PRAKTIKUM
KEPERAWATAN MENJELANG
AJAL DAN PALIATIF
Penulis:
Anin Wijayanti, M.Kes.
Iva Milia, M.Kep.
Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini
diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti semua
kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini
tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia menerima saran dan
kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di kemudian hari. Semoga
dengan adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar dengan lebih baik lagi.
Penulis
Anin Wijayanti, M.Kes.
Iva Milia, M.Kep.
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
PENYUSUN.............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
C. Strategi Perkuliahan........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
A. Kegiatan Praktik 1
1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Mampu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat perawatan paliatif
2. Uraian Materi
Teknik Menyampaikan Berita Buruk
Dosen: Anin Wijayanti, M.Kes.
A. Pengertian
Berita Buruk adalah setiap “informasi negatif” tentang masa depan
seseorang. Berita Buruk ini sering sekali diasosiasikan dengan penyakit-penyakit
terminal yang sudah tidak mungkin lagi disembuhkan, seperti kanker, Dll. “Setiap
berita yang secara drastic dan negative mengubah pandangan pasien atas masa
depannya.” Ada banyak alsan mengapa para dokter dan perawat mengalami
kesulitan menyampaikan berita buruk. Sebuah keprihatinan bersama adalah
bagaimana berita akan mempengaruhi pasien dan ini sering digunakan untuk
membenarkan berita penahanan buruk.
B. Tujuan
1. Memberikan informasi yang dimengerti sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasien
2. Mendukung pasien dengan ketrampilan untuk mengurangi dampak emosional
3. Mengembangkan strategi dalam bentuk rencana pengobatan dengan masukan
dan kerjasama pasien
C. Prosedur
Enam Langkah strategi penyampaian berita buruk :
Buckman’s 6-step guide “S.P.I.K.E.S.”
S – etting, listening Skills
P – atient’s Perception
I – nvite patient to share Information
K – nowledge transmission
E - xplore Emotions and
Empathize S – ummarize &
Strategize
Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat
diterima pasien.
B. TUJUAN
Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.
C. PROSEDUR
1. Lakukan pengkajian skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas nyeri.
2. Observasi reaksi nonverbal
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
a. Kompres dingin
b. Massage kulit
c. Buli-buli panas
d. Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang nyaman dan
nafas dalam.
e. Tekhnik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus lain seperti
menonton televisi, membaca koran, mendengarkan musik
7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
9. Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0 – 10
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
MODUL PRAKTIK LABORATORIUM | BAB 2
4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat mengikuti
perintah)
7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikan, tidak dapat
diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul)
Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah Wong Baker
0 1 2 3 4 5