“EMULSI”
DISUSUN OLEH :
NPM : 193110158
KELAS : H (JUSA )
LAMPUNG
2021
1. DEFINISI EMULSI
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak
stabil, butir – butir ini bergabung ( koalesen ) dan membentuk dua lapisan yaitu
air dan minyak yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi (emulgator) yang
merupakan komponen yang paling penting untuk memperoleh emulsi yang stabil.
Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar
memperoleh emulsi yang stabil. Zat pengemulsi adalah PGA, tragakan, gelatin,
sapo dan lain-lain. Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera
(emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau
buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya
merupakan zat seperti putih telur (Anief, 2000).
Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawetan sangat penting
untuk emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi.
Karena jamur dan ragi lebih sering ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan
yang bersifat fungistatik atau bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan
bahn pengemulsi ionik dan nonionik, gliserin dan sejumlah bahan pengemulsi
alam seperti tragakan dan gom (Anonim, 1995).
Masing – masing emulsi dengan medium pendipersi yang berbeda juga
mempunyai nama yang berbeda,yaitu sebagai berikut:
b) Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase terdispersinya maupun
pendispersinnya berupa fase cairan yang tidak saling melarutkan karena
kedua fase bersifat polar dan non polar.Emulsi ini dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu emulsi minyak didalam air contoh susu terdiri dari
lemak sebagai fase terdispersi dalam air jadi butiran minyak didalam air atau
emulsi air dalam minyak contoh margarine terdispersi dalam minyak jadi
butiran air dalam minyak.
c) Emulsi padat
Emulsi padat merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya cair dengan
fase pendispersinnya berupa fase padat.Contoh : Gel yang dibedakan menjadi
gel elastic dan gel non elastic dimana gel elastic ikatan partikelnya tidak kuat
sedangkan non elastic ikatan antar partikelnya membentuk ikatan kovalen
yang kuat.
Gel elastic dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang pekat contoh gel
ini adalah gelatin dan sabun.Sedangkan gel non-elastis dapat dibuat secara
kimia sebagai contoh gel silica yang terbentuk karena penambahan HCl pekat
dalam larutan natrium silikat sehingga molekul – molekul asam silikat yang
terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel.
Gaya tarik – menarik yang dikenal gaya Van der walss. Gaya ini
menyebabkan partikel – partikel koloid membentuk gumpalan lalu
mengendap
Gaya tolak – menolak yang terjadi karena adanya lapisan ganda elektrik
yang muatannya sama saling bertumpukan.
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung
berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis,
sedangkan lapisan berikutnya akan bermuatan yang berlawanan dengan
lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak
dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan.
Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang
akan menggandakan penggabungan menjadi satu molekul besar. Karena
susunan listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai
susunan yang sama. Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak
menolak dan stabilitas emulsi akan bertambah. Terjadinya muatan
listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga cara dibawah ini :
a. Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.
b. Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
c. Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya.
4. KESTABILAN EMULSI
Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti
minyak dan air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya
akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat
seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila
proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi
pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul
dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat
singkat .Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu:
1. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals.
Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk
agregat dan mengendap.
2. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan
ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan
dispersi koloid.
2. Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah
pengaruh medan listrik. Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan
melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel.
Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-
ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan.
Adanya pengaruh medan listrik akanmempercepat proses pemurnian
sistem koloid. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis
melibatkan arus listrik.
3. Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas
saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran
partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi
dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan
sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut
penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini
termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat
proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas
saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan
ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.