Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MANAJEMEN RUANG KEPERAWATAN

RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Amelia Indra 2108001


2. Artha Venia 2108004
3. Berty Widya A 2108005
4. Dwi yuliana 2108009
5. Friska Teletapa 2108016

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Laporan
Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rajawali 1A RSUP Dr. Kariyadi semarang
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ns. Susi
nurhayati,M.Kep selaku dosen pembimbing praktik klinik stase Manajemen
KeperawatanUniversitas Karya Husada Semarang yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Laporan Manajemen Asuhan
Keperawatan Di Ruang Wijaya RSUP Dr. Karyadi Semarang ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, Desember 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................6
A. Planning.................................................................................................................................6
B. Organizing..............................................................................................................................6
C. Staffing...................................................................................................................................7
D. Actuating................................................................................................................................8
E. Kontroling..............................................................................................................................8
BAB III.............................................................................................................................................9
Analisa Situasional............................................................................................................................9
A. Pengkajian Manajemen Ruang Keperawatan........................................................................9
B. Profil Rumah Sakit...............................................................................................................14
2. Visi dan Misi RSUP. Dr. Kariadi Semarang.......................................................................16
v. Nilai - nilai RSUP. Dr. Kariadi Semarang...............................................................................16
Berikut adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi Pegawai RSUP Dr. Kariadi Semarang dalam
melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat........................................................................16
a. Paradigma Pelanggan..............................................................................................................16
b. Nilai Dasar...............................................................................................................................17
c. Budaya Kerja...........................................................................................................................17
“Melayani dengan hati”..................................................................................................................17
d. Profil dan pelayanan laboratorium RSUP Dr. Kariadi Semarang...........................................17
(2) Misi Laboratorium...............................................................................................................17
(3) Pemeriksaan Laboratorium..................................................................................................18
3. Hasil pengkajian:input,proses,output,wawancara kepala ruang..........................................18
C. Analisa SWOT.....................................................................................................................24
D. Fishbone ( AKU GABISA MENYERAH)..........................................................................28
E. Menetapkan Prioritas Masalah.............................................................................................29
F. Plan Of Action.....................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana cara menggunakan sumber daya
secara efesien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen dengan melibatkan
semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan
citra dari rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan
memperhatikan hal tersebut, proses manajemen yang baik perlu diterapkan dalam
memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang
memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajemen
keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan
dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait
serta saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan
antar manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,
manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan
profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah
satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan
asuhankeperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien
maupun keluarganya.
Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang mengikuti
prinsip-prinsip manajemen. RSUP Dr. Kariyadi Semarang sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu didukung dengan adanya
organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu
pelayanan bagi masyarakat. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan,
dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami manajerial manajemen keperawatan, baik dalam hal
pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik.
2. Tujuan Khusus
a) Mengaplikasikan keterampilan dalam mengorganisasi dan mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen.
b) Menjalin kerjasama yang baik dalam tim.
c) Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, pendekatan dan strategi untuk
mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan perubahan yang positif
dan pencapaian tujuan.
d) Menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang efektif dan
konstruktif.
e) Menggunakan konsep penjaminan mutu dan penampilan kerja dalam melakukan
asuhan keperawatan.

C. Manfaat
Dapat meningkatkan kemampuan mengorganiasi dan mengkoordinasi kegiatan
keperawatan secara efektif dengan penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dalam
sebuah individu maupun kelompok.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Planning
Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan
menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan
keperawatan (Huber, 2000). Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan
adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana,
berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat
ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000).
Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada
dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi perencanaan
pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000)
menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa
klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan di
ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim
dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan
kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010)

B. Organizing
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004).
Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis
merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan
kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing
anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi (Huber, 2000). Marquis dan Huston
(2010) menyatakan bahwa pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur
diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling
ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang
meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut
Swanburg (2000) adalah:
1. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara
ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan
satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis
manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.
2. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai
satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus
mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
3. Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif
dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan
yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan
untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
4. Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau pembagian tugas yang
membentuk departement.

C. Staffing
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah
dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur
sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000).
Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin,
memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan
organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau
tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan
kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan
suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan. Manager harus
merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien.
Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan kelebihan personalia saat ada
fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan
harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak
boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan
ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan apakah
memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan agar dapat
menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif (Marquis dan Huston,
2010).

D. Actuating
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi,
membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan
Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan
perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber,
2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai
tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000).

