Disusun oleh:
1. Endang Lestiyorini 7101417006
2. Fransisca Rahcmawati Indira 7101417072
3. Faniati 7101417099
4. Rusdiana 7101417120
5. Wahyu Ita Solihayati 7101417177
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan observasi ini dengan baik.
Laporan observasi ini dibuat sebagai tugas Ujian Tengah Semester mata
kuliah Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan dosen
pengampu Dr. Nina Oktarina, S.Pd., M.Pd dan Hana Netti Purasani, S.Pd., M.Pd.
Laporan observasi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan laporan observasi
ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan observasi ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan observasi ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan observasi ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mengacu pada pernyataan diatas penulis melakukan observasi di suatu
gedung yang berada di Unversitas Negeri Semarang yaitu Gedung Kewirausahaan
di Jalan Simpang 7 Universitas Negeri Semarang. Tujuannya guna mengetahui
seberapa jauh penerapan kesehatan keselamatan kerja di gedung tersebut.
Observasi ini dilakukan selain untuk mengetahui seberapa jauh tingkat penerapan
K3 di gedung tersebut juga untuk memenuhi tugas mata kuliah MK3 yang
kemudian disajikan dalam bentuk laporan observsi.
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kami memiliki tujuan
melakukan observasi ini. Adapun tujuan dari observasi ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah MK3.
2. Untuk mengetahui gambaran umum gedung kewirausahaan Universitas
Negeri Semarang.
3. Untuk mengetahui kondisi keselamatan dan kesehatan kerja di gedung
kewirausahaan Universitas Negeri Semarang.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
4
dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan.
Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku diantaranya:
a. Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan khusus),
b. Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja,
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat,
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan,
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit,
f. Menciptakan lingkungan kerja yang hygienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada,
g. Melaksanakan biological monitoring (pemantauan biologi)
5
Selanjutnya untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 seperti yang tertuang
dalam pasal 4 Permennaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 beserta pedoman
penerapan pada lampiran 1 maka organisasi perusahaan diwajibkan untuk
melaksanakan 5 ketentuan pokok yaitu :
1. Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
Sistem Manajemen K3.
2. Adanya kebijakan K3 yang dinyatakan secara tertulis dan ditanda tangani
oleh pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan,
komitmen dan tekat melaksanakan K3, kerangka dan program Kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Didalam membuat
kebijakan K3 harus dikonsultasikan dengan perwakilan pekerja dan disebar
luaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok, pelanggan dan kontraktor.
3. Adanya komitmen dari pucuk pimpinan (top management) terhadap K3
dengan menyediakan sumber daya yang memadai yang diwujudkan dalam
bentuk (a) penempatan organisasi K3 pada posisi strategis; (b) penyediaan
anggaran biaya, tenaga kerja dan sarana pendukung lainnya dalam bidang
K3; (c) menempatkan personil dengan tanggung jawab, wewenang dan
kewajiban secara jelas dalam menangani K3; (d) perencanaan K3 yang
terkoordinasi; dan (e) penilaian kinerja dan tindak lanjut K3.
4. Adanya tinjauan awal ( Initial Review ) kondisi K3 di perusahaan, yang
dilakukan dengan cara: (a) identifikasi kondisi yang ada, selanjutkan
dibandingkan dengan ketentuan yang berlaku ( pedoman Sistem Manajemen
K3 ) sebagai bentuk pemenuhan terhadap peraturan perundangan (Law
Enforcement); (b) identifikasi sumber bahaya di tempat kerja; (c) penilaian
terhadap pemenuhan peraturan perundangan dan standar K3; (d) meninjau
sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi kecelakaan, dan
gangguan yang terjadi; (e) Meninjau hasil penilaian K3 sebelumnya; dan (f)
menilai efisiensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan.
