Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN

DALAM KEPERAWATAN

Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan


Dosen Pengampu : Ns. Yunita Dwi Anggreini, M. Kep

Disusun Oleh:

EKO SUSANTO (NIM : 821213007)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM (YARSI) PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan paper dengan judul:

“Konsep Kepemimpinan Dan Perencanaan Dalam Keperawatan”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

telah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ns. Uti Rusdian Hidayat, M.Kep, selaku Ketua STIkes YARSI Pontianak.

2. Ibu Ns.Yunita Dwi Anggreini, M.Kep selaku ketua program studi Ners Keperawatan Stikes Yarsi

Pontianak

3. Ibu Ns.Yunita Dwi Anggreini, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keperawatan.

4. Seluruh staf dan dosen yang telah banyak membantu kelancaran penyelesaian paper di STIKes Yarsi

Pontianak.

5. Rekan-rekan yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu baik

secara moril maupun spiritual sehingga paper ini dapat diselesaikan.

Penulis merasakan dalam penyusunan paper ini begitu banyak hambatan, namun berkat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan sesuai dengan

kemampuan dan keterbatasan penulis. Kritik dan saran sangat penulis harapkan agar penyusunan paper

ini lebih baik lagi dimasa yang akan datang.


Penulis berharap semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan

balasan dari Allah Subhana Wa Ta’ala, dan semoga paper ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Amin

ya Robbal’alamin.

Pontianak, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A.Latar Belakang.................................................................................. 1
B.Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
C.Metode Penulisan .............................................................................
D.Ruang Lingkup Penulisan.................................................................
E.Sistematika Penulisan........................................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinan manajemen


di ruang rawat dan Puskesmas. ......................................................
B. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan....................
C. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat .....................
D. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen.....
E. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang
rawat dan Puskesmas sesuai standar akreditasi nasional dan
internasional ...................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...........................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain.
Menurut P.Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang telah ditentukan pada
tingkat administrasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan adalah tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun sumber dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien pada pasien, keluarga dan
masyarakat.
Manajemen dalam keperawatan mencakup manajemen dalam berbagai tahap dalam
keperawatan baik yang dilakukan di ruang rawat inap rumah sakit maupun di puskesmas.
Seorang pengelola keperawatan baik itu kepala ruang atau kepala puskesmas, harus
mengetahui manajemen keperawatan dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan yang
sesuai standar yang telah ditentukan.
Oleh karena hal diatas, penulis merasa tertarik untuk menyusun makalah manajemen
ini, sehingga dapat dijadikan acuan dalam mengelola pelayanan keperawatan.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Agar Mahasiswa mengetahui penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinan
manajemen di ruang rawat dan Puskesmas.
2. Agar Mahasiswa mengetahui konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan.
3. Agar Mahasiswa mengetahui jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat
4. Agar Mahasiswa mengetahui proses penyusunan rencana penyelesaian masalah
manajemen
5. Agar Mahasiswa mengetahui perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di
ruang rawat dan Puskesmas sesuai standar akreditasi nasional dan internasional
C. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan dalam makalah ini yaitu dengan pengumpulan data melalui studi
literatur pada e-book manajemen.
D. RUANG LINGKUP PENULISAN
Mengingat luasnya permasalahan mengenai manajemen maka penulis hanya membatasi
pembahasan hanya pada tahap perencanaan keperawatan baik di ruang rawat inap maupun di
puskesmas.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan makalah ini meliputi :
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini meliputi penjelasan mengenai :
1. Penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinan manajemen di ruang rawat dan
Puskesmas.
2. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan.
3. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat
4. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen
5. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat dan Puskesmas sesuai
standar akreditasi nasional dan internasional
BAB III Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran kepada pembaca. Kesimpulan mencakup semua
pembahasan mengenai manajeman dan perencanaan dalam makalah ini, sedangkan saran
berisi masukan kepada pembaca untuk mempelajari manajeman keperawatan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerapan teori, konsep dan prinsip kepemimpinan manajemen di ruang rawat dan
Puskesmas
1. Penerapan teori manajemen diruang rawat dan puskesmas
Praktek keperawatan professional mengemban peran kepemimpinan dan
managemen keperawatan, selain menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan
keperawatan. Kepemimpinan dan managemen merupakan dua hal yang berbeda, akan
tetapi saling terkait. Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi orang lain.
Sedangkan managemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan dan objek spesifik dari institusi
(Huber, 2000). Pemimpin itu berfokus pada orang, sedangkan manajer berfokus pada
struktur.
Perawat dapat mengemban peran kepemimpinan dalam lingkungan kerja mereka,
dan komunitas mereka, meskipun mereka memiliki atau tidak memiliki posisi
kepemimpinan yang ditetapkan. Sebagai pemimpin di tempat kerja (puskesmas), mereka
dapat membantu dalam perbaikan kualitas perawatan klien. Begitu juga di ruang rawat
inap, seorang perawat yang menjadi Kepala Ruang Perawatan dapat memimpin dan
memanajemen ruang rawat inap, agar ruang rawat inap dapat berjalan dengan kondusif
dan asuhan keperawatan yang diberikan bermutu dan sesuai standar yang telah
ditetapkan.
Sebagai pemimpin di profesi, perawat tidak hanya dapat membantu perbaikan
perawatan klien, tetapi juga perbaikan lingkungan kerja perawat. Karena pengetahuan
dan ketrampilan khususnya, perawat dapat mengemban tugas memimpinnya di
komunitas, membantu perubahan yang meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan
social dalam masyarakat sebagai satu kesatuan. Dan sebagai seorang manager dan
pemberi perawatan klien, perawat mengkoordinasikan berbagai professional perawatan
kesehatan dan layanan mereka untuk membantu klien mendapatkan hasil akhir yang
mereka inginkan.
2. Konsep dan prinsip kepemimpinana manajemen diruang rawat dan puskesmas
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai
dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan,
arah dan pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat –
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan
prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan
standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
(Muhammad Jamal, 2017)

B. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan


Perencanaan adalah upaya manusia secara sadar memilih alternatif masa depan yang
dikehendaki dan kemudian mengarahkan sumber daya untuk mewujudkan tujuan
(GitoSudarmo, 2001). Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang
mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan
memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi,
mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas
tindakan dan menyiapkan karyawan untuk melaksanakannya (Gilles, 1994)
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya fungsi-fungsi yang lain
dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Hal
ini sesuai dengan definisi perencanaan dari Swansburg dan Swansburg (1999), bahwa
perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan
kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan melakukan
modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih lanjut Swansburg dan Swansburg (1999)
menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses berfikir atau proses mental dalam
membuat keputusan dan peramalan yang berorientasi pada masa yang akan datang.
1. Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan perencanaan dalam manejemen sebagai berikut :
a. Meningkatkan peluang untuk sukses
b. Menstimulasi berfikir analisis
c. Mencegah terjadinya krisis manajemen
d. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel.
e. Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi
f. Menjamin biaya yang efektif
2. Syarat Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses
manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara
maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan
harus mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who
dan How .
Secara lengkap pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah
a. tindakan apa yang harus dikerjakan?
Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan
dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat
dihasilkan
b. Apa sebabnya tindakan itu harus dilansanakan?
Penjelasan mengapa rencana itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan tertentu harus
dicapai
c. Dimana tindakan itu harus dikerjakan?
Penjelasan tentang tempat/lokasi secara fisik dimana rencana kegiatan harus
dikerjakan sehingga tersedia sumber daya yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pekerjaan itu
d. Kapan rencana itu harus dikerjakan?
Penjelasan kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya di setiap unit
organisasidengan penggunaan standar waktu yang telah ditentukan
e. Siapa yang mengerjakan tindakan itu?
Petugas yang akan melakukan kegiatan atau tindakan baik jumlah maupun
kualifikasi keahlian, pengalaman maupun pendidikan
f. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan itu?
Penjelasan secara rinci teknik-teknik melakukan kegiatan yang ditetapkan sehingga
tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar. (Sri Mugianti, 2016)
3. Komponen Perencanaan
Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan institusi/
organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai arah kebijakan
organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan organisasi inisupaya dapat
bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan organisasi.
a. Perumusan Visi
Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat
suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada
batasan waktu untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa
organisasi dibentuk.
Contoh rumusan visi:
“Menjadi ruang perawatan bedah yang melakukan perawatan profesional dan unggul
dalam manajemen perawatan luka modern di tahun 2022”
b. Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah
ditetapkan
Contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien bedah secara holistik bio-psiko-
sosiokultural dan spiritual.
2) Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen perawatan
luka modern.
3) Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka
modern.
4) Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan trend
perawatan bedah.
c. Perumusan Filosofi
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan Praktik
keperawatan dalam suatu organisasi (Swanburg, 1999)
Contoh :
1) Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-psiko-sosial-
spiritual)
2) Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat
d. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi organisasi
untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya.
Tujuan mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Untuk
merumuskan tujuan yang baik harus memenuhi syarat antara lain (Gillies, 1994)
1) Tujuan harus dapat menjelaskan arah
2) Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai
3) Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif
4) Teradapatbatasanwaktuuntuk pencapaian target
5) Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota organisasi
6) Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai
7) Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi
Contoh Rumusan tujuan:
Meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang handal dan kompeten dalam
keperawatan bedah melalui pendidikan dan pelatihan. (Sri Mugianti, 2016)
C. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat
Salah satu tugas dari Kepala Ruang Rawat yaitu menyusun perencanaan yang berkaitan