E. Kontroling
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang
terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg,
2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber
daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Huber, 2006). Selama
fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis
dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih
efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam menjalankan
fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah:
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
2. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
BAB III

Analisa Situasional

A. Pengkajian Manajemen Ruang Keperawatan


1. Perencanaan
a) Kajian Teori
Perencanaan dalam praktik keperawatan membantu menjamin klien atau
pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka harapkan dan
meningkatkan kepuasan mereka terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.
Perencanaan merupakan suatu proses kontinu dari pengkajian, membuat tujuan
dan sasaran, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi dan mengontrolnya.
Elemem perencanaan diantaranya perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang, pembuatan keputusan, strategi kebijakan, program, aturan, dan prosedur.
(Alexander dalam Russel, 2000)
Hierarki perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,
kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston dalam Sitaresmi, 2010).
1) Visi: pernyataan singkat mengenai terbentuknya organisasi tersebut dan
tujuan organisasi tersebut sebagai landasan perencanaan organisasi
tersebut.
2) Misi: pernyataan untuk menjalankan atau merealisasikan visi yang telah
dibentuk.
3) Filosofi: nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam
organisasi tersebut serta landasan sekaligus arahan seluruh perencanaan
jangka panjang.
4) Kebijakan: pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pencapaian
suatu keputusan.
Beberapa model perencanaan yaitu:
1) Reactive planning: manajer langsung melakukan tindakan begitu masalah
muncul.
2) Inactive planning: perencanaan telah dibuat berdasarkan masalah yang
muncul. Pemikiran tentang rencana tersebut sudah tersedia, tetapi dalam
pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan perkembangan masalah
yang muncul.
3) Preactive planning: perencanaan dibuat berdasarkan pemahaman
mengenai rencana ke depan dengan pencapaian target yang sudah pasti.
Cirinya dalah tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat waktu perencanaan,
terdapat indikator pencapaian target, risiko, dan ketidakpastian yang jelas.
4) Proactive planning: perencanaan dengan memperhatikan komponen masa
lalu, sekarang, dan masa depan. Masa lalu untuk pengalaman, masa
sekarang sebagai pelaksanaan perencanaan, dan masa depan sebagai
rencana hasil kajian evaluasi pelaksanaan perencanaan masa lalu dan
sekarang.
Beberapa tipe\rencana yaitu :
1) Sasaran (goal), terdiri atas tujuan, anggaran dan batas waktu, serta
sasaran kegiatan.
2) Rencana tunggal (single use plan), terdiri atas program utama (tugas
utama organisasi), proyek (program tersusun), program khusus
(berdasarkan masalah khusus), serta rencana rinci.
3) Rencana induk (standing plan, master plan), terdiri dari kebijakan,
prosedur, dan metode.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil data yang ditemukan, Ruang Rajawali 1A berkomitmen
menjadi bangsal prima dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien,
juga mengedepankan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas dalam
memberikan pelayanan, terutama di masa sehabis pandemi ini di ruang Rajawali
1A memberikan pelayanan pada pasien dengan protokol kesehatan yang kuat,
tidak hanya pada petugasnya tetapi juga pada pasien dan keluarga. Akan tetapi
masih ada beberapa keluarga tidak patuh dalam menaati protokol kesehatan,
seperti kepatuhan memakai makser dan cuci tangan penunggu pasien masih
belum benar. Edukasi/orientasi RS terkait kepatuhan memakai masker dan cuci
tangan dan penunggu pasien sehabis pandemic ini tidak boleh berkunjung lebih
dari 1 orang dan sudah di lakukan namun keluarga terkadang masih ada yang
tidak mematuhi aturan/edukasi yang sudah di berikan.

Analisa masalah :
Berdasarkan kajian data tersebut, Ruang Rajawali 1A sudah melakukan edukasi
tentang pencegahan covid-19 agar tidak terjadi lagi dan protokol kesehatan pada
pasien dan penunggu namun masih keluarga pasien belum mematuhi aturan atau
edukasi yang sudah diberikan. Sesuai dengan pengamatan dan bukti masih ada
keluarga pasien yang saat berkunjung lupa tidak memakai masker, hanya
digantungkan di dagu, lalu keluarga pasien saat berkunjung tidak mencuci
tangan/memakai hand scrub terlebih dahulu, dan juga masih ada beberapa pasien
yang penunggunya lebih dari 1 orang

Saran :
Dalam masih era covid-19 ini dalam memberikan edukasi tentang penularan
covid 19 agar tidak terjadi lagi, dam mematuhi protokol kesehatan, antara lain
memakai masker dengan benar, mencuci tangan 6 lanbgkah,dengan strategi yang
lebih menarik seprti saat mengedukasi kita gunakan liflet dengan gambaran
langkah cuci tangan. dan menegur pada penunggu pasien yang lebih dari 1 orang.

