Anda di halaman 1dari 18

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN, FUNGSI DAN PERAN MANAJEMEN

KEPERAWATAN, GAYA KEPEMIMPINAN, SERTA CONTOH MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP DAN PUSKESMAS

Di Susun Oleh :
Kelompok 1

Nama :
1. Devia Morens (20220002)
2. Dita Rahmalia Putri (20220003)
3. Maharani Eka Putri (20220008)
4. Romi Syahrial (20220015)
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan
Semester :7
Dosen P : Ns. Alkhusari., S.Kep., M.Kes

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalarahmat, kasih
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Keperawatan.
Pembuatan makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Pembimbing demi
kesempurnaan makalah ini dan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang keperawatan. Pada
kesempatan ini kami juga mengucapkan
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
dalam penyusunan makalahini. Kiranya segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
oleh semua pihak selama penyusunan makalah ini dapat diterima bagi kita sekalian.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua

Palembang, 10 Oktober 2023


Penulis,

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................................6
2.1 Definisi Manajemen Keperawatan.......................................................................................6
2.2 Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan..............................................................................7
2.3 Kerangka Konsep.................................................................................................................8
2.4 Fungsi Manajemen Keperawatan.........................................................................................9
2.5 Gaya Kepemimpinan..........................................................................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Studi mengenai dasar-dasar manajemen dapat dimulai dengan menyajikan berbagai


konsepsi dasar sebagai kerangka referensi ilmiah dan praktis dalam usaha memahami
logika pikir manajemen. Titik beratnya akan diletakkan pada arti manajemen,
perkembangan historisnya, pengaruh filsafat dan nilai-nilai manajer serta efek dari faktor
lingkungan yang melingkupinya, baik yang bersifat intern maupun ekstern. Melalui
orientasi tersebut pandangan akan lebih difokuskan pada pemahaman manajemen dalam
sudut pandang aktivitas manajer sebagai sebuah proses yang khas melalui pendekatan
yang berbeda. Manajemen adalah suatu fenomena yang telah ada sejak adanya seseorang
menggunakan orang lain untuk memenuhi keinginanya, dalam hal ini manajemen, adalah
seni. Seni merupakan suatu keterampilan seseorang untuk mencapai hasil nyata sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu betapapun majunya manajemen sebagai suatu
ilmu sifat seninya tidak mungkin hilang, manajemen akan tetap selaku ilmu yang berseni
(artistic science) disamping seni yang ilmiah (scientific art). Orang memimpin apa saja
asal tahu apa yang diperlukan dan dapat memenuhinya sehingga akan menjadi seorang
pemimpin yang baik. Seseorang yang memimpin usaha swasta dan atau pemerintahan
hanya berbeda dalam lingkupnya saja tetapi dalam banyak hal sama.
Para manajer dalam usaha merampungkan segala pekerjaanya dilakukan dengan kerja
sama dengan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang yang ada
disekitarnya. Hal ini merupakan fungsi memimpin, apabila para manajer memotivasi
bawahannya, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling
efektif, atau menyelesaikan pertentangan diantara anggota, mereka itu, adalah pemimpin.
Pengaturan struktur dan orang-orang dipekerjakan, dilatih serta diberi motivasi maka
untuk menjamin segala sesuatunya berjalan sebagaimana mestinya.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Manajemen Keperawatan ?


2. Apa saja fungsi dan peran Manajemen Keperawatan ?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan dalam Manajemen Keperawatan ?
4. Apa saja contoh Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap dan Puskesmas?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep manajemen keperawatan


2. Untuk meberitahukan apa saja fungsi dan peran Manajemen Keperawatan
3. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan dalam Manajemen Keperawatan
4. Untuk mengetahui contoh-contoh manajemen keperawatan di ruang rawat inap dan
puskesmas.

