DOSEN PENGAMPU
Ismar Agustin, S.Kp, M.Kes
DISUSUN OLEH
Kelompok 2
Anggota : 1. Miranti Alam
2. Ria Indriani
3. Salsabilla Sheilalia
4. Yayang Ade Melinda
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Manajemen Keperawatan dan Asuhan Keperawatan”. Penulisan makalah ini merupakan
bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan. Pada makalah ini akan
dibahas manajemen keperawatan dan asuhan keperawatan beserta isinya.
Dalam pembuatan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ismar
Agustin, S.Kp, M.Kes. selaku dosen pembimbing Manajemen Keperawatan karena telah
membantu kami dalam memberikan materi tentang pembahasan ini. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan
doa, dorongan, serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini bisa kami selesaikan dengan
baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari Ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga kami dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya sehingga
menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam
penyusunan makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian makalah. Semoga
makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat menjadi acuan untuk
menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................................1
1.1. Latar belakang.....................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
Bab II Pembahasan............................................................................................................3
2.1. Pengertian Manajemen........................................................................................3
2.2. Pengertian Keperawatan......................................................................................4
2.3. Pengertian Manajemen Keperawatan..................................................................5
2.4. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan..........................................................6
2.5. Manajemen Keperawatan Operasional................................................................8
2.5.1. Fungsi Manajemen Keperawatan..............................................................8
2.5.2. Tujuan Manajemen Keperawatan..............................................................8
2.5.3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan ................................................9
2.5.4. Level-level Manajemen ............................................................................10
2.6. Manajemen Asuhan Keperawatan.......................................................................11
2.6.1. Pengertian Asuhan Keperawatan .............................................................11
2.6.2. Manajemen Asuhan Keperawatan ............................................................11
2.6.3. Proses Keperawatan .................................................................................12
2.7. Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan .....................................................20
2.8. Komponen Sistem ..............................................................................................21
2.9. Manajemen Keperawatan di Masa Datang .........................................................22
2.9.1 Strategi Pelaksanaan Manajemen Keperawatan di Masa Datang.....................22
2.9.2 Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................23
ii
Bab III Penutup.................................................................................................................28
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................28
3.2. Saran....................................................................................................................28
Daftar Pustaka...................................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, telah terjadi pula perubahan mendasar pada manajemen keperawatan dan
penggunaan sumber daya yang represif menuju kependayagunaan sumber daya yang bersifat
proaktif. Pelaksanaa manajemen sumberdaya proaktiflebih ditekankan pada tejaminnya
aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal secara
baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur berjalan
seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa
pengertian manajemen secara umum dari beberapa ahli.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah proses
yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Manajemen
merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan
yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.
Secara garis besar konsep manajemen terbagi menjadi beberapa pengertian diantaranya
sebagai berikut :
a. Konsep kualitas
Dalam konsep ini organisasi mementingkan kualiatas yang mampu memasuki pasar , dan
dengan demikian harus mementingkan kepuasan pelangggan.
b. Konsep Manajement
Dalam konsep manajemen bukan hanya manajer melainkan semua personil bertugas
malaksanakan manajemen menggunakan fakta dan manajemen dengan siklus PDCA (plan do
check act).
3
c. Konsep proses
Dalam konsep proses siapapun yang akan melakukan tindak lanjut rangkaian tindakan, harus
dianggap pelanggan yang harus dipuaskan. Pengendalian proses juga lebih diutamakan agar
kesalahan kualitas dapat dihindari.
d. Konsep Standardisasi
Dalam konsep ini semua melaksanankan pekerjaan berpangkal pada standar, seperti standar
prosedur, kualitas dan kompetensi.
Dalam konsep ini manusia sepenuhnya perlu dihormati untuk menumbuhkan motivasi.
Dalam konsep ini keikutsertaan pegawai tercermin dari kegiatan dalam gugus kendali mutu
( quality circle)
Secara garis besar konsep ini dapat digunakan untuk memilih karakteristik calon karyawan,
melatih karyawan baru, mengenalkan organisasi, merotasi karyawan diberbagai unit,
mengambil keputusan secara kolektif ( kelompok kerja ), dan memotifasi karyawan untuk
8umencapai hasil maksimal.
4
mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan
yang bertujuan mengatasi masalah tersebut.
Jadi dalam lingkup keperawatan, seorang perawat adalah individu yang telah lulus
pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan profesional untuk individu sehat maupun sakit, perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual.
1. Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat
setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan,
dan harapan kesehatan dimasa datang.
5
untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan.
Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong,
mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien
tersebut.
5. Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang dipilih
sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan tingkat asuhan yang
diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan
diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan
keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus menerus oleh perawat, melalui
metode penugasan yang ditetapkan oleh para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer
keperawatan (terutama menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang
melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai,
dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.
6
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: Manajemen
operasional/ menajemen layanan dan manajemen asuhan keperawatan.
