Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN
ANALISIS SWOT DAN MENYUSUN POAC DI RUANG NURI RSD IDAMAN KOTA
BANJARBARU

Dosen Pembimbing:
Bayu Purnama Atmaja, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Eka Nurdamayanti NIM 1114190633


Neli Safitri NIM 1114190640
Nur Syarifah NIM 1114190641
Siska Rahmawati NIM 1114190644

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan.Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bayu Purnama Atmaja, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Manajemen yang telah memberikan masukan dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada
penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamin.

Simpang Empat, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang profesional merupakan
praktek keperawatan yang dilandasi oleh nilai-nilai pro nilai-nilai profesional fesional
yaitu mempunyai otonomi dalam pekerjaannya, bertanggung jawab dan pengambilan
keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin, pemberian pembelaan dan
memfasilitasi kepentingan klien.
Manejemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk
memberikan asuahan keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang dan
berkesinambungan. Banyaknya tuntutan dalam pengembangan pelayanan kesehatan di
masyarakat umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dipahami dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu bekerja
secara nyata dan diterima dalam memberikan pelayanan yang berkemanusiaan sesuai
ilmu dan ikut serta kewenangan yang dimiliki (Asriani, 2016).
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan, adanya
pengelolaan yang sesuai dan mampu mengefektifkan pembagian pelayanan keperawatan
dengan lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
(Bakri, 2017).
Analisis SWOT adalah metode dalam riset pemasaran yang digunakan dalam
menganalisis faktor lingkungan yang kompetitif. Menurut Grewal & Levy (2008) dalam
jurnal (Susanto & Zakari, 2017) mengemukakan analisis SWOT merupakan evaluasi
terhadap lingkungan internal, yaitu kekuata (Strength) dan kelemahan (Weakness), serta
lingkungan eksternal berupa peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats). Fungsi dari
manajemen dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Manajemendidalam hal untuk mencapai tujuannya. Fungsi dari Manajemen juga dikenal
dengan Istilah POAC (Pratiwi, 2019).
Berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik untuk menganalisis SWOT dan
menyusun POAC dalam melakukan manajemen keperawatan secara profesional.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana Analisa SWOT dan Menyusun POAC?
1.3. Tujuan
1.3.1. Umum
Untuk Mengetahui Bagaimana Analisa SWOT dan Menyusun POAC
1.3.2. Khusus
a. Untuk mengetahui konsep manajemen keperawatan
b. Untuk mengetahui konsep analisa manajemen keperawatan (M1-M5)
c. Untuk mengetahui analisis SWOT
d. Untuk mengetahui POAC

1.4. Manfaat
a. Penulis
Semoga dengan pembuatan makalah ini penulis dapat menambah wawasan dan
pengalaman tentang penerapan model MAKP yang diaplikasikan diruang perawatan,
serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan model MAKP dan dapat
menganalisa masalah dengan SWOT
b. Institusi
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan model MAKP dengan metode tim
c. Masyarakat
Semoga dengan ada nya penyusunan makalah ini masyarakat diharapkan kedepannya
dapat menambah ilmu pengetahuan manajemen keperawatan mengenai analisi
SWOT dan penyusunan POAC
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Keperawatan


2.1.1 Definisi
Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana
(1996), Managemen Keperawatan adalah suatu proses- proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Di dalam
Manajamenen Keperawatan-pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Manager di tuntut untuk merencanakan,
pengorganisasi memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga dan masyarakat. (Nursalam, 2012).
2.1.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima ini, kelima fungsi tersebut telah fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, diringkas menjadi empat, yaitu:
a. Prencanaan (Planning)
1) Menetapkan tujuan dan target organisasi; merumuskan strategi untuk
mencapai tujuan dan target organisasi tersebut
2) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
3) Menetapkan standar/ indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target organisasi
b. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan proses yang mencakup proses pelaksanaan strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat dipastikan dapat dipastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi. Pengorganisasian mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggung jawab
3) Kegiatan perekrutan, penyelesaian, pelatihan dan pengembangan sumb
pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja
4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling proses
tepat
c. Pengarahan dan pengimplementasian (Directing/Leading)
Pengarahan dan Pengimplementasian merupakan implementasi program
yang dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi
agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Proses pengarahan
danpengimplementasian mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d. Pengawasan Dan Pengendalian (Controling)
Pengawasan dan pengendalian adalah proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi. Pengawasan dan pengendalian mencakup kegiatan sebagai
berikut:
1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indicator yang telah ditetapkan
2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
3) Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaia tujuan dan target bisnis

