MANAJEMEN KEPERAWATAN
“ANALISIS SWOT DAN MENYUSUN POAC DI RUANG BEDAH RSUD DR. H.
ANDI ABDURRAHMAN NOOR”
Dosen Pembimbing:
Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Oleh
Kelompok 1:
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan. Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihkepada:
1. Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing Manajemen Keperawatan
yang telah memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan dari perencaan kebutuhan dari bahan baku adalah sebagai berikut (yamit,
1996):
1. Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan untuk
memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersedianya produk jadi bagi
konsumen,
2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
3. Merencanakan aktifitas pengiriman, dan aktifitas pemberian
Perencanaan kebutuhan material atau yang sering dikebal dengan material
retuirement planning (MRP) adalah suatu system informasi yang terkomputerisasi
untuk mengatur persediaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. System ini
berbertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktifitas.
2.2.3 M3 (Method)
1. Supervisi
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan/kebijakan yang telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam
Harahap, 2007).
2. Timbang Terima
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang pertanyaan, klasifikasi dan konfirmasi
tentang pasien.
2.2.4 M4 (Money)
Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusunsecara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian pengertian di atas nampakny atas nampaknya bahwa suatu Budget
mempunyai 4 unsur, yaitu:
1. Rencana
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
3. Dinyatakan dalam unit moneter
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
Manfaat Budget
1. Sebagai pedoman kerja Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan
memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai
oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengawasan kerja budget berfungsi pula sebagai tolok ukur,
sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan
nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam budget dengan apa
yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan
sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja budget berfungsi sebagai alat untuk
mengkoordinaksikan kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam
perusahaan dapat saling menunjang, saling bekrja sama dengan baik untuk
menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya
perusahaan akan lebih terjamin.
2.2.5 M5 (Marketing)
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi menyebar luaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang barang tentu penting
penting sebab bila barang yang diproduksi diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti.
a. Faktor Kunci Keberhasilan Dari Pemasaran.
1) Adanya subbag marketing dalam struktur organisani suatu rumah sakit
2) Adanya visi dan misi
3) Status rumah sakit yang profit
4) Adanya upaya pemasaran yg telah dilaksanakan di rumah sakit
5) Tersedianya fasilitas medis Tersedianya fasilitas medis dan non medis yang
mema dan non medis yang memadai
b. Bor Pasien
c. Mutu Pelayanan Keperawatan
1) Meningkatkan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
kejadian dekubitus, kematian pasien dan tingkat kepuasan pasien
2) Upaya pengurangan infeksi nosokomial dapat dilihat dari kejadian flebitis, ILO
tidak terjadi, ISK tidak terjadi dan pneumonia tidak terjadi.
d. ALOS (Average Long of Stay)
Lama rawat inap pasien di sebuah ruangan rumah sakit dengan rata-rata rawat
inap beberapa hari. Pasien dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu pasien
pulang dengan kondisi baik dan pasien pulang dengan kondisi belum sembuh.
2.3 Analisa SWOT
2.3.1 Pengertian Analisa SWOT
Menurut Rangkuti dalam Dj. Rusmawati (2017:918) menjelaskan bahwa,
"Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut Erwin Suryatama dalam Cahyono (2016:130) mengatakan bahwa
"Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan atau Strengths, kelemahan atau Weaknesses, peluang atau
Opportunities, dan ancaman atau Threats dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis.
Dan dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya"
Menurut Kotler dalam Irawan (2014:569) mengemukakan bahwa analisis
SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
2.3.2 Tujuan Analisa SWOT
Menurut Bilung (2016:119) dengan analisis SWOT memungkinkan
perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif
maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah
untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat
mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat
diterapkan pada hampir semua aspek industri.
Menurut Jogiyanto dalam Lukmandono (2015:44) tujuan dari analisis SWOT
adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk
merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal,
efektif, dan efisien.
2) Menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan
sesuatu.
3) Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan.
4) Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan
pengembangan produk yang dihasilkan.
5) Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi.
6) Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan
pengembangan di dalam perusahaan.
2.3.3 Manfaat Analisa SWOT
Menurut Suryatama dalam Bilung (2016:119) manfaat yang bisa didapat dari analisis
SWOT diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis
terkait rencana dan pelaksanaan di masa yang akan datang.
b) Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan sebuah
perusahaan
c) Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan.
d) Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan
2.3.4 Unsur-Unsur SWOT
Menurut Dj. Rusmawati (2017:918) unsur-unsur SWOT meliputi
1) Kekuatan (Strengths)
Unsur pertama dari SWOT adalah kekuatan (Strengths), yang dimaksud
dengan kekuatan (Strengths) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan dalam
mendukung proses pengembangan perusahaan, seperti kualitas sumber daya
manusia, fasilitas-fasilitas perusahaan baik bagi SDM maupun bagi konsumen dan
lain-lain. Yang dimaksud faktor-faktor kekuatan adalah antara lain kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada kepemilikan
keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Contoh: kekuatan pada sumber
daya keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan di pasar, dan kepercayaan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan atau yang berkaitan.
2) Kelemahan (Weaknesses)
Adalah analisis kelemahan, dimana situasi dan kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu perusahaan pada saat ini. Tepatnya terdapat kekurangan pada
kondisi internal perusahaan, akibatnya kegiatan- kegiatan perusahaan belum bisa
terlaksana secara maksimal. Misalnya: kekurangan dana, karyawan kurang kreatif
dan malas, tidak adanya teknologi yang memadai dan sebagainya.