5. Merencanakan pemantauan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan sistem
manajemen K3
6. Adanya perencanaan tentang identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko.
6
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
7
BAB IV
HASIL OBSERVASI
8
Kondisi :
Di lantai 1 pada gedung sebelah kanan terdapat toilet, namun toilet tersebut
antara wanita dan pria tidak ada pemisah atau di campur. Hal ini bisa
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu kebersihannya juga kurang
terjaga, dan air terkadang mati sehingga tidak bisa digunakan sebagaimana
mestinya dan menyebabkan bau yang menyengat. Kemudian di dalam toilet
tersebut juga tidak terdapat fentilasi udara, sehingga bau tersebut dibiarkan
mengendap didalam toilet dan menyebabkan ketidaknyamanan konsumen.
Solusi :
- Sebaiknya di beri pemisah(gambar atau tulisan) antara toilet wanita dan toilet
pria sehingga dapat memudahkan dalam pemakaiannya dan tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
- Untuk CS lebih memperhatikan kebersihannya dengan rutin perhari atau
perminggu untuk selalu mengecek baik air, lantai maupun media bantu
wewangian di toilet. Karena toilet di lantai 1 itu sering digunakan konsumen.
- Lebih baik di beri fentilasi udara meskipun hanya sekotak, karena dengan
diberikannya fentilasi udara akan lebih baik untuk kesehatan si pengguna.
b. Toilet Lantai 2
9
Kondisi :
Dilantai 2 terdapat beberapa toilet dan kondisinya terbilang cukup baik
dapat dilihat dari kelancaran airnya, kebersihan toilet(lantai, korslet, dll) dan
tempat cuci tangan serta pemasangan kaca cukup baik. Terdapat juga fentilasi
udara diatasnya. Akan tetapi disayangkan terdapat stop kontak yang berada dekat
dengan pipa air. Akibatnya jika pipa air bocor akan menyebabkan kebakaran atau
hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
Solusi :
Kebersihan tetap rutin di jaga dan peletakan stopkontak lebih di
kesampingkan atau di ataskan sedikit agar jauh dari air.
c. Toilet Lantai 3
Kondisi :
Di lantai 3 juga terdapat bebrapa toilet, akan tetapi ada beberapa toilet
kondisinya yang tidak cukup baik. Karena kebersihan kurang terjaga, air tidak
lancar dan di dalam toilet kondisinya sangat bau. Serta tidak ada fentilasi
Udaranya.
Solusi :
Sebagai seorang karyawan lebih memperhatikan kondisi yang dimana sering
digunakan oleh konsumen. Menjaga kebersihan, kenyamanan dan kesehatan si
pengguna.
10
2. Hydrant
a. Hydrant di Lantai 1 dan 2
Kondisi :
Memang sudah terdapat hydrant di setiap lanati gedung KWU, hydrant
tersebut juga terbilang baru itu terbukti dari kondisinya masih sangat bagus. Akan
tetapi hydrant tersebut tidak ada isinya artinya kosong terbukti dari pipanya yang
masih terputus di belakang dan dari ungkapan satpam di gedung tersebut yang
mengatakan bahwa hydrant yang dipasang belum ada isinya atau hanya untuk
fomalitas saja. Dan para satpam di gedung tersebut belum mendapatkan pelatihan
an sosialisasi dalam penggunaan hydrant tersebut.
Solusi :
Lebih diperhatikan lagi saat mengelola sebuah MK3 di sebuah gedung. Di
fungsikan dan diisi hydrant tersebut dan yang paling utama di berikan pelatihan
terhadap pihak keamanan yang bertugas di gedung tersebut tujuannya agar mereka
siap siaga dalam mengatasi sebuah kejadian yang tidak terduga. Jangan hanya
untuk formalitas saja. Karena semua kejadian tidak ada yang bisa menduganya.
11
3. Apar
Kondisi :
Didalam semua lantai di gedung hanya terdapat beberapa Apar dengan
kondisi cukup baik, akan tetapi dalam perawatannya kurang diperhatikan, terdapat
debu dan isi dari Apar masih full karena jarang digunakan dan di cek. Karena
sudah ada splinker dan alat detektor asap jadi Apar yang disediakan hanya
beberapa saja dan hanya ada sekitar 2 atau 3 Apar saja.
