Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN
“ANALISIS SWOT DAN MENYUSUN POAC DI RUANG BEDAH RSUD DR. H.
ANDI ABDURRAHMAN NOOR”

Dosen Pembimbing:
Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh
Kelompok 1:

Alda NIM 1114190632


Helda Aprilia NIM 1114190635
Mariatul Kiptiah NIM 1114190637
Rovita Usnul Ado NIM 1114190642

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan. Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihkepada:
1. Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing Manajemen Keperawatan
yang telah memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya amin.

Simpang Empat, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang profesional merupakan
praktek keperawatan yang dilandasi oleh nilai-nilai pro nilai-nilai profesional fesional
yaitu mempunyai otonomi dalam pekerjaannya, bertanggung jawab dan
bertanggunggugat, pengambilan keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin
lain, pemberian pembelaan dan memfasilitasi kepentingan klien.
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan keparawatan mendorong perubahan dalam
memberikan keperawatan yang efektif dan bermutu. Dalam memberikan asuhan
keperawatan yang profesional diperlukan sebuah pendekatan manajemen yang
memungkinkan diterapkannya metode penugasan yang dapat mendukung penerapan
perawatan yang profesional di rumah sakit.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling) terhadap staf, sarana,
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999).
Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang menfokuskan pada
produksi dan dalam banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
Jadi, proses manajemen keparawatan dan proses keperawatan diharapkan dapat
berjalan sejalan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan kedunya dapat saling menopang. Sebagaimana proses
keperawatan, dalam manajeman keperawatan terdiri atas pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana analisa SWOT dan menyusun POAC?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana analisa SWOT dan menyusun POAC.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui konsep manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui konsep analisa manajemen keperawatan (M1-M5)
3. Untuk mengetahui analisa SWOT
4. Untuk mengetahui POAC
1.4 Manfaat
a. Penulis
Semoga dengan pembuatan makalah ini penulis dapat menambah wawasan dan
pengalaman tentang bagaimana analisa SWOT dan menyusun POAC.
b. Institusi
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran serta
menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat.
c. Masyarakat
Semoga dengan ada nya penyusunan makalah ini masyarakat dapat memahami
Bagaimana analisa SWOT dan menyusun POAC.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Keperawatan


2.1.1 Definisi
Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
Sukmana (1996), Managemen Keperawatan adalah suatu proses- proses bekerja
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Di dalam Manajamenen Keperawatan-pun terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Manager di tuntut
untuk merencanakan, pengorganisasi memimpin dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif
dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2013:49).
2.1.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima ini, kelima fungsi tersebut telah fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, diringkas menjadi empat, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Maksud dari fungsi perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya
yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang
dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi. Perencanaan mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) menetapkan tujuan dan target organisasi; merumuskan strategi untuk
mencapai tujuan dan target organisasi tersebut
2) menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
3) menetapkan standar/ indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan proses yang mencakup proses pelaksanaan strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat dipastikan dapat dipastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi. Pengorganisasian mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
2) menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggung jawab
3) kegiatan perekrutan, penyelesaian, pelatihan dan pengembangan sumb
pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja er daya manusia atau
tenaga kerja
4) kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
c. Pengarahan dan Pengimplementasian (Directing/Leading)
Pengarahan dan Pengimplementasian merupakan proses implementasi
program yang dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya
dengan penuh kesadaran dan produktifitas produktifitas yang tinggi. Proses
pengarahan dan pengimplementasian mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
d. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
Pengawasan dan pengendalian adalah proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan
dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi. Pengawasan dan pengendalian mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indicator yang telah ditetapkan
2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
3) Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaia tujuan dan target bisnis.
2.1.3 Proses Manajemen Keperawatan
Menurut (Nursalam, 2013) proses manajemen keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Pengkajian Pengumpulan Data
Pada tahap ini, seorang manager dituntut tidak hanya mengumpulkan
informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit,
puskesmas dll), tenaga keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan
mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
b. Perencanaan
Perencanaan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Perencanaan disini dimaksudkan
untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,
pasien, menegakkan tujuan, mengaalokasikan anggaran belanja, menetapkan
ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf, serta menegakkan
kebijakan, dan prosedur operasi prosedur operasional untuk mencapai untuk
mencapai visi dan misi institusi institusi yang telah ditetapkan.
c. Pelaksanaan
Pada tahap implementasi dalam proses menegemen keperawatan terdiri atas
bagaimana manager memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang
direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir proses managerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Tujuan dan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf
mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan serta mengidentifikasi faktor- faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan
2.1.4 Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian Asuhan Keperawatan Professional yang sudah ada dan akan terus di
kembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
Model Deskripsi Penanggung Jawab
Fungsional  Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi
keperawatan
 Perawat melaksanakan tugas
(tindakan)tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada
 Metode fungsional di laksanakan oleh
perawat dalam mengelola
asuhankeperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia pertama.
Pada saat itu,karena masih terbatasna
jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan 1-2
jenis intervensi (misalnya merawat
luka) keperawatan kepada semua jenis
pasien di bangsal.
Kasus  Berdasarkan pendekatan holistic holistic Manajer Keperawatan
dari filosofi filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan dan observasi pada
pasien tertentu
 Rasio 1:1 pasien-perawat Setiap pasien
dilimpahkan kepada semua perawat yang
melayani seluruh kebutuhannya pada saat
mereka dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat berbeda untuk setiap shift,dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan di
rawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa satu
pasien di terapkan satu
perawat,umumnya dilaksanakan perawat
untuk privat atau untuk perawat khusus
seperti (isolasi, intensive care)
Tim  Berdasarkan pada kelompok filosofi Ketua Tim
keperawatan
 6-7 perawat professional dan perawat
asossiate bekerja sebagai 1 tim, di
supervisi oleh ketua tim. Metode ini
menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan di bagi menjadi 2-3 tim atau
group yang terdiri atas tenaga
professional, technical, dan pembantu
dalam 1 group kecil yang saling
membantu.

Primer  berdasarkan pada tindakan ang dan Perawat Primer


filosofi komperhensif keperawatan
 Perawat bertanggup jawab terhadap
semua aspek asuhan keperawatan, dari
hasil pengkajian kondisi pasien untuk
mengkoordinasi asuhan keperawatan.
 Rasio 1:4/1:25 (perawat:pasien) dan
penugasan metode kasus. Metode
penjelasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan
pasien, mulai dari pasien masuk sampai
pasien keluar rumah sakit. Mendorong
praktek kemandirian.

2.2 Konsep Analisa Manajemen Keperawatan (M1-M5)


2.2.1 M1 (Man)
a. SDM
Sumber daya manusia atau biasa di singkat SDM potensi yang terkandung
dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang
adektif dan transformat yang mampu mengelolah dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Manajemen sumber daya
manusia, di singkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur
hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan
(goal) bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat menjadi maksimal
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara bagai mana kompetensi
dan bagaian organisasi. Pada organisasi formal struktuk direncanakan dan
merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai
komponen, sehingga dapat mencapai sasaran efektif. Henry Mintzberg mengatakan
bahwa ada 5 bagian dasar organisasi yaitu:
1) The Operating Core. Yang termasuk disisni adalah para pegawai yang
melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan barang dan jasa.
2) The Strategic Apex. Yang termasuk dalam bagian ini adalah manajer tingkat
puncak (top Menejemen)
3) The Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini mereka yang diserahi
tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi
organisasi.
4) The Middle Line. Yang termasuk didalam bagian ini adalah para manajer yang
menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional.
5) The Support Staf. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang member jasa
pendukung tidak langsung terhadap organisasi (orang- orang yang mengisi unit
staf)
c. Visi (Vision)
Visi adalah pernyataan yang mendefinisikan sesuatu yang ingin dicapai
perusahan/ organisasi diwaktu yang akan datang. Visi lebeh terkonsetrasi ke masa
depan (jangka panjang, future) dan cenderung merupakan pernyataan yang sifatnya
strategis. Misi (mission) adalah pernyataan- pernyataan yang mendefinisian apa
yang sedang/ akan dilakukan atau ingin diacapai dalam waktu (sanagat) dekat atau
saat ini. Misi lebihh terkonsentrasi ke saat ini dan merupakan target-target yang
sifatnya lebih opeasional yang mungkin dikaitkan dengan customer, proses-proses
dalam organisasi, serta tigkat kinerja yang diinginkan. Ada beberapa strategi dalam
menentukan visi, yaitu:
1) Mengidentifikasikan aktifitas perusaahaan berdasrkan impian yang ingin
dikejar
2) Menetapkan arah yang jauh kedepan (pandangan masadepan)
3) Menyediakan gambaran bersar yang menggambarkan siapa 'kita', apa yang
'kita' lakukan, dan kemana 'kita' mengarah. Sedangkan strategi dalam
membentuk misi adalah:
4) Menetapkan perusahan menjadi bagian-bagian yang kecil
5) Membangun rasa yang kuat tehadap identitas perusahan dan tujuan bisnis.
Seorang pemimpin yang strartegis akan selalu mulai dengan :
6) Konsep yang harus dan tidak harus dilakukan oleh perusahaan.
7) Visi kemana perusaahan akan melangkah.
d. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya. Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi
secara spesifik sebagai berikut:
1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2) Mempengaruhi perilaku seseorang
3) Mengungkapkan perasaan
4) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5) Berhubungan dengan orang lain
6) Menyelesikan sebuah masalah
7) Mencapai sebuah tujuan
8) Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik
9) Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
e. Ketenagaan
Terdapat beberapa cara atau metode dalam menetapkan jumlah tenaga
keperawatan di suatu ruang atau rumah sakit. Pada MPKP, jumlah tenaga
keperawatan di suatu ruang rawat ditetapkan dari klarifikasi klien berdasarkan
derajat ketergantungan.
f. Beban Kerja
Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Menghitung beban kerja, biasanya
diperlukan untuk menentukan jumlah pegawai yang diperlukan dalam suatu unit
kerja. Penghitungan beban kerja adalah suatu teknik untuk menetapkan waktu bagi
seorang pegawai yang memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu dengan standar persentasi yang telah ditetapkan.
2.2.2 M2 (Material)
Material, merupakan satu dari lima metode manajemen keperawatan yang memiliki
karakteristik antara lain:
1) (Umumnya) kebutuhanny (Umumnya) kebutuhannya tidak pasti tidak pasti
2) Sangat menentukan kelancaran proses pelayanan
3) Keberadaan dan ketidak beradaan kekurangannya menimbulkan biaya
4) (Umumnya) memiliki persentase tertinggi dalam neraca

Tujuan dari perencaan kebutuhan dari bahan baku adalah sebagai berikut (yamit,
1996):

1. Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan untuk
memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersedianya produk jadi bagi
konsumen,
2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
3. Merencanakan aktifitas pengiriman, dan aktifitas pemberian
Perencanaan kebutuhan material atau yang sering dikebal dengan material
retuirement planning (MRP) adalah suatu system informasi yang terkomputerisasi
untuk mengatur persediaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. System ini
berbertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktifitas.
2.2.3 M3 (Method)
1. Supervisi
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan/kebijakan yang telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam
Harahap, 2007).
2. Timbang Terima
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang pertanyaan, klasifikasi dan konfirmasi
tentang pasien.
2.2.4 M4 (Money)
Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusunsecara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian pengertian di atas nampakny atas nampaknya bahwa suatu Budget
mempunyai 4 unsur, yaitu:
1. Rencana
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
3. Dinyatakan dalam unit moneter
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Manfaat Budget

1. Sebagai pedoman kerja Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan
memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai
oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengawasan kerja budget berfungsi pula sebagai tolok ukur,
sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan
nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam budget dengan apa
yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan
sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja budget berfungsi sebagai alat untuk
mengkoordinaksikan kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam
perusahaan dapat saling menunjang, saling bekrja sama dengan baik untuk
menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya
perusahaan akan lebih terjamin.

2.2.5 M5 (Marketing)
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi menyebar luaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang barang tentu penting
penting sebab bila barang yang diproduksi diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti.
a. Faktor Kunci Keberhasilan Dari Pemasaran.
1) Adanya subbag marketing dalam struktur organisani suatu rumah sakit
2) Adanya visi dan misi
3) Status rumah sakit yang profit
4) Adanya upaya pemasaran yg telah dilaksanakan di rumah sakit
5) Tersedianya fasilitas medis Tersedianya fasilitas medis dan non medis yang
mema dan non medis yang memadai
b. Bor Pasien
c. Mutu Pelayanan Keperawatan
1) Meningkatkan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
kejadian dekubitus, kematian pasien dan tingkat kepuasan pasien
2) Upaya pengurangan infeksi nosokomial dapat dilihat dari kejadian flebitis, ILO
tidak terjadi, ISK tidak terjadi dan pneumonia tidak terjadi.
d. ALOS (Average Long of Stay)
Lama rawat inap pasien di sebuah ruangan rumah sakit dengan rata-rata rawat
inap beberapa hari. Pasien dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu pasien
pulang dengan kondisi baik dan pasien pulang dengan kondisi belum sembuh.
2.3 Analisa SWOT
2.3.1 Pengertian Analisa SWOT
Menurut Rangkuti dalam Dj. Rusmawati (2017:918) menjelaskan bahwa,
"Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut Erwin Suryatama dalam Cahyono (2016:130) mengatakan bahwa
"Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan atau Strengths, kelemahan atau Weaknesses, peluang atau
Opportunities, dan ancaman atau Threats dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis.
Dan dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya"
Menurut Kotler dalam Irawan (2014:569) mengemukakan bahwa analisis
SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
2.3.2 Tujuan Analisa SWOT
Menurut Bilung (2016:119) dengan analisis SWOT memungkinkan
perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif
maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah
untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat
mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat
diterapkan pada hampir semua aspek industri.
Menurut Jogiyanto dalam Lukmandono (2015:44) tujuan dari analisis SWOT
adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk
merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal,
efektif, dan efisien.
2) Menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan
sesuatu.
3) Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan.
4) Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan
pengembangan produk yang dihasilkan.
5) Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi.
6) Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan
pengembangan di dalam perusahaan.
2.3.3 Manfaat Analisa SWOT
Menurut Suryatama dalam Bilung (2016:119) manfaat yang bisa didapat dari analisis
SWOT diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis
terkait rencana dan pelaksanaan di masa yang akan datang.
b) Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah
perusahaan
c) Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan.
d) Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan
2.3.4 Unsur-Unsur SWOT
Menurut Dj. Rusmawati (2017:918) unsur-unsur SWOT meliputi
1) Kekuatan (Strengths)
Unsur pertama dari SWOT adalah kekuatan (Strengths), yang dimaksud
dengan kekuatan (Strengths) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan dalam
mendukung proses pengembangan perusahaan, seperti kualitas sumber daya
manusia, fasilitas-fasilitas perusahaan baik bagi SDM maupun bagi konsumen dan
lain-lain. Yang dimaksud faktor-faktor kekuatan adalah antara lain kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada kepemilikan
keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Contoh: kekuatan pada sumber
daya keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan di pasar, dan kepercayaan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan atau yang berkaitan.
2) Kelemahan (Weaknesses)
Adalah analisis kelemahan, dimana situasi dan kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu perusahaan pada saat ini. Tepatnya terdapat kekurangan pada
kondisi internal perusahaan, akibatnya kegiatan- kegiatan perusahaan belum bisa
terlaksana secara maksimal. Misalnya: kekurangan dana, karyawan kurang kreatif
dan malas, tidak adanya teknologi yang memadai dan sebagainya.
3) Peluang (Opportunities)
Adalah faktor-faktor lingkungan luar atau eksternal yang positif, secara
sederhana dapat diartikan sebagai setiap situasi lingkungan yang yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan atau satuan bisnis. Yang dimaksud situasi
lingkungan adalah:
a. Perubahan dalam kondisi pesaing.
b. Hubungan antara pembeli (konsumen).
c. Hubungan dengan pemasok yang harmonis.
d. Kecendrungan penting yang terjadi dikalangan penggunaan produk.
e. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian.
4) Ancaman (Threats)
Ancaman yang dimaksud dalam analisis SWOT yang bisa terjadi di lapangan
adalah:
a. Harga bahan baku yang fluktuatif
b. Masuknya pesaing baru di pasar.
c. Pertumbuhan pasar yang lambat.
d. Pelanggan yang memiliki kepekaan terhadap harga dapat pindah kepesaing
yang menawarkan harga murah.
e. Pesaing yang memiliki kapasitas yang lebih besar dan daya jangkau luas.
2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SWOT
Menurut Purwanto dalam Dj. Rusmawati (2017:919) untuk menganalisis
secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor faktor eksternal dan
internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities dan Threats (O
dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisikondisi yang terjadi di luar
perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor
ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik,
hukum, teknologi. kependudukan, dan sosial budaya.
b) Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths dan Weaknesses (S
dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi kondisi yang terjadi di
dalam perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan (decision
making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam manajemen
fungsional: pemasar, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan
pengembangan, sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate
culture).
2.3.6 Teknik Analisa SWOT
Menurut Irawan (2014:569) teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Internal.
a. Analisis Kekuatan (Strengths).
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktorfaktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strengthss (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.

