ABSTRAK
Pandemi COVID-19 dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC) karena meresahkan dunia akibat tingginya angka morbiditas dan mortalitas penduduk
di seluruh dunia. COVID-19 menyerang semua warga dunia tanpa memandang usia, ras, dan
gender. Orang yang mempunyai komorbid rentan terinfeksi. Pasien COVID-19 dengan
komorbid diabetes berisiko tinggi mengalami ARDS dan kegagalan multi organ yang menjadi
penyebab utama kematian. Literature review ini bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai tatalaksana pasien COVID-19 dengan diabetes. Metode yang digunakan adalah
literature review dari buku, jurnal internasional, maupun website. Sumber pustaka ditelusuri
melalui database NCBI dan Google Scholar dengan kata kunci COVID-19, SARS-Cov-2,
diabetes mellitus, tatalaksana COVID-19 dengan diabetes, tatalaksana COVID-19, tatalaksana
diabetes. Literature yang diperoleh berjumlah 17 artikel dari tahun 2017 hingga 2020. Hasil
literature review menunjukkan bahwa pasien diabetes dengan COVID-19 harus tetap mengikuti
regimen obat-obatan yang sudah diresepkan, mengontrol kadar glukosa secara berkala,
melakukan skrining, dan menjalani gaya hidup yang sehat agar sasaran terapi dapat tercapai.
Strategi pengobatan yang berfokus pada anti inflamasi sebagai pengobatan COVID-19 dan
menjaga respons imun host tetap seimbang menjadi pengobatan terbaik dalam mengeliminasi
COVID-19. Selain itu, penting bagi pasien untuk tetap menggunakan obat yang
direkomendasikan dan mengontrol kadar glukosa darahnya secara berkala di masa pandemi ini.
ABSTRACT
The COVID-19 pandemic has been declared a Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) because it is troubling the world due to the high morbidity and mortality
rates of people around the world. COVID-19 affects all citizens of the world regardless of age,
race, and gender. People who have comorbid susceptibility to infection. Covid-19 patients with
comorbid diabetes are at high risk for ARDS and multi-organ failure, which are the main
causes of death. This literature review aims to provide information on the management of
COVID-19 patients with diabetes. The method used is literature reviews from books,
international journals, and websites. Literature sources were searched through the NCBI and
Google Scholar databases with the keywords COVID-19, SARS-Cov-2, diabetes mellitus,
management of COVID-19 with diabetes, management of COVID-19, management of diabetes.
The literature obtained totaled 19 articles from 2017 to 2020. The results of the literature
review show that diabetic patients with COVID-19 must stick to the medication regimen that
has been prescribed, control glucose levels regularly, carry out screening, and live a healthy
lifestyle so that therapeutic goals can be achieved. A treatment strategy that focuses on anti-
inflammatory as a treatment for COVID-19 and keeps the host's immune response in balance is
345
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
the best treatment in eliminating COVID-19. Also, patients need to stick to recommended drugs
and control their blood glucose levels regularly during this pandemic.
346
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
Jin Yintan, Cina, pasien COVID-19 Literature review ini bertujuan untuk
didominasi oleh laki-laki (71%). memberikan informasi mengenai
Kurang dari setengahnya memiliki referensi tatalaksana pasien COVID-19
komorbid, seperti diabetes (20%), dengan diabetes. Selain itu, literature
hipertensi (15%) dan penyakit review ini dapat memungkinkan
kardiovaskular (15%) (Huang et al., penemuan baru dalam memberikan
2020). Hal ini juga sama terjadi pada terapi pada pasien COVID-19 dengan
pasien yang dirawat di Rumah Sakit diabetes. Jenis penelitian ini adalah
Tongji, Cina, dimana dari 193 pasien tinjauan pustaka dimana hasil dan
COVID-19 yang dirawat, 24,9% di pembahasan didasarkan pada sumber
antaranya memiliki komorbid diabetes ilmiah yang akurat dan valid.
