DISUSUN OLEH :
VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat
Regional Tahun 2020"
MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pontianak, 2022
Mahasiswa
Kelompok
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
dengan Judul “Laporan Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang Penyakit
Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura” pada mata kuliah
Praktek Klinik Manajemen Keperawatan.
Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ners
Keperawatan.
3. Bapak Ns. Suhariyanto, S.Kep, M.Kep selaku koordinator mata kuliah
Praktek Klinik Klinik Manajemen Keperawatan.
4. Bapak Ns. H. Amandus, S.Kep, MPH selaku dosen pembimbing akademik
stase Praktek Klinik Manajemen Keperawatan.
5. Ibu dr. Desriani Lestari, M. Biomed., Sp.A selaku Direktur Rumah Sakit
Univertitas Tanjungpura
6. Ibu Vivit Wiyandani, S.Kep.,Ners selaku Kabid Keperawatan Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura
7. Ibu Ananda Puspitasari,S.Kep.,Ners selaku Ketua Komite Keperawatan
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
8. Ibu P. Supartina, S.Kep.,Ners selaku Ketua Pendidikan Pelatihan Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura
9. Bapak Anang Ihsan Nurhari S.Kep., Ners selaku pembimbng klinik stase
Praktek Klinik Klinik Manajemen Keperawatan di ruang Penyakit Dalam
(Diamond)
10. Semua dosen Program Studi Ners Keperawatan yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat.
iii
11. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ners Keperawatan yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan
spiritual.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses managemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses managemen dengan
melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Managemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional
dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi managemen,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi
tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna
kepada pasien (Nursalam, 2002).
Rumah sakit adalah sebagian organisasi yang sangat kompleks dan
merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya meningkatkan status
kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah salah satunya
adalah penyelenggara asuhan keperawatan senantiasa memberiakan pelayanan
yang memuaskan kepada pasien maupun keluarganya (Depkes, 1987) dan supaya
tujuan tersebut dapat tercapai maka diperlukan suatu cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip managemen.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Oleh karenanya, kualitas pelayanan keperawatan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Dengan memperhatikan
hal tersebut maka proses managemen yang baik perlu juga diterapkan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan sehingga dicapai suatu Asuhan Keperawatan
yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan
asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi
pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
1
serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati.
Managemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional
dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi managemen,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi
tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-
ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna
kepada klien. Dengan alasan tersebut, managemen keperawatan perlu mendapat
perhatian dan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan.
Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).
Berdasarkan uraian diatas, salah satu cara untuk meningkatkan
keterampilan managemen keperawatan mutlak diperlukan selain didapatkan di
bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik Mahasiswa
Program Studi Profesi Ners Poltekkes kemenkes pontianak dituntut untuk dapat
mengaplikasikan langsung pengetahuan menejerialnya dengan arahan dari
pembimbing lapangan maupun dari pembimbing pendidikan yang intensif.
Dengan adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu
yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
managemen.
Sebagai wujud pengembangan dalam meningkatkan kemampuan serta
keterampilan menejerial mahasiswa melakukan pembelajaran managemen di
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak sebagai lahan praktik untuk stase
managemen keperawatan. Kemudian mahasiswa stase managemen ini
ditempatkan di Ruang Diamond (Penyakit Dalam), diharapkan mahasiswa dapat
melakukan proses pembelajaran manejerial diruangan dan dapat melakukan
pembelajaran kasus diruangan tersebut.
2
B. Waktu dan Tempat Praktek
Praktik stase managemen keperawatan ini dilaksanakan di ruang
Diamond Rumah Sakit Universitas Tanjungpura pontianak selama 2 minggu yaitu
pada tanggal 14 Februari - 26 Februari 2022.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek klinik manajemen keperawatan, praktikan
mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu sesuai
dengan konsep dan langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Kusus
Setelah mahasiswa selesai mengikuti praktik profesi pada stase
managemen keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Melakukan kajian situasi unit pelayanan keperawatan tertentu sebagai dasar
untuk menyususn rencana operasional unit.
b. Melakukan peran kepemimpinan sebagai kepala ruang dan ketua tim dalam
satu unit.
c. Mampu melakukan praktik manajemen keperawatan operasional:
1) Melakukan peran tentang pre conference, post conference, delegasi,
operan jaga, supervisi dan pengarahan, kolaborasi, ronde keperawatan,
problem solving, discharge planning.
2) Penerimaan pasien baru
3) Mengatasi konflik di suatu unit
d. Mampu mengidentifikasi mutu pelayanan keperawatan.
e. Melakukan pendokumentasian manajerial keperawatan.
f. Mampu menerapkan sistem penugasan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
ruangan dengan fokus pada metode penugasan tim.
g. Mampu melakukan komunikasi efektif
h. Mampu menghitung angka indikator mutu pelayanan (Bed Occupancy Rate /
BOR, Average Length of Stay / ALOS, Turn Over Interval / TOI, infeksi
nosocomial, kejadian cidera)
3
i. Mampu melakukan survey dan menganalisis kepuasan pasien dan keluarga.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model manajemen
keperawatan yang diaplikasikan diruang Diamond
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
model manajemen keperawatan diruang Diamond
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dan menyusun rencana strategi (PoA)
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan professional diruang Diamond
4
E. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data di Ruang Diamond Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura, dalam rangka identifikasi masalah dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan, inventaris ruangan dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat dan keluarga
pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, managemen ruangan,
prosedur tetap ruangan dan inventaris ruangan.
4. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan, kepuasan kerja perawat, penilaian kinerja perawat, penerapan
standar asuhan keperawatan dan pelaksanaan Model Praktik Keperawatan
Profesional.
F. Kategori Penilaian
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan
keperawatan adalah menggunakan instrument panduan praktik profesi ners
manajemen keperawatan. Kriteria penilaian dengan menggunakan acuan rentang
nilai sebagai berikut:
1. Kategori sangat baik (76-100%)
2. Kategori baik (60-75%)
3. Kategori Cukup (40-59%)
4. Kategori Kurang (<40%)
5
G. Peserta Praktik
Mahasiswa tahap Profesi Ners Program Studi Ilmu keperawatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak dengan anggota:
1. Husna Kurnianta
2. Kiki Lestari
3. Nanti Maulani
4. Rahmat Arifian Putera
5. Rohman
6. Sabas Khan
6
BAB II
TINJAUAN LAHAN
7
Pontianak nomor 34 tahun 2015 tentang penetapan kelas Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Pontianak.
Pada awal pelayanan kesehatan Universitas Tanjungpura memiliki pelayanan
kesehatan berupa Balai Pengobatan Universitas Tanjungpura yang kemudian
menjadi Kklinik Pratama, kemudian Universitas Tanjungpura memiliki pelayanan
kesehatan berupa Rumah Sakit Tanjungpura yang dimulai dengan pelayanan
rawat jalan dengan spesialis yang ada di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura,
yang kemudian pada bulan berikutnya bertepatan dengan peresmian rumah
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dibuka Unit Gawat Darurat dengan
pelayanan gawat darurat dan observasi one day care diruang Observasi UGD.
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, dengan semakin berkembangnya
tingkat kunjungan maka kemudian dibuka Rawat Inap 1 Oktober 2013 dengan
kapasitas 20 tempat tempat tidur yang berkembang menjadi 88 tempat tidur,
dengan pengembangan pada pelayanan rawat inap umum, anak , kamar bersalin
dan perawatan ibu nifas, perinatal care, High Care Unit, dan kamar Operasi.
Penetapan Kelas Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Kelas C membuka Peluang
pesat dalam pengembangan pelayanan rumah sakit dan peluang kerjasama dengan
berbagai pihak, dan sebagai rumah sakit yang ikut serta mensukseskan program
Jaminan Kesehatan Nasional maka RS berkerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sejak 11 Maret 2015.
Dengan perkembangan tersebut RS membuka Layanan Spesialistik dengan
pelayanan spesialis Penyakit Dalam, Bedah, Anak dan Obstetri dan Gynekologi,
ditambah dengan spesialis Penyakit Mata, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah,
Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis
Radiology, Spesialis Anesthesi, Spesialis Pathologi klinik, serta Sub Spesialis
Obstetri dan Gynekology dan. Sedangkan pelayanan rawat inap dibuka dengan
layanan Maternal, Perinatologi, Rawat Anak, Rawat Bedah Dewasa, Rawat
Penyakit Dalam Dewasa, IGD, ICU, OK dan Penunjang Medis Laboratorium dan
Radiologi.
8
Dasar hukum keberadaan rumah sakit didasarkan pada:
1. Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang
Perizinan RumahSakit
7. Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 129/MENKES/SK/XII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Surat Izin Operasional Sementara RS Pendidikan Universitas Tanjungpura
Nomor 503/01/BP2T/RS/2013 oleh Walikota Pontianak
11. Surat Izin Operasional Tetap RS Pendidikan Universitas Tanjungpura
Nomor 503/1/BP2T/R/I/RS/2015 oleh Walikota Pontianak
12. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak nomor 34 tahun
2015 tentang penetapan kelas Rumah Sakit Umum Universitas Tanjungpura
Pontianak
13. Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura nomor 2031/UN22/OT/2013
14. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kab/Kota.
15. Kepmenkes No. 922 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian
Urusan Pemerintah, antara Pemerintah, Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
16. Permenkes No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
17. Rekomendasi perpanjangan izin operasional sementara RS Universitas
Tanjungpura Pontianak nomor 445/234/D-Kes/Yankesfar/2014.
9
18. SK Rektor Universitas Tanjungpura nomor 2758/UN22/DT/2013 tentang
Perubahan Nomenklatur Rumah Sakit Pendidikan Menjadi Rumah sakit
Universitas Tanjungpura.
Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura nomor
2031/UN22/OT/2013 maka Rumah Sakit Universitas Tanjungpura ditetapkan
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai fungsi melaksanakan
pendidikan klinik dokter, praktik kerja lapangan Keperawatan dan Kefarmasian,
melaksanakan penelitian, PKM, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, profesi/vokasi sesuai disiplin ilmu yang relevan, melaksanakan
pelayanan kesehatan masyarakat, melaksanakan pembinaan sumber daya
masyarakat (medis dan nonmedis), melaksanakan peningkatan indeks
pembangunan manusia (IPM) dalam bidang kesehatan, sesuai dengan tuntutan
masyarakat, RS Universitas Tanjungpura Pontianak memiliki komitmen untuk
selalu berupaya mengembangkan diri melalui peningkatan kualitas pelayanan
disemua bidang secara berkesinambungan.
Sejak berdirinya RS Universitas Tanjungpura telah mengalami pergantian
pimpinan. Berikut daftar urutan Direktur RS Universitas Tanjungpura:
1. H. Buchary A. Rachman, dr.,Sp.KK (tahun 2012 – 2014)
2. dr. Muhammad Asroruddin, Sp.M (tahun 2014 – 2019)
3. dr. Rangga Putra Nugraha, Sp.THT-KL (tahun 2019 – 2021 awal).
4. dr. Desriani Lestari, M.Biomed., Sp. A (tahun 2021 sampai sekarang)
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak sudah “Terakrditasi”
Bintang 3 pada bulan Mei tahun 2019 oleh KARS (Komisi Akreditas Rumah
Sakit)
10
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dengan
mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna berdasarkan evidencebase teori
dan praktik dan riset IPTEKDOK.
3) Menyelenggarakan riset klinik dan non klinik yang berwawasan global.
4) Melaksanakan pengabdian kepada kepentingan kesehatan masyarakat.
5) Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dan kesejahteraan karyawan
Universitas Tanjungpura.
6) Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
7) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian, yang terkait
dengan bidang kesehatan secara terpadu.
8) Melaksanakan pengamatan dan analisis data pelayanan medik yang strategis,
serta menghasilkan rekomendasi dari hasil analisis dan menyelenggarakan tata
kelola kinerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Motto
Ramah dan Peduli
11
Ruang Diamond dipimpin seorang kepala ruangan yang dibantu 5 orang
perawat penanggung jawab asuhan dan 6 orang perawat pelaksana, 1 orang
petugas administrasi, 1 orang porter.
a. Tenaga dan Pasien (M1 - MAN)
Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan,
latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang
diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.
12
1) Struktur Organisasi di Ruang Penyakit Dalam (Diamond)
Struktur Organisasi
Ruangan Penyakit Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
KEPALA ISNTALASI
RAWAT INAP
ADMINISTRASI
M. Baihaki S. Km
KEPALA RUANGAN
PPJA PPJA
PPJA PPJA PPJA
Rita Astuti Sarmin, S.Kep, Andi Risma Marelda,
Ners Asfin Bayansi S.Kep, Ners Tesa Dwi R.P, S.Kep, Ners Kartika Sari, S.Kep, Ners
S.Kep Ners
PP PP PP
PP
Agung Jumiansyah, A.Md. Wulan Isma Utami, A.Md. Novita Pernamasari, A.md.
Nabila Samiya, S.Kep, Ners Kep Kep Kep
PP PP
14
6 Kartika sari 27 P S1 Kep Ners √ PK 1 1. BTCLS
2. APAR
15
3) Tenaga Non Keperawatan
No Kualifikasi
1 Cleaning Service
4) Tenaga Medis
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Umum
2 Dokter Penyakit Dalam 2
3 Dokter Syaraf 2
4 Dokter Jantung dan Pembuluh Darah 1
16
Senin, 14 Februari 2022 : 7 pasien
Selasa, 15 Februari 2022 : 7 pasien
Total pasien selama 2 hari : 14 pasien
Jumlah tempat tidur : 15 TT
Jumlah hari persatuan waktu : 2 hari
14 pasien
BOR= x 100 %
15 TT x 2 hari
= 46,67 % (standar ideal nasional 60 – 85%)
17
Berdasarkan kondisi tersebut, maka jam kerja yang efektif dan bisa
dijadikan patokan yaitu 7 jam kerja.
Berdasarkan beberapa indikator di atas, maka diperoleh jumlah
kebutuhan tenaga perawat di ruang Penyakit Dalam (Diamond) yaitu
sebagai berikut :
(BOR x Jumlah TT ) x Rata−rata jam perawatan
Kebutuhan Tenaga Perawat=
Jamkerja perawat per hari
( 46,67 % x 15TT ) x 3,5 jam
¿
7 jam /hari
¿ 3,53 orang dibulatkan menjadi 4 orang perawat
Dengan, faktor koreksi :
a) Loss Day (Depkes RI, 2005)
Jmlh hari minggu dalam setahun+cuti+ haribesar
¿ x jmlh perawat
Jumlah harikerja efektif
96+12+18
¿ x 11 orang
365−82
126
¿ x 11 orang
269
¿ 1,87 dibulatkan menjadi 2
b) Tugas Non Keperawatan
¿( Kebutuhan tenaga perawat + Loss Day)x 25 %
¿( 4+ 2) x 25 %
¿ 1,5 dibulatkan menjadi 2
Jadi, total tenaga yang dibutuhkan yaitu: 4 + 2+ 2 + 1 Karu = 9 orang.
Menurut perhitungan tenaga menggunakan rumus Ilyas didapatkan jumlah
tenaga perawat di ruang penyakit dalam (Diamond) 3 bulan terakhir:
a. Jumlah perawat yang di butuh kan pada bulan November 2021 dengan
BOR 66% adalah 20 perawat
b. Jumlah perawat yang di butuh kan pada bulan Desember 2021 dengan
BOR 52% adalah 16 perawat
c. Jumlah perawat yang di butuh kan pada bulan Januari 2022 dengan
BOR 55% adalah 17 perawat
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis beranggapan bahwa penggunaan
metode perhitungan tenaga keperawatan berdasarkan Depkes RI (2005) paling
18
efektif, berdasarkan perhitungan diatas didapatkan bahwa jumlah tenaga perawat
di ruangan Penyakit Dalam (Diamond) berlebih, penggunaan metode ini didukung
oleh Hendrich, et. al., (2008) dimana dengan menggunakan metode ini dapat
memperhitungkan beban kerja perawat, dan juga memperhitungkan jam kerja
serta loss day dan faktor resiko sehingga lebih mempertimbangkan beban kerja
perawat, dimana tidak semua waktu digunakan sepenuhnya oleh seorang perawat
untuk bekerja. Ada waktu yang dihabiskan untuk libur, sakit, melanjutkan
pendidikan dan sebagainya. Maka dengan ini jumlah perawat di ruangan harus
dikurangi sehingga dapat memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan yang ideal.
b. Bangunan, sarana dan prasarana (M2-Material)
Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa Ners
Poltekkes Pontianak ini berlokasi diruang Penyakit Dalam (Diamond) dengan
uraian sebagai berikut:
1) Denah Ruangan Penyakit Dalam (Diamond)
RUANG
RUANG
SUSPECT KELAS 1 PELEPASAN
APD LINEN
WC WC
WC
KELAS 3
WC WC WC
RUANG
VIP KELAS 1
GANTI
NURSE
R. KARU
STATION
WC
19
didapatkan jumlah kapasitas tempat tidur pasien adalah 15 TT dengan
rincian sebagai berikut :
Bed Bed Tidak Jumlah
No Hari/Tanggal BOR
Terpakai Terpakai Bed
1 Senin, 14
7 8 15 46,67 %
Februari 2022
2 Selasa, 15
7 8 15 46,67 %
Februri 2022
20
Light
13 Pulse Oximeter/Pulse √ √ 1 Baik Sesuai
Oximetry/ Oksigen
Saturasi
14 Stethoscope/ Stetoskop √ √ 2 Baik Sesuai
15 Suction Pump/ Portable/ √ 0 Tidak Sesuai
Aspirator/ Vacum
16 Syringe Pump √ √ 3 Baik Sesuai
17 Bed Patient Electric/ √ 0 Tidak Sesuai
Tempat Tidur Pasien
Elektrik
18 Bed Patient Manual/ √ √ 22 Baik Sesuai
Tempat Tidur Pasien
Manual
19 Sphygmomanometer √ 0 Tidak Sesuai
Aneroid/ Tensimeter
Aneroid
20 Sphygmomanometer √ √ 1 Baik Sesuai
Digital/ Tensimeter
Digital
21 Termometer Digital √ √ 2 Baik Sesuai
22 Timbangan Pasien √ 0 Tidak Sesuai
23 Set GV √ √ 1 Baik Sesuai
24 Nierbeken √ 0 Tidak Sesuai
25 Accu Cek √ √ 1 Baik Sesuai
26 Reflex Hammer √ 0
27 Intubation Set √ 0
28 Oxygen Set & Flow Meter √ 0
29 Ambu Bag √ √ 2 Baik Sesuai
30 Tromol Besar √ √ 1 Baik Sesuai
31 Tounge Spatel √ 0 Tidak Sesuai
32 Tiang Infus √ √ 16 Baik Sesuai
2. Alat Penunjang
21
a. BHP Medis
No Nama Alat Penerimaan Pengeluara Stok Akhir Permintaan
n
1 Handscoon Ukuran S 144 142 2 2
2 Masker 96 94 2 2
3 Alcohol Swab 24 22 2 2
4 Kassa Steril 420 385 35 15
5 Hand Soap 8 0 8 9
6 Hand Rub 18 0 18 18
7 Hypafix Ukuran
12 11 1 12
5x5cm
8 Hypafix Ukuran
12 11 1 12
10x5cm
9 Kendal Water 300 280 20 25/bulan
10 Stik GDS Performa 0 0 0 0
11 Stik GDS Guide 540 525 15 45/bulan
12 Handscoon Ukuran M 144 142 2 2
13 Leukomed 12 11 1 1
14 Pot Urin 360 333 27 30/bulan
15 Tabung Darah Warna
100 24 76 2/bulan
Ungu
16 Tabung Darah Warna
100 60 40 5/bulan
Merah
17 Oksigen 300 280 20 25/bulan
18 Kassa Gulung Kecil 1bungkus/
12 bungkus 11 bungkus 1
bulan
19 Kassa Gulung Besar 12 11 1 1
20 Plesterin 12 11 1 1
21 Gel 6 5 1 1
22 Kertas EKG 4 3 1 1
23 Botol Hand Rub 18 0 18 18
24 Braket Hand Rub 18 0 18 18
25 Lancet 600 525 75 45/bulan
26 Pen Lancet 1 0 1 1
5 Amplop Panjang 12 11 1 1
22
6 Amplop Pendek 12 11 1 1
7 Obat Nyamuk
0 0 0 0
Baygon Spray
9 Sunlight 24 22 2 2
10 Pengharum Ruangan 72 66 6 6
13 Blangko Resep
24 22 2 2
Dokter
14 Spidol Snowman 12 11 1 1
15 Paper Clip No 3
(Trigonal Clip)
17 Cutter 1 0 1 1
18 Isi Cutter 5 2 3 3
19 Isolasi 1/2x72 12 11 1 1
20 Staples No 10 3 0 3 3
21 Isi Staples No 10 10 8 2 2
22 Pelubang Kertas uk
1 0 1 1
85 (besar)
24 Baterai Alkaline AA 48 44 4 4
25 Baterai Alkaline
48 44 4 4
AAA
23
27 Paper Fastener 12 1 1 1
28 Stabile 12 1 1 1
29 Tipe X 12 1 1 1
30 Notes Besar 6 5 1 1
31 Pensil 2 1 1 1
32 Penghapus Pensil 2 1 1 1
3. Linen
No Nama Barang Ketersediaan Kesesuaian
1 Laken 47 Sesuai
3 Selimut 18 Sesuai
Fasilitas Pasien :
1) Ruang perawatan kelas I
2) Ruang perawatan kelas II
3) Ruang perawatan kelas III
4) 1 Bed untuk 1 orang
5) Lemari pasien
6) AC
7) WC
Administrasi Penunjang :
1) Lembar Observasi
2) Lembar Dokumentasi
3) SOP (Standart Operasional Prosedur)
4) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)
5) Buku Registrasi
24
c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 –Method)
1) Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi
empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan
sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, Ruang
Penyakit Dalam (Diamond) terdapat visi, misi dan motto.
