Anda di halaman 1dari 53

STASE KEPERAWATAN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN AL-AMIN


ATAS DI RUMAH SAKIT SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
DISUSUN OLEH :
1. NIA RISKI ASPRIYANTI, S.Kep NPM.23260049
2. SUSRI WARNI, S.Kep NPM.23260038
3. INDAH PURNAMASARI, S.Kep NPM.23260096
4. NOREN ESTY PURSANT, S.Kep NPM.23260036
5. RIRIN DAMAI YANTI, S.Kep NPM.23260081
6. RINI KUSUMA, S.Kep NPM.23260037

Preseptor Klinik :
1. Ns. Yunita Ria Karliani, S.Kep
2. Ns. Ririn Dwi Astuti, S.Kep
3. Ns. Rini Kurniawati, S.Kep
Preceptor Akademik :
1. Ns. Emi Pebriani, S.Kep.M.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNiVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam selalu
kami curahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, atas berkat dan karunia-nya
yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Laporan seminar
kelompok Keperawatan Manajemen di ruang Al-amin atas Di Rumah Sakit Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau.”
Dalam penyusunan Laporan Kasus Kelompok ini kami banyak mengalami
kesulitan dan hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari
berbagai pihak. Bersama ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya pada :
1. Ibu Ns. Danur Azissah Roesliana Sofais, STT, S.Kep.M.Kes Selaku Ketua
Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen
Bengkulu.
2. Ibu Dr. Dwiyana Suliatia Ningrum Selaku Direktur Rumah Sakit Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau.
3. Ibu Ns. Emi Pebriani, S.Kep.M.Kep Selaku CI Pendidikan Praktik
Keperawatan Manajemen Program Studi Profesi Ners Di Rs Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau
4. Bapak Ns. Yunita Ria Karliani, S.Kep Selaku CI Lapangan Praktik
Keperawatan Manajemen Program Studi Profesi Ners Di Rs Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau
5. Bapak Ns. Ririn Dwi Astuti, S.Kep Selaku CI Lapangan Praktik
Keperawatan Manajemen Program Studi Profesi Ners Di Rs Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau
6. Ibu Ns. Rini Kurniawati, S.Kep Selaku CI Lapangan Praktik Keperawatan
Manajemen Program Studi Profesi Ners Di Rs Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau
Laporan Kasus Kelompok ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Laporan Kasus
Kelompok ini.
Lubuklinggau, Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 5
B. Tujuan ............................................................................................ 7
C. Manfaat .......................................................................................... 8
D. Waktu Pelaksana........................................................................... 8
E. Praktikan ....................................................................................... 8
BAB II ANALISA SITUASI (GAMBARAN UMUM DAN HASIL
PENGKAJIAN)
A. Profil/Gambaran umum Rumah Sakit/Ruangan ....................... 9
1. Sejarah..................................................................................... 9
2. Visi dan Misi ........................................................................... 10
3. Sumberdaya Fisik Ruangan .................................................. 11
B. Unsur Input/Masukan .................................................................. 12
1. Pasien ........................................................................................ 12
2. Mahasiswa Praktek ................................................................. 12
3. Ketenagaan ( kualitas & kuantitas ) ...................................... 12
4. Sumber Dana ........................................................................... 16
5. Fasilitas dan Mesin .................................................................. 16
6. Metode/Standar Operasional Prosedur ................................ 17
C. Unsur proses .................................................................................. 19
1. Proses Asuhan Keperawatan.................................................. 19
2. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan ....................... 25
D. Unsur Out Put /Keluar ................................................................. 30
1. Capaian Indikator Pelayanan Ruang Rawat
(BOR,LOS,BTO,TOI,GDR,NDR) ......................................... 30
2. Jumlah Kunjungan Pasien 1 Bulan Terakhir....................... 30
3. Angka Kejadian HAIs ............................................................. 30
4. Hasil Evaluasi Penerapan SAK ............................................. 41

3
BAB III PEMERSALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN POA
A. Permasalahan ................................................................................ 36
1. Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Pelayanan ............... 36
2. Analisa SWOT/Identifikasi Permasalahan ........................... 37
3. Penetapan Prioritas Masalah ................................................. 41
4. Prioritas Masalah .................................................................... 42
5. Alternatiif Pemecahan Masalah ............................................ 42
6. Fishbone Analyze .................................................................... 43
7. Rencana Kegiatan ................................................................... 44
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan ( Uraian Kegiatan Yang Telah Dilakukan
Berdasarkan Poa) ......................................................................... 45
B. Kegiatan Implementasi dan Evaluasi .......................................... 46
C. Hasil Kegiatan ............................................................................... 46
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2015, rumah sakit


adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara
sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan
posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek,
2014) Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan
merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status
kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat


prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena

5
berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan
serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan


pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami
bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
sendiri.

Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi


standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi
pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik.

Ruang al-amin atas merupakan bangsal perawatan kelas 3 al-amin atas


dengan kapasitas 16 tempat tidur. Ruang rawat inap memiliki 9 orang
tenaga kerja, 1 kepala ruangan dan 1 ketua tim

Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di


ruang al-amin berdasarkan metode tim. Metode tim yaitu sekelompok
pasien dirawat oleh sekelompok perawat selama dirawat di RS yang terdiri
dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana (PP).

6
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3 minggu di


ruang al-amin diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip-
prinsip manajemen keperawatan dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan profesional di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus nya adalah:


a. Melakukan pengkajian mengenai unsu-unsur yang ada di
ruangan al-amin: (Mengidentifikasi unsur input, proses dan
output)

b. Menganalisa permasalahan yang didapat di ruang al-amin


serta membuat perencanaan kegiatannya.
c. Mengimplementasikan perencanaan yang telah di buat.
d. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

C. Manfaat
a. Institusi pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan
mahasiswa secara aktif dalam kegiatan praktek manajemen secara nyata
dirumah sakit.
b. Mahasiswa
Diharapkan kegiatan praktek ini dapat memperluas wawasan dan
meningkatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu kepemimpinan
dan manajemen ruangan dirumah sakit.
c. Institusi RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau

Pada praktek ini mahasiswa dapat memberikan contoh kepada


ruangan al-amin atas di rumah sakit untuk menyelesaikan masalah yang
bersifat teknis operasional dari suatu aspek manajemen ruangan

7
pelayanan keperawatan tertentu, sehingga diharapkan dapat membantu
ruangan dirumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di ruangan al-amin atas.

D. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktek di lakukan selama 3 minggu dimulai dari tanggal 25


januari 2024 sampai dengan 10 februari 2024.
E. Peserta Praktek

Praktek manajemen keperawatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa


Profesi Keperawatan Universitas Dehasen angkatan tahun 2023-2024 yang
berjumlah 12 orang mahasiswa.

8
BAB II

ANALISA SITUASI (GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN)

A. Profil / Gambaran Umum Rumah Sakit / Ruang Perawatan.

1. Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau adalah


rumah sakit milik pemerintah kota lubuklinggau, yang pertama kali
didirikan berdasarkan akte notaris Badiah Azhary. SH.

Dana untuk pembangunan pertama kali dibantu pula PNS kabupaten


musi rawas pada masa itu. Sejalan dengan maju mundurnya
penyelenggaraan yayasan rumah sakit siti aisyah. Melihat situasi dan
kondisi yayasan rumah sakit siti aisyah yang tidak terawat dan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, maka pada tanggal 11 maret 2004,
penyelenggaraan pengelolaan yayasan rumah sakit siti aisyah secara
operasional diserahkan kepada pemerintah kota lubuklinggau.

Melalui penandatanganan nota kesepakatan antara ketua yayasan


rumah sakit siti aisyah dengan pemerintah kota lubuklinggau dan pada
tanggal 19 desember 2006 seluruh asset milik yayasan rumah sakit siti
aisyah diserahkan kepada pemerintah kota lubuklinggau.

Selanjutnya melalui peraturan walikota lubuklinggau nomor: 03 tahun


2007 rumah sakit islam siti aisyah resmi menjadi milik kota lubuklinggau.
Sesuai dengan kemajuan dan perkembangan yang dicapai maka
berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
ditetapkan statusnya menjadi rumah sakit tipe D.

Rumah sakit siti aisyah terus melakukan pembenahan untuk


meningkatkan pelayanan, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana
pendukung lainnya yang sesuai dengan perkembangan teknologi
kesehatan.pada akhirnya tahun 2012 RSUD siti aisyah kota lubuklinggau
resmi menjadi rumah sakit kelas C berdasarkan keputusan menteri

9
kesehatan republic Indonesia.

2. Visi dan Misi

a. VISI

Rumah Sakit Unggulan Yang Bermutu Dan Berkualitas


b. MISI
1. Meningkatkan Profesionalisme SDM Rumah Sakit.
2. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit.
3. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Cepat, Tepat Dan
Komprehensif Dengan Mengutamakan Kepuasan Dan
Keselamatan Pasien.
4. Mempunyai Layanan Unggulan Rumah Sakit.
c. MOTTO
Layanan Prima Bersahabat

10
3. Sumberdaya Ruangan
a. Struktur Organisasi Ruangan
Ruang al-amin dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh
ketua tim , administrasi dan beberapa perawat pelaksana, penerapan
jenis tenanga keperawatan mengguanakan metode pemberian asuhan
keperawatan professional . metode yang digunakan adalah metode
tim adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

DIREKTUR

Dr. DWIYANA SULIATIA NINGRUM

KEPALA BIDANG PELAYANAN


MEDIS

Dr. AKHDRISA MURA WIJAYA, MPH

KEPALA INSTANSI RAWAT INAP

RIRIN DWI ASTUTI, S.Kep, Ners

KEPALA RUANGAN AL AMIN

NURLAILI, S.Kep, Ners

KATIM A KATIM B

ELPIKA, S.Kep GUSTINA PRATIWI, S.Kep, Ners

ANGGOTA ANGGOTA

1. DODI WIJAYA, S.Kep.Ners 1. RENI KUSMIATI, AM.Keb


2. RISKI NETI NOPRIYANTI,AM.Kep 2. LIZA AVRINA, S.Kep.Ners
3. LIA LESTARI, AM.Kep 3. ZEZI CHESMIATI, AM.Kep
4. MELIZA TRI WAHUNI, AM.Keb 4. ESLINDA JULIMA, AM.Kep
5. AMI APRILIA, AM.Kep 5. ERNI MAWARNI, AM.Kep
6. PENI APRIASARI, AM.Keb 6. DENI, AM.Kep
7. ISWANTO, AM.Kep 7. ELIHIK, AM.Kep
8. NOVA SALIMAH, AM.Kep 8. SHELA NANDA O, S.Kep.Ners
9. HERLINA, AM.Keb 9. EVA NOPRIYANTI, AM.Keb
10. FENI OCTARINA, AM.Kep
11.

11
B. Unsur Input/Masukan
1. Pasien
Kajian teori
Pasien menurut pasal 1 undang-undang No. 29 Tahun 2004
menjelaskan pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayana kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kajian Data

Dari data rekam medik jumlah pasien yang di rawat di Ruang


al-amin atas RSUD siti aisyah pada 1 bulan terakhir yaitu: pada bulan
januari 2024 berjumlah 110 orang. Pasien di ruang Ruang al-amin
yang meninggal selama bulan januari 2024 berjumlah 15 orang.
Adapun 10 penyakit terbanyak yang ada di ruang Ruang al-amin yaitu
penyakit typoid, dispepsia, DM, CVD, vertigo, CKD, anemia,
hipertensi, colik abdomen, gerd januari 2024 (sumber: buku register
ruang al-amin)
2. Mahasiswa Praktek
Berdasarkan wawancaran dengan karu dan observasi,
mahasiswa praktek di Ruang al-amin dalam satu bulan terakhir
mahasiswa DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang, dan
mahasiswa Ners Dehasen yang melaksanakan praktek manajemen di
ruang al-amin pada bulan januari.
3. Ketenagaan ( kualitas & kuantitas )
Kualitas ( Kajian teori)
Tingkat ketergantungan pasien di ruang al-amin dinilai
menggunakan istrumen yang dimodifikasi sesuai dengan keadaan
pasien dengan acuan instrumen penilaian tingkat ketergantungan dari
teori Orem (Total, Parsial dan Minimal care), yaitu:
a) Mandiri (Minimal care)
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan, mampu
naik-turun tempat tidur sendiri, mampu ambulasi/berjalan

12
sendiri, mampu makan dan minum sendiri, mampu mandi
sendiri / sebagian dengan antuan, mampu sikat gigi sendiri,
mampu berpakaian dan berdandan sendiri, status psikologis
stabil, pasien dirawat untuk prosedur diagnostic, operasi ringan.
b) Parsial Care
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian, membutuhkan
bantuan 1 orang untuk naik turun dari tempat tidur,
membutuhkan bantuan saat ambulasi/berjalan, membutuhan
bantuan untuk makan/sikat gigi/berpakaian/BAK/BAB, post
operasi minor <24 jam, fase awal dari penyembuhan.

