Anda di halaman 1dari 10

SEDIAAN STERIL

INJEKSI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan<yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir
Dalam FI edisi 4,sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 4
jenis:
1. Sediaan berupa larutan dalam air/minyak/pelarut organik yang lain yang
digunakan untuk injeksi,misalnya:
• Injeksi vitamin C pelarutnya API
• Injeksi camphor oil pelarutnya olea neutralisata ad injection
• Injeksi luminal pelarutnya PEG dan air
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar pengencer
atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan
pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, misalnya:
Injeksi Dihydrostreptomycin Sulfat steril
3. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan
yang memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan
pembawa yang sesuai, misalnya:
Injeksi procain Penicilline G steril untuk suspensi
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spiral , misalnya:
Injeksi suspensi Hydrocortison Asetat
5. Sediaan berupa emulsi mengandung satu atau lebih dapar,pengencer atau
bahan tambahan lain,misalnya:
Injeksi penicilin Oil
Macam-macam cara penyuntikan :
a. Injeksi intrakutan
b. Injeksi subkutan
c. Injeksi intramuskuler
d. Injeksi intravena
e. Injeksi intraarterium
f. Injeksi intrakardial
g. Injeksi intratekal
h. Intraartikulus
i. Injeksi subkonjuntiva
j. Injeksi intrabursa
k. Injeksi intraperitoneal
l. Injeksi peridural,extradural,epidural
Susunan komponen obat suntik:
◦ Bahan obat/zat berkhasiat
◦ Zat pembawa/zat pelarut
◦ Bahan pembantu?zat tambahan
◦ Wadah dan tutup
1. Bahan obat / zat berkhasiat
A. Memenuhi syarat yang tercantum sesuai monografinya masing-masing
dalam farmakope
B. Pada etiket tercantum p.i (pro injection)
C. Obat yang beretiket p.a( pro analisa)
2. Zat pembawa /zat pelarut
Dibedakan menjadi 2 bagian:
a. Zat pembawa berair
Umumnya menggunakan air untuk injeksi, zat pembawa injeksi harus memenuhi
syarat uji pirogen dan uji endotoksin bakteri
b. Zat pembawa tidak berair
Umumnya menggunakan minyak untuk injeksi, misalnya: ol.sesami,ol
olivarum,ol arachidis
3.Bahan pembantu/zat tambahan
Ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan maksud :
a. Untuk mendapatkan PH yang optimal
b. Untuk mendapatkan larutan yang isotonis
c. Sebagai zat bakterisida
d. Sebagai anaestetika lokal
e. Sebagai stabilisator

Anda mungkin juga menyukai