O
D
KEPERAWATAN MENJELANG
U
AJAL
L
DAN PALIATIF
P
R
A
KEPERAWATAN
K MENJELANG AJAL
T DAN PALIATIF
I
K
U
M
INSAN
PROGRAMCENDEKIA MEDIKA
STUDI S-I KEPERAWATAN
JOMBANG
2022
2018
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini
diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Kader
Bangsa Palembang.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti semua
kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini tentunya
masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia menerima saran dan kritik dari
berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di kemudian hari. Semoga dengan
adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar dengan lebih baik lagi.
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
PENYUSUN.............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
C. Strategi Perkuliahan........................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
A. Kegiatan Praktik 1
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mampu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatan paliatif
2. Uraian Materi
A. Pengertian
Berita Buruk adalah setiap “informasi negatif” tentang masa depan seseorang.
Berita Buruk ini sering sekali diasosiasikan dengan penyakit-penyakit terminal
yang sudah tidak mungkin lagi disembuhkan, seperti kanker, Dll. “Setiap berita
yang secara drastic dan negative mengubah pandangan pasien atas masa
depannya.” Ada banyak alsan mengapa para dokter dan perawat mengalami
kesulitan menyampaikan berita buruk. Sebuah keprihatinan bersama adalah
bagaimana berita akan mempengaruhi pasien dan ini sering digunakan untuk
membenarkan berita penahanan buruk.
B. Tujuan
1. Memberikan informasi yang dimengerti sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasien
2. Mendukung pasien dengan ketrampilan untuk mengurangi dampak emosional
3. Mengembangkan strategi dalam bentuk rencana pengobatan dengan masukan
dan kerjasama pasien
C. Prosedur
Enam Langkah strategi penyampaian berita buruk :
A. PENGERTIAN
Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara
efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan
yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan
pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan
pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya,
sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi
permasalahannya.
B. TUJUAN
1. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).
2. Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien, untuk
kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan
finansial.
3. Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan
pasien.
4. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit/masalah yang dihadapinya.
C. PROSEDUR
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi, yaitu SAJI :
S = Salam
A = Ajak Bicara
J = Jelaskan
I = Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai
berikut. Salam:
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk
berbicara dengannya.
Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar
pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa
dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti
perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup
dalam usaha menggali informasi.
Jelaskan:
Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh
pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai
penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
Ingatkan:
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai
materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir
percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi
yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar,
maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah
pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.
1. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.
2. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.
3. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,
menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak
lelah).
4. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum,
spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan tumbuh
kembang, dan lain-lain).
5. Menilai suasana hati lawan bicara
6. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh)
pasien.
7. Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna
menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.
8. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang
tidak perlu.
9. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap
menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.
10. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau
pengambilan keputusan.
11. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.
12. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua
belah pihak. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.
A. PENGERTIAN
1. Pengkajian Biologis, Psikologis, sosiao, psikologis, sosial, spiritual dan tatanil
ai/budaya didapatkan pada saat anamnesa untuk mengkaji keadaanpasien
secara holistic/ menyeluruh, yang meliputi 5 aspek yaitu pengkajian biologis,
psikologis, social, spiritual dan budaya/tata nilai pasien.
2. Kajian Biologis : menanyakan apakah ada anggota keluarga yangmempunyai
penyakit yang sama
3. Kajian Psikologis : Bagaimana hubungan antar anggota keluarga yang
satudengan yang lain
4. Kajian Sosial : Bagaimana peran pasien dan keluarga kepada masyarakat
5. Kajian Ekonomi : kajian yang kita peroleh untuk mengetahui
tingkatperekonomian keluarga.
6. Kajian Spiritual : Sejauh mana ketaatan pasien menjalankan
ibadah sesuaiagamanya
7. Kajian Tata Nilai/Budaya : Bagaimana kebiasaan dan budaya masyarakat
dilingkungan tempat pasien tinggal.
8. Pasien yang di lakukan Kajian secara holistic adalah pasien pasien
denganPenyakit Kronis. (Misalnya : Diabetes Miletus, Hipertensi,
PenyakitKardiovaskuler)
B. TUJUAN
Untuk mendiagnosa penyakit pasien secara menyeluruh / holistic sehingga dokter
bisa memberikan terapi secara menyeluruh.
C. PROSEDUR PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang : Nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien,
tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
b. Keluhan utama / Alasan masuk
Perawat menanyakan kepada klien ataupun keluarga apa yang menyebabkan
klien dan keluarga datang ke RS.
c. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi meliputi pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu,
pengobatan sebellumnya, trauma pada klien, anggota keluarga yang gangguan
jiwa, dan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
d. Aspek Fisik / Biologis
Perawat perlu mengkaji pada aspek fisik / biologis untuk mengetahui
gangguan pada sistemm atau fungsi organ.
e. Aspek psikososial
Aspek psikososial meliuti genogram, konsep diri, hubungan sosial, dan
spiritual
f. Status mental
Status mental meliputi penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik, afek dan
emosi, interaksi selama wawancara, persepsi dan sensorik, proses berfikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan
penilaian, dan daya tilik diri.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Kebutuhan persiapan pulang meliputi kemampuan klien memenuhi
kebutuhan, kegiatan hidup sehari-hari, kemampuan klien, sistem pendukung
dan kegiatan produktif atau hobi.
h. Mekanisme koping
Mekanisme koping mencakup hal-hal yang termasuk koping adaptif atau
maladaptif.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Perawat harus mengkaji dalam masalah psikososial yang di hadapi oleh klien,
dari kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, dan
pelayanan kesehatan.
j. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang penyakit ganguan jiwa.
k. Aspek medik
Aspek medik meliputi diagnosa medis, terapi medis, dan masalah
keperawatan.
3. Penugasan dan Umpan Balik
Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai
kompetensi yang ada dalam RPS:
7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikan, tidak dapat
diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul)
Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah Wong Baker
0 1 2 3 4 5
Matzo, M.& Sherman, DW. Paliative CareNursing : Quality Care to the End of Life.
2011
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (2010). Oxford Textbook of palliative nursing 3nd ed. New
York : Oxford University Press Nugroho, Agung.(2011). Perawatan Paliatif Pasien Hiv /
Aids.