4
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan


melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji,2014)
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga serta Masyarakat (Gilies
& Agus Kuntoro,2010)
Manajemen suatu proses atau kerangka kerja, melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan organisasional atau maksud yang nyata.
Manajemen juga suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni merupakan suatu
pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni
merupakan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Disimpulkan manajemen
suatu cara untuk menyelesaikan tugas atau tujuan secara maksimal dengan cara
bekerjasama dengan orang lain/staf lain untuk mendapatkan hasil yang maksimal (G.R
Terry dalam Sri Arini, dkk 2012)
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat maupun dana, sehingga dapat

5
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga, dan
Masyarakat (Cecep,2013)

6
2.2 Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan

Menurut (Agus,2010) perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar manajemen


keperawatan dapat dilaksanakan secara benar
1. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan.
Perencanaan merupakan hal yang utama dan serangkaian fungsi dan aktivitas
manajemen. Tahap perencanaan dan proses manajemen tidak hanya terdiri dan
penentuan kebutuhan keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri
atas pembuatan tujuan, pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai,
dan penetapan struktur organisasi yang diinginkan. Perencanaan merupakan
pemikiran/konsep-konsep tindakan yang umumnya tertulis dan merupakan fungsi
yang penting di dalam mengurangi risiko dalam pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, dan efek-efek dan perubahan.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan mampu menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.
Keberhasilan seorang pimpinan keperawatan bergantung pada penggunaan
waktunya yang efektif. Dalam keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh
kemampuan pimpinan keperawatan. Dalam konteks ini, seorang pimpinan harus
mampu memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif. Hal demikian
dibutuhkan untuk dapat mencapai produktivitas yang tinggi dalam tatanan
organisasinya.
3. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat di berbagai tingkatan
manajerial.
Semua tingkat manajer dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan yang
berbeda sehingga dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan yang
berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh terhadap
proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses pengambilan keputusan
akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi dan para manajer.

7
4. Manajemen keperawatan harus terorganisasi.
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan. Terdapat empat blok struktur organisasi, yaitu unit, departemen,
top/tingkat eksekutif dan tingkat operasional.
Prinsip pengorganisasian mencakup hal-hal pembagian tugas (the devision of
work), koordinasi, kesatuan komando, hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan
kewenangan yang sesuai serta adanya rentang pengawasan. Dalam keperawatan,
pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara fungsional/penugasan, alokasi
pasien, perawatan grup/tim keperawatan, dan pelayanan keperawatan utama.
5. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan bagian penting dan aktivitas manajemen. Komunikasi
yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi kesalahpahaman, dan akan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian di antara pegawai dalam
suatu tatanan organisasi
6. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan.
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan
manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, pengendalian
dilaksanakan agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi kesalahan yang
berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait dengan manajemen.
Pengendalian meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi, menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan
membandingkan penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan.

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep, keyakinan dasar manajemen keperawatan, dapat menjadi landasan


pelaksana kegiatan keperawatan, pedoman untuk pengambilan keputusan, dan dasar
dalam evaluasi keberhasilan upaya yang telah ditetapkan.
Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan merupakan manajemen partisipatif
yang berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia,
perawat/keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
Manusia, dalam manajemen partisipatif individu, keluarga/masyarakat yang diberikan
pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorganisasi,
terarah, terkoordinasi dan terintegrasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.

8
Perawat/keperawatan merupakan tenaga keperawatan baik tingkat manajerial puncak,
menengah, maupun bawah, dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang
komunikai untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
standar praktik keperawatan.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada
beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya
mencegah, mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan
merupakan area kewenangan dan tanggungjawab keperawatan baik selama pasien berada
dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

2.4 Fungsi Manajemen Keperawatan

Menurut Kholid (2013), fungsi manajemen keperawatan, memudahkan perawat dalam


menjalankan asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan klien
dirumah sakit terpenuhi. Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan
berdasarkan fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
kepegawaian (staffing), pengarahan (directing) dan pengendalian/evaluasi (controlling).
1. Perencanaan (Planning)
Planning memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana
melakukannya dan siapa yang melakukannya. Fungsi perencanaan merupakan
suatu penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai, perencanaan sangat penting untuk
melakukan tindakan.
Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam
menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan
menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan sesuai dengan
konsep dasar keperawatan.
a. Tujuan Perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan.
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas tersedia efektif.
3) Efektif dalam hal biaya.
4) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
5) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
b. Tahapan dalam perencanaan