3) Peluang (Opportunities)
Adalah faktor-faktor lingkungan luar atau eksternal yang positif, secara
sederhana dapat diartikan sebagai setiap situasi lingkungan yang yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan atau satuan bisnis. Yang dimaksud situasi
lingkungan adalah:
a. Perubahan dalam kondisi pesaing.
b. Hubungan antara pembeli (konsumen).
c. Hubungan dengan pemasok yang harmonis.
d. Kecendrungan penting yang terjadi dikalangan penggunaan produk.
e. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian.
4) Ancaman (Threats)
Ancaman yang dimaksud dalam analisis SWOT yang bisa terjadi di lapangan
adalah:
a. Harga bahan baku yang fluktuatif
b. Masuknya pesaing baru di pasar.
c. Pertumbuhan pasar yang lambat.
d. Pelanggan yang memiliki kepekaan terhadap harga dapat pindah kepesaing
yang menawarkan harga murah.
e. Pesaing yang memiliki kapasitas yang lebih besar dan daya jangkau luas.
2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SWOT
Menurut Purwanto dalam Dj. Rusmawati (2017:919) untuk menganalisis
secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor faktor eksternal dan
internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities dan Threats (O
dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisikondisi yang terjadi di luar
perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor
ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik,
hukum, teknologi. kependudukan, dan sosial budaya.
b) Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths dan Weaknesses (S
dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi kondisi yang terjadi di
dalam perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan (decision
making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam manajemen
fungsional: pemasar, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan
pengembangan, sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate
culture).
2.3.6 Teknik Analisa SWOT
Menurut Irawan (2014:569) teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Internal.
a. Analisis Kekuatan (Strengths).
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktorfaktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strengthss (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
HASIL TEMUAN
3.1 Kasus
Fasilitas rawat inap dengan masing-masing kapasitas tempat tidur yang ada di
RSUD. Dr. H. Andi Abdurahman Noor sampai tahun 2017 tersedia 136 tempat tidur
yang terdistribusi di beberapa kelas yaitu: VIP, kelas I, kelas II, kelas III, isolasi dan
tempat tidur khusus, sehingga tempat tidur yang tersedia telah memenuhi batas
minimal untuk rumah sakit tipe B adalah sebesar 200 tempat tidur.
3.2 Gambaran Ruang Bedah
Ruang Bedah merupakan bagian dari ruang rawat inap yang ada di RSUD dr.
H. Andi Abdurrahman Noor, yang digunakan mahasiswa sebagai tempat
pembelajaran praktik manajemen keperawatan dengan luas bangunan 38,4 m x 14,7 m
= 564,48 m2. Ruang ini terletak di bagian timur areal RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor dan di batasi oleh :
a. Sebelah utara : Sawah Warga
b. Sebelah Timur : Kantor DPRD
c. Sebelah Selatan : Ruang Bangsal Interna
d. Sebelah Barat : Ruang Bangsal Umum
Ruang Rawat Inap terdiri dari 1 Nurse Station (mencakup meja perawat, meja
kepala ruangan, meja dokter, dan meja administrasi), 1 ruang untuk kelas 1 yang
terdiri dari 1.1, dan 1.2 dan 1 WC , 5 ruang untuk kelas 3 yang terdiri dari 3.1, 3.2,
3.3, 3.4, 3.5, 3.6 dengan masing-masing 1 WC dalam 1 ruangan, 1 Ruang Isolasi,
Ruang Tindakan.
2.1 VISI dan MISI
2.1.1 Visi Rumah Sakit
Visi dari RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor adalah “Rumah sakit handal
dan kebanggaan masyarakat Tanah Bumbu”.
2.1.2 Visi Ruangan
Pelayanan keperawatan yang profesional
Adapun misi dari RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor adalah “Meningkatkan
pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas”.
2.3.1 Misi Ruangan
1. Menyelenggarakan asuhan keperawatan yang profesional
2. Pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan rujukan kesehatan
3. Merumuskan diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan sesuai standar
asuhan keperawatan
4. Melaksanakan implementasi dan evaluasi dengan baik
5. Melaksanakan pendidikan keperawatan
6. Meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan staf ruangan bedah
2.3.2 Moto
“BEDAH” yang berarti :
B : Bersih
E : Empati
D : Disiplin
A : Aman dan Nyaman
H : Humane ( ramah)
Administrasi :
1. Siti Nuraini
2. Faridah
Cleaning Servis :
1. Nurul Hasanah Loper :
2. Nuraini 1. Ismail
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ruang Bedah
Ruangan ruang bedah dipimpin oleh kepala ruangan dan terbagi atas 3 tim.
Setiap tim di bagi atas 1 katim dan 5-6 staf perawat. Tiap tim mempunyai
kapasitas 10 tempat tidur. Jadi jumlah kapasitas di ruang Bedah 30 tempat tidur.