(Yan et al., 2020). RS Wuhan Union
juga melaporkan bahwa penyakit METODE
penyerta pasien COVID-19 yang paling Penulisan artikel ini menggunakan
umum yaitu penyakit kronik, seperti metode studi literature review yang
hipertensi (24,7%) dan diabetes (21,2%) bersumber dari buku, jurnal
(Guo et al., 2020). internasional, dan website. Sumber
pustaka yang digunakan berjumlah 17
Pasien COVID-19 dengan diabetes artikel yang ditelusuri melalui database
cenderung mendapatkan perawatan ICU NCBI dan Google Scholar dengan kata
dan ventilasi mekanis invasif akibat kunci COVID-19, SARS-Cov-2, diabetes
memiliki respons inflamasi sangat berat mellitus, tatalaksana COVID-19 dengan
(Roncon et al., 2020). Selain itu, pasien diabetes, tatalaksana COVID-19,
COVID-19 dengan diabetes memiliki tatalaksana diabetes. Sumber pustaka
prognosis yang buruk sehingga harapan dipilih dengan meninjau judul dan
hidup pasien COVID-19 dengan abstrak yang membahas mengenai
diabetes lebih pendek daripada yang tatalaksana pasien COVID-19 yang
tidak memiliki diabetes. Hal ini terjadi memiliki komorbid diabetes. Sumber
karena COVID-19 menyebabkan pustaka dianalisis dengan metode
disfungsi paru-paru dan inflamasi yang systemic literature review, yaitu dengan
berat. Port entry virus ini adalah cara mengumpulkan informasi
glikoprotein permukaan khusus pada mengenai tatalaksana pasien COVID-19
ACE2, yaitu ―spike‖. ACE2 melimpah dengan diabetes dari literatur dan
di sel alveolar tipe II paru-paru. Jika meinginterpretasikannya sesuai fokus
jumlah ACE2 pada pasien COVID-19 bahasan. Tahun penerbitan sumber
berlebih, tingkat keparahan penyakit pustaka yang digunakan yaitu dari tahun
yang diderita pasien juga meningkat, 2017 hingga 2020.
seperti dapat menyebabkan ARDS,
kerusakan hati, jantung, ginjal, sampai HASIL
menyebabkan kematian (Singh et al., Terapi Pasien COVID-19 dengan
2020). Pasien COVID-19 dengan Komorbid Diabetes
diabetes cenderung dua kali lebih Menurut Burhan et al. (2020), terapi
berisiko untuk menderita gejala yang dapat diberikan kepada pasien
COVID-19 yang berat dan dua kali lipat COVID-19 dengan komorbid diabetes
lebih berisiko meninggal akibat gejala mellitus tipe 1 yaitu dengan cara pompa
tersebut (Kumar et al., 2020). insulin atau insulin basal bolus yang
merupakan regimen yang optimal.
Insulin analog merupakan rekomendasi
347
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
first line, dan terapi insulin harus secara bervariasi dan penggunaan insulin yang
perorangan, sedangkan diabetes mellitus berlebihan. Sasaran terapi pada pasien
tipe 2 dapat diterapi dengan obat rawat inap/ICU yaitu memiliki
antidiabetes non insulin untuk pasien konsentrasi glukosa plasma 4-10
COVID-19 gejala ringan dengan mmol/L (72-180 mg/dL). Untuk pasien
glukosa ringan-sedang. Untuk pasien rentan, target terendah konsentrasi
dengan gejala demam atau sedang glukosa plasma dapat diatur sampai 5
menggunakan terapi glukokortikoid mmol/L (90 mg/dL).
dapat menggunakan insulin sebagai first
line. Insulin intravena digunakan untuk Menurut Singh et al. (2020),
pasien dalam kondisi kritis. Hidroxycloroquine menjadi terapi
diabetes tipe 2 sejak tahun 2014 sebagai
Menurut Bornstein et al. (2020), obat lini ketiga atau keempat di India.
tatalaksana pasien COVID-19 dan Hidroxycloroquine bekerja dengan cara
sindrom metabolik pada pasien rawat meningkatkan pH intraseluler sehingga
jalan bertujuan untuk mencegah menghambat terjadinya degradasi
terjadinya infeksi pada pasien diabetes insulin, dan akhirnya insulin dapat
dengan cara sensitisasi pasien diabetes kembali bersirkulasi secara aktif.
untuk kepentingan kontrol metabolisme Hidroxycloroquine juga dapat
yang optimal, mengoptimalkan terapi mengurangi sitokin proinflamasi secara
dengan regimen yang sudah disesuaikan signifikan sehingga dapat mencegah
dengan kondisi pasien, hati-hati dengan terjadinya badai sitokin. Hal ini
penghentian terapi yang sudah diberikan membuat HCQ (hidroxycloroquine)
secara dini, dan menggunakan menjadi obat yang banyak digunakan
telemedicine jika memungkinkan untuk untuk terapi beberapa penyakit
meningkatkan terapi pasien. Sasaran autoimun, seperti rheumatoid arthritis,
terapi pada pasien rawat jalan yaitu systemic lupus erythematosus, dan
memiliki konsentrasi glukosa plasma 4- sindrom Sjogren’s. Dosis HCQ yang
8 mmol/L (72-144 mg/dL), HbA1c dapat diberikan yaitu 400 mg 1 kali
53 mmol/mol (7%), tercapainya target sehari.