c) Total Care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan
memerlukan waktu perawat lebih lama, membutuhkan 2 orang
atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kursi roda,
membutuhkan latihan pasif, kebutuhan cairan atau nutrisi
dipenuhi melalui terapi NGT, membutuhkan bantuan saat
membersihkan mulut, dimandikan oleh perawat, dalam keadaan
inkontinensia, 24 jam post operasi mayor, pasien tidak sadar,
keadaan pasien tidak stabil.
Kajian data
Ketenagaan Ruang Perawatan Ruang al-amin
No Nama petugas Pendidikan Jabatan
1 Nurlaili, S.kep,Ns Ners Kepala Ruangan
2 Gustina Pratiwi, S,Kep.Ns Ners Ketua Tim B
3 Shela Nanda O, S.Kep.Ners Ners Perawat Pelakasana

4 Ns. Liza Avrina,S.Kep Ners Perawat Pelakasana


5 Zezi Chesmiati,AM.Kep Diploma III Perawat Pelakasana
6 Eslinda Julima, AM.Kep Diploma III Perawat Pelakasana
7 Reni Kusmiati,AM.Keb Diploma III Bidan
8 Erni Mawarni,AM.Kep Diploma III Perawat Pelakasana
9 Elihik , AM.Kep Diploma III Perawat Pelakasana
10 Deni ,AM.Kep Diploma III Perawat Pelakasana
11 Eva Nopriyanti, AM.Keb Diploma III Bidan

13
Berdasarkan tabel diatas ruangan Ruang al-amin atas
mempunyai 11 tenaga kerja yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 1
orang ketua tim, 7 orang perawat pelaksana, 2 bidan. Dengan latar
belakang pendidikan 4 orang profesi ners, 5 orang DIII Keperawatan
dan 2 DIII bidan.
Di ruangan Ruang al-amin menggunakan model praktek
keperawatan profesional dengan metode tim. Metode tim adalah seorang
perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif.
Ketua tim adalah seorang perawat professional, perawat
professional menurut undang-undang no 38 tahun 2014 tentang
keperawatan menyatakan bahwa perawat professional adalah perawat
dengan gelar atau pendidikan sarjana keperawatan dan telah
menyelesaikan pendidikan profesi (ners).
Menurut DEPKES RI (2015), standar yang harus dimiliki oleh
perawat di ruang rawat inap, yaitu : KARU (pendidikan sarjana
keperawatan plus ners dengan pelatihan minimal BTCLS, manajemen
bangsal, penatalaksanaan ruang isolasi, penanggulangan infeksi),
Ka.Tim (pendidikan sarjana keperawatan plus ners dengan
pelatihan minimal BHD), PP (Pendidikan minimal diploma keperawatan
dengan pelatihan minimal BHD).
Kuantitas (kajian pustaka)
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan suatu proses membuat
perencanaan untuk menentukan beberapa banyak tenaga yang dibutuhkan
dan dengan kriteria seperti apa pada suatu unit untu setiap shifnya. Untuk
penetapan ini ada beberapa rumus yang dikembangkan oleh para ahli.
Selain untuk menetapkan rumus ini juga dapat digunakan untuk menilai
dan membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau
lebih.

14
Kajian Data
Kebutuhan perawat seharusnya di ruang al-amin RSUD siti aisyah
jika di nilai menggunakan metode tingkat ketergantungan pasien.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 25 januari 2024 pasien berjumlah
16 dengan pasien ketergantungan total care 3 orang, parsial care 13
orang dan minimal care 0 orang. Berikut perhitungan kebutuhan perawat
diruangan Raflesia menurut douglas pada tanggal 25 januari 2024.
Tingkat
Ketergantungan Jumlah Pagi Sore Malam
Pasien Pasien
Total Care 3 3 x 0,36 = 1,08 3 x 0,30 = 0,9 3x 0,20 = 0,6
Parsial Care 13 13 x 0,27 = 3,51 13 x 0,15 = 1,95 13 x 0,10 =1,3
Minimal Care 0 0x 0,17 = 0 0x 0,14 = 0 0x 0,07 =0
Jumlah 5,31 2,85 1,9
Berdasarkan tabel di atas kebutuhan jumlah perawat di Ruang al-
amin pada tanggal 25 januari 2024 sebagai berikut : Dinas Pagi 5
orang, Dinas Sore 3 orang, Dinas Malam 2 orang. Jadi jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam 24 jam / sehari adalah sebanyak 10 orang, tetapi
jumlah 10 orang ini diluar kepala ruangan, ketua tim dan perawat yang
libur atau lepas dinas.
Data untuk tanggal 25 Desember 2024 sudah signifikan antara
jumlah pasien, jumlah tempat tidur dan jumlah petugas yang ada. Yang
mana jumlah petugas minimal 2 orang untuk tiap shif jaga, ditambah
kepala ruangan, ketua tim, ditambah perawat lepas dinas. Jadi total
jumlah seluruh perawat yang dibutuhkan di ruang al-amin yaitu 10
orang di tambah 2 orang (Karu dan 1 Katim), di total perawat yang
dibutuhkan sebanyak 12 orang, di lapangan jumlah perawat Ruang al-
amin atas berjumlah 11 orang. Artinya jumlah tenaga perawat diruangan
al-amin sudah mencukupi.

15
4. Sumber Dana
Sumber dana untuk pelayanan keperawatan di ruang al-amin di dapat
dari fungsional RS
5. Fasilitas dan mesin
a. Alat medis
KONDISI BARANG
NO NAMA BARANG Rusak Rusak Ket (Cukup/
JUMLAH Baik
Ringan Berat Tidak Cukup)
BARANG
1 Stetoskop 2 √ Cukup
2 Tensi Digital 2 √ Cukup
3 Regulator O2 2 √ Cukup
4 Troli Injeksi 2 √ Cukup
5 Troli Emergency 2 √ Cukup
6 Bak Instrumen 4 √ Cukup
7 Bengkok 3 √ Cukup
8 Oxygen Central 16 √ Cukup
9 Tromol Kecil - -
10 Urinal - -
11 Pispot - -
12 Nebulizer 0 -
13 Tourniquet 2 √ Cukup
14 Suction 1 √ Cukup
15 Ekg 1 √ Cukup
16 Kursi Roda 1 √ Cukup
17 Brangkar Safety 16 √ Cukup
18 Ambu Bag Anak 2 √ Cukup
19 Ambu Bag Dewasa 1 √ Cukup
20 Gunting Verban 1 √ Cukup
21 Apar 1 √ Cukup
22 Tromol Kasar 2 √ Cukup
23 Gunting AJ 2 √ Cukup
24 Pinset 2 √ Cukup
25 Bak Instrument Kecil 2 √ Cukup
26 Lampu Baca Ronsen 2 √ Cukup