2.1.3 Proses Manajemen Keperawatan


Menurut (Nurussalam,2012) proses manajemen keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Pengkajian Pengumpulan Data
Pada tahap ini, seorang manager dituntut tidak hanya mengumpulkan
informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah
sakit, puskesmas dll), tenaga keperawatan, administrasi dan bagian keuangan
yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
b. Perencanaan
Perencanaan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Perencanaan disini
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada
semua pasien, pasien, menegakkan tujuan, mengaalokasikan anggaran belanja,
menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat
struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf, serta menegakkan
kebijakan, dan prosedur operasi prosedur operasional untuk mencapai untuk
mencapai visi dan misi institusi institusi yang telah ditetapkan.
c. Pelaksanaan
Pada tahap implementasi dalam proses menegemen keperawatan terdiri atas
bagaimana manager memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang
direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir proses managerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Tujuan dan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf
mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan serta mengidentifikasi faktor- faktor yang menghambat dan
mendukung dalam pelaksanaan.
2.1.4 Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian Asuhan Keperawatan Professional yang sudah ada dan akan terus di
kembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
Model Deskripsi Penanggung Jawab
Fungsional  Berdasarkan orientasi tugas dari Perawat yang bertugas
filosofi keperawatan pada tindakan tertentu
 Perawat melaksanakan
(tindakan)tertentu tugas
berdasarkan jadwal kegiatan
yang ada
 Metode fungsional di
laksanakan leh perawat dalam
mengelola asuhankeperawatan
sebagai pilihan utama pada saat
perang dunia pertama. Pada saat
itu,karena masih terbatasna
jumlah dan kemampuan perawat
maka setiap perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya: merawat luka)
keperawatan kepada semua jenis
pasien di bangsal
Kasus  Berdasarkan pendekatan holistic Manajer Keperawatan
dari filosofi keperawatan
 Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan
dan observasi tertentu pada
pasien
 Rasio 1:1 pasien-perawat Setiap
pasien dilimpahkan kepada
semua perawat yang melayani
seluruh kebutuhannya pada saat
mereka dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat berbeda
untuk setiap shift,dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan di
rawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya.
Berikutnya
Metode penugasan kasus biasa di
terapkan satu pasien satu
perawat,umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau perawat
khusus seperti (isolasi, intensive
care)
Tim  Berdasarkan pada kelompok Ketua Tim
filosofi keperawatan
 6-7 perawat professional dan
perawat asossiate bekerja
sebagai 1 tim, di supervisi oleh
ketua tim. Metode ini
menggunakan tim yang terdiri
atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan
keperawatan sekelompok
asuhan terhadap pasien.
Perawat ruangan di bagi
menjadi 2-3 tim atau group
yang terdiri atas tenaga
professional, technical, dan
pembantu dalam 1 group kecil
yang saling membantu
Primer  Berdasarkan pada tindakan Perawat Primer
yang komperhensif dan filosofi
keperawatan
 Perawat bertanggung jawab
terhadap semua aspek asuhan
keperawatan, dari hasil
pengkajian kondisi pasien
untuk mengkoordinasi asuhan
keperawatan
 Rasio 1:4/1:25
(perawat:pasien) dan
penugasan metode kasus.
Metode penjelasan dimana
satu orang perawat
bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien, mulai dari
pasien masuk sampai pasien
keluar rumah sakit.
Mendorong praktek
kemandirian