dengan pelayanan asuhan keperawatan klien. Kepala Ruang berkoordinasi dengan Katim
dan perawat pelaksana guna memberikan asuhan keperawatan yang kompherensif kepada
klien. Jenis perencanaan yang disuse oleh kepala ruang yaitu :
1. Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan.
2. Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan pulang
bersama ketua tim.
4. Mengidentifikasijumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktivitasdan kebutuhan
klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5. Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan, medis yang
dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
8. Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit. (Syahputra, 2014).
Selain perencanaan yang telah disebutkan diatas, menurut Asmuji (2014)
perencanaan dalam manajemen keperawatan juga meliputi perencanaan jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek (perencanaan
operasional) adalah perencanaan yang disusun untuk kegiatan satu jam sampai dengan satu
tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang disusun untuk kegiatan satu
sampai lima tahun. Sedangkan perencanaan jangka panjang (perencanaan strategis) adalah
perencanaan yang disusun untuk kegiatan tiga sampai dua puluh tahun.
Ada dua jenis perencanaan sebagaimana penjelasan diatas, yaitu:
1. Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang
ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan jangka
panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan masa kini.
2. Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur yang akan digunakan serta
menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta menggambarkan
cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode untuk mengevaluasi perawatan
pasien.
Perencanaan yang dibuat di ruang rawat inap biasanya berupa perencanaan jangka
pendek. Perencanaan jangka pendek tersebut berupa rencana harian, bulanan dan tahunan.
Adapun rinciannya sebagai berikut :
1. Rencana harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat
yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh kepala ruang,
ketua tim/ perawat primer, dan perawat pelaksana.
2. Rencana bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana
bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana bulanan dapat dibuat
oleh kepala ruang dan ketua tim/ perawat primer.
3. Rencana tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali. Rencana tahunan
disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana tahunan dibuat
oleh kepala ruang. (Keliat, dkk ,2006),
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut: Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan,
dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan
serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan Menurut depkes (1994),
dengan melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: merencanakan jumlah dan kategori
tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan, merencanakan jumlah jenis peralatan
perawatan yang diperlukan, merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien. (Sri Wahyuni, dkk, 2020)
D. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen
Kegiatan manajemen merupakan kegiatan yang terpadu, menyeluruh dan
kompherensif. Kegiatan manajemen harus melibatkan banyak system yang saling berkaitan
dan saling berinteraksi. Dalam manajemen keperawatan kita harus mampu memetakan
masalah dengan metode analisis masalah seperti analisis SWOT dan TOWS. Adapun
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka perencanaan yaitu :
1. Pengumpulan data.
2. Analisis lingkungan
a. Analisis Situasi
Dalam rangka membuat perencanaan, hal pertama dilakukan perawat yaitu
menganalisis situasi masalah yang terjadi. Dengan menganalisis situasi ini, kita
dapat menentukan langkah-langkah yang tepat dan efisien. Upaya analisis ini
dilakukan dengan cara memusatkan konsentrasi layanan keperawatan untuk melihat
apa yang diinginkannya, bagaimana cara mencapainya dan membuat evaluasi sejauh
mana hal tersebut terlaksana.
b. Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats) adalah bentuk analisis
situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai factor masukan, yang kemudian di
kelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus di ingat
baik – baik oleh para pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata
– mata alat analisis yang di tujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang di
hadapi atau yang mungkin akan di hadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat
analisis “ajaib” yang mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi masalah –
masalah yang di hadapi oleh organisasi layanan keperawatan. Analisis tersebut
terbagi atas empat komponen dasar berikut:
o Srength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
keperawatan pada saat ini.
o Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat ini.
o Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
berkembang bagi layanan keperawatan di masa depan.
o Threat (T) adalah situasi atau kondisi yang merupakan ancaman bagi layanan
keperawatan di masa depan.
Tabel 2.1 contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi.
Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen
S Perawat di W Jumlah anggota yang
ruangan saat ini besar menurunkan
memiliki tingkat efektivitas
jumlah anggota koordinasi dan
yang sangat komunikasi antar –
besar. anggota