2. Pengorganisasian
a) Kajian Teori
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan pada proses pelaksanaan pelayanan keperawatan. Szilagji
mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai
tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur,
tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi. Tiga aspek penting dalam
pengorganisasian, yaitu:
1) Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan
secara efektif.
2) Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
3) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola
hubungan antar kegiatan yangberbeda, penempatan tenaga yang tepat dan
pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat.
b) Kajian Data
Jumlah pasien ruang Rajawali 1A pada tanggal 13 Desember adalah 27 pasien,
dengan total care 21 pasien, 6 pasien parsial care dan 0 pasien minimal care.
Bed Occupancy Rate (BOR) rata-rata tiap bulan 90 %. Dengan jumlah perawat di
ruang Rajawali 1A total SDM adalah 47 perawat, terdiri dari 1 Kepala ruang,
Perawat primer 12 perawat, 34 perawat pelaksana. Sistem pendokumentasian di
ruangan sudah dilakukan secara RME (Rekam Medis Elektronik) dengan
kelengkapan dokumentasi : pengkajian keperawatan 90%, diagnosa 100 %.

3. Ketenagaan
a) Kajian Teori
Dalam penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruangan dengan menggunakan
metode perhitungan ketenagaan perawat dengan rumus Douglas. Douglas (1984,
dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana
masing-masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai
berikut:
Jumlah Klasifikasi Klien
Pasien
Minimal Parsial Total
27
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
Hasil hitungan + (20% x tenaga perawat sehari) + 1 kru + 2 ktim = ......
Perawat
b) Kajian Data
Rata-rata jumlah pasien ruang Rajawali 1A pada tanggal 13 Desember 2021
adalah total care 21 pasien, 6 pasien parsial care dan 0 pasien minimal care. Bed
Occupancy Rate (BOR) rata-rata tiap bulan 90 %. Dengan jumlah perawat di
ruang Rajawali 1A total SDM adalah 47 perawat, 1 tenaga administrasi umum
dan 6 tenaga PUK, total 54 tenaga kerja di ruang Rajawali 1A.
Analisa :
1) Jumlah perawat dinas, siang dan malam
 Dinas pagi : (7 x 0,17) + (15 x 0,27) + (6 x 0,36) = 7,4
 Dinas siang : (7 x 0,14) + (15 x 0,15) + (6 x 0,30) = 5,03
 Dinas malam : (7 x 0,07) + (15 x 0,10) + (6 x 0,20) = 3,19
........................................................................................................... +
Jumlah total 15,62

Komposisi tenaga perawat

 Dinas pagi = 7,4 ( 7 perawat)


 Dinas siang = 5,03 ( 5 perawat)
 Dinas malam = 3,19 ( 3 perawat)
2) Jumlah tenaga perawat di ruang inap Rajawalin 1A dalam RSUP dr Kariadi adalah
Hasil hitungan + (20% x jumlah hitungan) + 1 kru + 2 katim
= 15,62 + (20% x 15,62) + 1 + 2 = 21,74 atau 22 orang
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah sebanyak 22 orang perawat.
Sehingga dapat disimpulkan ketenagaan perawat di ruang sudah mencukupi sesuai
dengan hasil perhitungan rumus dauglas

4. Penggerakkan (Actuating)
a) Kajian Teori
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi,
membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis
dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan
menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien
mencapai tujuan (Huber, 2000).
b) Kajian Data
Di Ruang Rajawali 1A metode keperawatan di lakukan dengan metode modular
atau metode primer dan metode tim, untuk pelaksanaanya terbagi menjadi 2 tim,
yaitu tim A dan tim B. perfoma kinerja perawat sesuai dengan standart SOP yang
berlaku

5. Kontroling (Pengendalian, Evaluasi dan Pengarahan)


a) Kajian Teori
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan
(Swanburg, 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana,
proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Huber, 2006). Selama fase pengendalian, kinerja diukur
menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk
mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston,
2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien
dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).
b) Kajian Data
Di Ruang Rajawali 1A sistem pengawasan, pengarahan pada staf perawat pada
kinerja perawat sudah optimal, melakukan supervise 2 minggu sekali sehingga
perawat bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

B. Profil Rumah Sakit

1. Sejarah RSUP Dr. Kariadi Semarang


RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan Rumah Sakit terbesar sekaligus
berfungsi sebagai Rumah Sakit rujukan bagi wilayah Jawa Tengah. Terletak
di jalan Dr. Sutomo Nomor 16 Semarang. RSUP Dr. Kariadi adalah Rumah
Sakit kelas A Pendidikan dan berfungsi sebagai Rumah sakit Pendidikan bagi
dokter, dokter spesialis,dan sub spesialis dari FK UNDIP, dan Institusi
Pendidikan lain serta tenaga kesehatan lainnya. Pengguna jasa RSUP Dr.
Kariadi adalah masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya yang berjumlah lebih
dari 40 juta penduduk, khususnya masyarakat sekitar Kotamadya dan
Kabupaten Semarang. Kebutuhan dan keinginan (need and demand)
masyarakat sangat bervariasi dan jauh berkembang dibanding beberapa waktu
yang lalu.