9
1) Menetapkan tujuan.
2) Merumuskan keadaan sekarang.
3) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.
4) Mengembangkan serangkaian kegiatan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang-
wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan.
Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
a. Manfaat pengorganisasian, akan dapat diketahui:
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
b. Tahapan dalam pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi manajemen.
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan.
3) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuansatuan kegiatan yang
praktis.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6) Mendelegasikan wewenang
3. Kepegawaian (Staffing)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan proses yang
teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan
jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing prinsip : rekrutmen, seleksi,
orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Komponen

10
tersebut merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan dengan
penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personel yang ada.
Terdapat beberapa Langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan
istirahat pegawai, yaitu :
a. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit
b. Memberikan waktu masuk dan libur perkerjaan
c. Memeriksa jadwal yang telah selesai
d. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen
keperawatan
e. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staff
f. Memperbaiki dan mempebarui jadwal tiap hari
4. Pengarahan (Directing)
a. Pengertian pengarahan
Marquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses penerapan
rencana manajemen untuk menggerakkan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan melalui berbagai arahan.
b. Tujuan pengarahan
Asmuji (2014) menyatakan terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan,
yaitu sebagai berikut :
1) Pengarahan bertujuan menciptakan kerja sama yang lebih efesien.
Pengarahan memungkinkan terjadinya komunikasi antara ataan dan
bawahan. Manajer keperawatan setingkat kepala ruangan yang mampu
menggerakkan dan mengarahkan bawahannya akan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan efesien kerja.
2) Pengarahan bertujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan
staff.
3) Pengaruhan bertujuan menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaan
4) pengarahan bertujuan mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staff
5. Pengendalian/ evaluasi (Controlling)
Kholid (2013), menyatakan controlling merupakan proses pemeriksaan apakah
segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi
yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk

11
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi
lagi.
Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan mengembangkan
fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinip berikut :
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam Upaya
mencapai tujuan organisasi
c. Standart untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.
d. Kontrol sebagai pemgukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana.

2.5 Gaya Kepemimpinan

Perbedaan dan penggunaannya :


Telah disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh sifat dan
perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan
lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan (leadership style) yang di
perlihatkan pun juga tidak sama.
Bertitik tolak dari pendapat adanya hubungan anatara gaya kepemimpinan dengan
perilaku tersebut, maka dalam membicarakan gaya kepemimpinan yang untuk bidang
administrasi sering dikaitkan dengan pola manajemen (pattern of management), sering
dikaitkan dengan pembicaraan tentang perilaku.
Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau yang
dimiliki oleh pemimpin maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang
pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya
Berbagai gaya kepemimpinan tersebut jika disederhankan dapat dibedakan atas 4
macam yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Pada gaya kepemimpinan otoriter (dictatorial leadership style) ini Upaya
mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakuan serta ancaman

12
hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan karena mereka dianggap hanya
sebagai pelaksana dan pekerja saja.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership style) ditemukan
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secarah
musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari
gaya kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan antara lain :keputusan serta
tindakan yang lebih objektif tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral
yang tinggi. Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang kadang
lamban, rasa tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat terkadang
bukan suatu keputusan yang terbaik.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipasif
Gaya kepemimpinan partisipasif adalah gabungan bersama antara gaya
kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan maslah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan
saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan
selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan
bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.
4. Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya kepemimpinan santai (laissez faire leadership style) ini peranan
pemimpin hamper tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada
bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing-masing
sesuai dengan kehendak masing-masing.
5. Gaya Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin karismatik mempunyai pengaruh terhadap pengikut pada tingkat
yang tinggi secara luar biasa, karena persepsi pengikut. Pemimpin dipandang tidak
jangan sekedar bos tetapi sebagai model peran dan panutan hidup. Karakteristik
yang khas yaitu daya Tariknyayang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Banyak memberikan
inspirasi, keberanian, dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatik ini adalah mampu menarik dan
membuat orang terpesona dengan cara bicara yang membangkitkan semangat,
biasanya kepribadiannya visionaris dan mereka sangat menyukai perubahan serta
tantangan.