a) Visi:
Terwujudnya pelayanan keperawatan professional dalam rangka
memberikan perawatan terbaik kepada pasien dan masyarakat
b) Misi
1. Mengembangkan sumber daya perawat yang profesionel,
berdedikkasi tinggi dalam memberikan pelayanan yang
bermutu
2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan ilmu
keperawatan yang berkembang, standar prosedur operasional
yang ada, kode etik dan undang undang kesehatan yang
berlaku
3. Meningkatkan kerjasama anntara profesi yang ada di ruangan
diamond maupun di lingkungan Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura
c) Motto
Profesional, empati, ramah, aktif, kompak
25
Bedasarkan hasil observasi tanggal 14-15 Februari 2022 di
dapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan
di ruang Penyakit Dalam adalah PPJA sebagai ketua tim dalam
memimpin asuhan keperawatan dan di bantu oleh PP pada setiap sif nya.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala ruangan, model
asuhan keperawatan seperti ini di gunakan karna belum ada model asuhan
keperawatan yang sesuai. Menurut kepala ruangan jumlah bed dan
perawat tidak seimbang berhubungan banyaknya tindakan keperawatan
yang di berikan kepada pasien terutama pada sif pagi.
2) Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian yang berlaku di ruang Penyakit Dalam
(diamond) adalah system SOR (Sources Oriented Record) yaitu system
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dll.
3) Timbang Terima
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan
informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan
informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan
sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat
itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah
keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan
perkembangan klien saat itu (Nursalam, 2002; 176).
Mekanisme timbang terima dikerjakan ketika pergantian shift
sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi
tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan
bentuk tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr,
2002). Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang
terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua
26
shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien
untuk validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 14-15 Februari 2022, timbang
terima di ruang Penyakit Dalam (Diamond) tidak dilakukan secara
maksimal. Hal ini diperkuat dari hasil observasi, ditemukan beberapa
kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang Penyakit dalam
(Diamond) adalah timbang terima hanya dilaksanakan diruang nurse
station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima meliputi nama
dan ruangan pasien, diagnosis medis, kondisi pasien, masalah
keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di
berikan, dan di dokumentasikan di buku registrasi pasien.
4) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli
gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan beberapa
perawat, mereka menjawab bahwa ronde keperawatan belum dilakukan
secara maksimal di ruangan Penyakit Dalam (Diamond).
6) Discharge Planning
27
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit.
Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama
antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan hasil observasi
perawat di ruang Penyakit Dalam (Diamond) tidak selalu melakukan
discharge planning setiap pasien akan pulang akan tetapi ruangan
Penyakit Dalam (Diamond) sudah memiliki format khusus tentang
discharge planning. Selain itu isi dari discharge planning belum
dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi
tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum
obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum
pasien pulang.
3. Jasa kamar dan makan rawat inap 425.000 325.000 225.000 125.000
4. Jasa askep :
28
1. Pemasangan Infus/ Tranfusi 36.000 24.000 60.000
29
22. Punksi Ascites 180.000 120.000 300.000
30
e. Pemasaran (M5 – Marketing)
Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada
tanggal 14-15 Februari 2022 didapatkan data presentase kapasitas tempat
tidur pasien di Ruang Penyakit Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura, yaitu:
Bed Bed Tidak Jumlah
No Hari/Tanggal BOR
Terpakai Terpakai Bed
1 Senin, 14
7 8 15 46,67 %
Februari 2022
2 Selasa, 15
7 8 15 46,67 %
Februri 2022
31
2. Fungsi Manajemen di Ruangan Penyakit Dalam (Diamond)
a. Perencanaan
1) Visi dan Misi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, Ruang
Penyakit Dalam (Diamond) terdapat visi, misi dan motto tersendiri yang
berbeda dari Visi, Misi, dan motto Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
Visi :
Terwujudnya pelayanan keperawatan professional dalam rangka memberikan
perawatan terbaik kepada pasien dan masyarakat
Misi
1. Mengembangkan sumber daya perawat yang profesionel, berdedikkasi
tinggi dalam memberikan pelayanan yang bermutu
2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan ilmu
keperawatan yang berkembang, standar prosedur operasional yang ada,
kode etik dan undang undang kesehatan yang berlaku
3. Meningkatkan kerjasama anntara profesi yang ada di ruangan diamond
maupun di lingkungan Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Motto
Profesional, empati, ramah, aktif, kompak
32
SPO/11/PPI/7.5.3 Praktek Menyuntik Aman6 00
SPO/12/PPI/9.1.4 Pengendalian Lingkungan 00
SOP/13/PPI/7.2.1 Proses Sterilisasi Alat Medis Yang Di Reuse 00
SOP/13/PPI/7.2.1 Proses Pendistribusian Alat Medis Yang Akan Disterilkan 00
SOP/14/PPI/7.3 Pencucian Linen Kotor Non Infeksius 00
SOP/15/PPI/7.3 Disenfeksasi Linen Kotor Infeksius 00
SPO/16/PPI/7.2.1 Pengawasan Peralatan Kadaluarsa 00
SPO/17/PPI/7.2.1.2 Penggunaan Alat Single Use Yang Di-Reuse 00
SPO/18/PPI/7.4.1 Pemulasaran Jenazah Infeksius 00
SPO/19/PPI/7.4.3 Prosedur Penanganan Pembuangan Limbah Padat
00
Infeksius Dan Komponen Darah
SPO/19/PPI/7.4.3 Prosedur Penanganan Pembuangan Komponen Darah 00
SPO/20/PPI/7.4.4 Penanganan Tumpahan Darah Dan Cairan Tubuh Dengan
00
Spilkit
SPO/21/PPI/7.4.5 Prosedur Pembuangan Sampah Infeksius 00
SPO/22/PPI/7.4.1 Pemindahan Jenazah Dari Ruangan Ke Kamar Jenazah 00
SPO/23/PPI/7.6.1 Pendistribusian Makanan Pasien 00
SOP/24/PPI/7.6.3 Penyajian, Pengelohan Bahan Makanan Dan Penjamah
00
Makanan
SPO/25/PPI/7.1.1 Infection Risk Assessment Renovasi Bangunan Rumah
00
Sakit
SPO/26/PPI/7.3.1 Disenfeksi Linen Kotor Infeksius 00
SPO/27/PPI/7.2 Pemrosesan Peralatan Pasien Dan Linen 00
SPO/28/PPI/9.1 Lima Momen Cuci Tangan 00
SPO/29/PPI/9.2 Pembersihan Tangan Dengan Sabun Dan Air (Handwash) 00
SPO/30/PPI/7.2 Melakukan Dekontaminasi Dan Pembersihan Rutin Mobil
00
Ambulance
SPO/31/PPI/7.3.1 Penatalaksanaan Linen 00
SPO/32/PPI/8.3.1 Alur Pasien Dengan Penyakit Menular Disuga Emerging
00
Reuse
SPO/34/PPI/7.3.2 Distribusi Linen Bersih 00
SPO/35/PPI/6.3 Etika Batuk 00
SPO/36/PPI/7.2.1 Proses Sterilisasi Alat Medis Yang Di-Reuse 00