Tabel 2.2 Contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi.
Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen
O Tersedianya T Lulusan perawat yang
pendidikan di hasilkan tidak
keperawatan sesuai dengan
membuat makin kompetensi yang di
banyak perawat harapkan dari seorang
yang perawat
bersekolah
hingga
perguruan
tinggi.

Tabel 2.3 Contoh analisis SWOT model kualitatif


Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen
S 1. Organisasi memiliki W 1. Budaya
anggota yang banyak. organisasi
2. Organisasi memiliki adalah budaya
cadangan dana yang tradisional yang
besar. menghambat
3. Organisasi memiliki tercapainya
peraturan yang lengkap. kondisi kerja
4. Organisasi memiliki yang efisien.
sekertariat yang 2. Keinginan
representatif. anggota untuk
belajar dari
kesalahan
sangat rendah.
S 5. Organisasi memiliki W 3. Budaya
anggota yang banyak. organisasi
6. Organisasi memiliki adalah budaya
cadangan dana yang tradisional yang
besar. menghambat
7. Organisasi memiliki tercapainya
peraturan yang lengkap. kondisi kerja
8. Organisasi memiliki yang efisien.
sekertariat yang 4. Keinginan
representatif. anggota untuk
belajar dari
kesalahan
sangat rendah.

Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula beberapa
subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada kondisi organisasi.
Sebenarnya masing – masing subkomponen adalah pengejawatahan dari masing –
masing komponen, seperti komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen,
komponen weakness mungkin memiliki 8 subkomponen, dan seterusnya. Terdapat 2
model analisis SWOT yang umum di gunakan dalam melakukan analisis situasi antara
lain model kuantitatif dan model kualitatif.
1. Model kuantitatif
Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W
serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena di asumsikan bahwa dalam
setiap kekuatan, selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan
yang terbuka, selalu ada ancaman yang harus di waspadai. Ini berartibahwa setiap
satu rumusan Srength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W), dan
setiap satu rumusan Opprtunity (O) harus memiliki pasangan satu Threat (T).
2. Model kualitatif
Unit urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan
urut – urutan model kuantitatif. Perbedaan besar di antara keduanya adalah pada saat
pembuatan subkomponen dari masing – masing komponen. Apabila pada model
kuantitatif, setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu
subkomponen T. Akan tetapi, dalam model kualitatifhal tersebut tidak terjadi. Selain
itu, subkomponen pada masing – masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas
dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.
Matriks TOWS Strenghts Weaknesses
Opportunities Srategi SO Srategi WO
Susun daftar peluang Gunakan kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan
memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
Threats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar ancaman Gunakan kekuatan untuk Perkecilan kelemahan
menghindari ancaman dan hindari ancaman

Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan


peta. Ketika berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan
yang dapat di temput jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna
jika tujuan telah di tetapkan. Tujuan dapat di tetapkan dengan membangun visi –
misi atau program dalam layanan keperawatan yang akan di bahas. (Simamora,
2012). Pada analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Pengisian Item Internal Dactors (IFAS) dan External factors (EFAS)
Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam
pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data
pada bagian lain di dalam buku ini).Data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu
IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) dan
EFAS yang meliputi aspek peluang (opportunity) dan ancaman (Threatened).
b. Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0
tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan.
c. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai 4
(sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh faktor tersebut.
Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi,
wawancara, pengukuran langsung. Faktor kekuatan dan peluang
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor kelemahan dan ancaman
menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali dengan
peringkat untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.
d. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, untuk mendapatkan nilai IFAS
adalah: kekuatan dikurangi kelemahan (S – W) dan EFAS adalah peluang
dikurangi ancaman (O – T). Hasil dari nilai IFAS dan EFAS kemudian
dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Kuadran) untuk mengetahui masalah
dan strategi perencanaan berdasarkan letak kuadran.
1) Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn around
dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk mendapatkan
kesempatan (peluang).
2) Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan tujuan
mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan peluang
yang lebih dalam menghadapi persaingan.
3) Pada kuadran ST, strategi perencanaan bersifat diversifikasi dengan tujuan
merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi faktor ancaman
dari luar.
4) Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dnegan tujuan
mempertahankan eksistensi supaya institusi/perusahaan tetap ada dan dapat
menjalankan fungsinya secara minimal.
c. Analisis TOWS
Menurut Simamora (2012) model ini di kembangkan oleh david (1989) yang
tidak menggunakan singkatan SWOT seperti yang lazimnya, namun menggunakan
TOWS David tampaknya ingin mendahulukan analisis ancaman dan peluang, untuk
kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan factor –
factor eksternal tersebut. Terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis
TOWS tersebut.
Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia
dalam lingkungan eksternal. Para manager tidak akan meninggalkan kesempatan
untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar peluang yang di maksud . Sering di
jumpai dilema bahwa ada peluang terlihat, namun organisasi tidak mampu
mengejarnya. Strategi ST akan di gunakan organisasi untuk menghindari, setidaknya
memperkecil dampak ancaman yang datang dari luar. Strategi WT adalah taktik
pertahanan yang di arahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal. Dalam hal ini, aktivitas organisasi mungkin harus
menghentikan sementara dan membubarkannya, lalu organisasi yang baru atau
melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain, mengadakan rasionalisasi, dan lain –
lain
Matriks TOWS Strenghts Weaknesses
Opportunitis Srategi SO Srategi WO
Susun daftar
Gunakan kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan
peluang
memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
Threats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar ancaman Gunakan kekuatan untuk Perkecilan kelemahan dan
menghindari ancaman hindari ancaman