2.2 Konsep Analisa Manajemen Keperawatan (M1-M5)


2.1.1 M1 (Man)
2.9.1 SDM
Sumber daya manusia atau biasa di singkat SDM potensi yang terkandung
dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang
adektif dan transformat yang mampu mengelolah dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Manajemen sumber daya
manusia, di singkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur
hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat menjadi
maksimal.
2.9.2 Struktur Organisasi
Adalah pola tentang hubungan antara bagai mana kompetensi dan bagaian
organisasi. Pada organisasi formal struktuk direncanakan dan merupakan usaha
sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai sehingga dapat
mencapai sasaran efektif. Henry Mintzberg mengatakan bahwa ada 5 bagian
dasar organisasi yaitu:
1) The Operating Core. Yang termasuk disisni adalah para pegawai yang
melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan barang dan jasa
2) The Strategic Apex. Yang termasuk dalam bagian ini adalah manajer
tingkat puncak (top Menejemen)
3) The Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini mereka yang
diserahi tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk
standarisasi organisasi
4) The Middle Line. Yang termasuk didalam bagian ini adalah para manajer
yang menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional
5) The Support Staf. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang member
jasa pendukung tidak langsung terhadap organisasi (orang- orang yang
mengisi unit staf)
2.9.3 Visi (Vision)
Adalah pernyataan yang mendefinisikan sesuatu yang ingin dicapai
perusahan/ organisasi diwaktu yang akan datang. Visi lebeh terkonsetrasi ke
masa depan (jangka panjang, future) dan cenderung merupakan pernyataan yang
sifatnya strategis. Misi (mission) adalah pernyataan- pernyataan yang
mendefinisian apa yang sedang/ akan dilakukan atau ingin diacapai dalam
waktu (sanagat) dekat atau saat ini. Misi lebih terkonsentrasi ke saat ini dan
merupakan target-target yang sifatnya lebih opeasional yang mungkin dikaitkan
dengan customer, proses-proses dalam organisasi, serta tigkat kinerja yang
diinginkan. Ada beberapa strategi dalam menentukan visi, yaitu:
1) Mengidentifikasikan aktifitas perusaahaan berdasrkan impian yang ingin
dikejar
2) Menetapkan arah yang jauh kedepan (pandangan masadepan)
3) Menyediakan gambaran bersar yang menggambarkan siapa 'kita', apa yang
'kita' lakukan, dan kemana 'kita' mengarah. Sedangkan strategi dalam
membentuk misi adalah:
a. Menetapkan perusahan menjadi bagian-bagian yang kecil
b. Membangun rasa yang kuat tehadap identitas perusahan dan tujuan
bisnis.
Seorang pemimpin yang strategis akan selalu mulai dengan:
1) Konsep yang harus dan tidak harus dilakukan oleh perusahaan
2) Visi kemana perusaahan akan melangkah
2.9.4 Komunikasi
Adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
suatu pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Hewit
(1981), menjabarkan tujuan penggunaan pross komunikasi secara spesifik
sebagai berikut:
1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2) Mempengarauhi prilaku seseorang
3) Mengungkapkan perasaan
4) Menjelaskan prilaku sendiri atau perilaku orang lain
5) Berhubungan dengan orang lain
6) Menyelesaikan sebuah masalah
7) Mencapai sebuah tujuan
8) Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik
9) Menstimulus minat pada diri sendiri atau orang lain
2.9.5 Ketenagaan
Terdapat beberapa cara atau metode dalam menetapkan jumlah tenaga
keperawatan di suatu ruang atau rumah sakit. Pada MPKP, jumlah tenaga
keperawatan di suatu ruang rawat ditetapkan dari klarifikasi klien berdasarkan
derajat ketergantungan
2.9.6 Beban Kerja
Adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam
satu satuan waktu tertentu. Menghitung beban kerja, biasanya diperlukan untuk
menentukan jumlah pegawai yang diperlukan dalam suatu unit kerja.
Penghitungan beban kerja adalah suatu teknik untuk menetapkan waktu bagi
seorang pegawai yang memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu dengan standar persentasi yang telah ditetapkan
2.1.2 M2 (Material)
Material, merupakan satu dari lima metode manajemen keperawatan
yang memiliki karakteristik antara lain:
1. (Umumnya) kebutuhanny (Umumnya) kebutuhannya tidak pasti tidak pasti
2. Sangat menentukan kelancaran proses pelayanan
3. Keberadaan dan ketidak beradaan kekurangannya menimbulkan biaya
4. (Umumnya) memiliki persentase tertinggi dalam neraca
Tujuan dari perencaan kebutuhan dari bahan baku adalah sebagai
berikut (yamit, 1996):
1. Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan
untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersedianya produk
jadi bagi konsumen
2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
3. Merencanakan aktifitas pengiriman, dan aktifitas pemberian
Perencanaan kebutuhan material atau yang sering dikebal dengan material
retuirement planning (MRP) adalah suatu system informasi yang terkomputerisasi
untuk mengatur persediaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. System
ini berbertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan
produktifitas.
2.1.3 M3 (Method)
1. Supervisi
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan/kebijakan yang telah ditentukan (Farland, 2017)
2. Timbang Terima
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga, Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien.
2.1.4 M4 (Money)
Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusunsecara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget
mempunyai 4 unsur, yaitu:
1. Rencana
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
3. Dinyatakan dalam unit moneter
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
Manfaat Budget:
1. Sebagai pedoman kerja Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan
memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai
oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang
2. Sebagai alat pengawasan kerja budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai
alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh
realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan sukses bekerja
ataukah kurang sukses bekerja
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja budget berfungsi sebagai alat untuk
mengkoordinaksikan kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam
perusahaan dapat saling menunjang, saling bekrja sama dengan baik untuk
menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya
perusahaan akan lebih terjamin
2.1.5 M5 (Marketing)
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi menyebar luaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang barang tentu penting
penting sebab bila barang yang diproduksi diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti.
a. Faktor Kunci Keberhasilan Dari Pemasaran
1) Adanya subbag marketing dalam struktur organisani suatu rumah sakit
2) Adanya visi dan misi
3) Status rumah sakit yang profit
4) Adanya upaya pemasaran yg telah dilaksanakan di rumah sakit
5) Tersedianya fasilitas medis Tersedianya fasilitas medis dan non medis
yang mema dan non medis yang memadai
b. Bor Pasien
c. Mutu Pelayanan Keperawatan
1) Meningkatkan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara
lain: kejadian dekubitus, kematian pasien dan tingkat kepuasan pasien
2) Upaya pengurangan infeksi nosokomial dapat dilihat dari kejadian flebitis,
ILO tidak terjadi, ISK tidak terjadi dan pneumonia tidak terjadi
d. ALOS (Average Long of Stay)
Lama rawat inap pasien di sebuah ruangan rumah sakit dengan rata- rata
rawat inap beberapa hari. Pasien dapat dikelompokan menjadi dua kelompok
yaitu pasien pulang dengan kondisi baik dan pasien pulang dengan kondisi
belum sembuh
2.3 Analisis SWOT
2.3.1 Pengertian Analisi SWOT
Menurut (Rusmawati 2017) menjelaskan bahwa, "Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang.(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut (Cahyono,2016) mengatakan bahwa "Analisis SWOT adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan atau Strengths,
kelemahan atau Weaknesses, peluang atau Opportunities, dan ancaman atau Threats
dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Dan dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya".
Menurut (Irawan, 2018) mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah evaluasi
terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
2.3.2 Tujuan Analisi SWOT
Menurut (Bilung 2016) dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif maupun negatif dari
dalam dan dari luar perusahaan. Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu
mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat mempengaruhi
perencanaan strategi dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada
hampir semua aspek industri.
Menurut Jogiyanto dalam Lukmandono (2015:44) tujuan dari analisis SWOT
adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk
merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal,
efektif, dan efisien
2) Menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk
melakukan sesuatu
3) Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan
4) Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan
pengembangan produk yang dihasilkan
5) Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi
6) Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan
pengembangan di dalam perusahaan
2.3.3 Manfaat Analisi SWOT
Menurut (Bilung, 2016) manfaat yang bisa didapat dari analisis SWOT
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai kebijakan strategis
terkait rencana dan pelaksanaan di masa yang akan datang
b) Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan
sebuah perusahaan
c) Memberikan tantangan ide-ide bagi pihak manajemen perusahaan
d) Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan
2.3.4 Unsur-unsur SWOT
Menurut Dj. Rusmawati (2017:918) unsur-unsur SWOT meliputi:
1) kekuatan Strengths
Unsur pertama dari SWOT adalah kekuatan (Strengths), yang
dimaksud dengan kekuatan (Strengths) adalah semua potensi yang
dimiliki perusahaan dalam mendukung proses pengembangan perusahaan,
seperti kualitas sumber daya manusia, fasilitas-fasilitas perusahaan baik
bagi SDM maupun bagi konsumen dan lain-lain. Yang dimaksud faktor-
faktor kekuatan adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi yang berakibat pada kepemilikan keunggulan komparatif oleh
unit usaha dipasaran. Contoh: kekuatan pada sumber daya keuangan, citra
positif, keunggulan kedudukan di pasar, dan kepercayaan bagi berbagai
pihak yang berkepentingan atau yang berkaitan
2) Kelemahan (Weaknesses)
Adalah analisis kelemahan, dimana situasi dan kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu perusahaan pada saat ini. Tepatnya
terdapat kekurangan pada kondisi internal perusahaan, akibatnya kegiatan-
kegiatan perusahaan belum bisa terlaksana secara maksimal. Misalnya:
kekurangan dana, karyawan kurang kreatif dan malas, tidak adanya
teknologi yang memadai dan sebagainya
3) Peluang (Opportunities)