SPO/37/PPI/8.3.1 Isolasi Pasien Dengan Dugaan Emerging Dan
00
Reemerging Desease
SPO/38/PPI/8.3.2 Prosedur Penempatan Pasien Dengan Penyait Menular
00
Atau Suspek
SPO/39/PPI/9.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) 00
SPO/40/PPI/9.1.1 Penetapan Area Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) 00
SPO/41/PPI/7.2.2 Penggunaan Peralatan Perawatan Pasien 00
SPO/43/PPI/7.1 Lumbal Punksi 00
SPO/44/PPI/7.2.2 Prosedur Penerimaan Barang Dari Ruangan 00
33
SPO/45/PPI/7.2.2 Prosedur Pencucian Alat /Set Dari R 00
SPO/02/PPI/5.1 Pencegahan Terjadinya Pengendalian Ido 00
SPO/46/PPI/7.2.2 Prosedur Pensterilan Dengan Mein Washer Disenfector 00
SPO/47/PPI/7.2.2 Prosedur Pengemasan Alat 00
SPO/48/PPI/7.2.2 Prosedur Pensterilan Dengan Autoclave Stream Hs 6610 00
SPO/49/PPI/7.2.2 Prosedur Pensterilan Dengan Plasma Casp 00
SPO/51/PPI/7.2.2 Prosedur Monitoring Mutu Sterilisasi 00
SPO/53/PPI/1.1 Tatalaksana Pajanan 00
SPO/54/PPI/1.1 Profilaksi Pasca Pajanan 00
SPO/01/PPI/1.1 Penggunaan Antibiotik Bijak 00
SPO/02/PPI/5.1 Pencegahan Terjadinya Pengendalian Ilo 00
SPO/02/PPI/5.1 Pencegahan Terjadinya Pengendalian Ido 00
SPO/03/PPI/7.1 Pencegahan Terjaddinya Plephitis 00
SPO/04/PPI/7.2 Pencegahan Terjadinya Infeksi Saluran Kemih (Isk) 00
SPO/05/PPI/8.3.1 Penanganan Kejadian Luar Biasa (Klb) 00
01/HPK/1.4.1 Perlindungan Pasien Dari Kekerasan Fisik 00
02/HPK/1.4.1 Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik Dan Kelompok
00
Beresiko
05/HPK/1.3.1 Perlindungan Terhadap Harta Benda Milik Pasien Di
00
Instalasi Rawat Jalan
17/HPK/5.1.1 Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Concent) 00
03/HPK/1.2.1 Perlindungan Kebutuhan Privasi Klien 00
04/HPK/1.2.1 Privasi Dan Kerahasiaan Rekam Medik 00
11/HPK/1 Penjelasan Hak Pasien 00
11/HPK/1 Penjelasan Hak Pasien Dalam Pelayanan 00
16/HPK/5 Pengisian Formulir Persetujuan Umum (General Concent) 00
15/HPK/2.6.1 Pasien Dengan Keadaan Terminal 00
14/HPK/2.6.1 Pelayanan Pasien Tahap Terminal 00
13/HPK/2.4.1 Penolakan/Penghentian Resusitasi 00
12/HPK/2.3.1 Penolakan Tindakan/Pengobatan 00
21/HPK/2.5.1 Manajemen Nyeri 00
22/HPK/2.5.1 Monitoring Nyeri Pada Pasien 00
23/HPK/2.5.1 Skrining Dan Penilaian Awal Nyeri Pasien (Assesmen
00
Nyeri)
09/HPK/1 Pemberian Informasi Hak Dan Tanggung Jawab Pasien 00
10/HPK/1 Pemberian Informasi Rencana Pelayanan
00
Kesehatan/Pengobatan
19/HPK/3.1 Penanganan Komplain Langsung (Lisan) 00
18/HPK/3.1 Penangan Komplain Tidak Langsung 00
20/HPK/3.1 Penyelesaian Komplain, Keluhan, Konflik Atau
00
Perbedaan Pendapat Pasien Dan Keluarga
34
01/HPK/2 Hak Pasien Untuk Mendapatkan Second Opinion 00
01/ARK Pelayanan Gawat Darurat -
02/ARK Triage -
Response Time -
03/ARK Penerimaan Pasien Gawat Darurat -
04/ARK Penangan Pasien Gawat Darurat -
05/ARK Penangan Pasien Gawat Tidak Darurat -
06/ARK Penangan Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat -
Penangulngan Pasien Gawat Drurat Karena Keracunan -
08/ARK Penangan Pasien Observasi -
Penatalaksanan Penderita Tak Dikenal -
10/ARK Penanganan Ibu Yang Melahirkan -
11/ARK Penganangan Bencana Dalam Rumah Sakit -
12 /ARK Penanganan Kebakaran Dalam Rumah Sakit -
13/ARK Penangganan Apa Bila Ruang Rawat Inap Penuh -
14/ARK Alih Rawat -
15/ARK Rujukan Dan Pindah Rawat -
16/ARK Penggunaan Obat Dan Alat Kesehatan -
17/ARK Pemberian Adrenalin -
18/ARK Peemberian Dopamin -
19/ARK Pemberian Anti Tetanus Serum (Ats) -
20/ARK Pemberian Dobutamin -
21/ARK Pemberian Kortikosteroid -
22/ARK Pemberian Natrium Bikarbonat -
23/ARK Pemberian Obat Golongan Analgetikm Narkotik -
(Morphine / Pethidine)
24/ARK Pemberian Resep Narkotik -
25/ARK Pemberian Sulfas Atropin -
26/ARK Pemberian Valium -
27/ARK Pelayanan Radiologi Gawat Darurat -
28/ARK Pemeriksaan Penunjang Laboraturium -
29/ARK Bantuan Hidup Dasar -
35
30/ARK Bantuan Hidup Lanjut -
31/ARK Death On Arrival -
32/ARK Visum Et Repertum -
33/ARK Penelitian Waktu Pelayanan -
34/ARK Pembuatan Data Kunjungan -
35/ARK Rujukan Pasien Tanpa Pendamping -
36/ARK Rujukan Pasien Dengan Pendamping -
37/ARK Pengiriman Pasien Keruang Rawat Inap -
38/ARK Prosedur Pemeriksaan Penunjang Laboraturium Pada -
Pasien Baru Di Unit Gawat Darurat
39/ARK Ketentuan Pembuatan Jadwal Dinas -
40/ARK Orientasi Pegawai Baru Di Unit Gawat Darurat -
41/ARK Peningkatan Keterampilan Petugas Ugd Rs Universitas -
Tanjungpura
42/ARK Angin Puting Beliung -
43/ARK Penanganan Kejadian Huru – Hara -
44/ARK Penanganan Penculikan Aanak / Bayi -
45/ARK Kriteria Pasien Tidak Dapat Di Transfer Ke Rs Lain -
46/ARK Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Via Telepon -
47/ARK Penanganan Pasien Kabur -
48/ARK Identifikasi Pasien Berkebutuhan Khusus -
49/ARK Penyimpanan Barang Berharga Milik Pasien -
50/ARK Pelayanan Ambulans Jenazah -
51/ARK Pelayanan Ambulans Pasien -
52/ARK Transfer Pasien Internal -
53/ARK Transfer Pasien Eksternal -
55/ARK Pasien Yang Tidak Dapat Di Transfer Ke Rumah Sakit -
Lain
56/ARK Pengisian Resum Medis -
57/ARK Penilaian Kebutuhan Transportasi Pasien -
58/ARK Penundaan Informasi Penundaan Pelayanan / Pengobatan -
36
59/ARK Pemulangan Pasien Dan Cuti -
60/ARK Tentang Perioritas Pasien Dengan Preventif, Paliatif, -
Kurativ Dan Rehabilitatif
61/ARK Mengatasi, Membatasi, Mengurangi Hambatan -
62/ARK Kelengkapan Alat – Alat -
63/ARK Monitor Mutu Dan Keselamatan Transportasi -
64/ARK Maintanance Ambulance -
65/ARK Tentang Transportasi Rujukan Atau Pemulangan -
66/ARK Informasi Tentang Pelayanan Yang Dianjurkan, Hasil -
Pelayanan Yang Diharapkan Dan Perkiraan Biaya
67/ARK Transfer Pasien Antar Dokter -
68/ARK Koordinasi Tentang Pelayanan Dpjp -
68/ARK Pemberian Informasi / Laporan Kepada Pihak Yang -
Berwewenang
69/ARK Idntifikasi Pasien Menderita Penyakit Yang -
Membahayakan Dirinya Sendiri Atau Orang Lingkungan
70/ARK Pelayanan Ambulan Luar Rumah Sakit -
71/ARK Kriteria Pasien Masuk Dan Keluar Insentiv Care Unit -
(Icu)
72/ARK Pengelolaan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (Prmj) -
73/ARK Pemulangan Pasien Atas Permintaan Sendiri -
37
Berdasarkan hasil observasi sejak tanggal 14-15 Februari 2022,
ditemukan data bahwa di ruang Penyakit Dalam (Diamond sudah terdapat
Standar Asuhan Keperawatan (SAK), yaitu dengan judul sebagai berikut :
NO JUDUL SAK
1 Pola Nafas Tidak Efektif
2 Bersihan Jalan Nafas
3 Resiko Infeksi
4 Pemenuhan Nutrisi
5 Nyeri
6 Mobilitas Fisik
7 Hipertermi
8 Perfusi Jaringan Perifer
9 Pertukaran Gas
10 Defisit Perawatan Diri
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai
tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordanisasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal,
yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang Penyakit Damal
(Diamond) menggunakan pendekatan sistem tim secara vertikal ada kepala
ruangan, perawat penangguang jawab asuhan, dan perawat pelaksana. Setiam
perawat penanggung jawab bertugas sebagai ketua tim pada saat sif.