Solusi :
Lebih di berikan lagi 2 atau 3 Apar di setiap gedung agar lebih mudah untuk
di jangkau dan digunakan saat dibutuhkan. Selalu diadakan pelatihan dan
pengecekan setiap berapa hari sekali atau berapa minggu sekali agar kegunaan
Apar tetap terjaga.
4. Tangga
12
Kondisi :
Tangga sudah terdapat pegangannya dan sudah ada penghalang di bawah
pegangan. Akan tetapi ukuran lebar tangga termasuk kurang lebar karena tangga
hanya bisa di buat jalan 2 orang saja sedangkan kalau terjadi suatu kejadian itu
membutuhkan tangga yang agak lebar untuk kecepatan dalam berlari dll. Dan
anak tangganya juga temasuk kurang lebar karena itu dapat menyebabkan
seseorag yang melaluinya akan terpeleset.
Solusi :
Saat membuat sebuah tangga di suatu gedung harus lebih di perhatikan
standar ukuran lebar sempitnya tangga. Agar tidak terjadi hal-hal yang tak
diinginkan. Selalu mengecek keadaan lantai di tangga.
Kondisi :
Di gedung lantai 2 dekat samping tangga terdapat sebuah kabel yang
melintang di lantai, sehingga ketika ada orang yang lewat dapat mengakibatkan
seseorang tersandung atau terjatuh dan lebih parahnya bisa tersetrum kabel
tersebut apabila kabel tersebut dalam kondisi rusak atau terbuka.
Solusi :
Lebih di perhatikan lagi saat meletakkan kabel, atau bisa di letakkan di
bawah tembok dengan di beri tutup atau lebih dirapikan. Bertujuan agar tidak
menghalangi jalan dan lebih membuat nyaman orang yang melaluinya.
13
6. Jalur Evakuasi dan Tulisan keluar/ EXIT (tulisan atau gambar)
Kondisi :
Disemua tangga dari lantai 1-3 Tidak terdapat petunjuk tulisan atau gambar
jalur evakuasi, untuk menunjukan jalur evakuasi(jalan keluar) apabila terjadi
bencana alam, kebakaran atau gempa. Hanya ada tanda keluar di atas itupun juga
tidak semuanya dalam kondisi baik ada beberapa yang tidak terlihat karena rusak.
Dan itu menyulitkan orang yang ingin mencari jalan keluar karena itu berada di
atas dan dalam keadaan sulit untuk di lihat karena berwarna bening tulisan EXIT.
Sehingga jika orang yang mengalami masalah dengan penglihatannya itu nyaris
tdak akan terlihat sama sekali.
Solusi :
Segera di berikan jalur petunjuk evakuasi disetiap jalan keluar terutama di
dekat tangga. Yang berwarna mencolok seperti hijau contohnya atau warna lain.
Dan tulisan keluar (EXIT) lebih baik menggunakan warna dan tulisan yang
sederhana saja yang dapat dilihat jelas oleh orang yang melintas, jangan
menggunakan nyala lampu hijau karena jika terjadi kerusakan tulisan atau gambar
tersebut tidak dapat terlihat oleh mata langsung.
14
7. Jendela
Kondisi :
Disetiap jendela di gedung KWU sudah sangat baik. Karene sudah ada
penghalang atau pegangan di depan kaca jendelanya untuk melindungi orang yang
berdiri di depannya. Sehingga tidak mengakibatkan terjatuh atau hal-hal buruk
lainnya. Dan kaca yang digunakan juga sudah cukup tebal dan tidak
membahayakan. Selain itu juga ada jarak antara penghalang dengan kaca jendela
yang bertujuan untuk keselamatan oarang yang berada disekitar jendela tersebut.