Sejarah singkat berdirinya RSUP Dr Kariadi sampai dengan ditetapkan


menjadi Rumah Sakit BLU adalah sebagai berikut:

1) Didirikan pada jaman penjajahan Belanda tanggal 9 September 1925


dikenal dengan nama Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting (CBZ),
kemudian pada jaman penjajahan Jepang menjadi “Purusara” (Pusat
Rumah Sakit Rakyat).
2) Menjadi rumah sakit vertikal milik Departemen Kesehatan dengan nama
RSUP Dr. Kariadi berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI
No.21215/Kab/1965.

3) Berdasarkan SK Menkes RI No.1130/Menkes/SK/XII/1003, tanggal 10


Desember 1993 ditetapkan menjadi RS Unit Swadana dengan struktur
organisasi berdasarkan SK Menkes No. 546/Menkes/VI/1994 tanggal 13
Juni 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Kariadi.
4) Pada tahun 1997 sebagai Instansi Pemerintah Pengguna Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) berdasarkan UU No. 20 tahun 1997.
5) Berdasarkan PP No. 120 Tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP
Dr. Kariadi, status rumah sakit berubah menjadi Perusahaan Jawatan yang
operasional mulai Tahun 2002.
6) Terakhir pada tahun 2005 diubah statusnya menjadi Instansi Pemerintah yang
menerapkan PPK-BLU berdasarkan PP No. 23 tahun 2005 dan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1243/MENKES/SK/VII/2005 tanggal 11 Agustus 2005.

Sebagai suatu Badan Layanan Umum, selain memberikan pelayanan kepada


masyarakat, pendidikan pelatihan penelitian juga melaksanakan fungsi sosial bagi
masyarakat miskin. Perubahan status menjadi PPK-BLU berimplikasi pada
pengelolaan keuangan RSUP Dr. Kariadi sebagai Satuan Kerja Badan Layanan
Umum yang mempunyai tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan kepada
publik dalam hal menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
mengutamakan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Satker BLU diharapkan dapat
menerapkan pengelolaan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip pokok yang
tertuang dalam UU No. 17/2003 dan UU No. 1/2004 yang akan menjadi langkah awal
pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat.

Saat ini RSUP Dr.Kariadi sebagai rumah sakit pusat rujukan di Jawa Tengah
memiliki sumber daya yang memadai sehingga mampu menyelenggarakan berbagai
jenis pelayanan spesialis dan subspesialistik yang bermutu. Dalam menghadapi
tantangan masa depan dengan perubahan yang dinamis dan persaingan global, RSUP
Dr Kariadi harus mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul melalui
optimalisasi sumber daya yang telah dimiliki dan meningkatkan kinerja yang telah
dicapai dengan menyusun rencana strategi 2015 – 2020 RSUP Dr.Kariadi sebagai
pedoman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga misi dan visi
yang telah ditetapkan dapat tercapai
2. Visi dan Misi RSUP. Dr. Kariadi Semarang
i. Visi:
Menjadi Rumah sakit terbaik di Indonesia
ii. Misi:
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan rujukan yang paripurna,
bermutu kelas dunia, menjamin keselamatan pasien dan menjangkau
seluruh masyarakat.
 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas sesuai
kebutuhan pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Menyelenggarakan penelitian yang berkualitas sesuai kebutuhan
pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
iii. Filosofi
Dengan landasan kemanusiaan, motivasi, jujur, integritas yang tinggi akan
mampu meningkatkan mutu pelayanan.
iv. Motto
”Sahabat Menuju Sehat”
v. Nilai - nilai RSUP. Dr. Kariadi Semarang
Berikut adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi Pegawai RSUP Dr. Kariadi Semarang
dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat

a. Paradigma Pelanggan

KARIADI

K : Komitmen terhadap kepuasan pelanggan


A : Aman

R : Ramah
I : Informatif
A : Akurat

D : Dedikasi
I : Inovatif
b. Nilai Dasar

1. Kepercayaan
2. Integritas
3. Perduli
4. Professional
5. Efisien
6. Kebersamaan

c. Budaya Kerja
“Melayani dengan hati”

d. Profil dan pelayanan laboratorium RSUP Dr. Kariadi Semarang


(1) Visi Laboratorium
Menjadikan Laboratorium Utama yang mandiri dalam manajemen,
serta merupakan laboratorium pusat rujukan dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian di bidang kesehatan

(2) Misi Laboratorium


1. Divisi laboratorium RS. Dr. Kariadi menyelenggarakan pemeriksaan
laboratorium yang akurat dan terpercaya untuk menunjang pelayanan
paripurna sesuai kebutuhan pasien dalam rangka pelayanan,
pendidikan dan pusat rujukan, serta terjangkau oleh lapisan masyarakat
2. Melaksanakan penelitian pendidikan dan pelatihan di bidang medis,
teknis dan manajemen laboratorium klinik untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Menyelenggarakan pelatihan, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi laboratorium klinik yang berwawasan global.