Pengorganisasian di ruangan BedaPenyakit Dalam (Diamond) terdiri dari :
38
1) Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
Ruangan Penyakit Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
KEPALA ISNTALASI
RAWAT INAP
ADMINISTRASI
M. Baihaki S. Km
KEPALA RUANGAN
PPJA PPJA
PPJA PPJA PPJA
Rita Astuti Sarmin, S.Kep, Andi Risma Marelda,
Ners Asfin Bayansi S.Kep, Ners Tesa Dwi R.P, S.Kep, Ners Kartika Sari, S.Kep, Ners
S.Kep Ners
PP PP PP
PP
Agung Jumiansyah, A.Md. Wulan Isma Utami, A.Md. Novita Pernamasari, A.md.
Nabila Samiya, S.Kep, Ners Kep Kep Kep
PP PP
40
JADWAL JAGA PERAWAT DIAMOND FEBRUARI 2022
No NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Anang Ihsan KARU
L P P P L L P P P P P L L P P P P P L L P P P P P L L L
Nurhari, S.Kep
Halida Septiana,
L P P P L L P P P P P L L P P P P P L L P P P P P L L L
S.Kep, Ners
Rita Astuti Sormin, PPJA
1 P P L P S M L L S M M L L P P S S L M M L L P P P P L L
S.Kep, Ners
Astin Biyansi, PPJA
2 M P L L P S M L L P P S S S M L L L L S S M L P S S S
S.Kep, Ners
Andi Risma PPJA
3 Marelda, S.Kep, P M M L L P P L S S L L L S S L S S M M L L P P S L M M
Ners
Tesa PPJA
Dwi.R .P,
4 S S S L P P M M L L P P P M M L L P P P M M L L L L P L
S.Kep,
Ners
Kartika Sari, S.Kep, PPJA
5 CUTI MELAHIRKAN P P P L L L P P P P L P P P L P P L L P P
Ners
Nabila saamiya, PP
6 M L P S L S S L L P S M M L L P P P L L P P S S M M L L
S.Kep, Ners
Agung Juniansyah, PP
7 L L L S S M L P P S S S L M M L L L S S L P M L S S M M
A.Md. Kep
Wulan Isma Utami PP
8 S S L P L L P S S M M L L P P S M M L L P P S M M L L L
A.Md. Kep
Novita PP
9 Poernamasari, A.Md. L L P M M L L P P S S M M L L P P S S L M M L L P P L L
Kep
Ridho Anugrah Ilahi, PP
10 L L M L L L P S M L P S S L L S S M L L S S S S S M L P
A.Md. Kep
11 Tri PP L L S M M L S S M L L L P S S M M L L S S S L M L L S S
41
4) Pengaturan Daftar Pasien
Berdasarkan hasil observasi di ruangan Penyakit Dalam (Diamond)
ditemukan data bahwa daftar pasien ini hanya berupa jumlah pasien yang di
rawat yang dimuat dalam sebuah papan kecil yang terdapat di dinding
ruangan.
42
Jumlah hari perawatan : jumlah pasien yang dirawat selama 2
hari
Senin, 14 Februari 2022 : 7 pasien
Selasa, 15 Februari 2022 : 7 pasien
Total pasien selama 2 hari : 14 pasien
Jumlah tempat tidur : 15 TT
Jumlah hari persatuan waktu : 2 hari
14 pasien
BOR= x 100 %
15 TT x 2 hari
= 46,67 % (standar ideal nasional 60 – 85%)
43
Berdasarkan kondisi tersebut, maka jam kerja yang efektif dan bisa
dijadikan patokan yaitu 7 jam kerja.
Berdasarkan beberapa indikator di atas, maka diperoleh jumlah
kebutuhan tenaga perawat di ruang Penyakit Dalam (Diamond) yaitu
sebagai berikut :
(BOR x Jumlah TT ) x Rata−rata jam perawatan
Kebutuhan Tenaga Perawat=
Jamkerja perawat per hari
( 46,67 % x 15TT ) x 3,5 jam
¿
7 jam /hari
¿ 3,53 orang dibulatkan menjadi 4 orang perawat
Dengan, faktor koreksi :
c) Loss Day (Depkes RI, 2005)
Jmlh hari minggu dalam setahun+cuti+ haribesar
¿ x jmlh perawat
Jumlah harikerja efektif
96+12+18
¿ x 11 orang
365−82
126
¿ x 11 orang
269
¿ 1,87 dibulatkan menjadi 2
d) Tugas Non Keperawatan
¿( Kebutuhan tenaga perawat + Loss Day)x 25 %
¿( 4+ 2) x 25 %
¿ 1,5 dibulatkan menjadi 2
44
Tanggal : 14 Februari 2022
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
Pasien pasien
Total care 00 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
7 x 0,15 =
7 x 0,27 = 1,89
Partial care 7 1,05 7 x 0,10 = 0,7
Minimal care 00 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Total 7 1,89 (2) 1,05 (1) 0,7 (1)
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
Pasien pasien
Total care 00 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Partial care 77 x 0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 1,05 7 x 0,10 = 0,7
Minimal care 00 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Total 7 1,89 (2) 1,05 (1) 0,7 (1)
c. Pengarahan
1) Operan
Berdasarkan hasil observasi di ruangan sejak tanggal 14-15 Februari
2022 ditemukan data bahwa operan dilaksanakan setiap pergantian
shift/ jaga. Operan tersebut dilaksanakan di nurse station, dimana
perawat berdiskusi untuk melaksanakan operan dengan mengkaji
45
secara komprehensif yang berkaitan dengan masalah keperaatan
pasien, recana kegiatan yang sudah ada dan belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lain yang perlu dilimpahkan. Untuk hal-hal yang
bersifat khusus dan yang memerlukan rincian yang lengkap, di catat
secara khusus dan di serah terimakan kepada perawat jaga berikutnya.
Saat observasi ada beberapa hal-hal yang perlu disampaikan saat
operan jaga yaitu : identitas pasien dan diagnose medis, masalah
keperawatan yang mungkin muncul, tindakan keperawatan yang
sudahdan belum dilaksanakan serta rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan kegiatan selanjutnya. Perawat menyampaikan operan
secara singkat dan jelas dan perawat menuliskan laporan untuk operan
secara langsung pada kertas selembar. Pada saat pengkajian,
ditemukan data bahwa belum ada buku khusus yang digunakan
sebagai tempat menulis operan yang diberikan.
3) Iklim Motivasi
Menurut wawancara dengan kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa peningkatan motivasi ini sudah dilakukan oleh rumah sakit
baik secara langsung maupun tidak langsung.
4) Pendelegasian
Menurut wawancara dengan perawat di ruangan, bahwa sistem
pendelegasian masih belum ada dan hanya sekedar dilakukan melalui
komunikasi lisan. Hasil observasi tanggal 14-15 februari 2022
menunjukkan bahwa format pendelegasian di ruangan juga tidak ada.
46
5) Supervisi
Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan ditemukan bahwa
pelaksaan supervisi di ruangan ini secara umum belum dilaksanakan
dengan baik.
6) Ronde Keperawatan
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan diperoleh informasi
bahwa di ruang Penyakit Dalam (Diamond) ronde keperawatan tidak
dilakukan secara maksimal atau jika ada pasien dengan kebutuhan
khusus dengan dilakukannya perencanaan kembali.
d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
BOR (Bed Occupancy Rate) ruangan
Penilaian BOR ini dilaksanakan selama 2 hari sejak tanggal 14-15
Februari 2022
Jumlah hari perawatan
BOR= x 100 %
JumlahTT x Jumlah hari per satuan waktu
Jumlah hari perawatan : jumlah pasien yang dirawat selama 2
hari
Senin, 14 Februari 2022 : 7 pasien
Selasa, 15 Februari 2022 : 7 pasien
Total pasien selama 2 hari : 14 pasien
Jumlah tempat tidur : 15 TT
Jumlah hari persatuan waktu : 2 hari
14 pasien
BOR= x 100 %
15 TT x 2 hari
= 46,67% (standar ideal nasional 60 – 85%)
2) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
47
Audit dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan dengan tujuan
untuk menganalisa metode standar asuhan keperawatan yang
diberikan dan dalam pencatatan dokumentasi asuhan keperawatan.
Indikator baik tidaknya proses dapat dilihat dari kesesuaian
pelaksanaan dengan standar operasional prosedur, relevansi tidaknya
dengan pasien dan efektifitas pelaksanaannya.
Metode penilaian dokumentasi asuhan keperawatan menggunakan
format audit dokumentasi yang terdiri atas 5 aspek, yaitu Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Tindakan, dan Evaluasi yang masing-masing
berisikan sub aspek penilaian.
Data yang didapat berdasarkan hasil audit dokumentasi asuhan
keperawatan pada tanggal 14 Februari 2022 di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dinilai dari 5
sampel Rekam Medis Pasien dengan persentase sebagai berikut:
Total
Persentase= ×100 %
Jumlah Berkas × Jumlah aspek yang dinilai
160 160
Persentase= × 100 %Persentase= ×100 %=95,2 %
7 × 24 168
Dari hasil persentase di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada ruang Penyakit
Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura mencapai
hasil total 95,2%.