CGM (continous glucose measurement)
/ FGM (flash glucose measurement), HCQ juga menjadi terapi yang banyak
yaitu TIR (time in range) (3,9-10 dipakai di Belgia karena daerah kerja
mmol/L) >70% (>50% pada pasien efektif obat luas dan lebih ekonomis.
rentan dan 70 tahun), dan HCQ direkomendasikan untuk pasien
hipoglikemia (<3,9 mmol/L) <4% (<1% COVID-19 yang dirawat dengan dosis
400 mg 2 kali sehari pada hari pertama,
pada pasien rentan dan 70 tahun. Pada
dan 200 mg 2 kali sehari pada hari ke-2
pasien terinfeksi dengan rawat inap sampai ke-5. HCQ juga dapat
perlu dipantau diabetes onset baru, digunakan sebagai terapi untuk kasus
seperti memantau glukosa plasma, pneumonia COVID-19 ringan sampai
elektrolit, pH, keton, atau - berat. Walaupun HCQ memiliki banyak
hydroxybutyrate. Sedangkan pada manfaat, HCQ juga memiliki efek
pasien rawat ICU yang terinfeksi samping yang berat seperti
dengan diabetes, perlu diberikan terapi menyebabkan perubahan ritme jantung
insulin intravena pada saat kondisi via pemanjangan QTc, yang dapat
berat, seperti ARDS, hiperinflamasi. menjadi eksaserbasi jika obat tersebut
Hindari resorpsi subkutan yang dikombinasi dengan obat-obatan lain
348
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
yang juga memiliki efek yang sama. Hal Strategi pengelolaan kadar glukosa
yang perlu diperhatikan dalam untuk gejala sedang yaitu
memberikan terapi HCQ yaitu jika mempertahankan regimen awal jika
pasien memiliki QTc > 450 m sec, nafsu makan, keadaan mental dan kadar
mengalami hypokalemia/ glukosa pasien dalam batas normal. Jika
hipomagnesemia, defisiensi G6PD, pasien tidak bisa makan secara teratur,
myasthenia gravis, porphyria, epilepsy, obat antidiabetes oral dapat diganti
diabetes yang tidak terkontrol, gagal dengan insulin. Pasien
ginjal, dan sirosis. HCQ tidak direkomendasikan menggunakan terapi
kontrindikasi pada ibu hamil (Institute insulin basal-bolus atau pompa insulin
of Tropical Medicine Antwerp. agar lebih fleksibel dalam mengatur
Universiteit Antewerpen. CHU Saint - kadar glukosa. Untuk pasien dengan
Pierre. Sciensano. AFMPS FAGG., gejala berat dan kritis, strateginya
2020). berupa insulin intravena sebagai lini
pertama. Selain itu, harus diperhatikan
Agar terapi dapat memberikan hasil juga dalam meningkatkan atau
yang maksimal, pasien juga menurunkan proporsi glukosa dan
direkomendasi untuk melakukan gaya insulin dalam larutan penggantian agar
hidup yang sehat, seperti mengonsumsi sesuai dengan hasil pemantauan kadar
makanan bernutrisi, melakukan aktivitas glukosa pasien yang sedang menjalani
fisik, dan check-up secara regular pengobatan continuous renal
(Wang et al., 2020). replacement theraphy (CRRT) untuk
menghindari hipoglikemia dan fluktuasi
Pemantauan glukosa darah glukosa yang berat.
Selain menggunakan terapi obat-obatan,
penting bagi pasien diabetes untuk Menurut Wang et al. (2020), diperlukan
mengontrol kadar glukosanya agar monitor glukosa darah puasa dan
terhindar dari hiperglikemia. Jika pasien postpandrial untuk menjaga kestabilan
diabetes mengalami hiperglikemia, metabolisme pasien secara berkala,
produksi sitokin proinflamasi akan yaitu sebanyak dua sampai tiga kali
berkurang sehingga menginduksi setiap minggunya. Jika pasien
kerusakan fungsi sistem imun pasien, mengalami hiperglikemia (glukosa
baik sistem imun bawaan maupun darah melebihi 13,9 mmol/L secara
adaptif. Sindrom metabolik juga terus menerus) atau gejala berat seperti
merusak fungsi makrofag dan limfosit dehidrasi, pusing, merasa lelah, dan
yang turut membuat sistem imun mual, pasien harus menerima
melemah (Wang et al., 2020). perawatan di rumah sakit.