b. Analisis Kelemahan (Weaknesses)


Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai
keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber ang
terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi
penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam
praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat
pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau
calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.daya
sertakeahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan
2. Analisis Eksterna.
a. Analisis Peluang (Opportunities)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya
dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu
dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat
dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan.
Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana
perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan
b. Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh
suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan
dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan
perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
2.3.7 Model Analisa SWOT
Menurut Nisak (2013:483) Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal
atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan
kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal
Strategic Factor Analisis Summary). Setelah matrik faktor strategi internal dan
eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif,
yaitu matrik SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan.
2.4 POAC
POAC, yang merupakan singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling2
1. Planning atau perencanaan adalah kegiatan yang menentukan sasaran yang hendak
dicapai, dan memikirkan cara serta penentuan penggunaan sarana dalam
pencapaian sarana tersebut. Alokasi sumberdaya yang amat terbatas, merupakan
prinsip dan landasan dasar dalam merumuskan perencanaan dan pegorganisasian.
Dalam menyusun perencanaan harus ditentukan terlebih dahulu apa yang harus
dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan siapa yang akan melakukan kegiatan
dalam suatu organisasi. Dalam suatu perencanaan tersebut harus dipertimbangkan
dari segi-segi teknis, ekonomis, sosial dan pelayanan yang diberikan organisai.
Jadi, perencanaan sebagai penghubung status sekarang dengan sasaran yang ingin
dicapai itu menjadi ukuran perbandingan bagi setiap pemimpin, dalam penentuan
sejumlah aktivitas yang harus dilakukan anggota dalam organisai. Dalam suatu
perncanaan yang jelas akan memudahkan setiap anggota organisasi menjalankan
kegiatannya, sehingga dapat memberikan kontribusi secara maksimal dan positif
terhadap organisasi.
2. Organizing atau pengorganisasian merupakan pengurusan dan penataan semua
sumberdaya yang tersedia dalam organisasi tersebut, baik sumberdaya manusia
maupun sumberdaya material. Penataan sumberdaya organisasi didasarkan atas
konsep yang tepat melalui masing-masing fungsi seperti persyaratan tugas, tata
kerja, penanggung jawab, dan relasi antar fungsi. Fungsi-fungsi ini membentuk
suatu hubungan dalam sistem, di mana bagian yang satu menunjang bagian yang
lain dan lini yang satu bergantung pada lini yang lain. Dengan demikian,
pengorganisasian merupakan kegiatan menjalin hubungan antar semua aktivitas
kerja, penggunaan tenaga kerja, dan pemanfaatn semua sumberdaya, melalui
struktur formal dengan kewenangan masing masing.
3. Actuating atau penggerakan merupakan kegiatan menggerakkan dan
mengendalikan semua sumberdaya organisasi dalam usaha pencapaian sasaran.
Dalam penggerakan (actuating) dilakukan penyatuan semua kegiatan dan
penciptaan kerjasama dari seluruh lini, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai
dengan lancar dan efisien.
4. Controlling atau pengawasan, merupakan sesuatu yang perlu dilaksanakan agar
para anggota organisai dapat bekerjasama dengan baik, dan pergerakan yang sama
ke arah pencapaian sasaran dan tujuan umum organisasi. Pengawasan dilakukan
untukmengukur hasil pekerjaan, guna menghindari penyimpanganpenyimpangan,
dan jika diperlukan segera melakukan tindakan yang tegas terhadap berbagai
penyimpangan yang terjadi.
BAB III

HASIL TEMUAN

3.1 Kasus
Fasilitas rawat inap dengan masing-masing kapasitas tempat tidur yang ada di
RSUD. Dr. H. Andi Abdurahman Noor sampai tahun 2017 tersedia 136 tempat tidur
yang terdistribusi di beberapa kelas yaitu: VIP, kelas I, kelas II, kelas III, isolasi dan
tempat tidur khusus, sehingga tempat tidur yang tersedia telah memenuhi batas
minimal untuk rumah sakit tipe B adalah sebesar 200 tempat tidur.
3.2 Gambaran Ruang Bedah
Ruang Bedah merupakan bagian dari ruang rawat inap yang ada di RSUD dr.
H. Andi Abdurrahman Noor, yang digunakan mahasiswa sebagai tempat
pembelajaran praktik manajemen keperawatan dengan luas bangunan 38,4 m x 14,7 m
= 564,48 m2. Ruang ini terletak di bagian timur areal RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor dan di batasi oleh :
a. Sebelah utara : Sawah Warga
b. Sebelah Timur : Kantor DPRD
c. Sebelah Selatan : Ruang Bangsal Interna
d. Sebelah Barat : Ruang Bangsal Umum
Ruang Rawat Inap terdiri dari 1 Nurse Station (mencakup meja perawat, meja
kepala ruangan, meja dokter, dan meja administrasi), 1 ruang untuk kelas 1 yang
terdiri dari 1.1, dan 1.2 dan 1 WC , 5 ruang untuk kelas 3 yang terdiri dari 3.1, 3.2,
3.3, 3.4, 3.5, 3.6 dengan masing-masing 1 WC dalam 1 ruangan, 1 Ruang Isolasi,
Ruang Tindakan.
2.1 VISI dan MISI
2.1.1 Visi Rumah Sakit
Visi dari RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor adalah “Rumah sakit handal
dan kebanggaan masyarakat Tanah Bumbu”.
2.1.2 Visi Ruangan
Pelayanan keperawatan yang profesional

2.3.3 Misi Rumah Sakit

Adapun misi dari RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor adalah “Meningkatkan
pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas”.
2.3.1 Misi Ruangan
1. Menyelenggarakan asuhan keperawatan yang profesional
2. Pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan rujukan kesehatan
3. Merumuskan diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan sesuai standar
asuhan keperawatan
4. Melaksanakan implementasi dan evaluasi dengan baik
5. Melaksanakan pendidikan keperawatan
6. Meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan staf ruangan bedah
2.3.2 Moto
“BEDAH” yang berarti :
B : Bersih
E : Empati
D : Disiplin
A : Aman dan Nyaman
H : Humane ( ramah)

2.4 PENGUMPULAN DATA (INPUT, PROSES dan OUTPUT)


2.2.1 Tenaga dan Pasien ( M1-MAN)

Meliputi analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan,


latar belakang pendidikan, status kepegawaian, struktur organisasi, kebutuhan tenaga
perawat beradasarkan tingkat ketergantungan klien, serta jumlah klien, serta jumlah
klien, jumlah penyakit terbanyak, data demografi.
Struktur Organisasi Ruang Bedah
RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

Direktur RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor

Kepala Instalasi Rawat Inap Kepala Bidang Keperawatan

Kepala Ruang Bedah


Muhammad Andry,S.Kep, Ns.

Ketua TIM I Ketua TIM II Ketua TIM III


Irma Hayati, S.Kep Khairunnisa, S.Kep,Ns Rahmadi, AMK

1. Wida Rahmawati, AMK 1. Siti Arbiah, Skep,Ns 1. Asminda Riani, Skep,Ns


2. Yuliana, Skep, Ns 2. M. Ichsan F, Skep,Ns 2. Deby Marlianti, Skep,Ns
3. Yun Khairiyah, Skep,Ns 3. Eva Nopitasari, AMK 3. Suriadi, SKep
4. Donna Ermina S, AMK 4. Hendra Hadinata, Skep,Ns 4. Ayub I.B.T, AMK
5. Hasmiansyah, AMK 5. Taka Purnawagata, AMK 5. Oktavia Ansyari, AMK
6. Noor Laila A, Skep,NS 6. M Zain, Skep,Ns

Administrasi :
1. Siti Nuraini
2. Faridah

Cleaning Servis :
1. Nurul Hasanah Loper :
2. Nuraini 1. Ismail
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ruang Bedah

Ruangan ruang bedah dipimpin oleh kepala ruangan dan terbagi atas 3 tim.
Setiap tim di bagi atas 1 katim dan 5-6 staf perawat. Tiap tim mempunyai
kapasitas 10 tempat tidur. Jadi jumlah kapasitas di ruang Bedah 30 tempat tidur.
Tenaga perawat di ruang Bedah seluruhnya berjumlah RSUD dr. H.Andi
Abdurrahman Noor 21 orang, sudah termasuk kepala ruangan, jumlah ketenagaan
perawat yang berada diruang Bedah berdasarkan tingkat pendidikan meliputi :
1. Sarjana Keperawatan Ners : 11 orang (52,3 %)
2. Sarjana Keperawatan : 2 orang (9,5%)
3. D III Keperawatan : 8 orang (38,09%)
( Sumber : data sekunder 2017)

Jumlah perawat Ruang Bedah berdasarkan status kepegawaian meliputi PNS dan Non PNS.

Tabel 2.1 Tenaga kerja diruang Bedah RSUD dr. H.Andi Abdurrahman Noor

PNS /
No Nama Non Jabatan Pendidika Masa Pelatihan
PNS n Kerja
1 Muhamad Andry, PNS Karu S1 6 Tahun ATCN
S. Kep.Ners Rawat luka
2 Irma Hayati, PNS Katim 1 SI 9 Tahun  BTCLS
S.Kep
3 Wida Rahmawati. PNS PP D3 5 Tahun BTCLS
AMK
4 Eva Novitasari, PNS PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK
5 Yun Khairiyah, S, NON PP SI 3 Tahun PPGD
Kep. Ns PNS
6 Donna Ermina. S, NON PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK PNS
7 Hasmiyansyah NON PP D3 3 Tahun PPGD
AMK PNS
8 Noor Laila, S. NON PP SI 1 Tahun BTCLS
Kep. Ns PNS
9 Khairunnisa, NON Katim 2 SI 4 Tahun BTCLS
S.Kep.Ners PNS
10 Siti Arbiah, S. NON PP S1 4 Tahun BTCLS
Kep, Ners PNS
11 M. Ichsan. F, S. NON PP S1 4 Tahun PPGD
Kep, Ners PNS
12 Yuliana, S. Kep, NON PP SI 4 Tahun BTCLS
Ns PNS ACLS
13 Hendra Hadinata, NON PP S1 3Tahun PPGD
S. Kep, Ners PNS
14 Taka NON PP D3 3 Tahun BTCLS
Purnawagata. PNS
AMK
15 Rahmadi, AMK NON Katim 3 D3 6 Tahun ATCN
PNS
16 Asminda Riani B, NON PP SI 4 Tahun BTCLS
S Kep Ners. PNS
17 Deby Marlianti. NON PP SI 6 Tahun BTCLS
S. Kep, Ns PNS
18 Suriadi. S, Kep NON PP S1 6 Tahun BTCLS
PNS
19 Ayub I B NON PP D3 2 Tahun BTCLS
Tapangan. AMK PNS Perawatan luka
20 Oktavia anyari. NON PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK PNS ACLS
21 M Zain, S.Kep, NON PP S1 1 Bulan BTCLS
Ns PNS
Sumber : Laporan Tahunan R.Bedah 2017

2.2.2 Ketenagaan Non-perawat

Tenaga non perawat diruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor
Tanah Bumbu seluruhnya berjumlah 5 orang, jumlah tenaga non perawat yang berada
di ruang Bedah berdasarkan tingkat pendidikan meliputi :
1. SMA : 2 Orang : Administrasi
2. SMA : 2 Orang : CS
3. SMA :1 : Loper
(sumber : data sekunder 2017)

Tabel 2.2 Tenaga Non-Perawat di ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor
Tanah Bumbu

No Nama Status Pendidikan Masa Jabatan


Kepegawaian kerja
1 Siti Nuraini NON PNS SMA 4 Tahun Administrasi
2 Faridah NON PNS SMA 4 Tahun Administrasi
3 Ismail NON PNS SMA 1 Tahun Loper
4 Nurul Hasanah NON PNS SMA 1 Tahun CS
5 Nuraini NON PNS SMA 1 Tahun CS
Sumber : Data sekunder, 2017

2.2.3 Jumlah tenaga medis

Tenaga medis di ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu seluruhnya berjumlah 5 orang.
1. Dokter Bedah : 2 Orang
2. Dokter Bedah Tulang : 1 Orang
3. Dokter Anastesi : 2 Orang

Tabel 2.3 Tenaga medis di ruang perawatan Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu 2017

No Nama Keterangan
1 Dr. Lisa kristina Halim, Sp.B Spesialis Bedah
2 Dr.Daldy Ariyanda, Sp.B Spesialis Bedah
3 Dr.Romy Dharmawansa, Sp.OT Spesialis Orthopaedi
4 Dr. Datu Abdul Rahman Hakim, Spesialis Anastesi
SP.An
5 Dr. Yehezkiel, SP.An Spesialis Anastesi
Sumber : Data sekunder, 2017

2.2.4 Mahasiswa Praktik

Mahasiswa yang berpraktik di Ruang Bedah adalah sebagai berikut.