Kesimpulan : Alat medis dan lainnya sudah sebagian tercukupi dan


lengkap

16
b. Alat Rumah Tangga
KONDISI BARANG Ket
NO NAMA BARANG Jumlah RUSAK RUSAK (Cukup/Tidak
BAIK
RINGAN BERAT Cukup)
1 LCD TV 2 Baik - - Cukup
2 Loker Perawat 1 Baik - - Cukup
-
3 1 Baik -
Jam dinding Cukup
4 Kulkas 4 Baik - - Cukup
5 Meja tulis kaca 2 Baik - - Cukup
6 Kursi Plastik 3 Baik - - Cukup
7 Komputer 1 Baik - - Cukup
8 Container Box 2 Baik - - Cukup
Lemari alat tenun
9 2 Baik - -
Cukup
10 Kasur Perawat 3 Baik - - Cukup
11 Helm 4 Baik - - Cukup
12 kamar mandi 9 Baik - - Cukup
13 Ember 9 Baik - - Cukup
14 Gayung 9 Baik - - Cukup
15 Sapu 1 Baik - - Cukup
16 Wastafle 1 Baik - - Cukup
17 Keset 9 Baik - - Cukup
18 Pengepel 1 Baik - - Cukup
19 Tempat Sampah 16 Baik - - Cukup
20 Tiang infus 20 Baik - - Cukup
21 Bantak kepala 16 baik - - Cukup

Kesimpulan : Sarana dan prasarana sudah tercukupi

6. Metode/Standar Operasional Prosedur

a. Struktur Organisasi Ruangan

Ruangan unit keperawatan Ruang al-amin dipimpin oleh Kepala


Ruangan yang dibantu oleh dua Katim yaitu Katim 1 dan Katim 2
dan beberapa perawat pelaksana.

17
b. Penerapan MPKP

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat


ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
profesional.

Ada beberapa metode pemberian asuhan keperawatan


profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk
memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi
metode fungsional, metode kasus, metode primer.

a) Metode Fungsional
Metode fungsional (bukan model asuhan keperawatan
professional) merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan yang dilakukan perawat sesuai satu atau dua
jenis intervensi saja (Depkes, 2014).

b) Metode primer
Metode primer adalah suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat professional bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam.

c) Metode kasus
Metode Kasus merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan yang pertama kali digunakan. Pada metode ini
satu perawat akan memberikan asuhan keperawatan kepada
seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Metode
Kasus merupakan seorang klien secara total dalam satu
priode dinas.
Kajian Data
Ruang al-amin melaksanakan MPKP :

 Dalam daftar dinas Ruang al-amin atas terdiri dari 1 Katim, untuk

18
pembagian anggota nya sudah cukup jelas, dikarenakan sudah
terbentuknya struktur organisasi.

 Daftar dinas terdiri dari 3 shift yaitu shift Pagi pukul 07-30 – 14.00
Wib, Shift Siang 14.00 – 20.00 Wib, Shift Malam 20.00 – 08.00 Wib.

 Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan metode tim ataupun struktur


organisasi sudah terbentuk diruangan al-amin.

c. Discharge planing

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada pasien, sebagian


pasien menyatakan bahwa perawat sudah memberikan penjelasan
kepada pasien dan keluarga tentang perawatan / pengobatan /
pemeriksaan lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang.
Pelaksanaan discharge planing pun terlaksana dengan baik.

C. Unsur proses
1. Proses Asuhan Keperawatan

Kajian Teori
Instrumen Asuhan Keperawatan

1) Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah
yang dihadapi klien.

2) Tahap-tahap proses keperawatan Pengkajian


Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun

19
spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan, yaitu
pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah kesehatan
serta keperawatan.

3) Diagnosa Keperawatan
Menurut buku Tim Pokja SDKI (2017), diagnosis keperawatan
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Perumusan diagnosa keperawatan:

a. Actual: menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan


atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami
masalah kesehatan. Tanda atau gejala mayor dan minor dapat
ditemukan dan divalidasi pada klien

b. Resiko: menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan


atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien berisiko
mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda atau gejala
mayor dan minor pada klien, namun klien memiliki faktor risiko
mengalam masalah kesehatan.

c. Promosi Kesehatan: menggambarkan adanya keinginan dan


motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ketingkat
yang lebih baik atau optimal.

4) Rencana keperawatan
Menurut Buku Tim Pokja SIKI (2018) intervensi keperawatan adalah
segala treatmen yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)

20
yang di harapkan

5) Implementasi keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang


spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan
yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap - tahap dalam
tindakan keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Tahap 1: Persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini
menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada
tahap perencanaan. Fokus tahap pelaksanaan tindakan
perawatan adalah kegiatan.
2) Tahap 2: intervensi dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan:
independen, dependen, dan interdependen.
3) Tahap 3: dokumentasi

6) Pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang


lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian Evaluasi Dalam proses
keperawatan. Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan
proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. Sasaran
evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria/rencana yang
telah disusun.

21
b. Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
a. Tujuan tercapai, apabila pasien menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

b. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai


secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara
mengatasinya.

c. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan


perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.
dalam hal ini perawat perlu mengkaji secara lebih mendalam
apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-
faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat melakukan
seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan
evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan.

7) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang (potter 2015). Potter (2015) juga menjelaskan tentang
tujuan dalam pendokumentasian yaitu:
a. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan
(menjelaskan) perawatan klien termasuk perawatan individual,
edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana
pemulangan.

