Disusun Oleh:
EKA NURDAMAYANTI
NIM 1114190633
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
EKA NURDAMAYANTI
NIM 1114190633
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definis
B. Etiologi
Menurutt Nurarif (2018), etiologi pneumonia terdiri dari:
1. Bakteri : Pneumococcus, streptococcus hemolytikus, streptococcus aureus,
haemophilus influenzae, mycobacterium tuberculosis.
2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
3. Jamur :Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,
ryptococosis, pneumocytis ca
4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:
1. Virus sinsisial pernafasan
2. Adenovirus
3. Virus parainfluenza
4. Virus influenza.
C. Patofisiologi
Menurut (Muttaqin,2019) proses perjalanan penyakit dimulai dari adanya beberapa
faktor yang menyebabkan aspirasi berulang diantaranya: obstruksi mekanik saluran
pernafasan karena aspirasi bekuan darah, pus, makanan dan tumor bronkus. Adanya
sumber infeksi, daya tahan saluran pernafasan yang terganggu, sehingga menimbulkan
tanda dan gejala seperti edema trakeal/ faringeal, peningkatan produksi sekret sehingga
menimbulkan batuk produktif efektif. Dari tanda dan gejala tersebut maka muncul
masalah keperawatan ketidak efektifan bersihan jalan nafas.
Peradangan pada bronkus yang menyebar pada parenkim paru juga menyebabkan
terjadinya konsolidasi pengisisian rongga alveoli oleh eksudat menimbulkan penurunan
jaringan efektif paru, dan kerusakan membran alveoli-kapiler, hal ini menimbulkan
gejala sesak nafas. Penggunaan obat bantu nafas dan pola nafas tidak efektif. Dari tanda
terebut maka muncul masalah keperawatan gangguan pertukaran gas. Konsolidasi
pengisian rongga paru oleh eksudat menimbulkan reaksi sitemis: bakterimia/ viremia,
anoreksia, mual, demam, perubahan berat badan, dan kelemahan. Sehingga dapat
menimbulkan tanda dan gejala peningkatan laju metabolisme umum, intake nutrisi tidak
adekuat, tubuh makin kurus, ketergantungan aktivitas sehari-hari, kurang pemenuhan
isirahat dan tidur, kecemasan dan pemenuhan informasi. Dari tanda dan gejala tersebut
maka timbul masalah keperawatan yaitu pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan,
gangguan pemenuhan Activity Daily Living(ADL), gangguan pemenuhan istirahat dan
tidur, kecemasan, ketidaktahuan/ pemenuhan informasi dan hipertermi.
Sumber : (Muttaqin,2019)
D. Tanda dan Gejala
E. Klasifikasi
Klasifikasi Pneumonia
menurut Zul Dahlan 2001
dalam Padila (2013) :
a. Berdasarkan cirri radiologis
dan gejala klinis, dibagi atas :
1. Pneumonia tipikal,
bercirikan tanda-tanda
pneumonia lobaris dengan
opasitas lobus
atau loburis.
2. Pneumonia atipikal,
ditandai gangguan repirasi
yang meningkat lambat
dengan
gambaran infiltrast paru
bilateral yang difus.