Tabel 2.4 Mahasiswa Praktik di Ruang Bedah RSUD dr. Andi. H. Abdurrahman Noor
Tanah Bumbu

No Mahasiswa Praktik
1 Ners STIKES Darul Azhar
2 SMK Muhamadiyah
Sumber : Data sekunder,2017

2.2.5 Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan

Tabel 2.5 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan metode


Douglas

Klasifikasi Dan Kriteria


Minimal Care (1-2 Jam)
Tabel 2.6 Tingkat
Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum
Pengawasan dalam ambulasi
Observasi TTV setiap shift
Pengobatan Minimal, status psikologis stabil
Persiapan prosedur pengobatan
Parsial Care (3-4 Jam)
Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
Observasi TTV tiap 4 jam
Pengobatan lebih dari 1 kali
Memakai folley kateter
Pasang Infus, Intake Output di catat
Pengobatan perlu prosedur
Total Care (5-6 Jam)
Di bantu segala sesuatunya
Posisi di atur
Observasi TTV tiap 2 jam
Memakai NGT
Terapi IV, pakai suction
Kondisi gelisah /disorientasi/tidak sadar
Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan pada pasien kelolaan
di Ruang Bedah selama 1 bulan pada bulan April 2017.

Klasifika Kebutuhan Tenaga Keperawatan


si Pagi Jumlah Sore Jumlah Malam Jumlah
Pasien Pasien Pasien Pasien
Minimal 0x0,17 0 0x0,14=0 0 0x0,07=0 0
care =0
Partial 421x0, 421 421x0,15 421 421x0,10 421
Care 2 = =63,15 =42,1
84,2
Total 54x0,3 54 54x0,3= 54 54x0,20 54
Care 6= 16,2 = 10,8
19,44
Jumlah 103,64 475 79,35 475 52,9 475
Jumlah secara keseluruhan kebutuhan perawat/ hari adalah 12 orang

Dari hasil pengkajian pada tanggal 26 mei 2017 di Ruang Bedah


didapatkan kebutuhan tenaga perawat yang bertugas yaitu:

a) Dinas pagi : 5 orang


b) Dinas siang : 4 orang
c) Dinas malam : 3 orang
86 x 12
Jumlah tenaga lepas per hari = = 3,47 = 3.
297

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan menurut douglas (1984):

12 orang/ hari + 1 orang kepala ruangan + 3 Ka-TIM + 3 orang libur/ orang lepas
dinas = 19 orang.

Kebutuhan jam perawatan

a) Jam perawatan langsung


Minimal : 1 jam x 0 orang = 0 jam
Parsial : 3 jam x 421 orang = 1263 jam
Total : 5 jam x 54 orang = 270 jam
Total rata-rata jam perawat = 3,277
b) Jam perawatan tak langsung
Minimal : 60 menit x 0 orang = 0 :60 = 0 jam
Parsial : 60 menit x 421 orang = 25260: 60 = 421 jam
Total : 60 menit x 54 orang = 3240 : 60 = 54 jam
Total rata-rata jam perawat = 475 : 475 = 1 Jam.
c) Jam penyuluhan
Minimal : 15 menit x 0 orang = 0 : 60 = 0 jam
Parsial : 15 menit x 421 orang = 6315 : 60 = 105,52 jam
Total : 15 menit x 54 orang = 810 : 60 = 13,5 jam
Total rata- rata jam perawat = 0,25 Jam.
Jadi total jam perawatan yang dibutuhkan dalam 1 bulan untuk 475
pasien dengan kebutuhan minimal 0 pasien adalah 0 jam, dengan
kebutuhan parsial untuk 421 pasien adalah 1.789,52 jam: 30 hari = 59,65
jam, sedangkan kebutuhan perawatan total untuk 54 pasien adalah
337,5:30 hari=11,25 Jam.
1. Menurut Gilies
Kebutuhan tenaga perawat adalah secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut:

A x B x CF ❑
= =
( C− D ) x E G

= 4,52 x 15 x 365
(365 – 73)x 7
= 24.747

2.044

= 12,10 = 12

Untuk cadangan = 12 x 20 %

= 2,4

=2

Jadi jumlah perwat yang dibutuhkan di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi
Abdurrahman adalah 12+2= 14 orang

Keterangan :

A : Rata- rata jumlah perawatan/pasien/hari

B : Rata- rata jumlah pasien/hari


C : jumlah hari/ tahun

D : Jumlah hari libur masing- masing perawat

E : Jumlah jam kerja masing- masing perawat

F : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/ tahun

G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/ tahun

H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

2. Menurut lokakarya PPNI


Penentuan kebutuhan perawat menurut lokakarya PPNI dengan mengubah satuan hari
dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kehadiran efektif dihitung dalam minggu
sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja per hari selama 40 jam per minggu. PPNI
berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:
Rawat Inap:
Bangsal A medical : 3,4 jam
Bangsal B Perawatan Bedah : 4 jam
Bangsal C Nifas : 3 jam
Bangsal D Bayi : 2,5 jam
Bangsal E anak : 4 jam

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya PPNI


TP=¿¿

Keterangan:

TP : Tenaga Perawat

A : Jumlah Jam Perawatan / 24 jam

41 (mg) : 365-52 (hr-ming) – 12 hr lbr – 12 hr cuti = 229/7

Pendidikan perawat : 75% £ TP x 125%

Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Bedah yaitu:


TP=
( 15
( 4,52 x 52 x 7 ) 30 x
30 )
100 + 25 %

41 x 40

1645,28 x 1500+ 25 % 24679,45 15 orang


¿ ¿ ¿
1640 1640

Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut lokarya


PPNI, jumlah tenaga perawat di ruang bedah yang ada saat ini sebanyak : 21
orang sedangkan perhitungan kebutuhan tenaga sesuai BOR tahun 2017
selama 3 bulan terakhir di ruang bedah sebanyak 15 orang perawat.

Dapat disimpulkan bahwa di ruang bedah sesuai hasil observasi,


perhitungan tenaga yang kami dapatkan sudah mencukupi jumlah standar
ketenaga kerjaan menurut perhitungan lokarya PPNI yaitu sebanyak 15 orang.
Hal ini juga dibantu oleh mahasiswa yang berpraktik di ruang bedah. Namun
perlu juga diperhatikan, bahwa tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab
perawatan langsung tentunya tidak dapat seluruhnya dibebankan kepada
mahasiswa.

Tabel 2.7 Kebutuhan tenaga perawat Standar ketenagaan keperawatan (perawat


dan bidan) di Rumah Sakit sesuai Depkes RI

No Jenis/ Kategori Rata-rata Jam


Perawatan/Hr/Klien

1 Penyakit Dalam 3.5

2 Bedah 4

3 Gawat 10

4 Anak 4.5

5 Kebidanan 2.5

Sumber : Data sekunder, 2017

3. Menurut WISN
Proses penelitian dilakukan tanggal 26 mei-11juni 2017. Pada saat dilakukan
observasi jumlah perawat 21 orang termasuk katim dan kepala ruangan. Pada saat
pengumpulan data, juga melakukan wawancara pada ketua tim, kepala ruangan dan
perawat pelaksana dan para informan menjawab dengan lancar.
Berikut ini Karakteristik informan yang ikut serta dalam pengumoulan data kualitatif
dengan wawancara mendalam:

Tabel Karakteristik Informan

Informan Jenis kelamin umur pendidikan Lama kerja

Informan 1 Perempuan 34 S I Keperawatan 9 tahun


Informan 2 Perempuan 28 S I Keperawatan 4 tahun
Informan 3 Laki laki 29 D 3 Keperawatan 6 tahun
Informan 4 Perempuan 28 S I Keperawatan 4 tahun
Informan 5 Laki laki 25 D 3 Keperawatan 3 tahun
Informan 6 Perempuan 32 S I Keperawatan 6 tahun
Informan 7 Laki laki 33 S I Keperawatan 6 tahun

Hasil penelitian
 Waktu kerja tersedia
Adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang perawat dalam menjalankan
kegiatan pokoknya. Menetapkan waktu kerja tersedia tujuanya adalah
diperolehnya waktu kerja tersedia perawat RSUD Dr H. Andi Abdurrahman
Noor selama kurun waktu setahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai
berikut:
Pada RSUD Dr H. Andi Abdurrahman Noor, waktu kerja tersedia terdiri dari
tiga shif dengan alokasi waktu shif pagi dimulai dari pukul 08.00-14.00, shif
sore dimulai pukul 14.00-20.00, sedangkan shif malam dimulai pukul 20.00-
08.00.
1. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSUD Dr. H Andi
Abdurrahman Noor adalah minimal mendapatkan dua hari libur dalam
seminggu atau lima hari kerja. Dalam satu tahun 288 hari kerja (6 hari x
48 minggu).(A) = sesuai dengan hasil wawancara mendalam.
“... pokoknya dalam seminggu ini ada libur minimal sehari. Jika ada libur
yang tidak terjadwal dilakukan perhitungan untuk bulan berikutnya...”
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan SDM memiliki hak cuti 8 hari kerja setiap
tahun. (B) = 8.
“... Cuti setiap tahun 8 hari kerja...”
3. RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor belum memiliki ketentuan yang
berlaku di Rumah Sakit untuk mengikuti pelatihan / kursus/ seminar/
lokakarya dalam satu tahunya. Pelatihan diselenggarakan sewaktu waktu,
dan tidak ada minimal hari yang harus di ikuti. Namun untuk perencanaan
pada tahun 2016 dapat dinilai dengan menyisihkan tiga hari kerja untuk
perawat sebagai awal untuk merencanakan kebutuhan (C) = 3.
“... Kami belum memiliki minimal waktu yang harus di ikuti perawat,
bahkan untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan seharian biasanya
diambil perawat yang sedang libur atau tidak bertugas saat itu...”
4. Hari Libur Nasional, karena di RSUD dr.H.Andi Abdurrahman Noor
untuk perawat pelaksana mengikuti jadwal shift yaitu ada 3 kali shift
sehingga tidak mengikuti libur nasional dan tetap masuk bekerja
walaupun ada hari libur nasional.
5. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata rata ketiadak hadiran kerja (selama
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ izin. (E) = 2.
“... Kami tidak memiliki toleransi untuk ketidak hadiran kerja, biasanya
jika berhalangan, kami harus mencari pengganti shif kami dan bertukar
shif dengan perawat yang menggantikan. Namun jika sakit, ada ketentuan
untuk maksimal 2 hari untuk tidak masuk kemudian disusulkan surat izin
sakit dan tetap saja sejumlah hari tidak masuk berikutnya diperhitungkan
untuk pembagian shif bulan berikutnya...”
6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSUD Dr. H. Andi
Abdurahman noor, waktu kerja rata rata tiap shif dalam 1 hari adalah 8
jam (6 hari kerja/minggu). (F) = 8 Jam.
Sehingga didapat jumlah waktu kerja tersedia adalah:
Waktu kerja tersedia = {A- (B+C+D+E)}x F

= {288- (8+3+11+2)}x 8 jam

= 264 x 8 jam
= 2.112 jam

= 126.720 menit/tahun.

 Menentukan kategori aktivitas keperawatan di Ruang Bedah RSUD. Dr. H.


Andi Abdurrahman Noor.
Peneliti membagi hasil observasi work sampling aktifitas keperawatan menjadi
lima bagian yaitu: aktivitas keperawatan langsung, aktivitas keperawatan tidak
langsung, aktivitas produktif lainya, aktifitas pribadi dan aktivitas non produktif.
Karena observasi dilakukan setiap lima menit maka waktu keperawatan
dikalikan lima, sehingga didapatkan satuan menit. Berikut ini adalah tabel
distribusi waktu aktifitas perawat diruang Bedah RSUD Dr. H. Andi
Abdurrahman Noor.
Tabel frekuensi Aktifitas keperawatan di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi
Abdurrahman Noor

No Aktifitas keperawatan langsung P S M


1. Komunikasi (15 menit) 450 300 500
2. Observasi TTV (15 menit) 90 270 300
3 Perbaiki dan mengganti infus (5 150 150 150
menit)
4. Memberikan injeksi dan 150 150 150
menyuntikan (5 menit)
5. Mengantarkan pasien (15 menit) 60
6. Mengukur tekanan darah (5 150 150 150
menit)
7. Memberikan obat oral (2 menit) 60 60 60
8. Mengecek diet pasien/ membantu 15 30 15
pasien makan / memasang NGT
(15 menit)
9. Membantu pasien BAK (5 menit) 5
10. Membantu pasien BAB (5 menit) 5
11. Memasang DC (15 menit)
12. Memasang selang oksigen (1
menit)
13. Membantu minum obat (2menit) 60 60 60
14. Membantu memposisikan tempat 4
tidur (2 menit)
15. Melatih atau menggerakan ROM 30
(15 menit)
16. Mengajarkan teknik nafas dalam 15
(5menit)
17. Membantu / menyeka pasien (15 90
menit)
18. Melakukan nebulizer (10 menit)
19. Membersihkan luka (15 menit) 105
20. Mengganti balutan / drain (WSD) 30
(5 menit)
21. Memberikan obat supositoria
(5menit)
22. Mengambil sampel darah untuk 5
tranfusi (5 menit)
23. Membantu pasien oral hygiene (5
menit)
24. Melakukan spuling (BPH) (15
menit)
25. Melepas jahitan (10 menit)
26. Membantu merendam cairan PK /
dettol (hemoroid) (15 menit)
27. Memasang tranfusi darah + 15
melepas (15 menit)
28. Memasang spalak pasien fraktur
(10 menit)
Jumlah 1.484 1.175 1.385
Keperawatan tidak langsung
29. Operan perawat (15 menit) 450 300 500
30. Mengganti alat tenun (15 menit) 90 270 300
31. Laporan visite dokter (5 menit) 75
32. Mendata obat (5 menit) 25
33. Menulis ASKEP (15 menit) 375 375 375
34. Asistensi visite dokter (10 menit) 250
35. Melengkapi rekam medik dalam 180
check shet (5 menit)
36. Menyiapkan alat dan obat (10 20 10
menit)
37. Menyiapkan transport (20 menit) 250
38. Dokumentasi pasien baru, keluar ( 45
3 menit )
39 Mengambil hasil lab / rontgen 10 5 4
( 15 menit )
40. Menerima telepon di nurse station 15
( 5 menit )
41. Mendata kerusakan alat (15 15
menit)
42. Mencatat jadwal pemberian obat 25 25 25
(5 menit)
43. Menuliskan rujukan lab (2 menit) 2 1 3
44. Membuat kasa (15 menit) 75
45. Membuat kapas alkohol (15 75
menit)
JUMLAH 2.002 976 1.217
Kegiatan keperawatan pribadi
46. Makan 7515,30 7514,70 757,42
47. Minum 255,10 254,90 252,47
48. Ibadah 7515,30 7514,70 754,42
49. Pergi ketoilet 153,06 356,86 353,46
50. Duduk NS 3006,22 30058,82 50049,50
51. Tidur dan istirahat 30029,70
JUMLAH 490 510 1010
Kegiatan perawat non produktif
52. Nonton TV 10036,36 30075,94
53. Mengobrol 7555,55 13047,27 5012,05
54. Urusan pribadi 0 4516,36 4511,39
55. Pergi keluar ruangan untuk 60 0 0
keperluan pribadi menit
44,44
56. Datang terlambat 0 0 0
57. Pulang awal 0 0 0
JUMLAH 135 275 395
Total penggunaan waktu kerja perawat pelaksana Ruang rawat inap bedah RSUD dr. H.
Andi abdurrahman Noor

No Kegiatan Pagi Siang Malam


keperawatan
1. Kegiatan 1484 36,09 1175 40,02 1385 34,59
keperawatan
langsung
2. Kegiatan 2002 48,69 976 33,24 1217 30,39
keperawatan
tidak langsung
3. Kegiatan 490 11,919 510 17,37 1010 25,22
pribadi
4. Kegiatan non 135 3,28 275 9,36 392 9,79
produktif
JUMLAH 4.111 2936 4.004

Sedangkan dari hasil wawancara mendalam dapat tergambar ketidakseimbangan


antara aktivitas keperawatan langsung dan tidak langsung sebagai berikut:
“... perawat disini lebih banayak mengerjakan kegiatan administratif dibandingkan
dengan kegiatan yang berhadapan dengan pasien, contohnya menulis askep dan
laporan yang berlembar lembar, yah walaupun kita tahu juga klau kerjaan itu tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain, perawat lebih banyak melakukan tugas
pendelegasian..”
Menentukan Standar Beban Kerja Perawat di Ruang Bangsal Bedah RSUD. Dr. H.
Andi Abdurrahman Noor.