Adalah faktor-faktor lingkungan luar atau eksternal yang positif,


secara sederhana dapat diartikan sebagai setiap situasi lingkungan yang
yang menguntungkan bagi suatu perusahaan atau satuan bisnis. Yang
dimaksud situasi lingkungan adalah:
a. Perubahan dalam kondisi pesaing
b. Hubungan antara pembeli (konsumen)
c. Hubungan dengan pemasok yang harmonis
d. Kecendrungan penting yang terjadi dikalangan penggunaan produk
e. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian
4) Ancaman (Threats)
Ancaman yang dimaksud dalam analisis SWOT yang bisa terjadi
dilapangan adalah:
a. Harga bahan baku yang fluktuatif
b. Masuknya pesaing baru di pasar
c. Pertumbuhan pasar yang lambat
d. Pelanggan yang memiliki kepekaan terhadap harga dapat pindah ke
pesaing yang menawarkan harga murah
e. Pesaing yang memiliki kapasitas yang lebih besar dan daya jangkau
luas
2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi SWOT
2.3.6 Teknik Analisi SWOT
2.3.7 Model Analisi SWOT
2.4 POAC
BAB III
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya
sekitar 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal
seperti apa yang di sepakati oleh para ahli yaitu > 140/90 mmHg (Sudoyo,
2019). Hipertensi suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang meningkatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mordalitas). Hipertensi dapat dicegah agar tidak
menyebabkan komplikasi lebih lanjut dengan diperlukan penanganan yang tepat dan
efesien, dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis.
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa/i diharapkan mampu mempelajari dan memahami tentang
bagaimana penerapan konsep dan asuhan keperawatan komunitas dan terapi
komplementer pada kelompok rentan (Lansia) dengan Diagnosa Hipertensi di wilayah
kerja puskesmas Darul Azhar, dan juga dalam melakukan pengkajiannya, akan
membuat kita menjadi lebih mengerti konsepnya secara mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai