Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA RESIKO ERGONOMI DENGAN METODE RULA PADA


PEGAWAI CV VINA JAYA BALIKPAPAN

OLEH :
IRWAN SETIAWAN
177052080

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


KESELAMATN DAN KESEHATAN KERJA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul ANALISA RESIKO
ERGONOMI DENGAN METODE RULA PADA PEGAWAI CV VINA JAYA BALIKPAPAN dengan
baik. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapang di Cv Vina Jaya Balikpapan dan sebagai syarat akademik dalam
menempuh jenjang pendidikan sarjana di Fakultas Keselamatan dan KesehatanKerja.
Dalam penyusunan laporan ini, kami telah mendapatkan masukan dan bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Piatur Pangaribuan, A.Md., S.H., M.H., C.L.A selaku Rektor Universitas
Balikpapan
2. Ibu Ir. Maslina, M.M., M.T. selaku Direktur Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ( K3 ) dan Dosen pembimbing kerja praktek jurusan Diploma IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( K3 ) di Universitas Balikpapan
3. Bapak LM. Zainul ST, M. Sc selaku dosen wali
4. Bapak Sudarto selaku Director CV. VINA JAYA
5. Seluruh dosen kuliah Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Universitas
Balikpapan, staff pengajar dan akademi Universitas Balikpapan, staff pengajar dan
akademi Universitas Balikpapan
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan periode
berikutnya.

Balikpapan, 14 September 2018

Irwan Setiawan
Penulis

ii
DAFTAR ISI
HAL JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................ ...................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah……………………………………………………... 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 6
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 7
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 7
3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif ........................................... . 9
3.5 Pengumpulan Data .................................................................................. 10
3.6 Pengelolaan dan Penyajian Data...................................... ....................... 10
3.7 Analisis Data................................................................. .......................... 11
3.8 Jadwal Penelitian................................................................. ................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan faktor terpenting di dalam sistem kerja, manusia akan mampu
melaksanakan kegiatannya dengan maksimal karena kondisi fisik yang baik (Rachman,
2008). Namun dalam kenyataannya, banyak perusahan ataupun majikan yang masih kurang
memperhatikan kondisi fisik yang baik pada saat merancang sistem kerjanya, serta masih
kurang memperhatikan prinsip –prinsip ergonomi di dalamnya yang menyebabkan para
pekerja tidak dapat bekerja secara optimal (Lianatika, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh OSHA pada tahun 2010, sekitar 35,4% dari
pekerja Eropa menganggap bahwa pekerjaan mereka mempengaruhi kesehatan mereka.
Sekitar 24,7% dari mereka dilaporkan menderita sakit punggung, bagian sektor pekerjaan
tersebut tersebar pada pekerja dalam konstruksi (36,5%); transportasi, penyimpanan dan
komunikasi (28,4%); diikuti oleh pekerja sosial dan kesehatan (26,3%) dan bidang lainnya
(8,8%) (OSHA, 2010).

Di Indonesia berdasarkan hasil suvey Departemen Kesehatan RI dalam profil masalah


kesehatan tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja
berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi
yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa
gangguan muskuloskeletal(16%). Hasil dari Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB tahun
2006-2007 diperoleh data sebanyak 40% - 80% pekerja melaporkan keluhan setelah bekerja
(Yassierli, 2008).

Setelah melihat data diatas dapat diketahui bahwa pekerja konstruksi memiliki risiko
yang tinggi, salah satu jenis bahaya yang terdapat dikonstruksi adalah bahaya ergonomi.
Bahayaergonomi yang sering dilakukan adalah manual handling, pekerjaan manual handling
akan dapat menyebabkan stress pada kondisi fisik pekerja yang dapat mengakibatkan
terjadinya cidera (Tarwaka, 2011). Lebih seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi
berkaitan dengan pekerjaan manual handling (HSE, 2007).

1
Pekerja CV VINA JAYA Balikpapan melakukan pelaksanaan proses kerja secara manual
seperti, mengangkat batu bata, menyemen, serta proses kerja lainnya. Proses tersebut dapat
menimbulkan risiko ergonomi, dikarenakan bekerja dalam bentuk postur janggal seperti
membungkuk, berjongkok, dan memiringkan badan.

Pemilihan pekerjaan ini dilakukan karena sudah lama berlangsung.Karena penelitian


ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, sehingga dimungkinkan untuk melakukan
penelitian ini pada CV VINA JAYA Balikpapan.Oleh karena itu masalah ergonomi di tempat
kerja masih belum diperhatikan oleh perusahaan tersebut.Para pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya pun masih banyak yang melakukan postur janggal yang berbahaya bagi tubuh.