Standar beban kerja = Waktu kerja tersedia

Rata rata waktu peraturan kegiatan pokok

Di SOP RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor belum ada waktu yang dialokasikan
untuk melaksanakan suatu kegiatan keperawatan, namun RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor telah mencantumkan alokasi waktu dalam prosedur penilaian
kinerja, seperti dalam kutipan wawancara mendalam berikut:
“... di SOP kita tidak ada tuh waktu untuk menyelesaikan satu kegiatan. Palingan sih
hanya di lembar telli-telli saja. Itupun kadang tidak segnifikan dalam
pengisisanya...”
Berikut ini adalah tabel standar beban kerja yang dihitung dari rata rata waktu untuk
melakukan kegiatan pokok sesuai dengan observasi yang dilakukan dan pedoman
penilaian kinerja yang dimiliki oleh RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor.

Tabel Standar Beban Kerja Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor.

No Kegiatan keperawatan langsung Rata rata Standar


waktu (menit) Beban kerja
1. Komunikasi 15 8320
2. Observasi TTV 15 8320
3. Perbaiki dan ganti infus 5 24960
4. Memberikan injeksi dan 5 24960
menyuntik
5. Mengantar pasien 15 8320
6. Mengukur tekanan darah 5 24960
7. Memberi obat oral 2 62400
8. Pengecekan diet pasien 0/ 15 8320
membantu pasien makan dan
memasang NGT
9. Membantu pasien BAK 5 24960
10. Membantu pasien BAB 5 24960
11. Memasang DC 15 8320
12. Memasang selang oksegen 1 124800
13. Membantu minum obat 2 62400
14. Membantu memposisikan tempat tidur 2 62400
15. Melatih/ menggerakan ROM 15 8320
16. Mengajarkan teknik nafas dalam 5 24960
17. Membantu menyeka pasien 15 8320
18. Melakukan nebulizer 10 12480
19. Membersihkan luka 15 8320
20. Mengganti balutan/drain (WSD) 5 24960
21. Memberikan obat supositoria 5 24960
22. Mengambil sampel darah/ tranfusi 5 24960
23. Membantu pasien oral hygiene 5 24960
24. Melakukan spulling pasien BPH 15 8320
25. Melepas jahitan 10 12480
26. Membantu pasien oral hygiene 15 8320
27. Memasang tranfusi darah + melepas 15 8320
28. Memasang spalk pasien fraktur 30 4160
No Kegiatan keperawatan tidak Rata rata Standar
langsung waktu beban kerja
29 Overan di Nurse Station 15 8320
30. Mengganti alat tenun 15 8320
31. Laporan visite dokter 5 24960
32. Mendata obat 5 24960
33. Menulis askep 15 8320
34. Asistensi visite dokter 10 12480
35. Melengkapi RM dan check shif 5 24960
36. Menyiapkan alat dan obat 10 12480
37. Menyiapkan transport 20 6240
38. Dokumentasi pasien baru keluar 3 41600
39. Mengambil hasil lab dan rongen 15 8320
40. Menerima telpon di NS 5 24960
41. Mendata kerusakan alat 15 8320
42. Mencatat jadwal pemberian obat 5 24960
43. Menulis request lab 2 62400
44. Membuat kassa 15 8320
45. Membuat kapas alkohol 15 8320

Menentukan Standar Kelongaran Perawat di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi


Abdurrahman Noor.

Standart kelonggaran = Rata rata waktu per- faktor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

N0 Kategori Faktor Rata Frekue Jumlah Standar


SDM kelonggar rata nsi (menit/ kelonggar
an waktu tahun) an
(menit)
1 Rawat Rutin 5 360 1800 0,0144
inap ruang Mengikuti
bedah brifing
2 Mengikuti 120 12 1440 0,011
evaluasi
rapat
ruanganbu
lanan
Mengikuti 240 4 360 0,007
pelatihan
3 Diskusi 5 14.200 71.000 0,5602
4 Adanya 240 4 960 0,007
workshop/
seminar
yang di
ikuti
perawat
ruangan
TOTAL 0,60

Peneliti menganggarkan 3 hari kerja atau 24 jam kerja per tahun, karena RSUD
Dr.H.Andi Abdurrahman Noor belum mempunyai kebijakan untuk memberikan
waktu minimal kepelatihan bagi perawat. Hal ini sesuai dengan kutipan hasil
wawancara mendalam berikut:
“...kami belum memiliki minimal waktu pelatihan yang harus di ikuti perawat,
bahkan untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan seharian biasanya diambil
perawat yang sedang libur atau tidak bertugas saat itu...”
Sedangkan di dalam standar kelonggaran, tidak dimasukan perhitungan bagi
kepala ruangan, karena menurut hasil wawancara mendalam, kepala ruangan tidak
melakukan asuhan keperawatan dalam kegiatan sehari hari.
“...kepala ruangan mempunyaio tugasnya sendiri, sehingga tidak memegang
asuhan keperawatan langsung terhadap pasien. Tugasnya sendiri saja sudah
banyak...”

Perhitungan kebutuhan Tenaga dengan metode WISN.

Dalam WISN terdapat lima langkah yang diperlukan untuk menghitung jumlah
perawat di Ruang Bedah yaitu:

1. Menetukan waktu kerja tersedia


2. Menetukan unit kerja berikut aktivitasnya
3. Menentukan standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Menghitung kebutuhan tenaga unit kerja
Keempat langkah untuk menghitung kebutuhan tenaga dengan metode WISN telah
dijabarkan menurut variable diatas. Sedangkan langkah kelima, yaitu menghitung
kebutuhan tenaga unit kerja disajikan dalam bentuk tabel serta diperdalam dengan hasil
wawancara mendalam.
Tabel Kebutuhan perawat di Ruang Bedah RSUD Dr.H.Andi Abdurrahman
Noor menurut WISN

No Kegiatan pokok Kuantitas Standar Kebutuhan


kegiatan beban SDM
pertahun kerja
1. Komunikasi 10.800 8320 1,89
2. Observasi TTV 9000 8320 1,68
3. Memasang, 10.800 24960 1,03
memperbaiki dan
mengganti infus
4. EKG - - -
5. Memberikan 5400 24960 0,81
injeksi/menyuntik
No Kegiatan pokok Kuantitas Standar Kebutuhan
kegiatan Beban SDM
pertahun Kerja
6. Mengantar pasien 5400 8320 1,249
7. Mengatur tekanan 3600 24960 0,744
darah
8. Mengecek diet 1900 8320 0,828
pasien/membantu
pasien makan/
memasang NGT
9. Memberi obat oral 5400 62400 0,608
10. Memandikan pasien 800 8320 0,609
11. Membantu pasien BAK 800 24960 0,632
12. Membantu pasien BAB 800 24960 0,632
13. Mengganti pampers - - -
14. Memasang kateter 1000 8320 0,720
15. Mengkafani jenazah - - -
16. Memasang selang O2
17. Membantu minum obat 3600 62400 0,657
18. Membantu 1800 62400 0,62
memposisikan tempat
tidur
19. Membantu - - -
mengecilkan
temperatur
20. Operan di NS 10,800 8320 1,89
No Kegiatan pokok Kuantitas Standar Kebutuhan
kegiatan Beban SDM
pertahun Kerja
21. Mengganti alat tenun 3600 8320 1,03
22. Laporan visite dokter 3600 24960 0,744
23. Mendata obat 5400 24960 0,81
24. Menulis askep 10800 8320 1,89
25. Asistensi visite dokter 5400 12480 1,03
26. Melengkapi RM dan 7200 24960 0,888
check sheet
27. koordinasi - - -
28. Menyiapkan alat dan 7200 12480 1,17
obat
29. Menyiapkan transport 1800 6240 0,888
30. Mengganti papan nama - - -
pasien
31. Menebus resep - - -
32. Dokumentasi pasien 3600 41600 0,68
baru keluar (serah
terima pasien)
33. Mengambil hasil lab 3600 8320 1,03
dan rongen
34. Menerima telpon di NS 5100 24960 0,80
35. Mendata kerusakan alat 500 8320 0,70
No Kegiatan pokok Kuantitas Standar Kebutuhan
kegiatan Beban SDM
pertahun Kerja
36. Mencatat jadwal 300 24960 0,61
37. Input data ke komputer - - -
38. Mengambil supli obat - - -
39. Menulis rujukan lab 1800 62400 0,62
40. Membantu membuat 500 8320 0,66
kapas alkohol
No Kegiatan pokok Kuantitas Standar Kebutuhan
Kegiatan beban SDM
pertahun kerja
41. Mengganti perban 500 8320 0,606
42. Mengajarkan teknik 5400 8320 1,24
nafas dalam
43. nebulizer 500 12480 0,64
44. Membersihkan luka 1800 8320 0,81
45. Mengganti balutan 1800 24960 0,67
drain/WSD
46. Memberikan obat 2400 24960 0,69
supositoria
47. Mengambil sampel 300 24960 0,61
darah untuk tranfusi
48. Membantu pasien oral 200 8320 0,62
hygiene
49. Melakukan spulling 100 12480 0,68
pasien BPH
50. Melepas jahitan 200 12480 0,61
51. Merendam cairan 100 24960 0,604
pasien/detergen
52. Memasang, melepas 200 24960 0,608
tranfusi darah
53. Memasang spalk pasien 200 4160 0,64
fraktur
TOTAL 37,183
Jadi perhitungan total kebutuhan tenaga dengan metode WISN adalah 37,183 atau
dibulatkan menjadi 37 perawat ditambah 1 orang perawat yang merupakan kepala
ruangan yang tidak menjalankan asuhan keperawatan maka total kebutuhan tenaga
perawat denganmenggunakan metode WISN adalah 38 perawat termasuk kepala
ruangan.
2.2.1 Survey Kepuasan Perawat
Survey kepuasan perawat di ruang bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu

Berdasarkan data angket yang disebarkan kepada 21 orang perawat Ruang bedah pada
tanggal 26 Mei 2017, di dapatkan hasil:

Tabel 2.8 Tingkat kepuasan perawat

N TIDAK
PERTANYAAN PUAS
O PUAS

1 Kemampuan perawat dibidangnya 85,71% 14,28%


berdasarkan struktur organisasi yang
telah berjalan di ruangan

2 Pembagian tugas yang dilakukan 95,23% 4,76%


diruangan

3 Kepala ruangan sudah optimal dalam 95,23% 4,76%


melaksanakan tugas-tugasnya

4 Kinerja ketua tim/PP 100% -

5 Kesempatan untuk meningkatkan 100% -


kemampuan kerja melalui
pelatihan/pendidikan tambahan

6 Kebijaksanaan rumah sakit mengenai 71,42% 28,57%


pemberian beasiswa atau pelatihan
pendidikan keperawatan

7 Jumlah pendapatan yang diterima 66,66% 33,33%


sesuai dengan latar belakang
pendidikan perawat

8 Jumlah jam kerja dalam 1 hari 100% -

9 Kesempatan untuk mengambil cuti 66,66% 33,33%


dalam 1 tahun

10 Beban kerja diruangan sesuai dengan 100% -


tingkat ketergantungan pasien yang
ada diruangan

11 Peran pos/pembantu perawat 38,09%


61,90%
diruangan untuk membantu
meringankan pekerjaan perawat

12 Perbandingan jumlah perawat dan 57,14% 42,85%


pasien diruangan

13 Pembagian tugas diruangan sudah 85,71% 14,28%


jelas

Sumber : Data Primer, 2017


Dari tabel 2.8 diatas, hasil kuisioner kepuasan perawat didapatkan data bahwa
responden yang mengatakan puas tertinggi pada item soal 4, 5, 8, dan 10 yaitu
masing-masing 21 orang (100%). Responden mengatakan tidak puas terbanyak pada
item pertanyaan 12 yaitu (perbandingan jumlah perawat dan pasien di ruangan )yaitu
sebanyak 42,85 %.