(3) Pemeriksaan Laboratorium


1. Hematologi
2. Patologi Klinik
3. Kimia Klinik Immunoserologi
4. Ekskresi Sekresi
5. Mikrobiologi
6. Patologi Anatomi
7. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)

3. Hasil pengkajian:input,proses,output,wawancara kepala ruang


1. Hasil Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 13 desember 2021 melalui
pendekatan penyebaran dan pengisian kuisioner, observasi, serta wawancara
kepala ruang, perawat serta pasien diperoleh data :
a. Pengkajian Input
1) Man
a) Recruitment
Ruang Rajawali 1A RSUP Dr. Kariadi Semarang saat ini terdapat
9 perawat PNS dan 38 perawat BLU
b) Struktur Organisasi Keperawatan di ruangan
Struktur organisasi adalah kepala ruang, ketua tim dan anggota.

Kepala Ruang

PPJA 12

Anggota

Jumlah perawat
pelaksana= 35 orang
c) Komposisi Ketenagaan Keperawatan
D3 keperawatan sejumlah 15 orang, S1 ners: 8 orang,
2) Material
Sarana dan prasarana dalam Ruang Rajawali 1A RSUP Dr.Kariadi
Semarang sudah sesuai SOP.
3) Metode
a) Metode pelayanan asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan,
kegiatan pengarahan dan monitoring terhadap pelayanan
keperawatan jarang dilakukan oleh kepala ruang dan katim.
b) Overan
Kegiatan operan sudah di lakukan sesuai SOP.
c) Ronde keperawatan
Sebelum pandemi ruang rajawali 1A rutin melakukan ronde
keperawatan namun Saat pandemi ini ruang Rajawali 1A untuk
sementara kegiatan ronde keperawatn tidak dilakukan..
d) Pendokumentasian keperawatan
Pendokumentasian sudah dilaksanakan perawat tetapi masih
belum maksima.
e) Perencanaan pasien pulang
Pengarahan dan monitoring terhadap pelayanan keperawatan
pasien pulang sudah dilakukan.
f) Pelaksanaan pasient safety
Pasien safety sudah baik perawat sudah melakukan tindakan
asuhan keperawatan sesuai SOP.
4) Market
a) Ruang Perawatan
b) Segmen Pasar Rawat Inap berdasarkan kepesertaan
c) Data Indikator
d) Grafik BOR
e) BOR Ruang Perawatan
Adalah rata-rata jumlah tempat tidur terisi dibandingkan dengan
kapasitas tempat tidur (Jmlh TT terisi : jmlh TT X 100 %).
BOR adalah salah satu indikator kualitas manajemen asuhan
keperawatan, semakin tinggi BOR artinya semakin baik kualitas
rumah sakit tersebut.
BOR dalam ruang Rajawali 1A di RSUP Dr.Kariadi Semarang
dapat diperhitungkan sebagai berikut:
 Jumlah tempat tidur terisi rerata perhari = 25 tempat
tidur 
 Jumlah tempat tidur keseluruhan = 27 tempat tidur 
 Maka cara perhitungan BORnya adalah 25:27 X 100% =
9 perawat
Maka idealnya dalam satu kali shift, perawat yang harus ada di
ruang rajawali 1A minimal 9 orang.
b. Pengkajian Proses
1) Visi Misi RS/ Ruang rawat inap
Belum adanya visi misi ruang rawat inap.
2) Perencanaan Ruangan
Dari hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan kepala ruang sudah
melakukan perencanaan hal ini ditunjukkan dengan presentasi hasil
kuesioner. Tetapi didalam perencanaan tersebut belum terstruktur
secara optimal, dari hasil wawancara didapatkan :
a) Belum adanya visi di masing-masing ruangan keperawatan ,
hanya terdapat misi ruangan.
b) Perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan jumlah
tenaga keperawatan yang masih kurang dibandingkan dengan
ratio jumlah pasien, perencanaan untuk pengembangan
peningkatan kemampuan kerja melalui pelatihan/ pendidikan
tambahan
c) Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana ruangan
keperawatan dengan data dari kuisioner antara lain :
 50% peralatan di ruangan dinyatakan belum lengkap
 70% jumlah alat yang tersedia belum sesuai dengan
ratio pasien.
3) Pengorganisasian
Metode yang digunakan Asuhan Keperawatan data dari pengkajian :
a) Ruangan menggunakan metode asuhan keperawatan modular
b) Pengorganisasian ketenagaan berdasarkan klasifikasi pasien :
Metoda pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitaspersyaratan perawatan pasien. Pasien dikelompok
kan sesuai tim ketergantungan pasien pada pemberian
perawatan, waktu, kemampuan yang diperlukan untuk
memberikan perawatan.