b. Berdasarkan factor
lingkungan :
1. Pneumonia komunitas
2. Pneumonia nosocomial
3. Pneumonia rekurens
4. Pneumonia aspirasi
5. Pneumonia pada gangguan
imun
6. Pneumonia hipostatik
Klasifikasi Pneumonia menurut (Dahlan 2017) adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
1. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas
lobus atau loburis
2. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan repirasi yang meningkat
lambat dengan gambaran infiltrast paru bilateral yang difus
b. Berdasarkan factor lingkungan :
1. Pneumonia komunitas
2. Pneumonia nosocomial
3. Pneumonia rekurens
4. Pneumonia aspirasi
5. Pneumonia pada gangguan imun
6. Pneumonia hipostatik
F. Komplikasi
Menurut (Dahlan, 2017) komplikasi pneumonia adalah:
1. Sianosis merupakan warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena
kandungan oksigen yang rendah dalam darah
2. Hipoksemia merupakan penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah, kadang-
kadang khusus sebagai kurang dari yang tanpa spesifikasi lebih lanjut, akan
mencakup baik konsentrasi oksigen terlarut dan oksigen yang terikat pada
hemoglobin
3. Bronkaltasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus
yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan
muskular dinding bronkus
4. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/ bagian paru-paru yang
diserang tidak mengandung udara dan kolaps). Terjadi akibat penumpukan secret
5. Meningitis terjadi karena adanya infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang
G. Pemeriksan Penunjang
Untuk mendiagnosa penyakit secara lebih tepat maka diperlukan pemeriksaan
penunjang. Foto thoraks sebaiknya dibuat posterior anterior dan lateral untuk melihat
keberadaan konsolidasi rotrokardial sehingga lebih mudah untuk menentukan lobus yang
terkena. Densitasnya bergantung pada intensitas eksudat dan hampir selalu
adabronhogram pada masa akut, biasanya tidak ada pengecilan lobus yang terkena
sedangkan pada masa resolusi mungkin ada atelektasis sebab eksudat menyebabkan
obstruksi. Gambaran konsolidasi tidak selalu mengisi seluruh lobus karena mulai dari
perifer gambar kosolidasi hampir selalu berbatasan dengan permukaan pleura viselaris
maka dari itu dapat mudah dilihat dengan foto lateral. (Muttaqin, 2019)
I. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Muttaqin, 2019) Diagnosa Keperawatan Pneumonia adalah sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Sekresi Yang Tertahan
2. Pola Nafas Tidak Efektif b.d Hambatan Upaya Nafas (Kelemahan Otot Pernapasan)
3. Hipertermia b.d Proses Penyakit
J. Penatalaksanaan
Menurut (Muttaqin, 2019) Penatalaksanaan penyakit pneumonia sebagai berikut:
a. Posisikan klien semi fowler dengan sudut 45°
b. Pemberian O2 yang adekuat
c. Pemberian IV line untuk hidrasi tubuh secara umum
d. Pemberian antibiotik terpilih
K. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan SDKI (2016), SIKI dan SLKI (2018) sebagai berikut:
L. Evaluasi
Menurut Dermawan (2019) evaluasi adalah membandingkan suatu hasil/perbuatan
dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan
tercapai. Tujuan evaluasi antara lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan pasien
b. Untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan
yang diberikan
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan
e. Untuk penentuan masalah teratasi, atau tidak teratasi adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan.
Format evaluasi menggunakan:
a) Subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari pasien
setelah tindakan diperbaiki
b) Objektif adalah informasi yang didapat melalui hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah dilakukan tindakan
c) Analisa data adalah membandingkan antara informasi subjektif dan objektiv
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi dan tidak tertasi
d) Planing adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan. (2017). Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak . Dept.Ilmu KesehatanAnak FK-
UNHAS: Makassar
https://www.academia.edu/40183132/LAPORAN_PENDAHULUAN_PNEUMONIA
http://repository.poltekkes kdi.ac.id/2568/1/REVISI%20KTI%20BETRICKS
%20LENGKAP.pdf
Gumelar. (2020). Animagine: Enlightendig Open Mind Generations. Jurnal Study Desain,
5(9)
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-banyuwangi/
fokus-kesehatan/laporan-pendahuluan-pneumonia-kel/37294100
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-banyuwangi/
fokus-kesehatan/laporan-pendahuluan-pneumonia-kel/37294100
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-banyuwangi/
fokus-kesehatan/laporan-pendahuluan-pneumonia-kel/37294100
Nurarif. (2018). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-banyuwangi/
fokus-kesehatan/laporan-pendahuluan-pneumonia-kel/37294100
Nurusalam. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis& NANDA
NIC-NOC jilid 1. Media Action: Jakarta.
https://www.google.com/search?
q=LAPORAN+PENDAHULUAN+PNEUMONIA+BERAT+SDKI&oq=LAPORAN
+PENDAHULUAN+PNEUMONIA+BERAT+SDKI&aqs=chrome..69i57j0i22i30.16
318j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Seyawati. (2018). Tata Laksana Kasus Batuk dan atau Kesulitan Bernafas: Literature
Review.Jurnal Ilmiah Kesehatan.
https://www.academia.edu/40183132/LAPORAN_PENDAHULUAN_PNEUMONIA