Tenaga perawat di ruang Bedah seluruhnya berjumlah RSUD dr. H.Andi
Abdurrahman Noor 21 orang, sudah termasuk kepala ruangan, jumlah ketenagaan
perawat yang berada diruang Bedah berdasarkan tingkat pendidikan meliputi :
1. Sarjana Keperawatan Ners : 11 orang (52,3 %)
2. Sarjana Keperawatan : 2 orang (9,5%)
3. D III Keperawatan : 8 orang (38,09%)
( Sumber : data sekunder 2017)
Jumlah perawat Ruang Bedah berdasarkan status kepegawaian meliputi PNS dan Non PNS.
Tabel 2.1 Tenaga kerja diruang Bedah RSUD dr. H.Andi Abdurrahman Noor
PNS /
No Nama Non Jabatan Pendidika Masa Pelatihan
PNS n Kerja
1 Muhamad Andry, PNS Karu S1 6 Tahun ATCN
S. Kep.Ners Rawat luka
2 Irma Hayati, PNS Katim 1 SI 9 Tahun BTCLS
S.Kep
3 Wida Rahmawati. PNS PP D3 5 Tahun BTCLS
AMK
4 Eva Novitasari, PNS PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK
5 Yun Khairiyah, S, NON PP SI 3 Tahun PPGD
Kep. Ns PNS
6 Donna Ermina. S, NON PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK PNS
7 Hasmiyansyah NON PP D3 3 Tahun PPGD
AMK PNS
8 Noor Laila, S. NON PP SI 1 Tahun BTCLS
Kep. Ns PNS
9 Khairunnisa, NON Katim 2 SI 4 Tahun BTCLS
S.Kep.Ners PNS
10 Siti Arbiah, S. NON PP S1 4 Tahun BTCLS
Kep, Ners PNS
11 M. Ichsan. F, S. NON PP S1 4 Tahun PPGD
Kep, Ners PNS
12 Yuliana, S. Kep, NON PP SI 4 Tahun BTCLS
Ns PNS ACLS
13 Hendra Hadinata, NON PP S1 3Tahun PPGD
S. Kep, Ners PNS
14 Taka NON PP D3 3 Tahun BTCLS
Purnawagata. PNS
AMK
15 Rahmadi, AMK NON Katim 3 D3 6 Tahun ATCN
PNS
16 Asminda Riani B, NON PP SI 4 Tahun BTCLS
S Kep Ners. PNS
17 Deby Marlianti. NON PP SI 6 Tahun BTCLS
S. Kep, Ns PNS
18 Suriadi. S, Kep NON PP S1 6 Tahun BTCLS
PNS
19 Ayub I B NON PP D3 2 Tahun BTCLS
Tapangan. AMK PNS Perawatan luka
20 Oktavia anyari. NON PP D3 3 Tahun BTCLS
AMK PNS ACLS
21 M Zain, S.Kep, NON PP S1 1 Bulan BTCLS
Ns PNS
Sumber : Laporan Tahunan R.Bedah 2017
Tenaga non perawat diruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor
Tanah Bumbu seluruhnya berjumlah 5 orang, jumlah tenaga non perawat yang berada
di ruang Bedah berdasarkan tingkat pendidikan meliputi :
1. SMA : 2 Orang : Administrasi
2. SMA : 2 Orang : CS
3. SMA :1 : Loper
(sumber : data sekunder 2017)
Tabel 2.2 Tenaga Non-Perawat di ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor
Tanah Bumbu
Tenaga medis di ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu seluruhnya berjumlah 5 orang.
1. Dokter Bedah : 2 Orang
2. Dokter Bedah Tulang : 1 Orang
3. Dokter Anastesi : 2 Orang
Tabel 2.3 Tenaga medis di ruang perawatan Bedah RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu 2017
No Nama Keterangan
1 Dr. Lisa kristina Halim, Sp.B Spesialis Bedah
2 Dr.Daldy Ariyanda, Sp.B Spesialis Bedah
3 Dr.Romy Dharmawansa, Sp.OT Spesialis Orthopaedi
4 Dr. Datu Abdul Rahman Hakim, Spesialis Anastesi
SP.An
5 Dr. Yehezkiel, SP.An Spesialis Anastesi
Sumber : Data sekunder, 2017
No Mahasiswa Praktik
1 Ners STIKES Darul Azhar
2 SMK Muhamadiyah
Sumber : Data sekunder,2017
12 orang/ hari + 1 orang kepala ruangan + 3 Ka-TIM + 3 orang libur/ orang lepas
dinas = 19 orang.
A x B x CF ❑
= =
( C− D ) x E G
= 4,52 x 15 x 365
(365 – 73)x 7
= 24.747
2.044
= 12,10 = 12
Untuk cadangan = 12 x 20 %
= 2,4
=2
Jadi jumlah perwat yang dibutuhkan di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Andi
Abdurrahman adalah 12+2= 14 orang
Keterangan :
Keterangan:
TP : Tenaga Perawat
41 x 40
2 Bedah 4
3 Gawat 10
4 Anak 4.5
5 Kebidanan 2.5
3. Menurut WISN
Proses penelitian dilakukan tanggal 26 mei-11juni 2017. Pada saat dilakukan
observasi jumlah perawat 21 orang termasuk katim dan kepala ruangan. Pada saat
pengumpulan data, juga melakukan wawancara pada ketua tim, kepala ruangan dan
perawat pelaksana dan para informan menjawab dengan lancar.