d. Analisis Tulang Ikan


Analisis tulang ikan digunakan untuk mengategorikan berbagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
dimengerti dan rapi. Cara ini juga membantu dalam menganalisis apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses menjadi
sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material,
mesin, prosedur, kebijakan, dan lain-lain. Menfaat analisis tulang ikan adalah
memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan. Langkah-langkah dalam
membuat analisis tulang ikan:
1) Mengidentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau masalah yang akan
ditangani pada kotak paling kanan diagram tulang ikan, misalnya laporan
keperawatan akhir bulan terlambat
2) Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis horizontal utama,
terdapat empat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Sebab tipa cabang
mewaliki “sebab utama” dari masalah yang ditulis.
3) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saram. Setiap kategori
memiliki penyebab yang perlu diuraikan dengan menggunanakan curah
pendapat. Bila penyebab dikemukakan, tentukan bersama-sama karena penyebab
tersebut harus ditempatkan pada diagram tulang ikan. Sebab-sebab dituliskan
pada garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis horizontal
utama.
4) Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setelah setiap kategori diisi, cari
sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab sebab inilah yang
merupakan petunjuk :sebab yang tampaknya paling mungkin”. Catat jawabanya
pada kertas flipchart terpisah
5) Mencapai kesepakatan atas sebab yang paling mungkin. Di antara sebab sebab
harus dicari sebab yang paling mungkin. Kaji kembali sebab yang telah
didaftarkan dan tanyakan, “mengapa ini sebabnya?”. Tanyakan mengapa sampai
pertanyaan itu tidak dapat dijawab lagi, dan pada tahap ini sebab pokok
teridentifikasi.

Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-hal yang
merupakan modal bagi pelayanan anajemen, dengan modal itu akan lebih menjamin
pencapaian tujuan yang terdiri dari 6M yaitu:
a. M1 (Man) : Ketenagaan/sumber daya manusia.
b. M2 (Material) : Sarana dan prasarana.
c. M3 (Method) : Metode asuhan keperawatan.
d. M4 (Money) : Pemasukan.
e. M5 (Mutu) : Keselamatan pasien, kepuasan pasien, kenyamanan, kecemasan,
perawatan diri, pengetahuan/perilaku pasien.
f. M6 (Machine) : Alat, mesin.

1) Pengorganisasian data: memilih data yang mendukung dan data yang


menghambat.
2) Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target,
waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode yang digunakan.
(Sri Wahyuni, dkk, 2020)
E. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat dan Puskesmas
sesuai standar akreditasi nasional dan internasional
1. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap
a. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di
ruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran
sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan.
2) Perawat Primer.
3) Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan
sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana
yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
b. Rencana Strategi Perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana
rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen
Keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan
penerapan praktek keperawatan yang professional, bagaimana format dan
pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan
wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing-masing
perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system kepemimpinannya,
instalasi instalasi yang menunjang idalam proses keperawatan seperti farmasi,
radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain
yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non
medis).
c. Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan
penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai
contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan
model asuhan keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu bulan

Minggu Uraian rencana kerja


I 1. Pembuatan struktur organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan perkenalan
3. Analisa situasi dan perumusan masalah
4. Penyusunan progam kerja
5. Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan
professional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam
penerapan model praktek keperawatan professional
7. Penyusunan format pengkajian khusu dan sistim dokumentasi
asuhan keperawatan.
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan
kelengkapan administrasinya.
9. Penyusunan format supervise
10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnyaa seperti format
kegiatan harian
11. Uji coba peran
II 1. Penerapan model asuhan keperawatan professional : aplikasi
peran, pendelegasian tugas dan proses dokumentasi
keperawatan
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi keperawatan
3. Penyelengaraan supervise keperawatan
4. Penyelenggaraan sentralisasi obat
5. Persiapan penyelengaraan rotasi dinas 24 jam
III 1. Penerapan model asuhan keperawatan professional : aplikasi
peran, pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi
keperawatan
2. Penerapan semua progam
3. Penyelengaraan rotasi 24 jam
IV 1. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan professional
2. Penyusunan laporan

Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu


pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari
tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-
dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya,
sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
d. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain
bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi
kesesuaian format yang dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah sudah
sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua
perawat yang ada di ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
e. Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala
ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan
membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.
1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari:
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
a) Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)
b) Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)
c) Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)
d) Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan proses
keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-konsep manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
(Suyanto, 2008).
2) Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan menurut
Nursalam (2007) yaitu:
a) Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer dituntut
tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga
mengenai institusi (rumah sakit atau puskesmas):’’ tenaga keperawatan,
administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi
keperawatn secara keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu
memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha
orang lain.
b) Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai
suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud
untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan
ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
c) Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang
lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas
bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang
telah direncanakan.
d) Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf
mampu melaksanakan perannya sesuai dengan organisasi yang telah
ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung dalam pelaksanaan.
2. Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan
dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu:
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
g. Divisi keperawatan yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
i. Pengembangan staf
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawanan
Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan
(karu). Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu ruang
rawat danbertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan. Adapun hal-hal
yang dikelola oleh kepala ruang yaitu:
a. SDM Keperawatan
b. Sarana dan prasarana
c. Biaya/anggaran
d. Sistem informasi
e. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.
f. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan peningkatan kompetensi.
g. Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan perubahan/pembaharuan.

Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2006) yaitu:


a. Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep di ruang rawat
b. Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan dengan tim kesehatan.
c. Mengelola keuangan
d. Mengelola SDM keperawatan di ruangan
e. Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift.
f. Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat.
g. Mengorientasikan dan mengembangkan staf
h. Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain.
i. Mempertahankan kenyaman/keamanan pasien
3. Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah
dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur
sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan adalah kegiatan
manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan
Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan
yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan
ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus
disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan
kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur
ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf.
Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau
kontrak pekerja. Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk
menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus
dilakukan agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif
(Marquis dan Huston, 2010).
4. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di puskesmas
Menurut Menkes (2015) yaitu puskesmas merupakan garda depan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan
yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala
paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan salah satu
persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja
sama dengan BPJS.
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan
manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak
pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan
sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan. (Sri Wahyuni, dkk,
2020)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan dipandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis yang
mencakup tiga dimensi; pimpinan, bawahan dan situasi. Masing-masing dari dimensi tadi
saling mempengaruhi misalnya, pencapaian tujuan tergantung bukan karena hanya sifat
pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari kebutuhan bawahan dan bentuk
dari suatu keadaan.
Praktek keperawatan professional mengemban peran kepemimpinan dan managemen
keperawatan, selain menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan.
Kepemimpinan dan managemen merupakan dua hal yang berbeda, akan tetapi saling terkait.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi orang lain. Sedangkan managemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian
untuk mencapai tujuan dan objek spesifik dari institusi (Huber, 2000). Pemimpin itu berfokus
pada orang, sedangkan manajer berfokus pada struktur.
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup
penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan memperjelas visi,
misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan
memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan
karyawan untuk melaksanakannya.
Oleh karena hal di atas, perencanaan dalam manajemen keperawatan merupakan hal
pertama yang wajib disusun dan diatur secara baik dan benar, agar pelayanan keperawatan
yang kita berikan dapat berjalan sesuai teori dan standar yang telah ditetapkan sehingga
terciptalah layanan keperawatan yang berkualitas.
B. SARAN
Kami berharap agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dengan baik, tentang model-
model manajeman dalam keperawatan terutama masalah perencanaan agar menjadi pedoman
kita sebagai perawat dalam menyusun kegiatan harian, bulanan dan tahunan baik di ruang
rawat inap maupun di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Marquis dan Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan Aplikasi.
Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4.EGC
Muhammad Jamal. 2017. Teori, tipe kepemimpinan, Peran dan fungsi manajemen keperawatan.
Kudus: STIKES Muhammadiyah Kudus
Sri Mugianti. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Jakarta:
Kemenkes RI
Sri Wahyuni, dkk. 2020. Perencanaan Manajemen Keperawatan Sesuai Perencanaan Dan
Standar Akreditasi Pelayanan. Universitas Puangrimaggalatung

Anda mungkin juga menyukai