2.2.2 Karakteristik Pasien


Tabel 2.9 Karakteristik jenis kelamin pasien yang dirawat di ruangan perawat bedah
RSUD dr. Andi. H. Abdurrahman Noor Tanah Bumbu bulan Febuari- April
2017

No Tahun Bulan Laki-laki Perempuan Total

1 2017 Febuari 85 53 138

2 Maret 73 58 131

3 April 81 49 130

Total 399

Sumber : Data sekunder, 2017

2.2.8 Jumlah Penyakit Terbanyak

Tabel 2.10 Karakteristik penyakit pasien yang dirawat di ruangan perawatan di ruang
bedah bulan Febuari 2017
No Penyakit Febuari
1 Tumor 36
2 Abses 18
3 Close fraktur 10
4 Cidera kepala ringan 9
5 Hernia Ingunalis 9
6 Union Fraktur 6
7 Open fraktur 6
8 Ulkus 3
9 Ruptur 3
10 Gangren 3
11 Appendiksitis 2
12 Retensio Urin 2
13 Vulnus 2
14 Ganglion 2
15 Diabetik Foot 2
16 Ateroma 2
17 Trauma Thorax 2
18 Hematuria 2
19 CKS 1
20 Korpus Alienum 1
21 Kista Ganglion 1
22 Abdominal Pain 1
23 Hemoroid 1
24 Osteomelitis 1
25 Trauma Amputasi 1
26 Kanker 1
27 LBP 1
28 Dislokasi 1
29 BPH 1
30 Remove Implant 1
31 Combutio 1
32 Finger flip injury 1
33 Selulitis 1
34 Kolik Renal 1
35 Dekuirvaindissease 1
36 Urolitiasis 1
37 Non Union Fraktur 1
Sumber : Data sekunder, 2017
2.3 M2 (MATHERIAL)
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Secara kualitatif fasilitas yang tersedia
seharusnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat
kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan
oleh masing-masing Rumah Sakit yang disesuaikan dengan jenis kapasitas unit
pelayanan.
a. Denah Ruangan
Ruang Bedah adalah ruang perawatan Bedah, dengan kapasitas tempat tidur
30 bed, di pimpin oleh kepala ruangan dan terbagi atas 3 Tim, tiap Tim dibagi 5-6
perawat.
Adapun lokasi dan denah di Ruang perawatan bedah (Penyakit Dalam)
RSUD Dr. H. Andi Abdurrhman terletak dengan uraian sebagai berikut :

2.1.3 Denah Ruang bedah


Ruang Tindakan

Isolasi Bedah Bedah Wanita B.W II


Anak
Security

Kelas I Ruang Bedah pria B.L II


Perawat

Tandon
air
B

Keterangan :

a. Sebelah barat: Bangsal umum


S U
b. Sebelah timur: Kantor DPR
c. Sebelah Utara: Sawah
d. Sebelah Selatan : Bangsal interna
T
Gambar 2. 3 Lokasi dan Denah Ruangan Bedah RSUD,dr.H.Andi Abdurrahman Noor
b. Fasilitas / Alat (material)
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Secara kualitatif fasilitas yang tersedia
seharusnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat
kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan
oleh masing-masing Rumah Sakit yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit
pelayanan. Adapun yang menjadi syarat/standar sebuah ruangan perawatan yang baik
antara lain:
1) Tenang
2) Terjaga kebersihannya
3) Sirkulasi udara dan cahaya baik
4) Luas ruangan cukup nyaman
5) Privasi klien terjaga
6) Memenuhi standar keamanan klien

c. Sarana Prasarana
Tabel 2.11 Daftar Sarana/Prasarana Ruang Perawatan Bedah Tahun 2017

KONDISI
No NAMA BARANG MERK/TIPE/TAHUN JUMLAH
Baik Rusak

         

ALAT MEDIK/KEPERAWATAN

1 Bed Side Cabinet 2015 50 48 2

2 Bed tidur 2015 42 42

3 Sterilisator 1 1

4 Standar Infus 2015 42 42


5 Standar Infus roda 2016 2 2

6 X –Ray Viewer 2013 1 1

Tempat sampah
7 medis 6 6

8 Pulse Oxymetri 1 1

9 Nebulizer 1 1

10 Suction

11 Spigmomanometer 3 2 1

12 Stetoskop 3 3

13 Pharmacy trolly 2015 1 1

14 Timbangan 1 1

15 Humidifier 5 5

16 EKG 2 2

17 Kursi roda 4 4

18 Standar Infuse 30 30

19 Dressing set 3 3

Ambu Bag
20 Resusitasi 1 1

21 Timbangan Badan 1 1

22 Brankard 2 2

ALAT RUMAH TANGGA

23 AC 2 pk DAIKIN, 2017 1 1

24 Remote AC DAIKIN, 2017 1 1

25 Jam dinding 2 1 1

26 Kulkas 2014 1 1
27 Kursi plastik 7 7

28 Kursi kayu coklat 1 1

29 Lemari instrument 1 1

Kursi + meja
30 dokter 1 1

Lemari linen
31 (kaca) 1 1

Rak sepatu
32 aluminium 1 1

Rak obat ( stainlles


33 ) 1 1

Tempat sampah
34 non medis 4 4

Tempat sampah
35 medis 4 4

Tempat sampah
36 infeksius 1 1

Bak sampah medis


37 injek 1 1

Bak sampah untuk


38 di WC 6 6

39 Trolley EKG 1 1

40 Tv 21inch + rak 1 1

41 Meja kerja 3 3

Kipas angin 3
42 temple 36 6

43 Apar 1 1

44 Komputer 1

45 Saturasi oksigen 1 1

46 Gorden tirai 30 30
Sarung bantal baru
47 & lama 50 50

seprai pasien baru


48 & lama 50 50

49 Bantal 20 15 5

Sumber :Data Sekunder2017

Fasilitas Ruang Bedah

a. A. 1. Nurse Station
b. Terdiri dari :
c. 3 Meja perawat.
d. 1 Meja Kepala Ruang
e. 1 Meja Administrasi
f. 1 Ruang Istirahat Perawat
g. B. Ruang pasien
h. Terdiri dari :
i. 1 Ruang kelas I dan WC
j. 5 Ruang kelas III dan WC
k. 1 Ruang Isolasi dan WC
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Bedah dari tanggal 25-26 Mei 2017
ditemukan:

a) Kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia seperti :


- Ruang kepala Ruangan.
- Ruang Administrasi.
- Ruang Dokter Jaga.
- Ruang Rapat
- Pantry di ruang perawat
- Ruang Linen
b) Kurangnya kulkas untuk obat
Tabel 2.12 sarana dan prasarana

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Lokasi dan denah ruangan sudah baik 47,62% 52,30%

2 Rencana untuk merenovasi ruangan 42,62% 57,14%

3. Peralatan diruangan untuk perawatan pasien sudah 85,71% 14,28%


lengkap

4. Menambah peralatan perawatan 85,71% 14,28%

5. Jumlah alat disesuaikan dengan rasio pasien 28,57% 71,42%

6. Fasilitas diruangan sudah lengkap untuk perawatan 33,33% 66,66%


pasien

7. Perawat mengerti cara mengunakan semua alat-alat 76,19% 23,80%


perawatan

8. Administrasi penunjang yang dimiliki sudah 90,47% 9,58%


memadai

2.2 M3 (METODE)
2.2.1 Penerapan MAKP
Secara struktur ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor
menerapkan metode TIM, pelaksanaann dan tanggung jawab masing- masing perawat
sudah optimal, sesuai standar yang ditetapkan RS.
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Bedah RSUD dr.H. andi
Abdurrahman Noor adalah model MAKP dengan metode TIM. Metode Tim yaitu
suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode TIM didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi, sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat.
Ruang bedah menggunakan 3 tim dipimpin oleh ketua tim yang membawahi 5-6
orang perawat pelaksana.
Sebanyak 100% Perawat mengatakan mengerti dengan model askep yang
digunakan dengan menggunakan model tim rawat inap pasien lebih pendek sebanyak
85,71%. Tanggung jawab dan pembagian tugas sudah jelas sebanyak 85,71%. Tugas
karu, katim, sudah sesuai dengan standar.
Uraian Tugas Karu, Katim, PP

1. Uraian Tugas kepala ruangan

Table rekapitulasi uraian tugas kepala ruangan di ruang Dahlia tahun 2011.

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


1. Membuat rencana tahunan,bulanan, mingguan dan √
harian
2. Mengorganisasikan pembagian tim dan pasien sesuai 
dengan jumlah perawat dan kebutuhan pasien
3. Menciptakan komunikasi yang terbuka dengan semua 
staf dengan mengadakan pre dan post conference,
pertemuan ruangan, dan rutin memberikan umpan
balik tentang prestasi kerja stafnya
4. Memberikan pengarahan kepada seluruh staf yang ada √
diruangan.
5. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan √
yang ada diruangan.
6. Memfasilitasi kolaborasi dengan tim kesehatan yang √
lain
7. Melakuakn audit asuahan dan pelayanan keperawatan
diruangannya kemudian menindaklanjutinya. √
Rata-rata 100% 0%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tugas kepala ruangan sudah
berjalan sesuai dengan tugasnya sebesar 100 %.

2. Uraian Tugas Ketua Tim

Table rekapitulasi uraian tugas ketua tim di Ruang Dahlia 1 tahun 2011.

N Aspek yang dinilai Ya Tidak


o
1. Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan 
harian
2 Mengatur jadwal dinas tim yang dikoordinasi dengan √
kepala ruangan
3. Pembagian pasien ke anggota tim sehingga masing- 
masing pasien mempunyai perawat yang
bertanggungjawab terhadap kesinambungan askep
pasien dari sejak masuk sampai pulang secara
koperehensip
4. Membagi tugas yang harus dilakukan oleh setiap 
anggota tim dan memberiakan bimbingan pre dan pos
conference.
5. Melakuakn pengkajian perencanaan pelaksanaan, 
evaluasi asuhan bersama semua anggota tim.
6. Memberikan pengarahan kepada perawat pelaksana 
tentang pelaksanaan askep
7. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya 
dalam pelaksanaan askep
8. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi 
tanggung jawab tim lainnya
9. Melakukan perbaikan dalam pemberian asuhan 
keperawatan
Rata-rata 55,55 % 44,44 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas ketua tim sebagian besar
telah dilakukan yaitu sebesar 55,55 %.

1. Uraian Tugas Perawat Pelaksana


Table rekapitulasi uraian tugas perawat pelaksana di Ruang Dahlia 1 tahun 2011.

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


1. Melakukan rencana harian asuhan keperawatan yang 
menjadi tanggung jawabnya
2 Melakuakn asuhan keperawatan dengan melakukan 
interaksi dengan pasien dan keluarga berdasarkan
rencana asuhan kepeawatan yang telah disusun.
3 Mencatat dengan tepat dan jelas keperawatan yang √
telah diberikan berdasarkan respon pasien
4 Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada 
ketua tim.
Rata-rata 100% 0

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perawat pelaksana telah
terlaksana dilakukan yaitu sebesar 100%.

b. Pelaksanaan

Tabel rekapitulasi conference Ruang Dahlia I RSUD Ngudi Waluyo Wlingi 2011.

Pre Conference

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


.
1. Kepala ruang mengucapkan salam dan 100%
menyampaikan tujuan preconfrence
2. Membacakan tingkat ketergantungan klien dan 100%
kebutuhan jumlah perawat
3. Membagi ketua tim dan anggota tim, 100%
mempersilahkan ketua tim membagi pasien
kelolaan untuk perawat pelaksana
4. Ketua tim menujuk perawat pelaksana dan 100%
pasien kelolaannya
5. Dalam mempresentasikan kasus yang ada pada 100%
tim menyebutkan:
1. Identitas klien
2. Diagnosa medis
3. Diagnosa keperawatan
4. Diskusi kasus sulit dan saran
6. Kepala ruang
 Meminta tim lain untuk memberikan saran 100%
 Menyimpulkan apa yang telah disampaikan 100%
ketua tim
100%
 Memfasilitasi diskusi antar pasien
 Memberi himbauan pada ketua tim dan 100%

perawat pelaksana prosedur yang akan


dilakukan
100%
 Ucapan salam, motivasi, dan penutupan
100%
 Kontrak untuk middle conference
Rata-rata 16,67 % 83,33%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil hampir seluruhnya (83,33) tidak sesuai
dengan pelaksanaan.

Post conference

No. Aspek yang diteliti YA TIDAK


1. Kepala ruangan 100%
 Salam dan pengantar
 Mempersilahkan ketua tim untuk melaporkan
kondisi pasien kelolaannya
2. Ketua tim 100%
Mempersentasikan kasus yang ada pada timnya
meliputi ;
 Identitas klien
 Diagnosa medis
 Diagnosa keperawatan
 Evaluasi
 Masalah yang dihadapi dan saran dari anggota
tim

3. Kepala ruang 100%


Meminta tanggapan tim lain untuk memberikan
saran:
 Menyimpulkan apa yang telah disampaikan
ketua tim
 Memberi reward dan pujian
 Ucapan salam, motivasi dan penutup
Rata-rata 33,33% 66,67%
Rata-rata pre dan ,post 20% 80%

Berdasarkan tabel rekapitulasi coference di Ruangan bedah didapatkan bahwa untuk


kegiatan conference belum sepenuhnya optimal dikarenakan untuk pre dan post conference
belum terlaksana dengan baik, data menunjukkan prosentase untuk conference hanya sebesar
80 %.

2.4.2 Timbang Terima

Timbang terima merupakan cara menyampaikan dan menerima suatu laporan


yang berkaitan dengan keadaan klien baik dari perawat malam ke perawat pagi, atau
perawat pagi ke perawat siang. Tujuan timbang terima adalah sebagai berikut :
1) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien terakhir
2) Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada
pasien.
3) Menyampaikan permasalahan keperawatan pasien masih ada dan yang sudah
terselesaikan
4) Menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya
5) Menyusun rencana untuk dinas berikutnya
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang
terima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
kontinue dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kerjasama
yang bertanggung jawab antara anggota tim. Ketentuan dalam timbang terima itu
adalah sebagai berikut:

1) Dilaksanakan pada setiap pergantian shift


2) Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
3) Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun yang akan berdinas
4) Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, menggambarkan
keadaan klien dan tetap menjaga kerahasiaan pasien
6) Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan
keperawatan, rencana, tindakan, dan perkembangan kesehatan pasien
Mekanisme timbang terima :

Kepala ruangan membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan


atau problem solving

Supervisor membantu untuk mengarahkan, mengatur dan membagi


perawat sesuai dengan jumlah pasien yang ada

Diskusi di nurse station (karu, perawat primer, staf


perawat) kondisi pasien

Timbang terima disamping pasien, karu, perawat


primer, staf perawat
Deskripsi: timbang terima memiliki tekhnik timbang terima, pembuatan alat sarana,
penentuan materi timbang terima dan pendokumentasian hasil timbang terima.

Alur timbang terima :


Bed klien

Perawat jaga malam

Perawat jaga siang Perawat jaga pagi

Data Subyektif Data Obyektif

Telah dilakukan Belum dilakukan

Pekrkembangan keadaan pasien

Masalah:

- Teratasi
- Belum teratasi
- Teratasi sebagian
- Muncul masalh baru
Overan dilakukan diruangan sebanyak 85,71%, sebanyak 80,95% timbang terima
dihadiri oleh semua perawat, pelaksanaan dilaksanakan 1-2 kali, penerapan timbang
terima belum sesuai dengan SOP
2.4.1 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi, melibatkan pasien secara langsung
sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota TIM dan hasil pengkajian, wawancara
dan observasi dengan kepala ruangan dan perawat diruangan untuk ronde keperawatan
di ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor belum dilaksanakan secara
berkala dan terakhir dilakukan ronde keperawatan pada bulan Oktober 2016.