Berikut ini Karakteristik informan yang ikut serta dalam pengumoulan data kualitatif
dengan wawancara mendalam:
Hasil penelitian
Waktu kerja tersedia
Adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang perawat dalam menjalankan
kegiatan pokoknya. Menetapkan waktu kerja tersedia tujuanya adalah
diperolehnya waktu kerja tersedia perawat RSUD Dr H. Andi Abdurrahman
Noor selama kurun waktu setahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai
berikut:
Pada RSUD Dr H. Andi Abdurrahman Noor, waktu kerja tersedia terdiri dari
tiga shif dengan alokasi waktu shif pagi dimulai dari pukul 08.00-14.00, shif
sore dimulai pukul 14.00-20.00, sedangkan shif malam dimulai pukul 20.00-
08.00.
1. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSUD Dr. H Andi
Abdurrahman Noor adalah minimal mendapatkan dua hari libur dalam
seminggu atau lima hari kerja. Dalam satu tahun 288 hari kerja (6 hari x
48 minggu).(A) = sesuai dengan hasil wawancara mendalam.
“... pokoknya dalam seminggu ini ada libur minimal sehari. Jika ada libur
yang tidak terjadwal dilakukan perhitungan untuk bulan berikutnya...”
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan SDM memiliki hak cuti 8 hari kerja setiap
tahun. (B) = 8.
“... Cuti setiap tahun 8 hari kerja...”
3. RSUD Dr. H. Andi Abdurrahman Noor belum memiliki ketentuan yang
berlaku di Rumah Sakit untuk mengikuti pelatihan / kursus/ seminar/
lokakarya dalam satu tahunya. Pelatihan diselenggarakan sewaktu waktu,
dan tidak ada minimal hari yang harus di ikuti. Namun untuk perencanaan
pada tahun 2016 dapat dinilai dengan menyisihkan tiga hari kerja untuk
perawat sebagai awal untuk merencanakan kebutuhan (C) = 3.
“... Kami belum memiliki minimal waktu yang harus di ikuti perawat,
bahkan untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan seharian biasanya
diambil perawat yang sedang libur atau tidak bertugas saat itu...”
4. Hari Libur Nasional, karena di RSUD dr.H.Andi Abdurrahman Noor
untuk perawat pelaksana mengikuti jadwal shift yaitu ada 3 kali shift
sehingga tidak mengikuti libur nasional dan tetap masuk bekerja
walaupun ada hari libur nasional.
5. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata rata ketiadak hadiran kerja (selama
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ izin. (E) = 2.
“... Kami tidak memiliki toleransi untuk ketidak hadiran kerja, biasanya
jika berhalangan, kami harus mencari pengganti shif kami dan bertukar
shif dengan perawat yang menggantikan. Namun jika sakit, ada ketentuan
untuk maksimal 2 hari untuk tidak masuk kemudian disusulkan surat izin
sakit dan tetap saja sejumlah hari tidak masuk berikutnya diperhitungkan
untuk pembagian shif bulan berikutnya...”
6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSUD Dr. H. Andi
Abdurahman noor, waktu kerja rata rata tiap shif dalam 1 hari adalah 8
jam (6 hari kerja/minggu). (F) = 8 Jam.
Sehingga didapat jumlah waktu kerja tersedia adalah:
Waktu kerja tersedia = {A- (B+C+D+E)}x F
= 264 x 8 jam
= 2.112 jam
= 126.720 menit/tahun.
Di SOP RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor belum ada waktu yang dialokasikan
untuk melaksanakan suatu kegiatan keperawatan, namun RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor telah mencantumkan alokasi waktu dalam prosedur penilaian
kinerja, seperti dalam kutipan wawancara mendalam berikut:
“... di SOP kita tidak ada tuh waktu untuk menyelesaikan satu kegiatan. Palingan sih
hanya di lembar telli-telli saja. Itupun kadang tidak segnifikan dalam
pengisisanya...”
Berikut ini adalah tabel standar beban kerja yang dihitung dari rata rata waktu untuk
melakukan kegiatan pokok sesuai dengan observasi yang dilakukan dan pedoman
penilaian kinerja yang dimiliki oleh RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor.
Tabel Standar Beban Kerja Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor.
Peneliti menganggarkan 3 hari kerja atau 24 jam kerja per tahun, karena RSUD
Dr.H.Andi Abdurrahman Noor belum mempunyai kebijakan untuk memberikan
waktu minimal kepelatihan bagi perawat. Hal ini sesuai dengan kutipan hasil
wawancara mendalam berikut:
“...kami belum memiliki minimal waktu pelatihan yang harus di ikuti perawat,
bahkan untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan seharian biasanya diambil
perawat yang sedang libur atau tidak bertugas saat itu...”
Sedangkan di dalam standar kelonggaran, tidak dimasukan perhitungan bagi
kepala ruangan, karena menurut hasil wawancara mendalam, kepala ruangan tidak
melakukan asuhan keperawatan dalam kegiatan sehari hari.
“...kepala ruangan mempunyaio tugasnya sendiri, sehingga tidak memegang
asuhan keperawatan langsung terhadap pasien. Tugasnya sendiri saja sudah
banyak...”