22
b. Tagihan financial

Dokumentasi dapat menjelaskan sejauh mana lembaga


perawatan mendapatkan ganti rugi (reimburse) atas pelayanan
yang diberikan bagi klien.
c. Edukasi

Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang


harus ditemui dalam berbagai masalah kesehatan dan menjadi
mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan
klien.
d. Pengkajian

Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk


mengidentifikasi dan mendukung diagnosa keperawatan dan
merencanakan intervensi yang sesuai.
e. Riset

Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk


mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu.
f. Audit dan Pemantauan

Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi


dasar untuk evaluasi tentang kualitas dan ketepatan perawatan
yang diberikan dalam suatu institusi.
g. Dokumentasi Legal

Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan


diri terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan. Dokumentasi penting untuk meningkatkan
efisiensi dan perawatan klien secara individual. Ada enam
penting dalam dokumentasi keperawatan yaitu:
• Dasar faktual Informasi tentang klien dan perawatannya
harus berdasarkan fakta yaitu apa yang perawat lihat, dengar
dan rasakan.

23
• Keakuratan Catatan klien harus akurat sehingga dokumentasi
yang tepat dapat dipertahankan klien.
• Kelengkapan Informasi yang dimasukan dalam catatan harus
lengkap, mengandung infommasi singkat tentang perawatan
klien.
• Keterkinian Memasukan data secara tepat waktu penting
dalam perawatan bersama klien.
• Organisasi Perawat mengkomunikasikan informasi dalam
format atau urutan yang logis. Contoh catatan secara teratur
menggambarkan nyeri klien, pengkajian dan intervensi
perawat dan dokter
• Kerahasiaan Informasi yang diberikan oleh seseorang ke
orang lain dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa
informasi tersebut tidak akan dibocorkan.
• Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh
mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien. Hal ini akan bermanfaat bagi
peningkatan mutu pelayanan dan bahan pertimbangan dalam
kenaikan jenjang karir/kenaikan pangkat. Selain itu
dokumentasi keperawatan juga dapat menggambarkan
tentang kinerja seorang perawat.
Kajian Data

Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan untuk proses asuhan


keperawatan di ruangan al-amin sudah baik dengan proses mulai dari
pengkajian pasien, menetapkan diagnosa keperawatan, membuat rencana
keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi semuanya sudah
terdokumentasi baik, dan sistem pendokumentasian telah berjalan
menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit.

24
2. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan

a) Perencanaan

Kajian Teori

Perencanaan merupakan usaha dasar dalam pembuatan keputusan


yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa depan oleh suatau organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Tugas dan tanggungjawab kepala ruangan dalam perencanaan adalah


sebagai berikut:

a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruang masing-masing.

b. Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien (gawat, transisi,


dan persiapan pulang) bersama ketua tim.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan


aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.

e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,


tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.

g. Mengatur dana mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk


kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah,
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang

25
baru masuk.

h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri

i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit


Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kebutuhan perawatan seleuruh pasien oleh tim


keperawatan dibawah koordinasinya pada saat pre conference.

b. Mengidentifikasi seluruh perawat pelaksana membuat rencana


asuhan keperawatan yang tepat untuk pasiennya.

c. Memastikan setiap perawat associate melaksanakan asuhan


keperawatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat perawat
pelaksana.

d. Melaksanakan validasi tindakan keperawatan seluruh pasien di


bawah koordinirnya pada saat post conference.

e. Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian, bulanan).

f. Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan, membagi


alokasi pasien kepada perwat pelaksana.

g. Memimpin pre conference, memimpin post conference,


menciptakan iklim motivasi timnya, mengatur pendelegasian
dalam timnya, melaksanakan supervisi kepada anggota timnya.

h. Mengobservasi pelaksana asuhan keperawatan pada pasien yang


dilakukan, pada perawat pelaksana, memberikan umpan balik
pada perawat pelaksana.

i. Menilai kinerja perawat pelaksana.

j. Melaksanakan konfrensi kasus, melakukan kolaborasi dengan


dokter.

k. Mampu melakukan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan


dasar manusia.

26
Tugas perawat pelaksana sengai berikut:
a. Meyusun rencana jangka pendek (rencana harian, bulanan).
b. Mampu melakukan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan
dasar manusia

Kajian Data

Kajian Planning meliputi: Jadwal dinas, koordinasi dengan perawat


di ruangan, perencanaan bulanan.

b) perorganisasian

Kajian Teori

Pengorganisasian merupakan proses pengelompokan kegiatan


terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi
kegiatan, baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang


mencirikan sekelompok tenaga keperawatan yang memberikan
asuhan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesional
sebagai ketua tim. Setiap anggota kelompok tim mempunyai
kesempatan untuk berkontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan
rasa tanggung jawab yang tinggi pada perawat.

Tugas pokok dan fungsi kepala ruangan dalam metode tim


adalah sebagai berikut:
a) Pendekatan manajemen

1. Fungsi perencanaan

 Menyusun visi, misi, dan filosofi

 Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan,


tahunan)

27
2. Fungsi pengorganisasian

 Menyusun struktur organisasi

 Menyusun jadwal dinas

 Membuat daftar alokasi pasien

3. Fungsi pengarahan

 Memimpin operan

 Menciptakan iklim motivasi

 Mengatur pendelegasian

 Melakukan supervisi

4. Fungsi pengendalian

 Mengevaluasi indikator mutu

 Melakukan audit dokumentasi

 Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien,


perawat, dan tenaga kesehatan lain

 Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

b) Compensatory

 Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan


perawat pelaksana

 Merencanakan dan melaksanakan


pengembangan staf keperawatan
c) Hubungan professional

 Memimpin rapat keperawatan

 Melakukan rapat tim kesehatan

 Melakukan konferensi kasus

 Melakukan kolaborasi dengan dokter

28
d) Asuhan keperawatan

 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.

Kajian Data

Evaluasi kinerja kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.


Dari observasi dan wawancara yang dilakukan pada perawat
diruangan al-amin di dapatkan bahwa evaluasi peran Kepala
Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana sudah sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab seharusnya.
Resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

 Di RS tersedia kebijakan dan/prosedur dikembangkan untuk


menggarakan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
a) Telapak tangan
b) Punggung tangan
c) Sela –sela jari
d) Punggung jari (gerakan kunci)
e) Sekeliling ibu jari (putar-putar)
f) Kuku dan ujung jari (putar –putar)
 Lima moment cuci tangan
a) Sebelum kontak pasien
b) Sebelum tindakan invansif dan aseptik
c) Setelah kontak dengan cairan tubuh
d) Setelah kontak dengan pasien
e) Setelah kontak lingkungan pasien

29
D. Unsur Out Put /Keluar
1. Capaian Indikator Pelayanan Ruang Rawat
(BOR,LOS,BTO,TOI,GDR,NDR)
Berdasarkan hasil pengkajian pada data 1 bulan terakhir
yaitu bulan desember 2023 , didapatkan gambaran BOR,
LOS, BTO, TOI, NDR, GDR ebagaiberikut:

No INDIKAT HASIL NILAI


OR IDEAL
1 BOR 91,71% 60-85 %
2 ALOS 3.13 HARI 6 — 9 HARI
3 BTO 9.07KALI 40 - 50
KALI
4 TOI 0.28 HARI 1 — 3 HARI
5 NDR 0,79 per seribu ( 25
perseribu
6 GDR 0,79 perseribu ( 25
perseribu
Keterangan :
 BOR (Bed occupancy rate) : Persentasi pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu
 ALOS (Average length of stay): Rata-rata rawat seorang
pasien, gambaran tingkat efisiensi
 BTO (bed turn over) : Frekuensi pemakaian tempat tidur
dalam 1 tahun terakhir
 TOI (turn over interval) : Rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi kesaat terisi berikutnya.
 NDR (net death rate) : Angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar
2. Jumlah Kunjungan Pasien 1 Bulan Terakhir
Jumlah kunjungan pasien pada 1 bulan terakhir di ruangan al-amin atas
berjumlah 110 pasien.
3. Angka Kejadian HAIs
Di ruang al-amin atas selama 1 bulan terakhir tidak ada kejadian HAIs.

30
4. Hasil Evaluasi Penerapan SAK
1. Standar Asuhan Keperawatan

PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


RUANGAN : AL-AMIN ATAS
PERIODE : 25 JANUARI 2024
NO ASPEK YANG DINILAI KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ket
A. Pengkajian

1. Mencatat data yang dikaji sesuai v v v v v v v v v v - v v v - v


dengan pedoman pengkajian

2. Data dikelompokkan (bio-psiko- v v v v v v v v v v v v v v v v


sosial-spiritual)

3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai v v v v v v v v v v v v v v v v


pulang

4. Masalah dirumuskan berdasarkan v v v - v v - - - v - v v v - v


kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan

31
PROSENTASE 56/64 X 100% = 87,5%

B. Diagnosa

1. Dx. Keperawatan berdasarkan masalah v v v v v v v v v v v v v v v


yang telah dirumuskan.

2. Dx. Keperawatan mencerminkan v v - - v v - v v - - - v v - v


PE/PES.
3.
Merumuskan diagnose ke perawatan - v - v v v - v - v - v v v - v
actual/potensial

PROSENTASE 34/60 X 100% = 70,8%

NO ASPEK YANG DINILAI KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN


. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ket
C. Perencanaan

1. Berdasarkan Dx. Keperawatan v v v v v v v v v v v v v v v v

2. Disusun menurut urutan prioritas v v v v v v v v v v v - v v - v

3. Rumusan tujuan mengandung v - - - - - - - - - - - - v - v

32
komponen pasien/subyek, perubahan,
perilaku, kondisi pasien dan atau
kriteria waktu
4. v v - v - v v v v v - v - v - v
Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah, terinci
5. dan jelas - - - v v - - - - v - v v v - v

Rencana tindakan menggambarkan


6. keterlibatan pasien/keluarga v v v - v v v v v v - v v v v v

Rencana tindakan menggambarkan


kerja sama dengan Tim Kesehatan lain

PROSENTASE 65/96X 100% = 68%

D. Tindakan

1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada v v v v v v v v v v v v v v v v


rencana keperawatan

2. Perawat mengobservasi respon pasien v v - v v v - - v v v - v v - v


terhadap tindakan keperawatan

3. Revisi tindakan berdasarkan hasil - v - - v - - - v - - v v - - v


evaluasi

33
4. Semua tindakan yang telah v v v v v v v v v v v v v v v v
dilaksanankan dicatat ringkas dan jelas

PROSENTASE 49/64 X 100% = 78%

NO ASPEK YANG DINILAI KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN


. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ket
E. Evaluasi

1. Evaluasi mengacu pada tujuan v v - - - - v - - - v - - v - v

2. Hasil evaluasi dicatat v v v v v v v v v v v v v v v v

PROSENTASE 22/32 X 100% = 73,3%

F. Catatan Asuhan Keperawatan

1. Menulis pada format yang baku v v v v v v v v v v v v v v v v

2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan


tindakan yang dilaksanakan v v - v v v v v v v - v v - - v

34
3. Pencatatan ditulis dengan jelas,
ringkas, istilah yang baku dan benar v - - v v v v v v v - v v - v v

4. Setiap melakukan tindakan/kegiatan


perawat mencantumkan paraf/nama v v v v v v v v v v v v v v v v
jelas, dan tanggal jam dilakukan
tindakan
5. v v v v v v v v v v v v v v v v
Berkas catatan keperawatan disimpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku

PROSENTASE 62/80 X 100% = 77,5%

35
BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN POA

A. Permasalahan
1. Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Pelayanan

a. Unsur Input : .
- Masih ada saranan dan prasarana yang harusnya tersedia di
ruang rawat inap Al-amin atas. Belum adanya sarana informasi
seperti leaflet 10 penyakit terbanyak.

- Edukasi PHBS kepada keluarga pasien dan pasien.


b. Unsur proses :
- Belum ada pembentukan struktur organisasi yang baru,
sehingga belum optimalnya penerapan pelaksaan metode tim
dan mengetahui siapa yang bertanggung jawab sebagai ketua
tim dan perawat pelaksana saat jaga dinas

- Masih belum maksimalnya asuhan keperawatan di ruangan al-


amin.

- Belum maksimalnya pre-post conference di ruang al-amin atas

36
2. Analisa SWOT/Identifikasi Permasalahan

no ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL


1 Sumber daya manusia (MAN)
Strength
1. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan dan
setengah dari perawat telah pernah mengikuti pelatihan ( 0,5 3 S-W
BTCLS) 1,5 – 1 = 0,5
Total 1,5
Weakness
1. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan BTCLS 0,5 2
Total 1
Opportunity
1. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang 0,1 3
lebih tinggi
O–T
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa ners dengan 0,2 3 1,3 – 0,8= 0,5
perawat ruangan

3. Adanya kebijakan pemerintah tentang professional perawat 0,2 2


Total 1,3
Treathened
1. Adanya tuntutan tinggi masyarakat untuk pelayanan yang 0,1 2
lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 0,2 2
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,2 1
kesehatan