Menurut Tompkins (2003), penanganan proses kerja secara manual adalah istilah
yang diberikan untuk proses penanganan proses kerja yang dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia. Ergonomi merupakan penerapan ilmu biologi manusia yang sejalan dengan
ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian yang menguntungkan antara pekerja dengan
pekerjaannya secara optimal dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan
(ILO, 2013).

Maka dari itu untuk menyelaraskan antara pekerja dengan pekerjaannya agar tidak
menimbulkan suatu risiko perlu adanya penilaian.Penilaian risiko ergonomi digunakan untuk
mengidentifikasi gangguan otot rangka yang dapat terjadi pada aktivitas penanganan material
secara manual (Martaleo, 2012).

Metode penilaian risiko yang telah diperkenalkan para ahli dalam mengevaluasi
ergonomi untuk menilai risiko ergononi di tempat kerja ada banyak dengan alat ukur yang
bervariasi. Metode - metode tersebut misalnya seperti REBA, OWAS dan QEC mempunyai
perbedaan dalam cara ataupun bagian yang diamati oleh metode tersebut. Pada penelitian ini
peneliti akan memakai metode REBA sebagai metode utama, namun karena pada metode
REBA masih terdapat kelemahan dalam metodenya sehingga peneliti menambahkan dua
metode untuk menambahkan informasi yang tidak dapat didapatkan lebih oleh metode
REBA, yaitu metode OWAS dan QEC.

Metode REBA dibuat untuk menilai postur tubuh pekerja secara cepat melalui
pengambilan data postur pekerja dan selanjutnya dilakukan penentuan sudut pada batang

2
tubuh, leher, kaki, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan (McAtamney dan
Hignett, 1995).Metode REBA memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya
dalam hal pembagian tubuh yang lebih spesifik seperti adanya leher, pergelangan tangan serta
lengan yang terbagi atas dua bagian, yaitu atas dan bawah.

Metode OWAS adalahmetode analisis sikap kerja yang mendefinisikan pergerakan


bagian tubuh punggung, lengan, kaki, dan beban berat yang diangkat.Metode ini digunakan
untuk menganalisis sikap kerja yang mendefinisikan pergerakan seluruh bagian tubuh yaitu
punggung, lengan, kaki dan beban berat yang diangkat.Masing- masing anggota tubuh
tersebut diklasifikasikan menjadi sikap kerja (Astuti dan Suhardi, 2007). Metode OWAS
memiliki kelebihan dibandingkan metode lain dalam halpembagian skor postur kaki yang
dibagi dalam 7 jenis postur aki. Namun metode OWAS tidak lebih spesifik dalam melakukan
analisis pada sudut bagian tubuh yang akan dinilai sperti hal metode REBA. (Enggaela dkk,
2013).

QEC merupakan metode penilaian risiko ergonomi di tempat kerja yang


dikembangkan oleh Guangyan Li dan Peter Buckle pada tahun 1999 (Pinder, 2002).Fungsi
utama QEC adalah untuk mencegah terjadinya Work-related Musculoskeletal Disorders
(WMSDs) yang dialami oleh pekerja dengan penanganan material secara manual. Lembar
penilaian terdiri dari empat bagian utama yang akan dinilai yaitu punggung, bahu atau
lengan, pergelangan tangan atau tangan, dan leher. Pada metode QEC, memiliki kelebihan
dalam halmelibakan pekerja secara langsung dalam pengisian kertas penilaian (score sheet)
dengan tujuan untuk memudahkan pengamat dalam mengidentifikasi bagian tubuh yang
memiliki risiko terjadinya cedera.(Martaleo, 2012).Namun pada metode ini memiliki
kekurangan yang hanya melihat bagian tubuh atas saja, tidak mengamati sampai bagian
bawah.Besarnya tingkat risiko yang diperoleh dari ketiga metode tersebut dapat digunakan
untuk membantu peneliti dalam menemukan adanya tingkat risiko ergonomi yang mungkin
dialami oleh pekerja.Hasil dari penilaian ketiga metode tersebut memiliki manfaat untuk
dapat merekomendasikan tindakan preventif untuk permasalahan yang ada.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada CV VINA JAYA, terdapat
sebelas jenis pekerjaan yang menggunakan manual handling. Pekerjaan –pekerjaan tersebut
seperti pengangakatan batu bata, menyemen, serta proses kerja lainnya. Dari studi
pendahuluan pun didapatkan bahwa masih banyak para pekerja yang dalam melakukan
pekerjaannya dilakukan dengan postur yang janggal atau tidak baik. Postur –postur ini seperti
membungkuk, berjongkok, dan memiringkan badan,.Hal ini dapat menjadi risiko terjadinya
penyakit akiba kerja yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas dalam bekerja, waktu
kerja yang hilang, penanganan yang membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan
meningkatkan risiko kecelakaan dalam bekerja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran mengenai analisis penilaian tingkat risiko
ergonomi pada CV VINA JAYA