Dalam WISN terdapat lima langkah yang diperlukan untuk menghitung jumlah
perawat di Ruang Bedah yaitu:
Berdasarkan data angket yang disebarkan kepada 21 orang perawat Ruang bedah pada
tanggal 26 Mei 2017, di dapatkan hasil:
N TIDAK
PERTANYAAN PUAS
O PUAS
2 Maret 73 58 131
3 April 81 49 130
Total 399
Tabel 2.10 Karakteristik penyakit pasien yang dirawat di ruangan perawatan di ruang
bedah bulan Febuari 2017
No Penyakit Febuari
1 Tumor 36
2 Abses 18
3 Close fraktur 10
4 Cidera kepala ringan 9
5 Hernia Ingunalis 9
6 Union Fraktur 6
7 Open fraktur 6
8 Ulkus 3
9 Ruptur 3
10 Gangren 3
11 Appendiksitis 2
12 Retensio Urin 2
13 Vulnus 2
14 Ganglion 2
15 Diabetik Foot 2
16 Ateroma 2
17 Trauma Thorax 2
18 Hematuria 2
19 CKS 1
20 Korpus Alienum 1
21 Kista Ganglion 1
22 Abdominal Pain 1
23 Hemoroid 1
24 Osteomelitis 1
25 Trauma Amputasi 1
26 Kanker 1
27 LBP 1
28 Dislokasi 1
29 BPH 1
30 Remove Implant 1
31 Combutio 1
32 Finger flip injury 1
33 Selulitis 1
34 Kolik Renal 1
35 Dekuirvaindissease 1
36 Urolitiasis 1
37 Non Union Fraktur 1
Sumber : Data sekunder, 2017
2.3 M2 (MATHERIAL)
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Secara kualitatif fasilitas yang tersedia
seharusnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat
kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan
oleh masing-masing Rumah Sakit yang disesuaikan dengan jenis kapasitas unit
pelayanan.
a. Denah Ruangan
Ruang Bedah adalah ruang perawatan Bedah, dengan kapasitas tempat tidur
30 bed, di pimpin oleh kepala ruangan dan terbagi atas 3 Tim, tiap Tim dibagi 5-6
perawat.
Adapun lokasi dan denah di Ruang perawatan bedah (Penyakit Dalam)
RSUD Dr. H. Andi Abdurrhman terletak dengan uraian sebagai berikut :
Tandon
air
B
Keterangan :
c. Sarana Prasarana
Tabel 2.11 Daftar Sarana/Prasarana Ruang Perawatan Bedah Tahun 2017
KONDISI
No NAMA BARANG MERK/TIPE/TAHUN JUMLAH
Baik Rusak
ALAT MEDIK/KEPERAWATAN
3 Sterilisator 1 1
Tempat sampah
7 medis 6 6
8 Pulse Oxymetri 1 1
9 Nebulizer 1 1
10 Suction
11 Spigmomanometer 3 2 1
12 Stetoskop 3 3
14 Timbangan 1 1
15 Humidifier 5 5
16 EKG 2 2
17 Kursi roda 4 4
18 Standar Infuse 30 30
19 Dressing set 3 3
Ambu Bag
20 Resusitasi 1 1
21 Timbangan Badan 1 1
22 Brankard 2 2
23 AC 2 pk DAIKIN, 2017 1 1
25 Jam dinding 2 1 1
26 Kulkas 2014 1 1
27 Kursi plastik 7 7
29 Lemari instrument 1 1
Kursi + meja
30 dokter 1 1
Lemari linen
31 (kaca) 1 1
Rak sepatu
32 aluminium 1 1
Tempat sampah
34 non medis 4 4
Tempat sampah
35 medis 4 4
Tempat sampah
36 infeksius 1 1
39 Trolley EKG 1 1
40 Tv 21inch + rak 1 1
41 Meja kerja 3 3
Kipas angin 3
42 temple 36 6
43 Apar 1 1
44 Komputer 1
45 Saturasi oksigen 1 1
46 Gorden tirai 30 30
Sarung bantal baru
47 & lama 50 50
49 Bantal 20 15 5
a. A. 1. Nurse Station
b. Terdiri dari :
c. 3 Meja perawat.
d. 1 Meja Kepala Ruang
e. 1 Meja Administrasi
f. 1 Ruang Istirahat Perawat
g. B. Ruang pasien
h. Terdiri dari :
i. 1 Ruang kelas I dan WC
j. 5 Ruang kelas III dan WC
k. 1 Ruang Isolasi dan WC
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Bedah dari tanggal 25-26 Mei 2017
ditemukan:
NO PERTANYAAN YA TIDAK
2.2 M3 (METODE)
2.2.1 Penerapan MAKP
Secara struktur ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor
menerapkan metode TIM, pelaksanaann dan tanggung jawab masing- masing perawat
sudah optimal, sesuai standar yang ditetapkan RS.
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Bedah RSUD dr.H. andi
Abdurrahman Noor adalah model MAKP dengan metode TIM. Metode Tim yaitu
suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode TIM didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi, sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat.
Ruang bedah menggunakan 3 tim dipimpin oleh ketua tim yang membawahi 5-6
orang perawat pelaksana.
Sebanyak 100% Perawat mengatakan mengerti dengan model askep yang
digunakan dengan menggunakan model tim rawat inap pasien lebih pendek sebanyak
85,71%. Tanggung jawab dan pembagian tugas sudah jelas sebanyak 85,71%. Tugas
karu, katim, sudah sesuai dengan standar.
Uraian Tugas Karu, Katim, PP
Table rekapitulasi uraian tugas kepala ruangan di ruang Dahlia tahun 2011.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tugas kepala ruangan sudah
berjalan sesuai dengan tugasnya sebesar 100 %.
