is a suitable warning sign affixed to the centrifuge lid?
Are floors clean?
Are floor coverings intact and non-slip?
Are passageways clear of tripping hazards (cables, stock, waste, etc.)?
Are work surfaces easily cleaned and decontaminated after use?
Is lighting adequate and in working order?
Are noise levels acceptable? (you do not have to raise your voice to talk
to people at your workplace)
47
Information for worker Yes No
Do staff and/or students know about the findings of the risk assessment?
Do staff and/or students know what hazards they are being exposed to?
Do staff and/or students know how they may be affected?
Do staff and/or students know about possible risks of harm to the unborn
child or reproductive health?
Do staff and/or students know what they have to do to keep themselves
and others safe (i.e. how the risks are to be controlled)?
Do staff and/or students know how to check and spot when something
goes wrong, and to whom they should report any problems?
Do staff and/or students know about the results of any exposure
monitoring or health surveillance?
Do staff and/or students know about preventive measures to be taken in
case of maintenance work?
Hygiene Yes No
Is the production of aerosols minimised and contained?
Is there a hand-washing sink available (preferably near the door) with
liquid soap and paper towels?
Are there hand-washing instructions for all persons when they finish their
work or when they exit the laboratory?
Is smoking, eating, drinking and the application of cosmetics prohibited in
the lab?
Are there welfare facilities available outside the laboratory area where
48
personnel can eat and/or drink?
Is there provision for the secure storage of outdoor clothing out of the
laboratory area, or in secure cupboards/lockers within the area as
appropriate to prevent contamination?
Are mechanical pipetting devices used?
Are single-use needles and syringes used?
Where microbiological safety cabinets are used to control exposure to biological
agents:
Are they subject to containment and filter penetration tests, at appropriate
intervals?
Is a valid operator protection test certificate available for each cabinet in
the lab?
49
equipment and the action to take in the event of fire?
Has each member of staff or student been given access to a copy of the
fire routine procedure?
50