1.Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin oleh seseorang yang mempunyai
kompetensi yang relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu :
Puncak
Menengah
Bawah
Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh
orangorang yang memimpin dalam tiap level manajerial tersebut. Faktor-faktor tersebut
adalah : kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan, kemampuan
menjalankan peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
7
keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu : pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.
1. Planning
2. Organizing
4. Staffing
5. Controlling
8
3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yang ada
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf
perawatan bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu
kerja yang sia-sia, mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
9
untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan/ implementasi dari pilihan
keputusan yang diambil.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/leader). Manajer yang bertugas
mengatur manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar
para anggota menjalankan tugas dan wewenang dengan baik. Adanya
manajer yang mampu memberikan semangat, mengontrol dan
mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya yang sangat
menentukan
5. Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki
tujuan yang jelas dan ditetapkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan
organisasi.
6. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah
pengelompokan sejumlah aktivitas untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Penugasan pada masing-masing kelompok dilakukan
berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain baik secara
horizontal maupun secara vertikal (Swansburg & Swansburg, 1999).
7. Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan
yang lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988).
Perubahan, di dalam manajemen keperawatan perubahan dijadikan
prinsip karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik
pasien yang akan Anda layani
10
2. Middle manajer yaitu kepala bidang keperawatan, kepala bagian
atau unit dan pengawas atau supervisor. Middle manager mengelola
manager pada front line (garis depan) yaitu kepala ruangan.
11
Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen
sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian
pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam
metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.
Pengkajian
Evaluasi Diagnosis
Pelaksanaan Perencanaan
12
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membuat suatu kerangka
konsep berdasarkan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat seperti yang
disampaikan oleh Yura dan Walsh (1983) bahwa Proses keperawatan adalah suatu
tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan meliputi:
mempertahankan kesehatan optimal, kembali ke keadaan normal, dan memfasilitasi
kualitas hidup. Jadi apabila kita menggunakan proses keperawatan harus dipastikan
bahwa pasien kelolaan akan menjadi lebih berkualitas, dalam kehidupannya melalui
upaya kesehatan yang kita lakukan. Teori yang mendasari Proses Keperawatan :
Table 2.1 Perbandingan antara proses pengambilan keputusan dan Proses keperawatan
1. Pengkajian
13
Pada tahapan pengkajian Anda dapat gunakan formulir pengkajian yang ada pada
institusi kerja Anda masing-masing. Ingat bahwa pengkajian merupakan tahap awal proses
keperawatan, proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan.
Data bisa kita kelompokkan menjadi data dasar dan data fokus
Data dasar adalah kumpulan data tentang status kesehatan klien, kemampuan klien
mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri, hasil konsultasi dari medis
atau profesi kesehatan lain Contoh:
Biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola pemenuhan kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
Data Fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan
masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien
Data obyektif : adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang terukur bisa didapat
berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun menggunakan alat.
Contoh hasil pemeriksaan Tensi : 120/80 mmHg, hasil Laboratorium Hb :
8 gr%. Konjungtiva : anemis
Data subyektif : adalah data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien dan bersifat
subyektif contoh : pasien mengeluh pusing, mata berkunang kunang
Demi ketepatan diagnosa keperawatan pada tahap berikutnya maka karakteristik data
harus : lengkap, akurat, nyata dan relevan
14
Sebagai Sumber data adalah Klien, Orang terdekat, Catatan klien , Riwayat penyakit,
konsultasi Hasil pemeriksaan diagnostik, Catatan medis dan anggota tim kesehatan lain,
perawat lain
2. Diagnosa keperawatan
Aktual :
15
Diagnosa actual merupakan pernyataan klinis dimana perawat telah memfalidasikannya
karena adanya ciri-ciri atau tanda-tanda utama yang mendukung diagnose tersebut Contoh :
Fokus data : Tensi :
100/60 mmHg, Mata cowong, turgor berkurang, terdapat penurunan Berat Badan , Total
Body
Water turun 8 % BB, ada riwayat muntah dan buang air besar cair
Diagnosa keperawatannya adalah Gangguan keseimbangan cairan :Defisit sehubungan
dengan output berlebih .
Risiko :
Diagnosa keperawatan risiko menjelaskan pernyataan klinis dimana individu atau kelompok
rentan mengalami masalah dan pada orang lain dalam situasi yang sama atau mirip. Contoh
Data fokus
:Pasien dengan riwayat mulai kemarin tidak makan atau tidak ada nafsu makan, kondisi
sekarang lemah, mual, porsi makan yang disediakan habis ¼ porsi, Hb 11 gr%,
Diagnosa Keperawatannya adalah Resiko Kebutuhan Nutrisi kurang
Mengapa disebut Resiko? Karena dari data yang ada belum mendukung terjadinya
gangguan nutrisi, namun bila dibiarkan maka dapat berlanjut gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Wellness :
Diagnose keperawatan “wellness” adalah pernyataan klinis tentang individu atau
masyarakat yang berada pada transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi
16
Syndrome : diagnosa sindroma menjelaskan sekelompok diagnosa aktual atau risiko
yang diprediksi kan terjadi karena adanya situasi atau kejadian tertentu
Contoh: Ketika pasien membutuhkan latihan rentang gerak maka perawat dapat
melatihnya, namun untuk rentang gerak kondisi tertentu maka perawat bekerja sama dengan
fisioterapist
Intervensi tergantung berdasarkan pada instruksi atau pesan tertulis dari profesi lain
17
Contoh : Pemberian obat berdasarkan order dokter
4. Implementasi
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana. Selama tahap ini
perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana keperawatan. Sebelum
melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan sebagai berikut
18
Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama empat jam
dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi
individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk
kelompok dan ADL pasien.
Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman tindakan dan
jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien. Diharapkan untuk
selanjutnya perawat di ruang perawatan memiliki panduan yang jelas dalam pemberian
tindakan keperawatan untuk setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan
tindakan keperawatannya. Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada
pasien baik secara individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupan
sehari-hari (ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat
memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat
menjadi lebih efektif dan efisien.
19
5. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperarwatan dan
kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar. Standar ini sering disebut sebagai
“outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil keperawatan telah tercapai.
Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat
didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan
pendekatan SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait dengan
pendekatan SOAP setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan
penugasan atau kegiatan yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
sebagai tindak lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas
pasien dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan
bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan
tugas atau aktivitas ini dievaluasi.
20
2.8 KOMPONEN SISTEM
Manajemen keperawatn terdiri atas beberapa komponen yang tiap – tia omponen
saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu :
1. Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personil, peralatan
dan fasilitas.
2. Proses
Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Proses merupakan kegiatan yang cukup pentinf dalam suatu sistem
sehingga mempengaruhi hasil yang diharapkan suatu tatana organisasi.
3. Output
Output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan
keperawatan dan pengembangan staf serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti
hasil/keluaran.
4. Kontrol
Kontrol dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran
yang proposional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai
standar dan akreditasi.
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan
survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
21
2.9 MANAJEMEN KEPERAWATAN DI MASA DATANG
Pola sistem pelayanan kesehatan yang terjadi sebelum tahun 1990 sangat dipengaruhi
oleh perkembangan ekonomi dan perluasan teknologi yang bersifat kompetitif karena
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat
kuratif dan orientasinya berdasarkan perkembangan penyakit.
Memasuki abad ke-21, sistem pelayanan kesehatan berorientasi pada aspek kesehatan
karena pelayanan yang diberikan lebih bersifat multidimensi dengan mempertimbangkan
keberadaan masyarakat melalui penggunaan teknik pelayanan kesehatan yang tinggi. Hal ini
mempersiapkan sikap konsumerisme dan pengguna pelayanan kesehatan.
Peran keperawatan yang sempit, berorientasi pada penyakit dan ketergantungan yang
tinggi pada tim kedokteran serta pelaksanaan tugas-tugas yang berasal dan pendelegasian
akan berganti menjadi peran yang diterapkan secara fleksibel dan independen berdasarkan
pada sehat sakit.
Dengan demikian, akan terjadi juga perubahan peran dan perawat kepala ruang yang
terjadi berorientasi pada fungsi pengendalian, pengarahan, supervisi, dan pengambilan
keputusan menjadi fungsi fasilitas, koordinasi, integrasi dan penunjang.
22
mengakomodasi permasalahan tersebut adalah dengan mengaplikasikan manajemen
partisipatif.
A. Pengertian
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan
kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM,
dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap:
– pengkajian
– diagnosa keperawatan
– perencanaan (intervensi)
– pelaksanaan (implementasi)
– evaluasi (formatif/proses dan sumatif)
Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan
keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah
(Nursalam, 2001:6).
Untuk mengidentifikasi masalah klien, apakah keadaan klien sehat atau sakit.
23
Standar I : Pengkajian keperawatan.
1. Standar I.
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus
menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data
kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian
keperawatan meliputi :
a. Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis, diisi
sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid).
b. Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data psikologis, data sosial, data
spiritual.
c. Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kriteria : diagnosa keperawatan
dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai
dengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah, penyebab/gejala (PES) atau
terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien
24
sudah nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar
akan terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.
b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa dicapai,
realistik, ada batas waktu.
c. Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan,
melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga,
menentukan alternative tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan
nyaman bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten tukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan
pasien dan keluarganya dengan kriteria :
25
g) g Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
h) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien.
i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien.
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.
k) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.
l) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah
ditentukan.
5. Standar V.
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana, untuk menilai
perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
terhadap indikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat
dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi
dilakukan sesuai standar.
26
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria : dilakukan selama
pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi
dan laporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan
ringkas serta menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan, setiap
pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan
waktunya, menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989)
1. Pengkajian.
2. Diagnosis
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
3.2 SARAN
Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim bisa berpatisipasi secara
aktif.
28
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Maria H. 2017. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta
29