Anda di halaman 1dari 2

Desember 2019 munculnya virus baru yaitu Covid -19 yang disebabkan oleh

SARS-COV-2 merupakan virus yang mempengaruhi jutaan orang, berasal dari cina
dan menyebar keseluruh dunia. Covid-19 mengakibatkan ribuan orang mati,
kebanyakan orang dewasa yang lebih tua karena kurangnya efektif terapi,
kemoprevensi dan vaksinasi. SARS-CoV-2 dalam sel manusia mengindentifikasi
penggunaan vitamin D, secara khusus menggantikan atau menekan beberapa gen.
Vitamin D secara teoritis mencegah meningkatnya hasil buruk dari Covid-19 dengan
mengatur sistem renin angiotensin (RAS) dan meningkatkan seluler bawaan yang
adaptif kekebalan. Vitamin D menjadi penentu biologis utama dari hasil terkait
masalah Covid-19.
Penelitian kuasi eksperimental bertujuan untuk menentukan apakah pemberian
suplementasi vitamin D3 bolus diberikan selama atau sebelum terjadinya Covid-19
efektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup penghuni panti jompok khususnya
pasien Covid-19 lansia yang lemah. Sedangkan untuk tujuan sekunder adalah
menentukan apakah intervensi ini efektif dalam mengatasi timbulnya keparahan
klinis.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah populasi studi, penelitian
kuasi eksperimental kelas menengah terkait panti jompo di Prancis yang
pendududknya sebagian besar terkena dampak dari virus Covid-19 pada bulan maret-
april 2020, data dikumpulkan secara retrospektif, informasi didapatkan dari cacatan
penghuni panti jompok dan didedikasikan untuk penghuni dengan cacat fisik,
gangguan neurokognitif dan psikiatri utama. 66 lansia dengan Covid-19 di panti
jompok didefinisikan sebagai individu yang menerima suplementasi vitamin D3 bolus
selama Covid-19 sedangkan kelompok pembanding berhubungan dengan semua
peserta lainnya yang utama dan hasil sekundernya adalah kematian akibat Covid -19
sedangkan untuk skor ordinal Scale for Clinical Improvement (OSCI) pada fase akut
dari masing-masing. Negara Eropa ditemukan serum konsentasi 25 hidroksi vitamin
D dengan jumlah kasus Covid -19 serta kematian akibat Covid-19
Kriteria inklusi analisis dalam penelitian ini adalah penduduk dengan masalah
Covid-19 jelas secara klinis atau diagnosis dengan RT-PCR, maret-april 2020, data
yang tersedia terkait perawatan yang diterima, termasuk suplemen vitamin D sejak
didiagnosis Covid-19 dan paling sedikit selama bulan sebelumnya, sedangkan untuk
Intervensi suplementasi vitamin D3 bolus selama atau sesaat sebelum Covid-19
semua penghuni panti jompok menerima vitamin D. Grup perbanding
berkorespondensi dengan semua warga yang terpapar dengan virus Covid-19 yang
tidak menerima suplemen vitamin D baru-baru ini. Penerima suplemen intramuskular
dan semua obat telah dikeluarkan dan diawasi oleh perawat
Kematian penduduk akibat Covid-19 selama tindak lanjut dan dimulai sejak
hari diagnosis Covid-19 untuk setiap pasien dan terus berlanjut hingga 15 mai 2020
atau hingga meninggal jika berlaku. Sedangkan untuk hasil sekunder skol OSCI untu
penderita Covid-19 pada fase akut, hasil sekunder merupakan skor pada Organisasi
Kesehatan Dunia Skala Ordinal untuk peneingkatan klinis (OSCI) pasien
terkonfirmasi Covid-19. Kovariabel usia, jenis kelamin, jumlah obat yang
diminumsetiap hari, kemampuan fungsional, status gizi, pengobatan Covid-19 dengan
kortikosteroi, hydroxychloroquine dan antibiotik khusus dan rawat inap untuk Covid-
19 digunakan sebagai pembaur potensial. Sedangkan analisi statistik peserta diringkas
menggunakan cara dan standar deviasi (SD) atau frekuensi dan presentase yang sesuai
jumlah pengamatan lebih tinggi dari 40 perbandingannya adalah tidak terpengaruh
oleh bentuk distribusi kesehatan diterapkan.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan standar etika dan dituangkan dalam
Deklarasi Helsinki (1983), tidak ada peserta atau kerabat keberatan dengan
penggunaan data klinis dan biologis yang dianonimkan untuk keperluan dari tujuan
penelitian. Studi ini disetujui oleh Komite Etik Rumah Sakit Universitas Angers
(2020). Protokol dalam penelitian ini juga dideklarasikan kepeda Komite Nasional
Teknologi Informasi dan Kebebasan sipil (CNIL, nomor. 202000081).
Hasil dari penelitian yang dilakukan pada 66 peserta kisaran 63-103 tahun
terinfeksi SARS-CoV-2 dan yang termasuk dalam penelitian kuasi- eksperimental.
Rata-rata tindak lanjut 17 hari. 51 orang selamat dari Covid-19 sementara 15 orang
lainnya meninggal dunia. kedua kelompok sebanding pada awal tanpa perbedaan yang
signifikan mengenai usia, jenis kelamin, jumlah rata-rata obat yang diminum perhari,
skor GIR dan konsentrasi albumin serum. Diskusi terkait adanya temuan utama dari
kuasi eksperimen berbasi di panti jompo adalah bahwa terlepas dari semua pembaur
potensial terukur suplai vitamin D3 selama atau sesaat sebelum Covid-19 dan
dikaitkan dengan Covid-19 yang tidak terlalu parah serta tingkat kelangsungan hidup
yang lebih baik pada lansia yang lemah.
Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada obat khusus yang
digunakan, studi kuasi eksperimental dikaitkan dengan tingkat kelangsungan hidup
yang lebih baik pada pasien Covid-19. Minat obat-obatan untuk pasien Covid-19
masih diperdebatkan apakah untuk hydroxychloroquine atau azitromisin bahkan jika
pemberian kontikosteroid sistemik. Obat yang diberikan sebagai bagian dari
perawatan pasien dalam situasi klinis yang paling maju dan parah yang bisa saja bias
dan menutupi keefektifannya (jika ada).
Kesimpulannya penduduk lanjut usia yang lemah mendapatkan suplementasi
vitamin D3 bolus yang diminum selama atau sebelum Covid-19 yang dikaitkan
dengan Covid-19 yang tidak terlalu parah dan dapat meningkatkan kelangsungan
hidup yang lebih baik. Suplementasi vitami D3 merupakan cara yang efektif dan
mudah diakse, pengobatan yang memiliki toleransi dengan baik untuk mengurangi
insiden Covid-19

Daftar Pustaka

Annweiler (2020) Vitamin D and survival in COVID-19 patients: A quasi-experimental


study.https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S096007602030296X?via
%3Dihub#!

Anda mungkin juga menyukai