Table rekapitulasi uraian tugas ketua tim di Ruang Dahlia 1 tahun 2011.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas ketua tim sebagian besar
telah dilakukan yaitu sebesar 55,55 %.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perawat pelaksana telah
terlaksana dilakukan yaitu sebesar 100%.
b. Pelaksanaan
Tabel rekapitulasi conference Ruang Dahlia I RSUD Ngudi Waluyo Wlingi 2011.
Pre Conference
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil hampir seluruhnya (83,33) tidak sesuai
dengan pelaksanaan.
Post conference
Masalah:
- Teratasi
- Belum teratasi
- Teratasi sebagian
- Muncul masalh baru
Overan dilakukan diruangan sebanyak 85,71%, sebanyak 80,95% timbang terima
dihadiri oleh semua perawat, pelaksanaan dilaksanakan 1-2 kali, penerapan timbang
terima belum sesuai dengan SOP
2.4.1 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi, melibatkan pasien secara langsung
sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota TIM dan hasil pengkajian, wawancara
dan observasi dengan kepala ruangan dan perawat diruangan untuk ronde keperawatan
di ruang Bedah RSUD dr.H. andi Abdurrahman Noor belum dilaksanakan secara
berkala dan terakhir dilakukan ronde keperawatan pada bulan Oktober 2016.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan 100% -
2 Perawat mengerti adanya ronde keperawatan 61,90% 38,09%
3 Pelaksanaan ronde keperawatan telah optimal 19,04% 80,95%
4 Ronde dilaksanakan setiap bulan 19,04% 80,95%
5 Keluarga pasien mengerti tentang ronde keperawatan 23,80% 76,19%
6 Tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan telah dibentuk 71,42% 28,57%
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Diruangan terdapat sentralisasi obat 76,19% 23,80%
2 Perawat diberi wewenang dalam urusan 57,14% 42,85%
sentralisasi obat
3 Format persetujuan sentralisasi obat dari - 100%
pasien/ keluarga pasien
4 Di ruangan terdapat ruangan khusus untuk 66,66% 33,33%
sentralisasi obat
5 Sudah ada kelengkapan sarana dan prasarana 28,57% 71,42%
pendukung sentralisasi obat
6 Selama ini perawat memisahkan 90,47% 9,52%
kepemilikan antar obat pasien
7 Pemberian etiket dan no.kamar pada obat- 85,71% 14,28%
obatan pasien
8 Menginformasikan tentang kepemilikan obat 42,85% 57,14%
yang telah digunakan
Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan:
Pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru
Terminasi
Pasca Evaluasi
TOTAL 54 % 45%
Pra PP
discharge
planing
Identifikasi
pasien
Persiapan waktu:
Pelaksanaan
discharge - Obat Tindakan /
planing - Rencana kontrol penkes/diskusi
- Diet dirumah
Evaluasi
Post
discharge
plannning
Jawaban
NO Pertanyaan
ya tidak
Supervisi
8 Selalu ada umpan balik dari supervisor untuk setiap tindakan 100%
Dari hasil instrumen untuk supervisi yang didapatkan ketersediaan alat untuk
supervisi secara lengkap yang mengatakan tidak sebanyak 100%, tindak lanjut untuk
setiaphasil supervisi yang mengatakan tidak 75%, pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi yang mengatakan tidak 50%.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku 100% -
di ruang bedah ini
2 Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format 61,90% 38,09%
dokumentasi tersebut dengan benar tepat
3 format yang digunakan ini bisa membantu 61,90% 38,09%
( memudahkan ) perawat dalam melakukan pengkajian
pada pasien
4 menjelaskan pendokumentasian dengan tepat waktu 61,90% 38,09%
( segera setelah melakukan tindakan
5 model dokumentasi yang digunakan ini menambah 61,90% 38,09%
beban kerja perawat
6 model dokumentasi yang digunakan ini menyita banyak 61,90% 38,09%
waktu perawat
Tabel 2.12 Hasil evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A) di
ruang Bedah RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor
SEBELUM MAKP
N ASPEK YANG DINILAI Tgl 10-11 Mei 2016
o
I PENGKAJIAN YA TIDAK
II DIAGNOSA KEPERAWATAN
JUMLAH 100%
saat pengkajian
JUMLAH 100%
IV TINDAKAN
JUMLAH 100%
V EVALUASI
Tabel 2.13 Distribusi Tarif Pelayanan Rawat Inap Ruang Bedah Tahun 2017.
Kelas II - - - Disesuaikan
Prosedur pengadaan barang diruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah
Bumbu
Permohonan barang domestik ruangan Bedah
Kepala Ruangan
Pelaksanaan pengadaan
Panitian pengadaan
Gambar 2.6 prosedur pengadaan barang diruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu
Tabel 2.17 Cara Pembayaran Pasien Rawat Inap Ruang Bedah Bulan Februari-April
2017
2.5 M5 (MUTU)
Proses pemberian pelayanan diruangan Bedah dilakukan melalui tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pendokumentasian, yang
beracu pada SOP (Standard Operating Prosedur) dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan).
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan
perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak untuk dipromosikan
sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya-
upaya penjaminan mutu pelayanan keperawatan.