37
Total 0,8
2 Sarana dan Prasarana
Strength
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk 0,1 3
pasien tenaga kesehatan dan keluarga pasien S–W
2. Terdapat administrasi penunjang misl.buku obat, buku ttv, 0,2 3 1,2 – 1,8= - 0,6
buku laporan.
3. tersedia nurse station 0,1 3
Total 1,2
Weaknees
a. tidak adanya sarana informasi seperti leafleat 10 penyakit 0,5 3
terbanyak di ruangan al-amin atas
b. edukasi PHBS kepada keluarga pasien dan pasien 0,1 3
Total 1,8

Opportunity
1. adanya pegadaan sarana dan prasarana yang rusak dari 0,5 3 O–T
pengadaan barang misl. AC 1,5 – 1,3 = 0,2
Total 1,5
Treathened
1. makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,3 3
kesehatan
2. masyarakat lebih paham pentingnya menjaga kebersihan 0,2 2
Total 1,3
3. Methode
Strength
- RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan 0,2 3
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan

38
- Mempunyai standar asuhan keperawatan 0,1 2 S–W
- Terlaksanakannya komunikasi yang adekuat perawat dan 0,1 3 1,1 – 1,2 = -0,1
tim kesehatan lainnya
Total 1,1
Weaknees
1. Pelaksanan model MPKP sudah dilaksanakan tetapi 0,6 2
sosialisasi kepada semua tim masih kurang dan belum
maksimalnya asuhan keperawatan, belum maksimalnya pre
conference
Total 1,2
Opportunity
1. Adanya mahasiswa ners praktik manajemen keperawatan 0,25 3 O–T
2. Adanya kebijakan pemerintah tentang professional perawat 0,25 3 1,5 – 1,2 = 0,3
Total 1,5
Treathened
1. Persaingan dengan RS swasta yang semakin ketat 0,2 3
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakiin tinggi terhadap 0,3 2
peningkatan pelayanan kesehatan
Total 1,2

39
Diagram layang analisis SWOT ruang al amin atas

10

0,9

Kuadran III 0,8


Kuadran I

0,7

0,6
Man (0,5,0,5)
0,5

methode (-0,1,0,3) 0,4

0,3

0,2
Sarana dan prasarana
(-0,5,0,2) 0,1

-0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1

-0,2

-0,3

-0,4

Kuadran IV -0,5 Kuadran II

40
Keterangan :
1. Kuadran I (positif,positif)
posisi menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang
rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.dimana
sumber daya manusia sudah baik dan maksimal tinggal
dikembangkan lagi supaya lebih baik dan bagus.
2. Kuadran III ( negatif,positif)
Posisi ini menandakan sebiah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah
strategi artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi. Sarana prasarana dan methode sudah baik namun perlu
di kembangkan lagi agar maksimal dan lebih baik kedepannya.
3. Penetapan Prioritas Masalah

Dari data – data yang dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa


dengan pendekatan SWOT sehingga kami menemukan permasalahan-
permasalahan di ruang al-amin atas RSUD Siti Aisyah, permasalahan
yang ditemukan jika tidak diatasi kemungkinan dapat mengganggu
kinerja pelayanan yang optimal. Masalah yang ditemukan, yaitu :

a. Belum adanya sarana informasi seperti leaflet 10 penyakit


terbanyak di ruangan al-amin atas ,dan edukasi tentang PHBS
kepada keluarga pasien dan pasien.

b. Belum maksimalnya asuhan keperawatan dan pre-post conference


di ruang al-amin atas

41
4. Prioritas Masalah

a. Belum adanya sarana informasi seperti leaflet 10 penyakit


terbanyak di ruangan al-amin atas

b. Edukasi tentang PHBS kepada keluarga pasien dan pasien.

c. Belum maksimalnya asuhan keperawatan

d. Belum maksimalnya pre-post conference di ruang al-amin atas


5. Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif yang dapat dilakukan yaitu :
a. Membuat 10 leafleat penyakit terbanyak di ruangan al-amin atas
berserta kotak wadah leafleat
b. Mengedukasi tentang PHBS kepada keluarga pasien dan pasien.
c. Bersosialisasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat yang ada
di ruang al-amin atas menggunakan buku S3
d. Bersosialisasi pre-post conference kepada perawat ruangan.

42
6. Fishbone Analyze

METODE MAN

Kurangnya edukasi dalam


menjaga kebersihan Kebiasaan tidak Kurangnya
menjaga kebersihan kesadaran tentang
kesehatan

Tidak adanya informasi tentang


10 leaflet penyakit terbanyak Belum adanya
leafleat 10 penyakit
terbanyak di ruangan
al-amin atas, edukasi
PHBS, belum
maksimalnya asuhan
Menyediakan leafleat dan Kurangnya informasi leafleat keperawatan
media edukasi PHBS 10 penyakit terbanyak ,
seperti SAP edukasi PHBS dan sosialisasi
tentang asuhan keperawatan

DANA SARANA DAN


PRASARANA

43
7. Rencana Kegiatan (POA)

No Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Sumber Daya Tempat Tujuan

1 Kurangnya Mengusulkan kepada pihak ruangan Ruang al- 6 Mahasiswa, Ruang al Sarana dan
sarana dan untuk pengajuan saranan dan amin februa karu, ci amin prasarana yang
prasarana. prasaran guna melengkapi sarana dan ri lapangan lengkap sehingga
prasarana yang kurang. 2024 mencipatkan lingkungan
 Membuat leafleat 10 penyakit Selasa yang nyaman dan
terbanyak di ruang al-amin atas jam bersih.
dan wadah kotak leafleat 10.00 .
wib
2 Kurang  Edukasi tentang PHBS kepada Lebih maksimalnya
maksimalnya keluarga pasien dan pasien. tentang edukasi dan
method  Bersosialisasi asuhan keperawatan sosialisasi.
kepada perawat ruangan al-amin
atas menggunakan pedoman buku
S3
 Bersosialisasi pre-post conference
.kepada perawat ruangan.