48
Kurang Puas : 21% - 40%
Tidak Puas : 0% - 20%
Berdasarkan penyebaran kuesioner yang didapat dari 5 sampel
ruangan pada tanggal 14-15 Februari 2022didapatkan hasil sebagai
berikut:
49
5 11 1 0 0 69,64% Puas
Jumla
77 15 0
h
Rata-
0
rata
50
o
1 Nyeri Akut 4 57,16 %
2 Gangguan mobilitas
1 14,28%
fisik
3 Hipertermia 1 14,28%
4 Resiko deficit nutrisi 1 14,28%
51
C. Analisa Data (SWOT)
Analisis SWOT
No IFAS EFAS
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1 Ketenagaan (M1)
1. Terdapat 12 perawat di ruang 1. 14-15 Februari 1. Adanya mahasiswa praktik di 1. Adanya tuntutan
Penyakit Dalam (Diamond) 2022aaaaaaaa BOR: ruang Penyakit Dalam masyarakat yang tinggi
dengan 8 perawat ners dan 4 46,67% (idealnya 60-85%) (Diamond) untuk mendapatkan
perawat diploma III. 2. Adanya hubungan baik antara pelayanan kesehatan yang
2. Adanya orientasi kepada mahasiswa praktek dengan lebih profesional
pegawai baru selama 3 bulan. perawat klinik 2. Adanya tenaga perawat
3. Perawat di ruangan diamond 3. Adanya pengajuan tenaga yang resign
diberikan kesempatan untuk perawat
melanjutkan pendidikan.
4. Adanya penilaian hasil kinerja
perawat yang dilakukan oleh
karu setiap sebulan sekali.
2 Sarana dan Prasarana (M2)
1. Ruangan mempunyai sarana 1. Adanya prosedur 1. Adanya kesempatan pada Menjadi penghambat saat
dan prasarana yang memadai pengambilan oksigen yang ruangan untuk mengusulkan memberikan asuhan
untuk pasien dan tenaga kurang praktis sehingga penyediaan oksigen sentral di keperawatan pada pasien
menjadi penghambat
kesehatan setiap ruangan dan bed side yang sesak napas, masalah
perawat apabila dibutuhkan
secara cepat monitor pada jantung dan
2. Keterbatasan pada alkes : meningkatkan resiko
Bedside Monitor kematian apabila oksigen dan
52
3. Ketidakefektifan pada bed side monitor tidak
penomoran bed pasien standby di ruangan
4. Tidak ada struktur ruangan
yang terbaru
3 Metode (M3)
1. Ruangan menerapkan MAKP 1. Belum ada metode 1. Pelaksanaan model asuhan 1. Perawat yang sedang jaga
dengan PPJA penerapan asuhan keperawatan pada ruang saat itu mengerjakan
2. Model asuhan yang digunakan keperawatan yang baik di diamond dapat menjadikan semua tindakan
sudah sesuai dengan visi dan ruangan komunikasi terjalin dengan keperawatan tanpa
misi 2. Model PPJA belum berjalan adekuat antar tim kesehatan berdaasarkan
3. Model asuhan keperawatan dengan baik, sehingga 2. Seorang perawat pelaksana kewenangan klinis
tidak memperberat terjadinya tumbang tindih sering mendapatkan 2. Persaingan dengan RS
pembiayaan tugas harian bimbingan dari kepala lain yang semakin ketat
3. Pembagian tugas pada ruangan
ruangan dilakukan secara 3. Adanya mahasiswa yang
fleksibel sedang melakukan praktik
4. Tugas karu sekaligus sebagai manajemen keperawatan
perawat pelaksana
1. Ruang diamond dilakukan Proses timbang terima hanya 1. Saat dilakukan wawancara Adanya tuntutan dari
operan jaga 3x dilakukan di nurse station dan tidak ada kesulitan dalam masyarakat yang semakin
2. Operan dihadiri oleh semua tidak berkunjung langsung ke mendokumentasikan laporan tinggi terhadap peningkatan
perawat yang terkait / pasien operan pelayanan keperawatan yang
perawat dalam 2 shift 2. Yang disampaikan dalam lebih profesional
operan yaitu: identitas pasien,
kamar pasien, diagnose,
53
keluhan, tindakan yang sudah
dilakukan, dan rencana
tindakan yang akan dilakukan
3. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan
perawat ruangan sehingga
dapat mempraktekkan proses
timbang terima
Ronde keperawatan dilakukan Ronde keperawatan belum Adanya peluang untuk Kasus yang terjadi beresiko
jika ada pasien yang memiliki dilakukan secara maksimal mendiskusikan kasus besar yang terulang kembali karena
kebutuhan khusus saja terdapat di ruangan dengan tidak ada penyamaan
mengundang tenaga kesehatan persepsi dan masukan dari
lainnya yang ikut bertanggung tenaga kesehatan lain selain
jawab pada pasien di ruangan perawat dan dokter
tersebut
Dokumentasi keperawatan Pada lembar catatan Adanya kebijakan pemerintah Semakin meningkatnya
dikategorikan baik yaitu perkembangan pasien oleh tentang profesionalisme perawat kesadaran masyarakat
mencapai 95,2% perawat dituliskan berulang- sehingga dapat dijadikan sebagai tentang hukum termasuk
ulang dengan kalimat yang sama tanggung jawab dan tanggung dalam proses
dengan shift sebelum dan gugat perawat pendokumentasian tindakan
sesudahnya sehingga tidak
menggambarkan permasalahan
pasien, karena tenaga perawat
dan tindakan keperawatan di
runagan
54
4 Pembiayaan (M4)
Dana operasional ruangan Sistem administrasi terpusat Meningkatkan kinerja perawat Adanya tuntutan dari
diperoleh dari RS untuk memberikan pelayanan masyarakat untuk
Dana fasilitas kesehatan keperawatan yang professional mendapatkan pelayananan
diperoleh dari RS yang lebih profesional
Dana kesejahteraan pegawai
diperoleh dari RS
Pembiayaan sewa kamar dapat
dijangkau masyarakat
5 Pemasaran (M5)
Adanya indikator mutu yang Adanya tenaga kesehatan yang Adanya persaingan dengan
dapat dijadikan acuan dalam senantiasa memberikan pelayanan RS lain
penilaian kualitas ruangan yang maksimal sesuai dengan
SAK dan SPO
Perhitungan BOR ruang diamond Selama observasi dilakukan, Kepala ruangan dapat mengaudit Menjadi acuan evaluasi
dilakukan perbulan angka BOR 46,67 % hasil BOR ruangan sehingga ruangan untuk meningkatkan
dapat dilakukan evaluasi untuk kualitas pelayanan yang
kedepannya diberikan
Berdasarkan kuesioner kepuasan Pemberian kuesioner kepuasan Kepala ruangan dapat mengaudit
pasien yang disebar tanggal 14- kepada pasien dan keluarga kepuasan pasien dan keluarga
15 Februari 2022 didapatkan hanya diberikan saat ada terhadap pelayanan di ruangan
40% sangat puas dan 60% puas praktikan stase manajemen minimal satu bulan sekali
Berdasarkan kuesioner kepuasan keperawatan
keluarga terhadap kinerja
perawat yang disebar tanggal 14-
55
15 Februari 2022 didapatkan
20% sangat puasdan 80 puas
Berdasarkan survey masalah Ruangan jarang melakukan
tanggal 14-15 Februari 2022 survey masalah medis dan
didapatkan bahwa masalah medis masalah keperawatan yang
yang terbanyak adalah sering terjadi di ruangan
cholesistitits, dengan masalah
keperawatan terbanyak adalah
nyeri akut (57,16%)
56
D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisa data diatas, maka identifikasi masalah yang terdapat di ruangan Penyakit Dalam (Diamond) dapat dilihat dalam
diagram fishbone yaitu sebagai berikut :
Tenaga perawat
tidak sesuai dengan M1 : SDM/ Tenaga
tindakan asuhan Keterbatasannya alkes Timbang terima hanya perawat
keperawatan Bedside monitor di Nurse Station
M2 : Oksigen dan
Alkes masih kurang
M3 : Metode asuhan
belum maksimal,
timbang terima tidak
maksimal dan ronde
keperawatan belum
BOR: 46,67% Sarana prasarana untuk
Ronde keperawatan maksimal
(idealnya 60-85%) pasien masiha ada
belum maksimal
yang kurang
57
Dari diagram di atas, maka identifikasi masalah yang terdapat di ruangan
Penyakit Dalam (Diamond) yaitu :
a. Ketidaksesuaian sumber daya manusia/perawat tidak seimbang dengan
tingkat perawatan
b. Ketidakefektifan dalam pemberian terapi oksigen
c. Ketidakefektifan pelaksanaan metode asuhan di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) belum maksimal
d. Ketidakoptimalannya proses Ronde keperawatan serta proses timbang
terima di ruang Penyakait Dalam (Diamond)
E. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan dengan teknik kriteria
matriks dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi
b. Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan
c. Manageability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah
d. Nursing concern (Nc), yaitu fokus pada keperawatan
e. Affordability (Af), yaitu ketersediaan sumber daya
Setiap masalah diberikan rentang nillai 1-5 dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Nilai 1 : sangat kurang sesuai
2. Nilai 2 : kurang sesuai
3. Nilai 3 : cukup sesuai
4. Nilai 4 : sesuai
5. Nilai 5 : sangat sesuai
58
Tabel Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
Di Ruang Penyakit Dalam (Diamond)
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
2 Ketidakefektifan dalam
pemberian asuhan
1875
berhubungan oksigen dan 5 5 5 5 3
(2)
alkes yang kurang memadai
3 Ketidakefektifan pelaksanaan
metode asuhan di ruang
1600
Penyakit Dalam (Diamond) 5 4 5 4 4
(3)
belum maksimal
4 Ketidakoptimalannya proses
ronde keperawatan serta
proses timbang terima di 400
5 4 2 5 2
(4)
ruang Penyakait Dalam
(Diamond)
59
F. Rencana Strategis (POA)
No Masalah Tujuan Uraian Kegiatan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ
2 Ketidakefektifan Untuk meningkatkan Persiapan : Perawat Observasi dan Pembuatan Belum 21 s/d 22 Karu
dalam pemberian keefektifan dalam 18 Februari 2022 Ruangan diskusi Penomoran terdata Februari
asuhan pemberian asuhan Pelaksanaan : Bed, 2022
berhubungan keperawatan 21 s/d 22 Februari Pembuatan
2022 Struktur
kurangnya alkes
Evaluasi : Organisasi
dan fasilitas
23 Februaari 2022 Ruangan
ruangan