Dari tabel 2.1 Diketahui Indikator pelayanan selama 3 bulan pada bulan
februari, maret, april Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor BOR
51,6%, BTO 4,8% kali, LOS 3,2% hari, TOI 3,20% hari. Dari data diatas dapat
disimpulkan indikator ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor relatif
stabil.
Dari survey kepuasan pasien pada tanggal 26 Mei 2017 didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.19 Survey kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr. H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu.
Dari tabel Tabel 2.19 Survey kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu didapatkan data yang menyatakan sangat tidak
puas 0%, tidak puas 12,3%, puas 73,7%, sangat puas 13,9%.
Sebelum MAKP
No 5 Moment
Dilakukan Tdk Dilakukan
O-T
b. Eksternal Faktor (EFAS) 3,6-
4 0,6 2,4 2,7=0,9
Opportunity
1. adanya kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan/pendidikan
3 0,4 1,2
tambahan
2. adanya kerja sama yang baik antar
siswa/siswi dan mahasiswa
1 3,6
keperawatan dengan rumah sakit
TOTAL:
3 0,3 0,9
Treatthenned
1. adanya tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk pelayanann yang 2 0,3 0,6
lebih profesional 3 0,4 1,2
3 1 3 O;T 3-
b. Eksternal Faktor (EFAS) 3,6= -
Opportunity 1 3 0,6
1. Adanya rencana untuk merenovasi
ruangan
TOTAL:
3 0,6 1,8
Trearhened
3 0,4 1,8
1. Kesenjangan antara jumalah pasien
dengan peralatan yang ada
2. Adanya tuntutan tinggi dari 1 3,6
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana
TOTAL:
3 Methode (M3)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
4 0,3 1,2 S-W
1. Rumah sakit memiliki visi, misi, dan
3,3-
motto sebagai acuan melaksanakan 3=0,3
kegiatan pelayanan.
2. Menerapkan metode TIM, 3 0,2 0,6
Weakness
1. Rekapitulasi coference diruangan 3 1 3
bedah didapatkan bahwa untuk
kegiatan coference belum
1 3
sepenuhnya optimal
TOTAL:
TOTAL:
4 Sentralisasi Obat
a) Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya diruangan terdapat 3 0,3 0.9 S-W
3-4= -1
sentralisasi obat
2. Pemberian etiket dan no kamar pada 3 0,2 0,6
obat-obatan pasien
3 0,3 0,9
3. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan sentralisasi obat
3 0,1 0,3
4. Adanya buku injeksi dan obat oral 3 0,1 0,3
5. Ada lembar pendokumentasian obat
yang diterima pasien
1 3
TOTAL :
Weakness.
1. Belum ada alat (instrumen) untuk
supervisi secara lengkap. tersedia
2. Tidak ada pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi.
TOTAL:
Weakness.
1. Penerapan timbang terima belum
sesuai dengan SOP
TOTAL:
Threatened.
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
keperawatan profesional. Pelayanan
yang
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL:
7 Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
1. Perawat memberikan informal
pendidikan kesehetan secara dirawat
atau pulang. Kepada pasien/keluarga
selama
2. Perawat memberikan brosur maupun
leaflet pada pasien, sehingga pasien
ingat tentang penjelasan yang diberikan
oleh perawat sudah
TOTAL:
Weakness.
1. Dilaksanakan saat pasien akan pulang
dan isinya hanya penjelasan tentang
penyakit yang diderita pasien.
2. Pendidikan kesehatan belum
terdokumentasi.
TOTAL:
Threatened.
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan.
TOTAL:
8 Rounde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
1. Ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan dan
perawat mengerti adanya ronde
keperawatan.
2. Tim dalam pelaksanaan ronde
keperawatan telah dibentuk dan Tim
yang dibentuk telah melaksanakan
ronde dengan optimal.
TOTAL:
Weakness.
1. Belum dilaksanakan secara dan
Terakhir berkala dilakukan ronde
keperawatan pada bulan Oktober 2016.
ronde
2. Pelaksanaan keperawatan tidak
optimal.
TOTAL:
Threatened.
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional.
2. Persaingan antar-ruang bedah
semakin kuat pemberian pelayanan.
dalam
TOTAL:
9 Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
Weakness.
1. Sistem masih
TOTAL:
pendokumentasian
dilakukan
TOTAL:
Opportunity.
1. Adanya program pelatihan.
2. Peluang perawat
meningkatkan untuk pendidikan
(pengembangan SDM).
TOTAL:
Threatened.
1. Tingkat
kesadaran
(pasien
keluarga) akan
2. Persaingan RS memberikan
pelayanan kesehatan
keperawatan.
TOTAL:
10 Keuangan
a. Internal Faktor (IFAS).
Strength.
1. Membuat
proposal yang
TOTAL:
Weakness.
1. Sistem administrasi belum
terpusat.
TOTAL:
TOTAL:
Threatened.
d. Supervisi
Supervisi sudah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik, diantaranya
1 orang kepala ruangan, 3 orang ka-TIM dan 17 orang perawat
pelaksana. Sistem perencanaan kinerja tim di ruangan sudah
direncanakan dan dilakukan sebagaimana mestinya oleh setiap ka-TIM
yang mengatur devisi mereka masing-masing.
e. Timbang Terima.