1.2.1 Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomic berdasarkan metode RULA
pada tahapan Pengambilan buku ?
2. Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode RULA
pada tahapan pengangkatan buku ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Umum

Diketahuinya analisis tingkat risiko ergonomic pada perpustakaan CV VINA JAYA

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode RULA pada


tahapan mengambil/ mengangkat batu bata.
b. Diketahuinya gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode RULA pada
mengimput nilai atau data.

4
1.4 Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian harus dibatasi karena perlu untuk mengarahkan arah
pembahasan masalah. Batasan masalah dalam pengerjaan tugas ini adalah :

1. Penelitian ini difokuskan pada metode RULA


2. Penelitian hanya dilakukan pada bagian tertentu

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan
a. Memperoleh informasi mengenai potensi dan tingkat risiko ergonomi pekerjaan
terhadap pekerja.
b. Dapat melakukan upaya-upaya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
pada pekerja agar terhindar dari risko yang mungkin terjadi, sehingga dapat
meminimalisir kerugian yang terjadi
c. Sebagai masukan terhadap perusahaan untuk mengambil suatu tindakan agar
mengurangi risko ergonomi pada pekerja.
2. Bagi Pekerja
a. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai risiko dan bahaya di
tempat kerja, sehingga pekerja terhindar dari penyakit akibat kerja.
b. Mengetahui bahaya yang akan terjadi ketika mereka bekerjadengan posisi janggal.
c. Memberi masukan dan motivasi untuk pekerja dalam melakukan pekerjaan kearah
yang lebih baik lagi.

3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya dan
diharapkan dapat berguna bagi kalangan akademis.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif ini
digunakan untuk menjawab permasalahan penilaian postur kerja yang ada di
bagian lapangan CV VINA JAYA Balikpapan.
Metode deskriptif mempunyai beberapa criteria umum sebagai berikut :
1. Masalah luas yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah tidak terlalu
luas
2. Tujuan penelitian harus dinyatakandengan tegas dan tidak terlalu umum
3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini
Sedangkan criteria khusus metode deskriptif adalah :
1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai
(value)
2. Fakta fakta ataupun prinsip-prinsipyang digunakanadalah mengenai
masalah status
3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap
variabel, peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu


3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah suatu tempat yang digunkan oleh
peneliti atau tempat yang telah ditetapkan dalam melakukan suatu
proese penelitian untuk memperoleh dan mendapatkan sumber data
yang diinginkan oleh Penelitian. Penelitian Ini dilakukan pada
PT.VINA JAYA
3.2.2 Waktu Penelitian

6
Penelitian ini dilakukan pada bulan . Waktu penelitiaan ini adalah
waktu dimana berlangsungnya suatu penelitian atau pada saat
penelitian ini dilangsungkan, ddikerjakan Waktu penelitian yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3.3 Populasi dan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive

sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek yang dating dan

memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah

subjek yang di perlukan terpenuhi.

3.3.1 Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Tidak bersedia menjadi responden

- Memiliki riwayat patah tulang

- Pernah di diagnosa oleh dokter penyakit pada sistem

musculoskeletal

3.3.2 Besar Sampel

Rumus besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rumus penelitian deskriptif yaitu :

7
Keterangan :

n = besar sampel

α = kesalahan tipe I yaitu besarnya peluang untuk menolak H0 pada sampel. Pada

penelitian ini tingkat kesalahan yang di harapkan peneliti adalah sebesar 0,1 maka

Zα bernilai sebesar 1,640

p = proporsi keadaan masalah yang akan dicari dalam penelitian ini sebesar 0,51

(Lalit et al. 2015)

Q = 1-P yaitu sebesar 0,49

d = tingkat ketepatan absolute yang di kehendaki yaitu sebesar 0,1

Berdasarkan rumus besar sampel yang di gunakan pada penelitian ini didapatkan
sampel minimal sebanyak 96 di tambah 10% menjadi 106 responde

8
3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala
Postur Postur tubuh Tabel Observasi Grand Kategori
Tubuh adalah bentuk Ergonomi dan Score ordinal
tubuh,sikap pegukuran 1 = resiko
pengawakan dan dengan rendah
perawakan Busur metode
seseorang dinilai Derajat RULA 2= Resiko
dengan metode Sedang
RULA (Rapid
Upper Limb Kamera Dokumentasi
Assesment). 3 = Resiko
Tinggi