c) Jadwal dinas
Ditentukan oleh Kepala Ruang dengan jadwal:
Shift pagi : pukul 07.00-14.00 WIB
Shift siang : pukul 14.00-21.00 WIB
Shift malam: pikul 21.00-07.00 WIB
d) Beban kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
4) Pengarahan
a) Motivasi
Pelaksanaan bimbingan kepada staf diarahkan oleh kepala
ruang yang bertugas sebagai penanggung jawab tetapi
bimbingan saat ini belum dilakukan. Ruang orthopedidalam
usaha meningkatkan motivasi kerja staf dengan cara dengan
memberikan reinforcement positif. Penggunaan komunikasi
dengan katim dan staf sudah sangat baik, tetapi kalau
komunikasi melalui conference (pre dan post)
b) Manajemen Konflik
Cara penyelesaian konflik dilaksanakan pada saat selesai
operan atau pelaksanna pre/post conference. Apabila terdapat
konflik antar staf dalam mengatasinya dengan cara memanggil
ke dua pihak yang bermasalah secara pribadi kemudian dicari
duduk permasalahannya dan juga mendiskusikan solusinya.
5) Pengawasan
a) Supervisi
 Tidak adanya jadwal perenanaan suervisi
 Format pendokumentasian tidak sesuai standar karena
kurangnya pengetahuan perawat yang kebanyakan D3
 Timbal balik supervisi?
 Regulai yg mengatur alur supervisi?
6) Pengendalian
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian /
pengontrolan meliputi :
a. Adanya resosialisasi SOP/SAK tiap minggu
b. Adanya survey kepuasaan pasien yang dapat diakses
dengan men
c. Bila ada keluhan terhadap pelayanan dapat
disampaikan melalui kepala ruang yang nantinya akan
di bahas melalui pre/post confrens.

c. Pengkajian Output
Pengkajian output dilakukan dengan pengukuran :
1. Tingkat kepuasan pelanggan/ pasien
2. Tingkat kepuasan perawat
3. BOR (BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat
tidur)
4. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)
Penghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi
C. Analisa SWOT
Kriteria Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan) Oppurtunity (peluang) Ancaman
(Ketenagaan) - Metode keperawatan yang Jam operan yang tidak 1. Daftar kehadiran dapat dilakukan 1. Dikhawatirkan apabila terdapat
digunakan dalam ruang sesuai jadwal. melalui pemantauan kelalaian atau tidaksengajaan dalam
Rajawali 1A yaitu metode dari koordinator ruang dengan media daftar kehadiran maka akan
moduler alat metode scan/cap jari sehingga berdampak pada penilaian kinerja
- Pengaturan jadwal dinas dapat terdeteksi diunit ruangan perawat di ruang tersebut
perawat ditentukan oleh 2. Kegiatan yang dilakukan berkaitan 2. Perencanaan jumlah tenaga
kepala ruang sesuai dengan kompetensi dimulai dari saat keperawatan yang dibutuhkan di
dengan shift yaitu shift perawat masuk bekerja dengan setiap unit keperawatan bukanlah
pagi, siang, malam, dan melakukan pengkajian level suatu hal yang sederhana atau
libur yang disesuaikan kompetensi, menentukan grading mudah dilakukan karena terkait
berdasarkan metode tim kompetensi nya dan setelah 3 bulan dengan banyak faktor diantaranya
- Perawat di ruang Rajawali orientasi perawat tersebut dilakukan BOR, tingkat
1A bisa datang tepat grading kompetensi, dengan 3. ketergantungan pasien dan lain lain.
waktu. demikian kemudian dibuat Jumlah tenaga perawat yang berada
- Daftar kehadiran perawat kewenangan klinisnya di unit unit perawatan berpengaruh
dan pegawai di RSUP dr terhadap pemberian asuhan
Kariadi sudah dilakukan keperawatan. Dengan demikian
secara elektronik jumlah tenaga perawat yang
mencukupi kebutuhan pasien
diperlukan agar pelayanan yang
diberikan kepada pasien menjadi
optimal agar tidak beresiko
terjadinya insiden keselamatan
pasien
(Tindakan) Perawat sudah melakukan 1. Beberapa psien dan 1. Memberikan edukasi pencegahan Mengingat di era pandemic seperti ini,
Edukasi edukais dan mengigtkan penunggu tidak penularan covid-19 tenaga maupun pasien dan penunggu
kepatuhan tentang prokes di era pandemi memakai masker, 2. Memberikan edukasi memakai harus mematuhi protokol kesehatan,
protokol setiap waktu. masker hanya masker dengan benar karena virus covid ini sangat cepat
kesehatan digantungkan di 3. Menegur jika ada pasien menyebar, lebih baik mencegah darpida
pasien dan telinga ketika pasien penunggunya lebih dari 1 orang mengobati
penunggu berada di bed atau
ruangan nya.
2. Keluarga/ penunggu
pasien belum
melakukan langkah
cuci tangan yang
benar, mengingat di
era pandemic ini, wajib
melakukan cuci tangan
6 langkah
3. Beberapa pasien
melanggar peraturan
terkait penunggu
pasien yang lebih dari
1 orang
Metode Metode tindakan dilakukan 1. Metode penugasan Penanggung jawab shift atau Secara keseluruhan penugasan
Penugasan ( modular) yang diterapkan koordinator akan melakukan dilakukan secara tim, di bagi menjadi 2
1. Monitoring yang lebih diruang Rajawali 5A di koordinasi dengan unit lain untuk tim. Tim A dan tim B
ketat dari penanggung lakuakan secara tim meminta bantuan tenaga dari unit
jawab TIM terhadap 2. Pelaksanaan pre atau lainnya,
pekerjaan yang dilakukan post konferensi
oleh perawat pelaksana, dilaksanakan saat
mengaktifkan pergantian shift.
pelaksanaan
pendampingan pada
perawat yang bekerja di
unit khusus tersebut.
D. Fishbone