Solusi :
Terus di rawat agar tetap pada kondisi baik. Dan di tambah penghalang di
bawahnya meskipun hanya 1 tiang atau 2 agar orang tidak bisa memasuki
penghalang tersebut.
8. Lift
15
Kondisi :
Lift yang berada di lantai 1 dalam kondisi mati atau tidak dapat di
gunakan(rusak) kata satpam di gedung tersebut lift yng berada di lantai 1 itu
sudah lama mati dan tidak di gunakan sudah sekitar 1 bulan belum diperbaiki.
Akan tetapi lift yang berada di lantai 2 – 4 itu dala kondisi baik dan dapat di
gunakan. Di samping atas lift tersebut juga ada simbol atau tanda peringatan
kapasitas atau maksimal orang yang termuat di dala lift yang harus di taati oleh
pengguna lift.
Solusi :
Segera di perbaiki agar dapat di gunakan beraktivitas agar tetap efisien
efektif, dari pada harus naik dan turun tangga itu juga memerlukan waktu dan
menguras tenaga. Tetap menaati peraturan pemakain lift agar terhindar ari suatu
kejadian yang tidak diinginkan.
16
Kondisi :
Belum pernah di coba karena hydrant sendiri belum ada isinya. Splinker
tersebut Berguna atau berfungsi menyemprotkan air secara otomatis saat terjadi
suatu kebakaran dan bisa mendeteksi panas dan langsung memadamkan api
dengan menyemprotkan air dengan tekanan yang selalu terjaga dan stabil.
Detektor asap Berfungsi untuk mendeteksi asap dan kebakaran atau bisa juga
disebut alarm kebakaran karena kegunaannya untuk memberikan peringatan akan
adanya asap kebakaran.
Solusi :
Segera dilakukan percobaan dan perbaikan agar ketika dibutuhkan tidak
sulit untuk mengatasinya. Memberikan pelatihan kepada pihak keamanannya dan
selalu diperbaiki sistem pemakaiannya.
Kondisi :
Terdapat wastafel yang di bawahnya terdapat juga stop kontak yang bisa
menyebabkan konsleting listrik. Karena jarak keduanya yang tidak terlalu jauh,
maka apabila wastafel tersebut digunakan dan airnya menyiratkan dan masuk ke
dalam stop kontak maka akan terjadi konsleting listrik dan berdampak pada
kebakaran. Terdapat juga sebuah ruangan yang tepat di depan pintunya berjajar
korsi yang mengalami jalan selain itu terdapat pula di sampingnya sebuah meja
yang dapat menghalangi jalan.
17
Solusi :
Lebih di perhatikan lagi saat meletakkan stop kontak dan lebih dijauhkan
dari sumber air. Lebih baik di letakkan di atas dari pada di letakkan di bawah
wastafel yang tergolong rawan terkena air. Kursi sebaiknya tidak di letakkan di
depan pintu atau di pindahkan ke area yang tidak menghalangi pintu. Barang-
barang yang sudah tidak terpakai juga di pindahkan gudang. Agar didalam suatu
ruangan atau gedung terlihat rapi dan aman.
11. Selokan
Kondisi :
Untuk selokan di area sekitar kwu sudah berfungsi dengan baik namun
kurang dalam sehingga apabila terdapat debit air yang besar mungkin tidak akan
tertampung. Dan ditakutkan akan terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.
Seperti banjir, terjatuh dll. Selokan tersebut juga belum diberikan tutup.
Solusi :
Diperiksa sumber aliran airnya agar tidak tersumbat dan tidak terjadi debit
air yang tinggi sehinggi tidak menyebabkan banjir. Selokan lebih baik ditutup
agar tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan umum.
18
12. Alat keamanan
Kondisi :
Terletak di atas pojok tepatnya di lantai 1 yang sebelah bank BTN. Kondisi
Masih dalam keadaan baik. Alat kemanan tersebut berfungsi sebagai alarm atau
peringatan ketika terjadi suatu yang membahayakan di gedung.