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan 100% -
2 Perawat mengerti adanya ronde keperawatan 61,90% 38,09%
3 Pelaksanaan ronde keperawatan telah optimal 19,04% 80,95%
4 Ronde dilaksanakan setiap bulan 19,04% 80,95%
5 Keluarga pasien mengerti tentang ronde keperawatan 23,80% 76,19%
6 Tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan telah dibentuk 71,42% 28,57%

7 Tim yang dibentuk telah melaksanakan ronde dengan 38,9% 61,90%


optimal

2.4.4 Pengelolaan Logistik dan Obat

Dari pengkajian yang kami dapatkan pada pengelolaan sentralisasi obat di


Ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor, obat-obatan pasien disimpan
dalam lemari khusus, dan obat-obatan pasien dimasukkan dalam loker/box yang sudah
dipisahkan sesuai kamar. Obat-obatan emergency disimpan dalam trolley emergency
yang ada. Adapun alur pengelolaan obat di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi
Abdurrahman Noor adalah sebagai berikut, yaitu obat diresepkan oleh dokter di dalam
status pasien dan di lembar resep setelah pemeriksaan, kemudian resep obat didalam
status pasien ditulis dalam buku pelaporan setelah itu lembar resep diserahkan ke
keluarga kemudian diambil ke apotik setelah itu diserahkan ke perawat dan obat
dimasukkan ke lemari khusus obat-obatan pasien.
Alur Pengelolaan Obat Ruang Bedah
Dokter meresepkan obat

Perawat mencatat ke dalam buku pelaporan

Resep diserahkan ke keluarga pasien

Keluarga pasien mengambil obat ke apotik & serahkan ke perawat

Perawat memasukkan obat ke loker obat pasien

Perawat memberikan obat kepada pasien

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Diruangan terdapat sentralisasi obat 76,19% 23,80%
2 Perawat diberi wewenang dalam urusan 57,14% 42,85%
sentralisasi obat
3 Format persetujuan sentralisasi obat dari - 100%
pasien/ keluarga pasien
4 Di ruangan terdapat ruangan khusus untuk 66,66% 33,33%
sentralisasi obat
5 Sudah ada kelengkapan sarana dan prasarana 28,57% 71,42%
pendukung sentralisasi obat
6 Selama ini perawat memisahkan 90,47% 9,52%
kepemilikan antar obat pasien
7 Pemberian etiket dan no.kamar pada obat- 85,71% 14,28%
obatan pasien
8 Menginformasikan tentang kepemilikan obat 42,85% 57,14%
yang telah digunakan

2.4.1 Penerimaan Pasien Baru


Dari hasil pengkajian yang kami dapatkan di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi
Abdurrahman Noor dalam penerimaan pasien baru diruangan sudah berjalan dengan
baik berdasarkan status pasien yang telah dikaji di ruangan lain seperti IGD beserta
laporan dan terapi yang sudah dikaji di ruangan lain, namun perawat belum
melakukan orientasi ruangan dikarenakan banyak pasien maupun keluarga yang masih
bingung dengan ruang perawatan.

ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU

Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:

1. Lembar pasien masuk RS


2. Lembar format pengkajian pasien
3. Nursing Kit
4. Informed consent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan
pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru

Pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar


penerimaan pasien baru

Terminasi
Pasca Evaluasi

2.4.2 Discharge Planning


Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge planning
menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan TIM atau memiliki tanggung
jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya. RCP
(2001).

Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah dilaksanakan,


ditandai dengan adanya formulir discharge planning di lembar status pasien yang
dilengkapi dengan tanda tangan DPJP, bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan, akan
tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan hanya dilaksanakan saat pasien
akan pulang dan isinya hanya penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien dan
menganjurkan untuk perawatan luka selanjutnya ke rumah sakit dan minum obat
teratur sesuai anjuran dokter . Dalam melakukan discharge planning perawat
memberikan brosur maupun leaflet pada pasien, sehingga pasien ingat tentang
penjelasan yang sudah diberikan oleh perawat.

  Perencanaan Pulang  YA TIDAK 

1 Perawat mengerti tentang perencanaan pulang 85,71%  14,28% 

Adakah yang ada berikan saat melakukan perencanaan


2 pulang pasien 76,19%  23,80% 

3 Apakah anda bersedia melakukan perencanaan pulang  80,95% 19,04% 

Apakah sudah ada pembagian tugas tentang perencanaan


4 pulang 57,14%  42,85% 

5 Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat melakukan  80,95% 19,04% 


perencanaan pulang

Apakah bahasa yang anda gunakan dalam melakukan


perencanaan pulang mengalami kesulitan untuk dipahami
6 pasien 33,33%  66,66% 

Apakah setiap selesai melakukan perencanaan pulang,anda


7 melakukan pendokumentasian  76,19% 23,80 

TOTAL 54 % 45%

Alur discharge planing

Pra PP
discharge
planing
Identifikasi
pasien

Persiapan waktu:
Pelaksanaan
discharge - Obat Tindakan /
planing - Rencana kontrol penkes/diskusi

- Diet dirumah

Evaluasi
Post
discharge
plannning

2.4.7 Supervisi Keperawatan


Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas
keperawatan. Supervisi adalah upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Tujuan dilaksanakannya supervisi
dalam memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga bawahan
memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan
hasil yang baik, dan salah satu manfaatnya adalah meningkatkan efektifitas dan
efesiensi kerja itu sendiri.

Pengkajian yang kami dapatkan, di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi


Abdurrahman Noor, supervisi sudah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik,
diantaranya 1 orang kepala ruangan, 3 orang ka-TIM dan 17 orang perawat pelaksana.
Sistem perencanaan kinerja tim di ruangan sudah direncanakan dan dilakukan
sebagaimana mestinya oleh setiap ka-TIM yang mengatur devisi mereka masing-
masing.

Jawaban
NO Pertanyaan
ya tidak

  Supervisi    

1 Mengerti tentang supervisi 100%

2 Supervisi telah dilakukan diruangan 100%

3 Adakah yang melakukan supervise 100%

4 Format baku yang untuk supervisi setiap tindakan 100%

5 Format untuk supervisi sudah sesuai dengan standar keperawatan 100%

6 Alat ( instrumen )untuk supervisi tersedia secara lengkap 100%

7 Hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat 100%

8 Selalu ada umpan balik dari supervisor untuk setiap tindakan 100%

9 Puas dengan hasil dari umpan balik tersebut 100%

10 Adakah tindak lanjut untuk setiap hasil supervise 25% 75%

11 Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap tindakan 100%


sesuai dengan hasil perbaikan dari hasil supervise
12 Mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi 50% 50%

Dari hasil instrumen untuk supervisi yang didapatkan ketersediaan alat untuk
supervisi secara lengkap yang mengatakan tidak sebanyak 100%, tindak lanjut untuk
setiaphasil supervisi yang mengatakan tidak 75%, pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi yang mengatakan tidak 50%.

2.4.1 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi keperawatan yang dilakukan keperawatan meliputi pengkajian
review of system (ROS), serta diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP.
Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara
manual (belum menggunakan komputerisasi).
Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap nasihat dokter dan tindakan
mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan didokumentasikan. Dokumentasi
asuhan keperawatan langsung dilaksanakan segera setelah pasien masuk dan terjadi
masalah keperawatan.

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku 100% -
di ruang bedah ini
2 Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format 61,90% 38,09%
dokumentasi tersebut dengan benar tepat
3 format yang digunakan ini bisa membantu 61,90% 38,09%
( memudahkan ) perawat dalam melakukan pengkajian
pada pasien
4 menjelaskan pendokumentasian dengan tepat waktu 61,90% 38,09%
( segera setelah melakukan tindakan
5 model dokumentasi yang digunakan ini menambah 61,90% 38,09%
beban kerja perawat
6 model dokumentasi yang digunakan ini menyita banyak 61,90% 38,09%
waktu perawat
Tabel 2.12 Hasil evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A) di
ruang Bedah RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor

SEBELUM MAKP
N ASPEK YANG DINILAI Tgl 10-11 Mei 2016
o

I PENGKAJIAN YA TIDAK

1 Mencatat data yang dikaji sesuai 12 (100%)


dengan pedoman pengkajian

2 Data dikelompokkan (bio – psiko - 12 (100%)


sosial – spiritual)

3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai 12 (100%)


pasien pulang

4 Masalah dirumuskan berdasarkan 12 (100%)


kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan

JUMLAH 75% 25%

II DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Diagnosa keperawatan berdasarkan 12 (100%)


masalah yang telah dirumuskan

2 Diagnosa keperawatan mencerminkan 12(100%)


PE/PES

3 Merumuskan diagnosa keperawatan 12(100%)


aktual/potensial

JUMLAH 100%

III RENCANA DAN TUJUAN


ASUHAN KEPERAWATAN

1 Merumuskan perencanaan sesuai 12 (100%)


dengan diagnosa yang didapat

saat pengkajian

2 Menetapkan rencana keperawatan 12 (100%)


sesuai dengan prioritas masalah

JUMLAH 100%

IV TINDAKAN

1 Tindakan keperawatan sesuai dengan 12 (100%)


diagnosa dan masalah yang didapat
saat pengkajian

2 Tindakan keperawatan sesuai dengan 12 (100%)


prioritas masalah

3 Pendokumentasian tindakan 12 (100%)


keperawatan

JUMLAH 100%

V EVALUASI

1 Evaluasi mengacu pada tujuan 12 (100%)

2 Hasil evaluasi dicatat 12 (100%)

VI CATATAN ASUHAN 100%


KEPERAWATAN

1 Menulis pada format yang baku 12 (100%)

2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan 12 (100%)


tindakan yang dilaksanakan

3 Pencatatan ditulis dengan jelas, 12 (100%)


ringkas, istilah yang baku dan benar

4 Setiap melakukan tindakan/kegiatan, 12 (100%)


perawat mencantumkan paraf/nama
jelas dan tanggal jam

5 Berkas catatan keperawatan disimpan 12 (100%)


sesuai dengan ketentuan yang berlaku

JUMLAH 80% 20%

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari semua aspek yang


dinilai yaitu pada pengkajian dilakukan 75% , diagnosa 100%, rencana dan
tujuan asuhan keperawatan 100%, tindakan 100%, dan evaluasi 100%,
catatan asuhan keperawatan 80%.

2.4.2 Prosedur tetap (SOP dan SAK)


a. Standar Operasional Prosedur
1) SOP Memasang Infus
2) SOP Mengukur TTV
3) SOP Memberikan Obat melalui Rectal, Vagina, Hidung
4) SOP mengambil darah dari pembuluh darah vena, Arteri
5) SOP pemberian terapi Oksigen
6) SOP Memberikan Obat Melalui Mulut
7) SOP Memberikan Obat melalui Suntikan
8) SOP persiapan Pemasangan CVP
9) SOP Pengukuran CVP
10) SOP Perawatan CVP
11) SOP Cuci Tangan
12) SOP Perawatan Luka
13) SOP Perekaman EKG
14) SOP Pemberian Nebulisasi
15) SOP Persiapan dan Pemasangan Endotracheal Tube
16) SOP Perawatan Dekubitus
17) SOP Perawatan Tracheostomi
18) SOP Pemasangan Pipa Nasofaring
19) SOP Pemasangan Orofaring
20) SOP Pemasangan & Perawatan DC
21) SOP Persiapan & Pemasangan Drainase Thoraks
22) SOP Fisioterapi Nafas
23) SOP Pemberian Amiodarone /epineprine /dobutamin /dopamine /sulfate
atropine /MgSo4 dan Syringe pump
24) SOP Pemasangan Sarung Tangan Steril
25) SOP Pemasangan Monitor Pasien
26) SOP RJP
27) SOP Pernafasan Buatan dengan BVM
28) SOP Melakukan Tindakan DC Shock
29) SOP Memasang Monitor ECG
30) SOP Pemasangan Collar Brace
31) SOP Pemasangan Skin Traksi
32) SOP Skeletal Traksi
33) SOP Gastric Cooling
34) SOP Memandikan Pasien Ditempat tidur
35) SOP memasang lingkar abdomen
36) SOP Memasang Masker
37) SOP Membantu pasien BAB & BAK
38) SOP Pemberian enema
39) SOP Perawatan luka kotor/ gangren/ gastrostomy
40) SOP Perawatan pasien Kolostomy
41) SOP Perawatan pasien dengan WSD
42) SOP Perawatan pasien menghadapi sakaratul maut
43) SOP Perawatan Pasien Meninggal
44) SOP Tekhnik Sterilisasi Autoklaf
45) SOP Prosedur Pencucian Alat Instrument
46) SOP Prosedur Mencuci Rambut/ Menyisir Rambut
47) SOP Prosedur Mencukur Daerah Operasi
48) SOP Prosedur Menilai Derajat Kesadaran dengan GCS
49) SOP Penerimaan Klien
50) SOP Pemasangan Sonde (NGT)
51) SOP Prosedur Persiapan Operasi Cyto
52) SOP Prosedur Persiapan Sebelum Operasi
53) SOP Prosedur Observasi Pasien Koma
54) SOP Prosedur Memberi Obat Luar (tetes telinga) / Salep Mata
55) SOP Memberikan Makanan Melalui NGT
56) SOP Memberikan Kirbat Es
57) SOP Mengukur Cairan Yang Masuk dan Keluar
58) SOP Observasi Cairan Infus
59) SOP Prosedur Merawat Luka Setelah Pembedahan
60) SOP Prosedur Pemasangan Ransel Verban
61) SOP Pemberian Huknah
62) SOP Prosedur Penanganan FLAIL CHEST
63) SOP Prosedur Penanganan Pasien Kejang Demam
64) SOP Prosedur Pengambilan Kultur Sputum Melalui ETT
65) SOP Pemberian Transfusi
66) SOP Prosedur Melakukan Suction
67) SOP Prosedur Melakukan Bidai
68) SOP prosedur Persiapan Tindakan NEEDLE CIRCO TIROIDOTOMY
69) SOP Pemasangan Needle Torachosintesis
70) SOP Suctioning Endotracheal (Bronkial Toilet)
71) SOP Pemberian Oksigen dengan Masker
72) SOP Pemasangan Kondom Kateter
73) SOP Persiapan Menjahit Luka
b. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
1) SAK gangren DM
2) SAK Cidera Kepala
3) SAK Tahanan Peningkatan TIK
4) SAK Infeksi Saluran Perkemihan
5) SAK Urolithiasis
6) SAK Batu Buli-Buli
7) SAK Fraktur
8) SAK Amputasi
9) SAK Pre Operasi
10) SAK Post Operasi
11) SAK Katarak
12) SAK Hiactal Hernia
13) SAK Appendiksitis Akut
14) SAK Haemmoroid
15) SAK Luka Tusuk
16) SAK Fibroadenoma Mammae
2.4.3 M4 (Money)
Berdasarkan informasi yang didapatkan anggaran dana untuk ruang Bedah
biasanya diberikan anggaran pertahun oleh APBD. Dimana sebelumnya membuat
proposal yang kemudian diajukan kepada bagian perencanaan anggaran RS Dr. H.
Andi Abdurrahman Noor. Dalam pengajuan proposal tersebut dicantumkan perincian
dana yang diperlukan baik itu dari dana untuk perbaikan fasilitas ruangan atau
fasilitas alat. Apabila proposal tersebut disetujui maka anggaran dana yang diperlukan
akan diberikan dan dipergunakan oleh ruangan seefisien dan efektif mungkin.

Tabel 2.13 Distribusi Tarif Pelayanan Rawat Inap Ruang Bedah Tahun 2017.