Metode :
Material
Secara manual

Format sudah baku/ terdapat


Banyak kegiatan yang dilakukan format dengan no CM Metode penugasan sudah ditentukan Karu
tanpa didokumentasi
Implementasi : obat yang sering terlambat Pelaksanaan pre / post conference sering dilaksanakan
diberikan, pasien yang mengeluh karena
ketidaktahuan dalam proses perawatan Kurang sosialisasi SOP pelaksanaan metode tim
Format dokumentasi askep sudah
dilakukan sesuai dengan SOP
Evalusai kondisi pasien (keliling) pelaksanaan metode penugasan TIM
secara optimal dan sesuai SOP
dilakukan setiap sfhift

Kompetensi
Pengelolaan alat medis sudah memadai
Sudah sesuai SOP
Keahlian
Sarana penunjang medis sudah memadai Kepuasan :Reward & punishment

Pengarahan, pengawasan & pengendalian Kenaikan pangkat : poin


Inhouseb training
Daftar kehadiran perawat
secara elektronik Man :
Mesin
- Tingkat pendidikan perawat ruang Rajawali 1A untuk yang D3 keperawatan sejumlah ?
orang, S1 ners: ? orang
- Perawat mengerjakan sesuai tugasnya
- Perawat di ruang rajawali 1A datang tepat waktu
- Masing-masing peran sudah berfungsi perannya dan ada yang belum dilakukan sesuai
perannya
E. Menetapkan Prioritas Masalah
Prioritas Masalah dengan metode CARL

No Daftar Masalah C A R L Total Urutan


1 Tidak patuhnya penunggu pasien terkait aturan penunggu pasien tidak boleh 3 4 4 3 144 II
lebih dari 1 orang. .
2 Tidak patuhnya pasien dan penunggu pasien terhdap protokol kesehatan yang 3 4 4 4 192 I
sudah di edukasikan
Keterangan:
C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan prasarana)
A : Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi.
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Indikator nilai skor CARL :
Nilai 1 : sangat tidak menjadi masalah
Nilai 2 : tidak menjadi masalah
Nilai 3 : cukup menjadi masalah
Nilai 4 : menjadi masalah
Nilai 5 : sangat menjadi masalah
Dari hasil prioritas masalah diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah :
1. Tidak patuhnya pasien dan penunggu pasien terhdap protokol kesehatan yang sudah di edukasikan
2. Tidak patuhnya penunggu pasien terkait aaturan selama pandemi penunggu pasien tidak boleh lebih dari 1 orang.
F. Plan Of Action
Plan of action manajemen keperawatan ruang Rajawali 5A

Sumber
No Masalah Kegiatan Tujuan Metodhe Sasaran Waktu Tempat Media Penanggung jaw
informasi
1 Tidak Mempersiapkan Untuk melindungi Diskusi Pasien Selama 3 hari Ruang Leaflet Mahasiswa Perawat pelaksana
patuhnya perencanaan dan mencegah dan Saat shift Rajawali 1A
pasien dan edukasi penularan covid-19 ceramah. pagi
penunggu pencegahan dan agar tidak muncul
pasien penulaan covid- lagi
terhdap 19 menggunakan
protokol leaflet
kesehatan
yang sudah
di
edukasikan
3 Tidak Mempersiapkan Untuk melindungi Diskusi Pasien Selama 3 hari Ruang Supervisor
patuhnya perencanaan mencegah dan Ceramah dan Berdasarkan Rajawali 1A
penunggu edukasi terkait pengurangan penung waktu sift
pasien aturan penunggu penularan covid-19 gu/kelu bekerja
terkait pasien tidak boleh agar tidak muncul arga
aturan lebih dari 1 lagi pasien
selama penunggu dan
pandemi jika bisa tidak
penunggu ganti-ganti
pasien tidak penunggu.
boleh lebih
dari 1
orang.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi/ penyelesaian masalah manajemen ruangan
Di ruang Rajawali 1A RSUP Dr. Kariadi Semarang, di dapatkan masalah salah
satunya tentang “Ketidakpatuhan keluarga dan Pengunjung pasien dala berkungjung ke
pasien yaitu tidak mencuci tangan/ memakai hand scrub terlebih dahulu dan ketidakpatuhan
pemakaian masker dengan tepat dan penunggu pasien yang lebih dari 1”. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien dan pengunjung dalam cuci tangan 6
benar , kurang tepatnya pemakaian masker , ketidakpatuhan penunggu pasien lebih dari 1.
Didapatkan 4 dari 10 yaitu 40% keluarga dan pengunjung Rajawali 1A mengatakan bahwa
ia sering lupa langkah cuci tangan 6 benar. 3 dari 10 yaitu 30% keluarga dan pengunjung
ruang Rajawali 1A mengatakan bahwa ia lupa cuci tangan dan yang sudah cuci tangan pun
tidak melakukan dengan cara 6 benar, sehingga cuci tangan yang dilakukan tidak sesuai
dengan langkah cuci tangan 6 benar. 3 dari 10 yaitu 30% keluarga dan pengunjung ruang
Rajawali 1A mengatakan bahwa ia enggan untuk pergi ke wastafel cuci tangan ataupun
mengambil cairan disinfektan karena harus meninggalkan pasien dari tempat tidur.
Implementasi: Memberikan edukasi tentang 6 langkah cuci tangan dengan benar
menggunakan media leaflet dan demonstrasi pada penunggu pasien. Agar penunggu pasien
dapat melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar dan baik.
1. Didapatkan 5 dari 10 yaitu 50% keluarga dan pengunjung Rajawali 1A mengatakan bahwa
ia engap dan tidak nyaman saat memakai masker dan kurang tepatnya dalam pemakaian
masker.
Implementasi: Memberikan edukasi tentang pemakaian masker dengan tepat
menggunakan media leaflet dan demonstrasi pada pasien dan penunggu pasien. Agar
pasien dan keluarga paham dan dapat memakai masker dengan tepat.
2. Didapatkan 4 dari 10 yaitu 40% ketidakpatuhan penunggu pasien di ruang Rajawali 1A
bahwa saat pandemi penunggu pasien tidak boleh lebih dari 1.
Implementasi : Memberikan edukasi pada penungu pasien terkait penunggu pasien
selama pandemi tidak boleh lebih dari 1. metode yang digunakan diskusi
B. Diskusi
Hasil diskusi kelompok mahasiswa praktek manajemen, bahwa akan melakukan
“Edukasi Pasien,Penunggu Pasien dan Selalu Mengingatkan Saat Operan Jaga Sift Dalam
Kepatuhan 6 benar Cuci Tangan, Pemakaian masker denagan tepat, penunggu pasien selama
pandemi tidak boleh lebih dari 1” . Salah satu metode yang kelompok kami ambil yaitu
dengan menggunakan leaflet,demonstrasi,diskusi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang antaralian planning,
organizing, actuating, controlling. Dalam rumah sakit tentunya harus memiliki
manajemen ruangan. Pada kasus di atas ditunjukkan bahwa kurangnya pengawasan dan
pengarahan kepada staf perawat membuat pendokumentasian asuhan keperawatan belum
optimal, selain itu perawat tidak melakukan tindakan sesuai SOP yang menyebabkan
banyaknya complain dari pasien dan keluarga. Staf perawat yang sebagian besar
berpendidikan DIII membuat penyebab kurangnya optimal dalam asuhan keperawatan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil ini bisa menjadi tambahan atau masukan materi-materi sehingga dapat
menyempurnakan hasil yang telah ada.
2. Perawat
Dalam melaksanakan manajemen keperawatan sesuai standar yang ada disesuaikan
kasus di lapangan agara menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
bermutu.

3. Mahasiswa
Mahasiswa harus dapat memahami manajemen keperawatan agar nantinya saat akan
bekerja di rumah sakit atau pelayanan kesehatan sudah tau dan bisa mengaplikasikan
teori yang sudah didapat.
DAFTAR PUSTAKA

AA Muninjaya, 2004, Manajemen Kesehatan, Kedokteran, Jakarta : EGC


Gillies, D.A. (2000). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem. Edisi kedua.
Philadelphia: W. B. Saunders.
Huber D., 2000. Leadership and Nursing Care Management 2nd edition. Philadelphia. Wb.
Saunders Company.
Marquis, B & Huston. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta:
Salemba medika
Suarli, S dan Bahtiar. (2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga.
Swansburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta :
EGC.

Friyanti, E. S. (2015). Analisis Kualitas dan Kuantitas Tenaga Keperawatan Terhadap Persepsi
Insiden Keselamatan Pasien di RS X Jakarta tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah
Sakit Volume 2 Nomor 1, 43-52.

Anda mungkin juga menyukai