13
6. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relative baru
dalam studi-studi kepemimpinan. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik
dalam menjelaskan karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan
transformasional mengintegraikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan
watak,gaya dan kontigensi. Pemimpin transfomasional harus mampu
mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan
bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.

7. Gaya Kepimipinan Transaksional


Gaya kepimimpinan ini didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar
antara keduanya. Karakteristiknya adalah contigent reward dan management by-
exception dan laissez faire. Pada contingent reward dapat berupa pengahrgaan dari
pemimpin karena tugas telah dilaksanakan, berupa bonus atau bertambahnya
pengahasilan atau fasilitas. Hal ini dimaksudkan untuk memberi penghargaan
maupun pujian untuk bawahan terhadap Upaya-upayanya.
8. Gaya Kepemimpinan Caring Leadership
Caring leadership adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok
yang di atur untuk mencapai tujuan bersama dengan menerapkan perilaku caring.
Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan,dukungan,atau
membolehkan individua tau kelompok melalui antisipai bantuan untuk
meningkatkan kondisi individu atau kehidupan.
Caring adalah sebagai cara memelihara untuk berhubungan dengan orang lain.
Caring leadership ditujukan oleh kepala ruangan merupakan role model dan
motivasi bagi perawat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya.
9. Gaya Kepemimpinan Servant Leadership (Kepemimpinan Pelayan)
Servant leadership adalah konsep kepemimpinan etis, pemimpin yang
melayani adalah seorang pemimpin yang mengutamakan pelayanan, dimulai
dengan perasaan alami seorang yang inin melayani dan untuk mendahulukan
pelayanan. Selanjutnya secara sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan dorongan
dalam memimpin orang lain. Pemimpin yang melayani pada akhirnya akan
mengembangkan sikap individu di sekitarnya dengan harapan memiliki sikap
yang untuk melayani dengan baik. Model kepemimpinan pelayanan
memprioritaskan pengembangan karyawan sebagai hal yang utama dan pertama,

14
secara tidak langsung pemimpin diharapkan mengarahkan Perusahaan menuju
keberhasilan jangka Panjang dan berkelanjutan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas
perawat memiliki beban kerja mental yang sangat tinggi sedangkan memiliki kinerja yang
sangat bagus, hal ini dikarenakan ada beberapa faktor seperti lama bekerja, tingkat
pendidikan dan usia, pelatihan dan kesejahteraan reponden diasumsikan menyebabkan kinerja
perawat sangat bagus walaupun dengan beban kerja mental yang dikategorikan sangat tinggi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Beban kerja mental (2013). http://id.humansystems.arc.nasa.gov diunduh


tanggal 4 Desember 2016.
Effendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas : teori
dan praktek dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Fitriantoro, R, Arhiza. (2009). Hubungan antara usia dan masa kerja dengan
kinerja dosen di universitas sanata dharma.
https://repository.usd.ac.id/2701/2/012214065_Full.pdfdiundah
tanggal 25 juni 2017
Haryati, T, S. (2014). Perencanaan, pengembangan dan utilisasi tenaga
keperawatan. Jakarta : Rajawali Pers.
idayat, A, A. (2011). Riset keperawatan & teknik penulisan ilmiah.Jakarta: Salemba Medika
Kurniadi, A. (2013). Manajemen keperawatan dan prospektifnya : teori, konsep dan aplikasi.
Jakarta : FKUI.Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional.
Jakarta : EGC.
Kumajas, W, Fisella, W

17

Anda mungkin juga menyukai