Overan dilakukan diruangan sebanyak 85,71%, sebanyak 80,95%
timbang terima dihadiri oleh semua perawat, pelaksanaan dilaksanakan
1-2 kali, penerapan timbang terima belum sesuai dengan SOP. Penyebab
diterapkan. : belum ada SOP timbang terima yang harus
f. Penerimaan Pasien Baru.
Dalam penerimaan pasien baru diruangan sudah berjalan dengan baik
berdasarkan status pasien yang telah dikaji di ruangan lain seperti IGD
beserta laporan dan terapi yang sudah dikaji di ruangan lain
g. Discharge Planning dan Penerimaan pasien baru.
Discharge planning sudah dilaksanakan, ditandai dengan adanya
formulir discharge planning di lembar status pasien yang dilengkapi
dengan tanda tangan DPJP, bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan
h. Dokumentasi keperawatan.
1. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan keperawatan meliputi
pengkajian review of system (ROS), serta diagnosa keperawatan
sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
2. Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat
dalam pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian
masih dilakukan secara komputerisasi). manual (belum
menggunakan
3. Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap nasihat dokter dan
tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan
didokumentasikan. Dokumentasi asuhan keperawatan langsung
dilaksanakan segera setelah pasien masuk dan terjadi masalah
keperawatan.
4. Money (M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan anggaran dana untuk ruang
Bedah biasanya diberikan anggaran pertahun oleh APBD. Dimana
sebelumnya membuat proposal yang kemudian diajukan kepada bagian
perencanaan anggaran RS Dr. H. Andi Abdurrahman Noor. Dalam
pengajuan proposal tersebut dicantumkan perincian dana yang diperlukan
baik itu dari dana untuk perbaikan fasilitas ruangan atau fasilitas alat.
Apabila proposal tersebut disetujui maka anggaran dana yang diperlukan
akan diberikan dan dipergunakan oleh ruangan seefisien dan efektif
mungkin.
5. Mutu (MS).
a) Keselamatan Pasien
1. Data tentang kejadian jatuh
Kejadian jatuh yang terjadi di Ruang Bedah tidak ada kejadian pada
bulan Februari, Maret, dan April.
2. Pengurangan Resiko Infeksi Nosokomial (INOS)
Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien sebanyak 2
(33,33%) perawat yang bertugas di Ruang Bedah, sedangkan yang
melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan 3 (50%), setelah
melakukan tindakan 6 (100%), setelah terpapar cairan beresiko
sebanyak 6 (100%), dan yang cuci tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien 3 (50%).
3. Pengurangan resiko jatuh
Dengan Penilaian resiko jatuh pada dewasa menggunakan
scooring morse. Didapatkan data dari 12 pasien : 2 resiko tinggi, 2
resiko sedang, dan 8 resiko rendah
b) Kepuasan pasien
Kepuasan pasien di Ruang Bedah RSUD dr.H. Andi Abdurrahman
Noor Tanah Bumbu didapatkan data yang menyatakan sangat tidak puas
0%, tidak puas 12,3%, puas 73,7%, sangat puas 13,9%. Dapat
dismpulkan merasa puas dengan 73,7%.
1) Indikator Pelayanan
BOR 51,6%, BTO 4,8% kali, LOS 3,2% hari, TOI 3,20% hari.
Dari data diatas dapat disimpulkan indikator ruang Bedah RSUD dr.
H. Andi Abdurrahman Noor relatif stabil.
2) Indikator Pencegahan Infeksi Nosokomial
a. Angka Flebitis
Angka kejadian Flebitis selama bulan Februari 0,25% Maret
2017 sebanyak 3,10%, April sebanyak 0,00 %, jumlah kejadian
Flebitis selama 3 bulan yaitu 2 (3,35%) tidak ada angka kejadian
dibulan selanjutnya (April) 2017
b. Data Pasien Safety (Keselamatan Pasien)
Pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUD.
Dr.H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu. Dengan Penilaian
resiko jatuh pada dewasa menggunakan scooring morse. Didapatkan
data dari 12 pasien: 2 resiko tinggi, 2 resiko sedang, dan 8 resiko
rendah. Resiko jatuh dikaji setiap hari oleh perawat jaga ataupun ada
perubahan kondisi pasien saat itu juga
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengambangkan visi misi
sebuah rumah sakit, kunci keberhasilan di dukung oleh sumber daya manusia,daya
dukungan manajemen yang baik kualitas produk yang baik dan pelayanan yang
memuaskan di rumah sakit.berdasarkan kasus di ataskan terdapat beberapa masalah yaitu
M2 (sarana dan prasana) dan M3 yaitu MAKP Ronde, Timbang terima dan Sentralisasi
obat dengan demikian maka melalui analisis SWOT pihak rumah sakit dapat
meningkatkan manajemen keperawatan.
4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan suatu masalah dalam suatu manajemen
keperawatan dalam sebuah rumah sakit dan sebagai bekal persiapan dalam menghadapi
masalah dengan tujuan meningkatnya pelayanan rumah sakit dengan analisis SWOT dan
POAC.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. 2017. Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus
Sumatera Barat Tahun 2017. Padang: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
Moohead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition. United State
Muliana. (2013). Hubungan dukungan keluarga terhadap kemandirian anak retardasi mental
sedang di SLB Negeri tingkat Pembina Provinsi Sulawesi Selatan Makasar. 20 juni
2018 http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3172/1/mulianan.pdf&sa=U&ved