Kelas Tarif Ruangan Dokter Visite Dokter perawat Jumlah


DR Spesialis Umum

Kelas I 200.000,-/malam 75.000,- 40.000,- Disesuaikan

Kelas II - - - Disesuaikan

Kelas III 100.000,-/malam 35.000,- 30.000,- Disesuaikan

Isolasi 100.000,-/malam 35.000,- 30.000,- Disesuaikan

Sumber : Data Sekunder 2017

Prosedur pengadaan barang diruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu
Permohonan barang domestik ruangan Bedah

Kepala Ruangan

Ka. Instalasi Rawat Inap

Masuk kebagian proyek pengadaan sarana ( Kasi Sarana dan Prasarana)

Nota dinas dan Kasisarana dan Prasarana

Disposisi Pejabat Pengadaan

Pelaksanaan pengadaan

Panitian pengadaan
Gambar 2.6 prosedur pengadaan barang diruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu

Tabel 2.17 Cara Pembayaran Pasien Rawat Inap Ruang Bedah Bulan Februari-April
2017

N Masuk Keluar Jumlah


o Kegiatan Februari Maret April ∑ Februari Maret April ∑ Hari
Rawat
L P L P L P L P L P L P
1 BAYAR/UMUM 15 3 0 0 1 2 21 10 5 0 0 1 2 18 78
2 BPJS 20 20 33 20 10 17 120 20 18 32 20 10 17 117 484
3 JAMKESDA 50 30 40 38 70 30 258 53 30 40 38 70 30 261 370
JUMLAH 85 53 73 58 81 49 399 83 53 72 58 81 49 396 240

Sumber : Data Sekunder

2.5 M5 (MUTU)
Proses pemberian pelayanan diruangan Bedah dilakukan melalui tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pendokumentasian, yang
beracu pada SOP (Standard Operating Prosedur) dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan).
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan
perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak untuk dipromosikan
sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya-
upaya penjaminan mutu pelayanan keperawatan.

2.5.1 Indikator Pelayanan


Tabel 2.18 Indikator Pelayanan Ruang Bedah pada bulan Februari- April Di RSUD
dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu.

TT 33 BOR BTO LOS (Hari) TOI (Hari)


BULAN (%) (Kali)
Februari 50,64 4,3 3,4 3,5
Maret 51,42 4.43 3,1 3,06
April 51,42 4,43 3,1 3,06
Jumlah /3 bulan 51,6% 4,8% 3,2% 3,20%
Sumber : Data Sekunder

Dari tabel 2.1 Diketahui Indikator pelayanan selama 3 bulan pada bulan
februari, maret, april Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor BOR
51,6%, BTO 4,8% kali, LOS 3,2% hari, TOI 3,20% hari. Dari data diatas dapat
disimpulkan indikator ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor relatif
stabil.
Dari survey kepuasan pasien pada tanggal 26 Mei 2017 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 2.19 Survey kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu.

No. KARAKTERISTIK STP TP P SP


1. KEANDALAN
A. Perawat mampu menangani masalah 0 70 2
perawatan anda dengan tepat dan (0%) 0(0%) (83,33%) (16,6%)
profesional.
B. Perawat memberikan informasi tentang 0 2 10 2
fasilitas yang tersedia, cara (0%) (7,69%) (83,33%) (16,6%)
penggunaannya dan tata tertib yang
berlaku di RS.
C. Perawat memberitahu dengan jelas hal 0 1 8 3
hal yang dilarang dalam perawatan anda. (0%) (8,333% (66,66%) (25%)
)
D. Perawat memberitahu dengan jelas hal 0 4 11 6
hal yang harus dipatuhi dalam (0%) (8,33%) (91,66%) (23,08%)
peraewatan anda.
E. Ketepatan waktu perawat tiba diruangan
ketika anda membutuhkan perawat. 0 3 7 2
(0%) (25%) (58,33%) (16,6%)
2. JAMINAN
A. Perawat memberi perhatian terhadap 0 1 10 1
keluhan yang anda rasakan. (0%) (8,33%) (83,33%) (8,33%)
B. Perawat dapat menjawab pertanyaan 10 1
tentang tindakan perawatan yang 0 1 (83,33%) (8,33%)
diberikan kepada anda. (0%) (8,33%)
C. Perawat jujur dalam memberikan 0 0 9 3
informasi tentang keadaan anda. (0%) (0%) (75%) (25%)
D. Perawat selalu memberi salam dan 0 3 8 1
senyum ketika bertemu dengan anda. (0%) (25%) (66,66%) (8,33%)
E. Perawat teliti dan terampil dalam 0 1 10 4
melaksanakan tindakan keperawatan (0%) (8,33%) (83,33%) (8,33%)
kepada klien.
3. KPERNYATAAN
A. Perawat memberi informasi tentang 0 2 7 3
administrasi yang berlaku bagi pasien (0%) (16,66% (58,33%) (25%)
rawat inap di RS. )
A. Perawat selalu menjaga kebersihan dan 0 4 5 3
kerapian ruangan yang anda tempati. (0%) (33,33% (41,66%) (25%)
)
B. Perawat selalu menjaga kebersihan dan 0 10 18 2
kesiapan alat-alat kesehatan yang (0%) (83,33% (69,23%) (16,6%)
digunakan. )
C. Perawat menjaga kebersihan dan 1 7 3 1
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan (8,33%) (58,33% (25%) (8,33%)
toilet. )
D. Perawat selalu menjaga kerapian dan 0 0 11 1
penampilannya. (0%) (0%) (91,66%) (8,33%)
4. A. Perawat memberikan informasi kepada 0 1 21 4
anda tentang segala tindakan (0%) (3,85%) (80,77%) (15,38%)
keperawatan yang dilakukan.
A. Perawat mudah ditemui dan dihubungi 0 2 19 5
bila anda membutuhkan. (0%) (7,69%) (73,08%) (19,23%)
A. Perawat sering menengok dan 0 2 19 5
memeriksa anda seperti mengukur tensi, (0%) (7,69%) (73,08&) (19,23%)
suhu, nadi, pernapasan, dan cairan infus.
B. Pelayanan yang diberikan perawat tidak 0 1 22 3
memandang pangkat atau status tapi (0%) (3,85%) (84,61%) (11,54%)
berdasarkan kondisi anda
C. Perawat perhatian dan memberi 0 2 23 1
dukungan moril terhadap keadaan anda (0%) (7,69%) (88,46%) (3,85%)
(menanyakan dan berbincang-bincang
keadaan anda)
5. TANGGUNG JAWAB 0
A. Perawat bersedia menawarkan bantuan (0%) 1 19 6
kepada anda ketika mengalami kesulitan (3,85%) (73,08&) (23,08%)
walau tanpa diminta.
B. Perawat segera menangani anda ketika 0 12 14 0
sampai di ruangan rawat inap. (0%) (46,15% (53,85%) (0%)
)
C. Perawat menyediakan waktu khusus 0 1 21 4
untuk membantu anda berjalan, BAK, (0%) (3,85%) (80,77%) (15,38%)
BAB, Ganti posisi tidur, dll.
D. Perawat membantu anda untuk 0 0 23 3
memperoleh obat. (0%) (0%) (88,46%) (11,54%)
E. Perawat membantu anda untuk 0 0
melaksanakan pelayanan foto dan (0%) ( 0%) 23 3
laboratorium di RS ini. (88,46%) (11,54%)
JUMLAH 0% 12,3% 73,7% 13,9%

Sumber:Data Primer 2016

Dari tabel Tabel 2.19 Survey kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu didapatkan data yang menyatakan sangat tidak
puas 0%, tidak puas 12,3%, puas 73,7%, sangat puas 13,9%.

2.5.2 Indikator Pencegahan Infeksi Nosokomial


1. Angka Flebitis
Adapun angka kejadian Flebitis selama bulan, Februari-April 2017 di Ruang
Bedah didapatkan sebanyak kasus.
Tabel 2.20 Angka Kejadian Flebitis

No. Bulan Kejadian Flebitis Yang Terpasang Presentase


Infus
1 Februari 1 400 0,25%
2 Maret 1 432 3,10%
3 April 0 475 0,00%
JUMLAH 2 1307 3,35%
Sumber: Komite PPI RS.DHAAN
Dari hasil observasi komite PPI RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor
angka kejadian Flebitis selama bulan Februari 0,25 % Maret 2017 sebanyak
3,10%, April sebanyak 0,00 %, jumlah kejadian Flebitis selama 3 bulan yaitu 2
(3,35%)

2. Data Pasien Safety (Keselamatan Pasien)


Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011), dan JCI Acreditation,
maka sasaran tersebut meliputi 6 sasaran, Yaitu:
a. Data tentang kejadian jatuh
Hasil pengkajian yang didapatkan melalui data dari PPI yaitu didapatkan
keterangan tentang kejadian jatuh yang terjadi di Ruang Bedah tidak ada
kejadian pada bulan Februari, Maret, dan April.
b. Ketepatan Identifikasi
Hasil Observasi yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2017 didapatkan
data kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama
lengkap, tanggal lahir, dan melihat gelang pasien 5 orang dari 6 perawat,
sedangkan yang tidak mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama
lengkap, tanggal lahir, dan melihat gelang pasien sebanyak 1 orang dari 6
perawat di Ruang Bedah.
Hasil observasi yang dilakukan tanggal 27 Mei 2017, didapatkan data
kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap,
tanggal lahir dan melihat gelang pasien 5 perawat saat akan memberikan
obat,sedangkan yang tidak mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama
lengkap, tanggal lahir, dan melihat gelang pasien sebanyak 1 orang dari 6
perawat, sebagian hanya menanyakan nama saja.
1. Gelang identifikasi yang digunakan di RS
- Biru muda : Pasien Laki-Laki
- Merah muda : Pasien Perempuan
c. Pengurangan Resiko Infeksi Nosokomial (INOS)
Pengurangan Resiko Infeksi Nosokomial (INOS) yaitu cara yang
dilakukan agar Resiko Infeksi dapat dikurangi.
Tabel 2.21 Pengurangan Resiko Infeksi

Sebelum MAKP
No 5 Moment
Dilakukan Tdk Dilakukan

1 Sebelum kontak dengan pasien 2 (33,33%) 4 (66,66%)


2 Sebelum melakukan tindakan 3 (50%) 3 (50%)
3 Setelah melakukan tindakan 6 (100%) -
4 Setelah terpapar cairan 6 (100%) -
beresiko ( urin, darah)
5 Setelah kontak dengan 3 (50%) 3 (50%)
lingkungan pasien

Dari observasi yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2017 kepatuhan


cuci tangan perawat di Ruang Bedah didapatkan perawat yang mencuci tangan
sebelum kontak dengan pasien sebanyak 2 (33,33%) perawat yang bertugas di
Ruang Bedah, sedangkan yang melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan 3 (50%), setelah melakukan tindakan 6 (100%), setelah terpapar cairan
beresiko sebanyak 6 (100%), dan yang cuci tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien 3 (50%).

d. Pengurangan Resiko Jatuh


Penilaian risiko jatuh dilakukan pada saat pengkajian awal dengan
menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUD.
Dr.H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu. Dengan Penilaian resiko jatuh
pada dewasa menggunakan scooring morse. Didapatkan data dari 12 pasien : 2
resiko tinggi, 2 resiko sedang, dan 8 resiko rendah. Resiko jatuh dikaji setiap
hari oleh perawat jaga ataupun ada perubahan kondisi pasien saat itu juga
dengan catatan bila dari hasil pengkajian angka lebih dari 45 (resiko tinggi) 25-
44 resiko sedang, 0-24 resiko rendah. Sedangkan untuk pasien berusia lebih dari
65 tahun menggunakan skala Ontario.

3.3 Analisis SWOT


No Analisis SWOT Rating Bobot BxR
1 sumber Daya Manusia (Man)
a. Intervensi Faktor (IFAS)
Strength
4 0,2 0,8 S-W
1. Adanya kemampuan perawat 3,5-
dibidangnya berdasarkan struktur 3=0,5
organisasi yang telah berjalan di
ruangan
2. Jenis ketenagaan: 3 0,1 0,3
a) S1 Kep Ners : 11 orang
b) S1 Kep : 2 orang
c) D3 Kep 8 orang
d) Dokter Bedah Tulang : 1 orang
e) CS : 2 orang
f) Loper : 1 orang
3. Waktu kerja setiap shif 8 jam dalam 3 0,2 0,6

seminggu libur satu hari dan


memiliki hak cuti 8 hari kerja setiap
tahun.
3 0,2 0,6
4. Adanya kepuasan kinerja ketua
tim/PP
4 0,3 1,2
5. Perhitungan tenaga yang kami
dapatkah sudah mencukupi jumlah
standar standar ketenagakerjaan
menurut perhitungan lokarya PPNI 1 3,5
yaitu sebanyak 15 orang
TOTAL:

Weakness 3 0,4 1,2


1. perbandingan jumlah perawat dan
3 0,6 1,8
pasien diruang tidak memadai
2. belum mempunyai kebijakan untuk
1 3
memberi waktu minimal kepelatihan
bagi perawat
TOTAL:

O-T
b. Eksternal Faktor (EFAS) 3,6-
4 0,6 2,4 2,7=0,9
Opportunity
1. adanya kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan/pendidikan
3 0,4 1,2
tambahan
2. adanya kerja sama yang baik antar
siswa/siswi dan mahasiswa
1 3,6
keperawatan dengan rumah sakit
TOTAL:
3 0,3 0,9
Treatthenned
1. adanya tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk pelayanann yang 2 0,3 0,6
lebih profesional 3 0,4 1,2

2. adanya RS swasta di sekitar


3. terbatasnya kuota tenaga
1 2,7
keperawatan yang melanjutkan
pendidikan tiap tahun
TOTAL :

2 Sarana dan Prasarana (M2)


a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
4 0,3 0,8 S-W
1. RS pemerintah daerah satu-satunya 2,9-
2. Terdapat administrasi penunjang 3 0,2 0,6 3,6= -
0,7
(misal: buku injeksi, buku TT, buku
visite, SOP, dan lain-lain) yang
memadai
3 0,2 0,6
3. Tersedianya nurse station
4. Pemeliharaan dan perawatan dari 3 0,3 0,9

sarana dan prasarana penunjang


kesehatan sudah ada
1 2,9
TOTAL :

Weakness 4 0,6 2,4


1. Kurangnya sarana dan prasarana
seperti ruang kepala ruangan, ruang
administrasi, ruang dokter jaga,
ruang rapat, ruang pantry dan ruang 3 0,4 1,2
linen 1 3,6
2. Kurangnya kulkas untuk obat
TOTAL:

3 1 3 O;T 3-
b. Eksternal Faktor (EFAS) 3,6= -
Opportunity 1 3 0,6
1. Adanya rencana untuk merenovasi
ruangan
TOTAL:
3 0,6 1,8

Trearhened
3 0,4 1,8
1. Kesenjangan antara jumalah pasien
dengan peralatan yang ada
2. Adanya tuntutan tinggi dari 1 3,6
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana
TOTAL:
3 Methode (M3)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
4 0,3 1,2 S-W
1. Rumah sakit memiliki visi, misi, dan
3,3-
motto sebagai acuan melaksanakan 3=0,3
kegiatan pelayanan.
2. Menerapkan metode TIM, 3 0,2 0,6

pelaksanaan dan tanggung jawab


masing-masing perawat sudah
optimal, sesuai standar yang
ditetaokan RS
3. Perawat merencanakan dan
3 0,2 0,6
memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi
4. Perawat mengatakan mengerti 3 0,1 0,3
dengan model askep yang digunakan
dengan menggunakan model tim
sebanyak 100% 3 0,2 0,6
5. Tugas karu, katim, sudah sesuai
dengan standar
TOTAL: 1 3,3

Weakness
1. Rekapitulasi coference diruangan 3 1 3
bedah didapatkan bahwa untuk
kegiatan coference belum
1 3
sepenuhnya optimal
TOTAL:

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity 3 0,6 1,8 O-T 3-
1. Adanya perawat profesional 3,4= -
0,4
memimpin sekelompok tenega
keperawatan dalam memberikan
3 0,4 1,2
asuhan keperawatan
2. Adanya kebijakan RS tentang
pelaksanaan MAKP 1 3
TOTAL: 4 0,4 1,6
Treathened
1. Persaingan dengan rumah sakit
swasta yang semakin ketat 3 0,6 1,8
2. Adanya tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan profesional
yang lebih profesional 1 3,4

TOTAL:
4 Sentralisasi Obat
a) Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya diruangan terdapat 3 0,3 0.9 S-W
3-4= -1
sentralisasi obat
2. Pemberian etiket dan no kamar pada 3 0,2 0,6

obat-obatan pasien
3 0,3 0,9
3. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan sentralisasi obat
3 0,1 0,3
4. Adanya buku injeksi dan obat oral 3 0,1 0,3
5. Ada lembar pendokumentasian obat
yang diterima pasien
1 3
TOTAL :

Weakness 4 0,4 1,6


1. Tidak ada format persetujuan
sentralisasi obat dari pasien/keluarga
pasien 4 0,6 2,4
2. Tidak ada kelengkapan sarana dan
prasarana pendukung sentralisasi
obat 1 4
TOTAL:

b) Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity 3 0,6 1,8 O-T
1. Adanya siswa/siswi dan mahasiswa 3-3,4=
yang praktik manajemen -0,4
keperawatan 3 0,4 1,3
2. Kerja sama yang baik antara perawat
dan apotik 1 3
TOTAL:
3 0,6 1,8
Trearhened
1. Adanya tuntutan pasien untuk 4
0,4 1,6
mendapatkan pelayanan yang
profesional 1 3,4
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat
akan hukum
TOTAL:
5 Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength.
1. Supervisi sudah diterapkan dan
dilaksanakan dengan baik
2. Supervisi telah dilaksanakan secara
rutin.
TOTAL:

Weakness.
1. Belum ada alat (instrumen) untuk
supervisi secara lengkap. tersedia
2. Tidak ada pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi.
TOTAL:

b. Ekternal Faktor (EFAS).