349
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
350
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
351
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
352
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
Guo, W., Li, M., Dong, Y., Zhou, H., Lai, C. C., Liu, Y. H., Wang, C. Y.,
Zhang, Z., Tian, C., Qin, R., Wang, Y. H., Hsueh, S. C., Yen,
Wang, H., Shen, Y., Du, K., Zhao, M. Y., Ko, W. C., & Hsueh, P. R.
L., Fan, H., Luo, S., & Hu, D. (2020). Asymptomatic carrier
(2020). Diabetes is a risk factor state, acute respiratory disease,
for the progression and prognosis and pneumonia due to severe
of COVID-19. Diabetes/ acute respiratory syndrome
Metabolism Research and coronavirus 2 (SARS-CoV-2):
Reviews, 2020 (e3319),1-9. Facts and myths. Journal of
https://doi.org/10.1002/dmrr.3319 Microbiology, Immunology and
Infection, 53(3), 404–412.
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., https://doi.org/10.1016/j.jmii.2020
Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, .02.012
G., Xu, J., Gu, X., Cheng, Z., Yu,
T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W., Xie, Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang,
X., Yin, W., Li, H., Xiao, Y., Gao, B., Wu, B., Wang, W., Song, H.,
H., Guo, L., Xie. J., Wang, G., Huang, B., Zhu, N., Bi, Y., Ma,
Jiang, R., Gao, Z., Jin, Q., Wang, X., Zhan, F., Wang, L., Hu, T.,
J., & Cao, B. (2020). Clinical Zhou, H., Hu, Z., Zhou, W., Zhao,
353
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 345 – 354
Global Health Science Group
L., Chen, J., Meng, Y., Wang, J., other developing countries.
Lin, Y., Yuan, J., Xie, Z., Ma, J., Diabetes & Metabolic Syndrome:
Liu, W. J., & Wa, W. (2020). Clinical Research & Reviews 14
Genomic characterization and (2020),241-246.
epidemiology of 2019 novel https://doi.org/10.1016/j.dsx.2020.
coronavirus: implications for virus 03.011
origins and receptor binding.
Lancet, 2020(395),565–574. The Novel Coronavirus Pneumonia
https://doi.org/10.1016/S0140- Emergency Response
6736(20)30251-8 Epidemiology Team. (2020). Vital
Surveillances: The
Roncon, L., Zuin, M., Rigatelli, G., & Epidemiological Characteristics
Zuliani, G. (2020). Diabetic of an Outbreak of 2019 Novel
patients with COVID-19 infection Coronavirus Diseases (COVID-
are at higher risk of ICU 19) — China, 2020. China CDC
admission and poor short-term Weekly, 41(2), 145–151.
outcome. Journal of Clinical https://doi.org/10.3760/cma.j.issn.
Virology, 127(2020),104354. 0254-6450.2020.02.003
https://doi.org/10.1016/j.jcv.2020.
104354 Wang, W., Lu, J., Gu, W., Zhang, Y.,
Liu, J., & Ning, G. (2020). Care
Safrizal, Z. A., Putra, D. I., Sofyan, S., for diabetes with COVID-19:
& Bimo. (2020). Pedoman Umum Advice from China. Journal of
Menghadapi Pandemi COVID-19. Diabetes, 2020(12), 417–419.
Retrieved from https://doi.org/10.1111/1753-
https://www.kemendagri.go.id/do 0407.13036
cuments/covid-
19/Buku_Pedoman_Covid- Yan, Y., Yang, Y., Wang, F., Ren, H.,
19_KEMENDAGRI.pdf Zhang, S., Shi, X., Yu, X., &
Dong, K. (2020). Clinical
Singh, A. K., Gupta, R., Ghosh, A., & characteristics and outcomes of
Misra, A. (2020). Diabetes in patients with severe covid-19 with
COVID-19: Prevalence, diabetes. BMJ Open Diabetes
pathophysiology, prognosis and Research and Care, 8(1), 1–9.
practical considerations. Diabetes https://doi.org/10.1136/bmjdrc-
and Metabolic Syndrome: Clinical 2020-001343.
Research and Reviews, 14(4),
303–310.
https://doi.org/10.1016/j.dsx.2020.
04.004
Singh, A. K., Singh, A., Shaikh, A.,
Singh, R., & Misra, A. (2020).
Chloroquine and
hydroxychloroquine in the
treatment of COVID-19 with or
without diabetes: A systematic
search and a narrative review with
a special reference to India and
354