44
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan ( Uraian Kegiatan Yang Telah Dilakukan Berdasarkan Poa)
Rencana tindakan/plan of action (POA) penyelesaian masalah Kurangnya sarana dan prasarana kurangnya kotak sampah
pada ruangan dan stiker langkah-langkah cucitangan terlaksananya di Ruang inap al-amin atas adalah sebagai berikut

No KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR /CARA SASARAN METODE WAKTU SUMBER


EVALUASI DAYA

1 Melengkapi Sarana dan prasarana sarana prasarana Indikator keberhasilan 90%, karena - Perawat Usulan 6 februari Kepala
yang lengkap kami telah membuat ruangan 2024 Ruangan,
 Membuat leafleat 10 penyakit sehingga - Keluarga Diskusi Perawat
terbanyak di ruang al-amin atas mencipatkan  10 leafleat penyakit terbanyak di pasien dan 14.00 WIB rawat inap,
dan wadah kotak leafleat lingkungan yang ruang al-amin atas berserta wadah Konsultasi
pasien di Dan
nyaman dan kotak leafelat
Methode ruangan al- Bimbingan Mahasiswa
2 bersih. Lebih  Telah melakukan edukasi PHBS
 Edukasi PHBS kepada keluarga maksimalnya amin atas.
pasien dan pasien kepada keluarga pasien dan pasien
edukasi, asuhan
 Bersosialisasi asuhan keperawatan keperawatan.  Telah Sosialisasi tentang asuhan
menggunakan pedoman buku S3 keperawatan
 Bersosialisasi pre-  Bersosialisasi pre-post conference
post conference. pada perawat ruangan al-amin atas.

45
B. Kegiatan Implementasi dan Evaluasi
Berdasarkan rencanaan kegiatan POA dan ditemui masalah pertama,
kurangnya sarana dan prasarana didalam ruangan al-amin atas, kemudian
mengusulkan kepada pihak ruangan untuk pengajuan saran dan prasarana
guna melengkapi saran dan prasarana yang belum lengkap. Seperti leafleat
dan wadah kotak leafeat serta edukasi tentang PHBS kepada keluarga pasien
dan pasien. Bersosialisasi kepada perawat ruangan mengenai asuhan
keperawatan di ruang al-amin atas dan pre-post conference.
C. Hasil Kegiatan
Telah membuat 10 leafelat penyakit terbanyak di ruangan al-amin atas
beserta wadah kotak leafleat yang diletakan di nurse station yang dapat
dibaca baik dengan perawat ruangan maupun kepada keluarga pasien.
keluarga pasien dapat menjaga kebersihan dengan membuang sampah ke
kotak sampah yang sudah di sediakan pada ruangan al-amin atas.
Melakukan sosialisasi berjalan dengan baik bersama perawat ruangan al-
amin atas dan pre-post conference berjalan dengan baik.

46
BAB V

PEMBAHASAN

Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah melakukan survey awal,


tentang permasalahan manajemen keperawatan yang ada di Ruang Al-amin
atas pada tanggal 25 januari 2024 s.d 10 februari 2024. Kelompok menemukan
beberapa permasalahan dalam proses pengkajian ruangan ini. Setelah data
terkumpul dilakukan pemilihan data untuk menentukan beberapa prioritas
masalah Adapun masalah yang menjadi prioritas utama adalah masih
kurangnya sarana dan prasarana didalam ruangan al-amin atas yang meliputi
tidak adanya sarana informasi seperti leaflet 10 penyakit terbanyak di ruangan
al-amin atas ,dan edukasi tentang PHBS kepada keluarga pasien dan pasien.
Belum maksimalnya asuhan keperawatan dan pre conference di ruang al-amin
atas
Selanjutnya di susun rencana kerja (Planning Of Action) untuk
mengatasi masalah yang ada di ruangan al-amin atas. Setelah menyusun POA
kelompok kemudian langsung melaksanakan implementasi dari POA yang
telah disusun sebelumnya. Dalam melaksanakan implementasi ini kelompok
sangat di bantu oleh perawat-perawat di ruangan al-amin atas karena mereka
sangat menerima implementasi yang kami lakukan. Adapun faktor penunjang
dalam persiapan kegiatan adanya bimbingan dari pembimbing klinik,
pembimbing akademik dan tenaga kerja di ruangan al-amin atas sehingga
kelompok dapat menjalankan atau memberikan masukan yang berguna untuk
ruangan.

47
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal diperlukan
adanya suatu sistem pengorganisasian keperawatan yang baik.
Pengorganisasian keperawatan yang baik dapat dilihat dari sistem
manajemen keperawatan yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan sehingga dapat meningkatkan peran perawat terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil pengumpulan
data yang telah dilakukan di ruang al-amin atas, yang menjadi prioritas
masalah adalah. Belum adanya sarana informasi seperti leaflet 10 penyakit
terbanyak di ruangan al-amin atas ,dan edukasi tentang PHBS kepada
keluarga pasien dan pasien. Belum maksimalnya asuhan keperawatan dan
pre conference di ruang al-amin atas
B. SARAN
1. Bagi pasien
Diharapkan dengan adanya praktek manajemen di rumah sakit, pasien
mendapatkan dan merasakan pelayanan yang optimal serta
mendapatkan kenyaman dalan pemeberian asuhan keperawatan
sehinggga tercapai kepuasan pasien yang optimal
2. Bagi perawat
Diharapkan dengan adanya praktek mahasiswa dapat terjalin hubungan
antara tim maupun pasien yang lebih baik, tercapainya tingkat kepuasan
pasien rawat inap yang optimal serta meningkatkan profesionalisme
keperawatan.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan setelah melakukan praktek manajemen mahasiwa mengerti
dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan profesional
di dalam rumah sakit.

48
4. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dengan adanya mahasiwa praktek manajemen rumah sakit dapat
menerapkan fungsi manajemen dengan tepat dan benar berdasarkan teori-
teori manajemen.

49
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2015. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Tipe
C. Jakarta: Depkes RI
Gillies, D. A., 2014, Manajemen keperawatan: Suatu Pendekakatan Sistem,
Edisi II, Chicago, Illionis: W. B Saunders Company

Nursalam. Februari 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi


Dalam Praktik Keperawatan Profesional.Jakarta : Salemba
Medika.

Hansen R.I., & Washburn M.J., 2016, Kecakapan Pendelegasian Klinis:


Pedoman untuk Perawat, Jakarta: EGC

Hastuti, Apriyani Puji. 2016. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan.


Dikutip dari http://apriyanipujihastuti.wordpress.com. Pada tanggal 20
Agustus 2017.
Menkes, RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340 Tahun 2015 Jakarta

Raymond H. Simamora. 2014. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta:

EGC (Rekam medis. Ruang al-amin 2024)

Swanburg R.C., 2014, Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan untuk Perawat Klinis, Jakarta: EGC

50
DOKUMENTASI

BEFORE

AFTER

51
Dokumentasi Edukasi Phbs Kepada Keluarga Pasien Dan Pasien

Dokumentasi bersosialisasi asuhan keperawatan

52
Dokumentasi pre-post conference

53

Anda mungkin juga menyukai