Opportunity
1. Adanya reward dalam bentuk 4
pelatihan, sekolah, maupun jasa bagi
yang melaksanakan pekerjaan dengan
baik.

2. Adanya teguran dari kepala ruangan


bagi perawat yang tidak melaksanakan
tugas dengan baik.
TOTAL:
Threatened.
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang professional.
TOTAL:
6 Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan
timbang terima setiap pagi.
2. Adanya laporan jaga setiap sif.
3. Timbang terima sudah merupakan
kegiatan rutin yang telah dilaksanakan.
4. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan timbang terima.
5. Adanya buku khusus untuk pelaporan
timbang terima.
TOTAL:

Weakness.
1. Penerapan timbang terima belum
sesuai dengan SOP
TOTAL:

b. Ekternal Faktor (EFAS).


Opportunity.
1. Adanya siswa/siswi dan mahasiswa
keperawatan yang praktik keperawatan.
manajemen
2. Kebijakan keperawatan) timbang
terima. RS (bidang tentang
TOTAL:

Threatened.
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
keperawatan profesional. Pelayanan
yang
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL:
7 Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
1. Perawat memberikan informal
pendidikan kesehetan secara dirawat
atau pulang. Kepada pasien/keluarga
selama
2. Perawat memberikan brosur maupun
leaflet pada pasien, sehingga pasien
ingat tentang penjelasan yang diberikan
oleh perawat sudah
TOTAL:

Weakness.
1. Dilaksanakan saat pasien akan pulang
dan isinya hanya penjelasan tentang
penyakit yang diderita pasien.
2. Pendidikan kesehatan belum
terdokumentasi.
TOTAL:

b. Ekternal Faktor (EFAS).


Opportunity.
1. Adanya siswa/siswi dan mahasiswa
keperawatan yang melakukan praktik
manajemen keperawatan.
TOTAL:

Threatened.
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan.
TOTAL:
8 Rounde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
1. Ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan dan
perawat mengerti adanya ronde
keperawatan.
2. Tim dalam pelaksanaan ronde
keperawatan telah dibentuk dan Tim
yang dibentuk telah melaksanakan
ronde dengan optimal.
TOTAL:

Weakness.
1. Belum dilaksanakan secara dan
Terakhir berkala dilakukan ronde
keperawatan pada bulan Oktober 2016.
ronde
2. Pelaksanaan keperawatan tidak
optimal.
TOTAL:

c. Ekternal Faktor (EFAS).


Opportunity.
1. Adanya pelatihan dan seminar
tentang manajemen keperawatan
2. Adanya kesempatan dari kepala
Ruangan untuk mengadakan ronde
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik.
TOTAL:

Threatened.
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional.
2. Persaingan antar-ruang bedah
semakin kuat pemberian pelayanan.
dalam
TOTAL:
9 Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.

1. Tersedianya sarana dan


prasarana dokumentasi untuk
tenaga kesehatan (sarana
administrasi penunjang).

2. Sudah ada pengkajian review


of system (ROS) dan format
asuhan keperawatan sudah ada.

Weakness.

1. Sistem masih

TOTAL:

pendokumentasian

dilakukan

secara [15.52, 14/12/2022] Alda:


manual (belum menggunakan
komputerisasi).

2. Pencatatan tidak ditulis


dengan jelas, ringkas, istilah
yang baku dan benar.

TOTAL:

b. Ekternal Faktor (EFAS).

Opportunity.
1. Adanya program pelatihan.

2. Peluang perawat
meningkatkan untuk pendidikan
(pengembangan SDM).

TOTAL:

Threatened.

1. Tingkat

kesadaran

(pasien

masyarakat dan tanggung

keluarga) akan

jawab dan tanggung gugat.

2. Persaingan RS memberikan
pelayanan kesehatan
keperawatan.

TOTAL:

10 Keuangan
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.

1. Membuat

proposal yang

kemudian diajukan kepada bagian


perencanaan anggaran RS Dr. H. Andi
Abdurrahman Noor.
2. Ada pendapatan dari jasa
medik, untuk pasien dengan
biaya umum, JAMKESDA yang
BPJS, dapat diklaim setelah
perawatan.

TOTAL:

Weakness.
1. Sistem administrasi belum
terpusat.

TOTAL:

b. Ekternal Faktor (EFAS).


Opportunity.

1. Pengeluaran sebagian besar


dibiayai institusi.

2. Ada proposal yang kemudian


diajukan kepada bagian
perencanaan anggaran RS Dr. H.
Andi Abdurrahman Noor

TOTAL:

Threatened.

1. Adanya tuntutan yang lebih


tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan kesehatan
pelayanan lebih yang

professional sehingga membutuhkan


pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana.

3.2.3 Identifikasi Masalah


1. Ketenagaan (MI).
a. Jumlah ketenagaan perawat yang berada diruang Bedah
Sarjana Keperawatan Ners :11 orang (52,3%)
Sarjana Keperawatan : 2 orang (9,5%)
D III Keperawatan :8 orang (38,09%)
b. Kualitas tenaga perawat cukup tinggi, dimana 52,3 % perawat berlatar
pendidikan Sarjana Keperawatan Ners
c. Pembagian tugas sudah jelas dan pembagian shif, ada tiga shif dengan
alokasi waktu shif pagi dimulai dari pukul 08.00-14.00, shif sore dimulai
pukul 14.00-20.00, sedangkan shif malam dimulai pukul 20.00-08.00.
d. Jumlah perawat diruang bedah sudah sebanding dengan jumlah pasien
yang mana secara keseluruhan perawat/hari adalah 12
Dinas pagi : 5 Orang
Dinas siang : 4 Orang
Dinas malam : 2 Orang
2. Sarana dan prasarana (M2).
Kurangnya Ruang kepala Ruangan, Ruang Administrasi. Ruang
Dokter Jaga. Ruang Rapat, Pantry di ruang perawat, Ruang Linen dan
Kurangnya kulkas untuk obat Penyebab: Adannya tuntutan dalam
kelengkapan ruangan oleh pengguna fasilitas
3. Metode (M3).
a. Penerapan MAKP.
1) Menerapkan metode TIM, pelaksanaann dan tanggung jawab masing-
masing rawat sudah optimal, sesuai standar yang ditetapkan RS.
2) Sebanyak 100% Perawat mengatakan mengerti dengan model askep
yang digunakan dengan menggunakan model tim rawat inap pasien
lebih pendek sebanyak 85,71%. Tanggung jawab dan pembagian
tugas sudah jelas sebanyak 85,71%. Tugas karu, katim, sudah sesuai
dengan standar.
b. Ronde keperawaan.
1. Untuk ronde keperawatan di ruang Bedah RSUD dr.H. andi
Abdurrahman Noor belum dilaksanakan secara berkala dan terakhir
dilakukan ronde keperawatan pada bulan Oktober 2016.
2. Ronde tidak dilaksanakan setiap bulan
Penyebab : Ronde keperawatan belum temukan kriteria kasus yang
sesuai
c. Sentralisasi obat.
1. Belum ada Format persetujuan sentralisasi obat dari pasien/ keluarga
pasien
2. Belum cukup kelengkapan sarana dan prasarana pendukung
sentralisasi obat
3. Dalam menginformasikan tentang kepemilikan obat yang telah
digunakan belum dilakukan dengan optimal
Penyebab : SOP pengelolaan logistic dan obat masih belum sesuai
dengan sentralisasi obat.

d. Supervisi
Supervisi sudah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik, diantaranya
1 orang kepala ruangan, 3 orang ka-TIM dan 17 orang perawat
pelaksana. Sistem perencanaan kinerja tim di ruangan sudah
direncanakan dan dilakukan sebagaimana mestinya oleh setiap ka-TIM
yang mengatur devisi mereka masing-masing.
e. Timbang Terima.
Overan dilakukan diruangan sebanyak 85,71%, sebanyak 80,95%
timbang terima dihadiri oleh semua perawat, pelaksanaan dilaksanakan
1-2 kali, penerapan timbang terima belum sesuai dengan SOP. Penyebab
diterapkan. : belum ada SOP timbang terima yang harus
f. Penerimaan Pasien Baru.
Dalam penerimaan pasien baru diruangan sudah berjalan dengan baik
berdasarkan status pasien yang telah dikaji di ruangan lain seperti IGD
beserta laporan dan terapi yang sudah dikaji di ruangan lain
g. Discharge Planning dan Penerimaan pasien baru.
Discharge planning sudah dilaksanakan, ditandai dengan adanya
formulir discharge planning di lembar status pasien yang dilengkapi
dengan tanda tangan DPJP, bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan
h. Dokumentasi keperawatan.
1. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan keperawatan meliputi
pengkajian review of system (ROS), serta diagnosa keperawatan
sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
2. Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat
dalam pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian
masih dilakukan secara komputerisasi). manual (belum
menggunakan
3. Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap nasihat dokter dan
tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan
didokumentasikan. Dokumentasi asuhan keperawatan langsung
dilaksanakan segera setelah pasien masuk dan terjadi masalah
keperawatan.

4. Money (M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan anggaran dana untuk ruang
Bedah biasanya diberikan anggaran pertahun oleh APBD. Dimana
sebelumnya membuat proposal yang kemudian diajukan kepada bagian
perencanaan anggaran RS Dr. H. Andi Abdurrahman Noor. Dalam
pengajuan proposal tersebut dicantumkan perincian dana yang diperlukan
baik itu dari dana untuk perbaikan fasilitas ruangan atau fasilitas alat.
Apabila proposal tersebut disetujui maka anggaran dana yang diperlukan
akan diberikan dan dipergunakan oleh ruangan seefisien dan efektif
mungkin.

5. Mutu (MS).
a) Keselamatan Pasien
1. Data tentang kejadian jatuh
Kejadian jatuh yang terjadi di Ruang Bedah tidak ada kejadian pada
bulan Februari, Maret, dan April.
2. Pengurangan Resiko Infeksi Nosokomial (INOS)
Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien sebanyak 2
(33,33%) perawat yang bertugas di Ruang Bedah, sedangkan yang
melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan 3 (50%), setelah
melakukan tindakan 6 (100%), setelah terpapar cairan beresiko
sebanyak 6 (100%), dan yang cuci tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien 3 (50%).
3. Pengurangan resiko jatuh
Dengan Penilaian resiko jatuh pada dewasa menggunakan
scooring morse. Didapatkan data dari 12 pasien : 2 resiko tinggi, 2
resiko sedang, dan 8 resiko rendah
b) Kepuasan pasien
Kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu didapatkan data yang menyatakan sangat tidak puas
0%, tidak puas 12,3%, puas 73,7%, sangat puas 13,9%. Dapat
dismpulkan merasa puas dengan 73,7%.
1) Indikator Pelayanan
BOR 51,6%, BTO 4,8% kali, LOS 3,2% hari, TOI 3,20% hari.
Dari data diatas dapat disimpulkan indikator ruang Bedah RSUD dr.
H. Andi Abdurrahman Noor relatif stabil.
2) Indikator Pencegahan Infeksi Nosokomial
a. Angka Flebitis
Angka kejadian Flebitis selama bulan Februari 0,25% Maret
2017 sebanyak 3,10%, April sebanyak 0,00 %, jumlah kejadian
Flebitis selama 3 bulan yaitu 2 (3,35%) tidak ada angka kejadian
dibulan selanjutnya (April) 2017
b. Data Pasien Safety (Keselamatan Pasien)
Pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUD.
Dr.H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu. Dengan Penilaian
resiko jatuh pada dewasa menggunakan scooring morse. Didapatkan
data dari 12 pasien: 2 resiko tinggi, 2 resiko sedang, dan 8 resiko
rendah. Resiko jatuh dikaji setiap hari oleh perawat jaga ataupun ada
perubahan kondisi pasien saat itu juga

3.4 Analisis POAC


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengambangkan visi misi
sebuah rumah sakit, kunci keberhasilan di dukung oleh sumber daya manusia,daya
dukungan manajemen yang baik kualitas produk yang baik dan pelayanan yang
memuaskan di rumah sakit.berdasarkan kasus di ataskan terdapat beberapa masalah yaitu
M2 (sarana dan prasana) dan M3 yaitu MAKP Ronde, Timbang terima dan Sentralisasi
obat dengan demikian maka melalui analisis SWOT pihak rumah sakit dapat
meningkatkan manajemen keperawatan.
4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan suatu masalah dalam suatu manajemen
keperawatan dalam sebuah rumah sakit dan sebagai bekal persiapan dalam menghadapi
masalah dengan tujuan meningkatnya pelayanan rumah sakit dengan analisis SWOT dan
POAC.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6 th edition.

United State Of America: Mosby Elsevier, Inc

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. 2017. Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus

Sumatera Barat Tahun 2017. Padang: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat

Moohead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition. United State

Of America: Mosby Elsevier, Inc

Muliana. (2013). Hubungan dukungan keluarga terhadap kemandirian anak retardasi mental

sedang di SLB Negeri tingkat Pembina Provinsi Sulawesi Selatan Makasar. 20 juni
2018 http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3172/1/mulianan.pdf&sa=U&ved

Anda mungkin juga menyukai