Low Back LBP adalah Kuisioner Pengisian 1= LBP Kategori


Pain (LBP) sindroma klinik dan Kuisioner nominal
yang ditandai
dengan gejala pemeriksaan Pemeriksaan 2 = Tidak
utama nyeri fisik fisik dengan LBP
atau perasaan tes lassague
lain yang tidak
enak didaerah
tulang punggung
bagian bawah

9
3.5 Pengumpulan Data
Penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan
penelitian secara terhadap objek penelitian di lapangan yaitu kondisi
aktual dari lantai produksi, meliputi pengamatan langsung postur kerja
operator. Data yang diperlukan adalah :
 Data metode kerja
 Data waktu postur kerja
 Data ukuran fasilitas
 Data standar
2. Data skunder
Data sekunder merupakan data yang dipero leh dari literatur-literatur dan
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dan juga data yang
diperoleh dari perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan,jumlah
pegawai danorganisasi dan manajemen perusahaan.

3.6 Pengolahan dan Penyajian Data


Pengelolaan data terdiri :
1. Menggunakan data RULA worksheet mengatur postur kerja dengan cara :
a. Membagi pengamatan tubuh operator kedalam 2 grup, yaitu A yang terdiri
atas leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower
arm), pergelangan tangan (wrist), punggung (trunk),serta mengukur beban
(load/force) dan skor aktivitas.
b. Menilai setiap postur kerja operator menggunakan Rapid Upper Limb
Assesment(RULA) ke dalam skor A dan skor B.
c. Menentukan skor RULA dari hasil kombinasi perhitungan skor A dan skor
B.
d. Menentukan Action level
e. Menentukan postur kerja yang tidak ergonomis berdasarkan perhitungan
skor Rula dan perhitungan action level

10
3.7 Analisis Data
Berdasarkan penilaian work sheet RULA maka akan didapatkan berbagai level

tindakan terhadap postur kerja pegawai. Dari level tindakan ini

didentifikasikan dan dianalisis fasilitas penyebab postur kerja yang tidak

alami. Hasil analisis digunakan untuk memperbaiki metode kerja agar didapat

postur kerja yang alami terhadap pegawai. Data yang diperoleh diolah oleh

software uji statistic. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat

dan analisis bivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat di gunakan untuk menentukan frekuensi variable bebas

dan terikat. Analisi ini akan menentukan distribusi dan karakteristik

responden, tingkat risiko postur tubuh responden menurut skor RULA,

dan gambaran kejadian keluhan MSDs, pada karyawan PT. CATUR

SENTOSA ADIPRANA.

b. Analisis Brivariat

Penelitian ini menggunakan variable kategorik. Analisis yang digunakan

untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan terikat adalah uji

chi-square. Uji chi-square di lakukan untuk menguji hubungan postur

kerja dan faktor lain terhadap keluhan MSDs. Syarat uji chi-square pada

penelitian ini adalah sel yang memiliki expected value kurang dari 5 tidak

lebih dari 20% dengan derajat kepercayaan 95% dan alpha (α) 5%. Jika

nilai p ≤ α artinya ada hubungan bermakna secara statusitik, dan jika

nilai p > α berarti tidak ada hubungan bermakna secara statistic (Dahlan,

2014).

11
3.8 Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Waktu Pelasanaan Penelitian

Kegiatan Bulan

12 Desember 2018
Identifikasi Awal

Pengumpulan data 8 Januari 2019

Pengolahan data 20 Januari 2019

Analisa Hasil 15 Februari 2019

Penyusunan Laporan 10 Maret 2019

(Sumber: Data Olahan)

12
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyanto, 2008.Tugas Akhir Analisa Postur kerja Menggunakan Metode


RapidUpper Limb Assessment

McAtamney, L., E. N. Corlett, 1993. RULA : A survey method for


theinvestigation of work related upper limb disorders.Applied Ergonomics,
vol24 (2), pp 94-1-99. Diakses dari http://www.rula.co.uk/

Niebel, B.W and Freivald, A. 1999.Methods Standards & Work Design, 10th
edition, International Edition.

Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya.


Surabaya Guna Widya.

Pratiwi, Indah. 2005. “Evaluasi fasilitas kerja bagian finishing perusahaan


mebel dengan metode rapid upper limb assessment“. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri. 04 (01), PP. 28-33.

Randall, Stephen.B, 2009. A Guide to Materials Handling and Back Safety.


N.C. Department of Labor Occupational safety and Health Program

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.


ALFABETA,CV.

13
14

Anda mungkin juga menyukai