60
belum maksimal 2022
Evaluasi :
23 Februaari 2022
61
62
BAB III
HASIL IMPLEMENTASI KEGIATAN
N
NAMA MAHASISWA 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
O
1 SABAS KHAN P P P P P P L P P P P P P L
2 RAHMAT ARIFIAN PUTERA P P P P P P L P P P P P P L
3 KIKI LESTARI P P P S P P L S P P P S P L
4 NANTI P S S P P S L P S S P P P L
5 HUSNA KURNIANTA P P P S P S L S P P P S P L
6 ROHMAN P S S P P P L P S S P P P L
Keterangan :
: Kepala Ruangan : Perawat Pelaksana
: Ketua Tim
60
Penerapan Model MAKP di Ruang Diamond
B. Kepala Ruangan
1) Rencana Kegiatan Kepala Ruangan
a) Perencanaan dan Pengorganisasian
- Membentuk struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas
staf serta menegakkan kebijaksanaan dan operasional untuk mencapai
visi misi yang telah ditetapkan
Struktur Organisasi
KEPALA RUANGAN
Sabas Khan
1)
KETUA TIM I
Rahmat Arifian Putera
2)
61
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien untuk menentukan
jumlah perawat
Rumus Douglas :
Waktu
Pagi Sore Malam
Klasifikasi
Minimal 0,17 0,14 0,07
Partial 0,27 0,15 0,10
Total 0,36 0,30 0,20
Berdasarkan ketetapan diatas, maka jumlah tenaga yang dibutuhkan yaitu :
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
Pasien pasien
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Partial care 5 5 x 0,27 = 1,35 5 x 0,15 = 0,75 5 x 0,10 = 0,5
Minimal care 0 0 x 0,17 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
TOTAL 5 1,3 (1) 0,75 (1) 0,5 (1)
Sehingga jumlah tenaga yang dibutuhkan yaitu :
= 1 + 1 + 1 + 1 PP + 1 Karu
= 5 orang/hari
- Merencanakan metode penugasan yang akan digunakan untuk
merawat pasien
b) Pengarahan
- Memberi pengarahan terkait tugas yang diberikan kepada ketua tim
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
- Memberikan motivasi kepada katim dan anggota tim dalam
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
- Membimbing katim dan anggota tim jika mengalami kesulitan
- Menegur katim dan anggota tim jika membuat kesalahan dan
melakukan tindakan yang tidak tepat
- Melibatkan katim dan anggota tim dalam setiap memberikan asuhan
keperawatan ke pasien
62
- Menghitung indikator mutu (BOR)\
- BOR = 33,33%
63
2) Kegiatan Harian Kepala Ruangan
Senin, 21 Februari 2022
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Handover
Pre Conference
1. Pembukaan
2. Mengecek sumber daya manusia dan sarana prasarana
3. Do’a
4. Mendengarkan laporan dari masing masing ketua tim
5. Merencanakan kegiatan hari ini
6.
07.15 Menunjuk ketua tim dan PP yang bertugas hari ini
Katim I : Rahmat Arifian Putera
PP 1 : Rohman
PP 2 ; Nanti
64
C. Ketua Tim
1) Rencana Kegiatan Ketua Tim
a) Perencanaan
i. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruangan
ii. Bersama kepala ruangan membuat pembagian tugas untuk perawat
pelaksana
iii. Menyusun rencana asuhan keperawatan
iv. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
v. Mengorientasi pasien baru
b) Pengorganisasian
i. Merumuskan tujuan dari metode keperawatan tim
ii. Melakukan pembagian kerja anggota tim/pelaksana sesuai tingkat
ketergantungan paasien
iii. Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada perawat
pelaksana
c) Pengarahan
i. Memberikan arahan kepada setiap anggota tim/pelaksana
ii. Memberikan informasi kepada perawat pelaksana yang berhubungan
dengan proses keperawatan
iii. Memberikan pujian kepada anggota tim jika melakukan tugasnya
dengan baik dan benar
iv. Meberikan teguran kepada anggota tim jika melakukan kesalahan
v. Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir kegiatan
d) Pengawasan
i. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat pelaksana
yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien
ii. Memperbaiki dan mengatasi permasalahan yang ada dengan segera
iii. Memberikan umpan balik kepada anggota tim/pelaksana
iv. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
65
2) Rencana Harian Ketua Tim
Senin, 21 Februari 2022
Waktu Kegiatan Keteranga
n
07.00 Handover
Pre conference
14.00 Pulang
66
D. Perawat Pelaksana
1) Rencana Kegiatan Perawat Pelaksana
a) Perencanaan
i. Bersama kepala ruangan dan katim mengadakan serah terima tugas
ii. Menerima pembagian tugas dari ketua tim
iii. Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
iv. Menerima pasien baru
b) Pengorganisasian
i. Menerima penjelasan dari metode keperawatan yang digunakan
ii. Menerima rincian tugas dari ketua tim
iii. Melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh ketua tim\
iv. Melakukan asuhan keperawatan
c) Pengarahan
i. Menerima bimbingan dan arahan dari ketua tim tentang tugas setiap
anggota tim/pelaksana
ii. Terlibat aktif dari awal sampai akhir kegiatan
iii. Menerima informasi dari ketua tim yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan
d) Pengawasan
1. Menyimpan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien
2. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
67
2) Rencana Harian Perawat Pelaksana
Senin, 21 Februari 2022
Waktu Kegiatan Ket
07.00 Mengikuti pelaksanaan hand over
Pasien Ny.R : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.K : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.S : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.N : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.A : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Tn.N : Mempersiapkan obat pasien
08.00 Pasien Ny.R : Memberikan terapi
Pasien Ny.K : Memberikan terapi
Pasien Ny.S : Memberikan terapi
Pasien Ny.N : Memberikan terapi
Pasien Ny.A : Memberikan terapi
Pasien Tn.N : Memberikan terapi
09.00 Pasien Ny.R : Melakukan pemeriksaan GD 2PP
10.00 Pasien Tn.N : Mengantar pasien untuk pemeriksaan USG
abdomen
Pasien Ny.R : Memberikan terapi O2 2Lpm
12.00 Melakukan pemeriksaan TTV
Membimbing makakn dan memberikan terapi
Mengevaluasi keadaan umum dan keluhan pasien
Dokumentasi askep
13.00 Melakukan hand over
Waktu Kegiatan Ket
07.00 Mengikuti pelaksanaan hand over
Pasien Ny.R : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.K : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.S : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.N : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.A : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Tn.N : Mempersiapkan obat pasien
08.00 Pasien Ny.R : Memberikan terapi
Pasien Ny.K : Memberikan terapi
Pasien Ny.S : Memberikan terapi
Pasien Ny.N : Memberikan terapi
Pasien Ny.A : Memberikan terapi
Pasien Tn.N : Memberikan terapi
09.00 Pasien Ny.R : Melakukan pemeriksaan GD 2PP
68
Waktu Kegiatan Ket
07.00 Mengikuti pelaksanaan hand over
Pasien Ny.R : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.K : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.S : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.N : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Ny.A : Mempersiapkan obat pasien
Pasien Tn.N : Mempersiapkan obat pasien
08.00 Pasien Ny.R : Memberikan terapi
Pasien Ny.K : Memberikan terapi
Pasien Ny.S : Memberikan terapi
Pasien Ny.N : Memberikan terapi
Pasien Ny.A : Memberikan terapi
Pasien Tn.N : Memberikan terapi
09.00 Pasien Ny.R : Melakukan pemeriksaan GD 2PP
69
Daftar Pasien di Ruang Diamond
70
Selasa, 22 Februari 2022
2. Misi
1. Mengembangkan sumber daya perawat yang profesionel, berdedikkasi tinggi
dalam memberikan pelayanan yang bermutu
2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan
yang berkembang, standar prosedur operasional yang ada, kode etik dan
undang undang kesehatan yang berlaku
3. Meningkatkan kerjasama anntara profesi yang ada di ruangan diamond
maupun di lingkungan Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
3. Motto
Profesional, empati, ramah, aktif, kompak
6. Standar Kinerja
Ruang Penyakit Dalam (Diamond) sudah memiliki memiliki standar
penilaian kinerja ketenagakerjaan yang dilakukan setiap bulan.
72
73
E. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil pengkajian serta wawancara kepada kepala ruang
Penyakit Dalam (Diamond) ruangan memiliki sistem pengorganisasian
kegiatan dan tenaga perawat yang menggunakan pendekatan sistem tim
secara vertikal terdiri dari kepala ruangan, perawat penaggunf jawab
asuhan dan perawat pelaksana.
2. Uraian Tugas
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data bahwa setiap perawat
sudah mempunyai uraian tugas masing-masing serta batas wewenang dan
tanggung jawab perawat cukup jelas dengan dibuat uraian tugas terkait
dengan pelayanan keperawatan yang akan diberikan.
74
75
5. Pengorganisasian Perawatan Pasien
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian yang dilakukan di ruang
Penyakit Dalam (Diamond) memiliki sistem pengorganisasian perawatan
pasien berupa metode penugasan secara PPJA sebagai penanggung jawab
diantu oleh PP.
Dalam proses penerapan dan implementasinya, ruang Penyakit
Dalam (Diamond) sudah menerapkan metode tersebut. Namun,
dikarenakan oleh terbatasnya sumber daya manusia dan faktor tertentu dari
rumah sakit, sistem tersebut masih belum diterapkan secara maksimal.
F. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Implementasi dari fungsi pengarahan berupa operan antar shift yang
dilakukan saat pergantian shift di ruang Penyakit Dalam (Diamond) saat
ini sudah dilaksanakan dengan semestinya. Operan dilakukan saat
pergantian shift di nurse station dimana perawat berdiskusi untuk
melaksanakan operan dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan dengan masalah keperaatan pasien, recana kegiatan yang sudah
ada dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lain yang perlu
dilimpahkan.
76
Saat operan dilakukan, Perawat menyampaikan operan secara
singkat dan jelas dan perawat menuliskan laporan untuk operan secara
langsung pada kertas selembar. Namun, saat ini ditemukan data bahwa
belum ada buku khusus yang digunakan sebagai tempat menulis operan
yang diberikan.
2. Pre dan Post Conference
Pre dan Post Conference yang berfungsi sebagai media komunikasi
katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan
pada shift berikutnya berdasarkan hasil observasi di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) saat ini sudah terlaksana dengan baik.
3. Iklim Motivasi
Peningkatan motivasi tenaga kesehatan di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) saat ini dilakukan dengan menggunakan metode pemberian
motivasi secara langsung maupun tidak langsung. Pemberian motivasi
secara langsung dilakukan oleh kepala ruang kepada perawat di ruangan.
Ada juga pengadaan diklat dalam pembinaan dan pelatihan yang
dilaksanakan secara tidak langsung dalam meningkatkan motivasi tenaga
kesehatan.
4. Pendelegasian
Berdasarkan hasil observasi serta wawancara kepada kepala ruang
Penyakit Dalam (Diamond), sistem pendelegasian atau pelimpahan
wewenang masih belum ada dan hanya sekedar dilakukan melalui
komunikasi lisan. Belum tersedianya format pendelegasian juga ditemukan
saat observasi di ruangan.
5. Supervisi
Tindakan supervisi di ruang Penyakit dalam (Diamond) berdasarkan
hasil wawancara kepada kepala ruang, sudah dilaksanakan. Supervisi
ruangan bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau bekal kepada
bawahan. Sehingga dengan adanya tindakan tersebut, dapat meningkatkan
efiktifitas kerja perawat di ruangan.
77
6. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat.
Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala ruangan, ronde keperawatan
di ruang Penyakit Dala (Diamond).
Hal tersebut sangat berperan penting dalam mengarahkan perawat
untuk mengatasi masalah keperawatan klien dengan tepat.
G. Fungsi Pengendalian
1. Indikator Mutu
Pelaksanaan pengukuran indikator mutu di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dilaksanakan selama
dua hari, yaitu pada hari Senin, 21 Februari 2022 sampai dengan hari
Selasa, 22 Februari 2022 dengan menerapkan metode indikator rasio
penggunaan tempat tidur (Bed Occupancy Ratio) dengan hasil pengkajian
sebagai berikut:
Hari Perawatan Jumlah Pasien
Senin, 21 Februari 2022 6 Pasien
Selasa, 22 Februari 2022 5 Pasien
Total Pasien selama 2 hari 11 Pasien
78
Total
Persentase= ×100 %
Jumlah Berkas × Jumlah Aspek yang dinilai
120
Persentase= ×100 %=94,6 %
11 ×24
Dari hasil persentase di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dokumentasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan di ruang
Penyakit Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
mencapai hasil total 94,6 %.
79
7 10 2 70.8% Puas
8 10 2 95.8% Sangat Puas
9 8 4 91.7% Sangat Puas
10 9 3 93.8% Sangat Puas
11 8 2 2 87.5% Sangat Puas
Jumlah 61 67 4 0
Rata- 5 6 0,3 0
rata
Dari kedua tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, 80% (12
klien) dikategorikan sangat puas, dan 20% (3 klien) puas terhadap
pelayanan keperawatan di ruang Penyakit Dalam (Diamond) Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura, dan 73% (11 keluarga klien) sangat puas serta
26% (4 keluarga) puas terhadap pelayanan yang diberikan kepada
keluarga klien.
80
18/ 02/
3. ISO
Ny. K Melena Nyeri Akut
2022
Ketidakseimba
19/ 02/
4. 3N
L y. R Vertigo ngan Kadar
2022
Gula Darah
81
Permasalahan medis yang dominan muncul pada tanggal 21-22
Februari 2022:
No. Diagnosa Medis Jumlah
1 Hematemesis 1
2 Melena 1
3 Gastritis 1
4 Kolik Abdomen 1
5 Dispepsia 1
6 Vertigo 1
Jumlah 6
Dari kedua tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah medis yang
didapatkan di ruang Penyakit Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura yaitu hematemesis, melena, gastritis, kolik abdomen, dispepsia, dan
vertigo pada pasien dalam 3 hari. Sedangkan masalah keperawatan yang sering
muncul pada pasien adalah Nyeri Akut, dengan persentase sebanyak 66,66 %.
82
H. Implementasi POA
Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan mahasiswa Ners Poltekkes
Kemenkes Pontianak yang dilakukan di Ruang Penyakit Dalam (Diamond)
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura dari tanggal 21 Februari s/d 22 Februari
2022, mencakup dua masalah manajemen yaitu manajemen pengelolaan dan
manajemen asuhan.
Berdasarkan hasil kajian situasional yang telah dilakukan dari tanggal 14-15
Februari 2022 didapatkan beberapa masalah yang muncul di Ruang Penyakit
Dalam (Diamond) dan telah disusun berdasarkan skala prioritasnya yaitu :
e. Ketidaksesuaian sumber daya manusia/perawat tidak seimbang dengan
tingkat perawatan
f. Ketidakefektifan dalam pemberian asuhan berhubungan oksigen dan alkes
yang kurang memadai
g. Ketidakefektifan pelaksanaan metode asuhan di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) belum maksimal
h. Ketidakoptimalannya proses Ronde keperawatan serta proses timbang
terima di ruang Penyakait Dalam (Diamond)
Dari beberapa masalah yang ditemukan, maka telah direncanakan
penyelesaian masalah yang dilakukan berdasarkan POA (Planning Of Action)
yang telah disepakati pada tanggal 18 Februari 2022 yang dilaksanakan di ruang
pertemuan Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.
Berdasarkan hasil diskusi tersebut maka disepakati untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan,
karena adanya pertimbangan waktu, keterbatasan sumberdaya dan kewenangan
ataupun kemampuan, maka semua masalah yang ditemukan tidak semua
terlaksana.
Kegiatan yang telah dilakukan di ruangan Penyakit Dalam (Diamond)
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura yaitu sebagai berikut :
1. Ketidaksesuaian Sumber Daya Manusia/ Perawat Tidak Seimbang Dengan
Tingkat Perawatan
a. Masalah
Belum seimbangnya jumlah tenaga perawat di ruangan
83
b. Tujuan
Adanya penambahan jumlah tenaga perawat sehingga dapat
mengoptimalkan peran perawat dalam meberikan asuhan keperawatan
kepada pasien
c. Kegiatan
Mendiskusikan jumlah tenaga perawat yang sesuai kebutuhan perawatan
di ruangan
d. Proses
Melakukan Diskusi bersama kepala ruangan tentang jumlah tenaga
perawat yang sesuai
e. Hasil
Jumlah tenaga perawat masih belum memenuhi kebutuhan angka
kebutuhan tenaga perawat di ruangan yang seharusnya 20 perawat, akan
tetapi jumlah perawat di ruang Penyakit Dalam (Diamond) hanya 12
perawat.
f. Tindak Lanjut
Diharapkan ada penambahan jumlah tenaga di Ruang Sambiloto
khususnya untuk tenaga administrasi.
84
d. Proses
Melakukan diskusi dengan kepala ruangan dan melakukan penataan secara
langsung terhadap sarana prasarana penomoran bed pasien yang tidak sesuai
urutan agar sesuai dengan urutan dan tempatnya.
e. Hasil
Berdasarkan hasil observasi langsung didapatkan data bahwa penomoran
bed pasien sudah sesuai dengan urutan dan tempatnya.
f. Tindak lanjut
Diharapkan pemberian asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
maksimal.
85
Perawat Pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien.
86
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Sistem Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional dalam manajemen
keperawatan secara garis besar akan diterapkan sepenuhnya di ruang Penyakit
Dalam (Diamond) Rumah Sakit Universitas Tanjungpura. Selanjutnya saat
penerapan pada tanggal 21-22 Februari 2022, sebagian besar prioritas masalah
yang ditemukan sudah diimplementasikan dengan benar, walaupun ada beberapa
pengaturan serta fungsi manajemen tidak dilakukan ataupun belum benar dan
sesuai dengan rencana yang seharusnya. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa
faktor yang sangat berperan penting seperti sumber daya manusia (tenaga
perawat) berjumlah terbatas.
Kepala Ruang di ruang Penyakit Dalam (Diamond) sudah melakukan tugas
dan perannya dengan sangat baik. Didukung Perawat ruangan yang turut serta
menjalankan metode keperawatan bersama-sama, walaupun beberapa perawat
menjalankan tugas rangkap dikarenakan oleh kurangnya SDM. Sehingga
dibutuhkan fokus lebih kepada sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
sistem secara maksimal.
C. Saran
Dengan adanya kegiatan praktik manajamen yang dilakukan oleh
mahasiswa Ners, saran yang bisa diberikan kepada ruangan yaitu :
1. Diharapkan penyesuaian sumber daya manusia/perawat tidak seimbang
dengan tingkat perawatan
2. Diharapkan Keefektifan dalam pemberian terapi oksigen
3. Diharapkan Keefektifan pelaksanaan metode asuhan di ruang Penyakit Dalam
(Diamond) belum maksimal
4. Diharapkan Keoptimalannya proses Ronde keperawatan serta proses timbang
terima di ruang Penyakait Dalam (Diamond)
87
DAFTAR PUSTAKA