Solusi :
Tetap di rawat dan selalu di cek setiap hari atau setiap minggu.
19
Digedung tersebut terdapat sebuah sisa penghalang tembok seperti teras.
Bertujuan agar saat ada kejadian orang jatuh tidak langsung kebawah melainkan
dapat terdampar di penghalang tersebut.
Kondisi :
Belum tertata dengan rapi, karena di gedung KWU ini belum ada tukang
parkirya sendiri, dan itu dapat memicu adanya pencurian motor karena tidak ada
yang menjaga. Area parkir juga kurang luas, apalagi kalau malam tertentu tempat
parkir di gedung tersebut selalu penuh dan otomatis parkiran pindah kedepan
gedung tersebut yang seharusnya sebagai jalan di gunakan para mahasiswa untuk
parkir kendaraan mereka nongkrong di tempat-tempat yang ada di gedung
tersebut. Kurang penerangan kalau malam.
Solusinya :
Lebih di perhatikan lagi keamanan konsumen dengan adanya tukang parkir
sendiri. Lebih ada pembatas mana tempat parkir dan mana yang tidak untuk
tempat parkir. Diluaskan lagi lahan untuk tempat parkir dan memberitahu para
konsumen digedung tersebut untuk memarkirkan kendaraannya dengan rapi agar
memudahkan orang lain dan enak untuk di pandang. Serta memberikan
penerangan di lokasi parkir tersebut sehingga tidak ada tindak kriminalitas.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Demikian laporan hasil observasi kelompok 6 yang bertempat di Gedung
Pengembang Bisnis atau disebut sebagai Gedung Kewirausahaan tepatnya di
kawasan simpang 7 UNNES. Terkait dengan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di gedung tersebut sudah bagus namun masih terdapat beberapa
kekurangan, mengingat gedung tersebut tergolong gedung baru sehingga masih
terdapat beberapa peralatan keamanan yang masih kurang, selain itu terdapat
beberapa peralatan yang sudah ada namun belum di fungsikan sebagaimana
mestinya, kemudian terkait kebersihan di gedung tersebut masih kurang.
5.2 Saran
Kelompok kami memberikan saran terkait peralatan yang sudah ada
namun belum difungsikan diharapkan dapat segera difungsikan karena
dikhawatirkan apabila peralatan terlalu lama di diamkan akan rusak. Selain itu
kebersihan di gedung kewirausahaan harus lebih dijaga supaya pengguna gedung
tersebut bisa lebih nyaman.
21
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A2K4) Indonesia. 2014. Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesuai PP. No. 50 Tahun
2012. Dikutip dari http://www.a2k4-ina.net/informasi/163-sistim-
manajemen-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3-sesuai-pp-no-50-
tahun-2012 (Diakses pada 7 Mei 2019).
Arifin Muhammad, Oktaviastuti Blima, 2014. Sistem Manajemen K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Dikutip dari
https://www.academis.edu/11671845/sistem_manajemen_k3_keselamata
n_dan_kesehatan_kerja/ (Diakses pada 3 Mei 2019).
Darma, Eka R. 2009. Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Fault
Tree Analysis Pada Proyek Pembangunan The Adiwangsa Surabaya.
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FTSP-ITS.
Surabaya.
Kurnia, A. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dikutip
dari http://www.academia.edu/download/45967854/D066281472.doc
(Diakses pada 3 Mei 2019).
Manajemen Rocket. 2019. Pengertian Manajemen K3 Adalah: Keselamatan
Kesehatan Kerja. Dikutip dari https://rocketmanajemen.com
/manajemen-k3/ (Diakses pada 3 Mei 2019).
Wirahadikusumah, Reini D. 2007. Tantangan Masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Dikutip dari
www.ftsl.itb.ac.id/ ...konstruksi/.../makalah-reini-d-wirahadikusumah.pdf
(Diakses pada 6 Mei 2019).
22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
23
Lampiran 2. Foto Dokumentasi
24