Anda di halaman 1dari 6

6.

Larutan untuk Irigasi

6. Larutan untuk irigasi

Larutan yang di gunakan untuk mandi atau mencuci luka terbuka. Larutan

di gunakan secara topikal.

5. obat mata (larutan,suspensi,salep)

Sediaan obat mata adalah sediaan steril berupa salep, larutan atau

suspensi, digunakan untuk mata dengan jalan meneteskan, mengoleskan pada

selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.

Khusus untuk salep mata, zat aktif baik dalam bentuk terlarut atau serbuk

tersuspensi halus di masukkan kedalam basis salep yang non iritan. Salep di

sterilkan dengan cara panas atau radiasi dan sebagian di buat secara asptik.

Sediaan ini harus di kemas dalam wadah tertutup dan bebas partikel logam.

4. suspensi

Obat tersuspensi dalam pembawa yang sesuai untuk parenteral

3. solid

Misalnya sediaan parenteral rekonstitusi. Pencampuran intravena

(intravenous admixtures) merupakan suatu proses pencampuran obat steril dengan

larutan intravena steril untuk menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan

untuk penggunaan intravena. Ruang lingkup dari intravenous admixtures adalah

pelarutan atau rekonstitusi serbuk steril, penyiapan suntikan intravena sederhana,

dan penyiapan suntikan intravena kompleks (Kastango, 2004). Sesuai Standar

Kompetensi Apoteker Indonesia, apoteker bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa pencampuran sediaan steril di rumah sakit sesuai dengan Praktek

Penyiapan Obat yang Baik (Good Preparation Practices, GPP) sehingga terjamin

sterilitas, kelarutan dan kestabilannya. Bila terjadi ketidaktepatan dalam

pencampuran intravena, baik dari segi prosedur aseptis, teknik pencampuran,

pelarutan, dan penyimpanannya dapat menyebabkan pengendapan obat yang


beresiko menimbulkan penyumbatan pada alat injeksi dan membahayakan pasien.

Tempat dan lama penyimpanan juga berpengaruh pada stabilitas obat. Obat yang

sudah direkonstitusi memiliki batas waktu kestabilannya sehingga perlu

diperhatikan lama penyimpanannya.

2. infus

Infus adalah cairan yang di berikan melalui intravena : nutrisi (dekstrosa),

menjaga keseimbangan elektrolit (larutan ringer), untuk cairan pengganti

(kombinasi dekstrosa dan NaCl), dan untuk tujuan khusus (hiperalimentasi

parenteral)

Terapi intravena digunakan untuk mengobati berbagai kondisi pasien.

Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen

dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke

dalam vena dalam volume relatif banyak. Infus cairan intravena (intravenous

fluids infusion) merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui

sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan

kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukan cairan atau obat

langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan

menggunakan infus set (potter,2005). Tindakan infus diberikan pada klien dengan

dehidrasi, sebelum transfusidarah, pra dan pasca bedah sesuai program

pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu.

Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah :

1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen

darah)
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen

darah)

3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul) dan paha

4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi

5. Diare dan demam

6. Luka bakar luas

Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung

1. injeks

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau

serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,

yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit

atau selaput lendir. Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam

wadah 100 ml atau kurang.

Penggolongan injeksi :

1. Intramuskular : Di bagian otot relaksasi

2. Intravena : Pada vena yg tampak jelas

3. Subkutan : jaringan longgar di bawah kulit (dermis) dan bagian tubuh yang

sedikit lemaknya.

4. Intraperitonial/ intra-abdominal : rongga peritonial atau langsung ke dalam

organ-organ abdominal seperti hati, ginjal, atau kandung kemih

5. Hipodermoklisis : Sama dgn SC, yaitu disuntikkan ke dalam jaringan yang

longgar di bawah kulit (dermis) dan pada bagian tubuh yang sedikit lemaknya.

6. Intrakardiak : bilik jantung

7. Intrasisternal : rongga sisternal sekeliling dasar otak

8. Intrakutan/ intradermal : Injeksi dilakukan ke dalam kulit. Biasanya diberikan

di permukaan anterior lengan depan.


9. Intratekal : kantung lumbar (rongga sum-sum tulang belakang) yang terletak

di ujung kaudal dari spinalis cordata

10. Intrauterin :Injeksi yang dilakukan ke dalam uterus pada keadaan hamil

11. Intraventrikular : Injeksi yang dilakukan ke dalam rongga-rongga sisi otak.

12. Intra-arterial : Langsung ke dalam arteri

13. Intra-artikular : Ke dalam cairan sinovial pada persendian

14. Intralesional : Langsung ke dalam atau di sekitar luka

15. Intra-okular : Ke dalam mata

a. Subkonjungtiva : Di bawah kapsul Tenon, di dekat mata

b. Intrakameral/ intravitreal : Ke dalam vitreous humour

c. Retrobulbar : Di sekitar bagian posterior dari bola mata

d. Anterior chamber : Langsung pd arterior chamber

16. Intrapleural : Ke dalam rongga selaput dada

Keuntungan dan Kerugian Sediaan Injeksi

Keuntungan

a. Dapat dicapai efek fisiolgis segera, untuk kondisi penyakit tertentu

(Jantung berhenti)

b. untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral (tidak tahan asam

lambung)

c. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral

(Sakit jiwa atau tidak sadar)

d. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk

mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan

e. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran

gigi/anastesiologi

f. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi

ganggun serius cairan dan keseimbangan elektrolit


Kerugian

a. harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan waktu pemberian lebihlama

b. Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan

prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak

selalu dapat dihindari

c. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk

menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada

dalam sirkulasi sistemik

d. Harganya relatif lebih mahal

e. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti

septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan

parenteral dan interaksi obat

f. Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikel

partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus

disadari oleh semua personel yang terlibat

Dalam FI.ed.IV, sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang
berbeda :
1. Sediaan berupa larutan dalam air / minyak / pelarut organik yang lain yang digunakan
untuk injeksi, ditandai dengan nama, Injeksi................
Dalam FI.ed.III disebut berupa Larutan. Misalnya :
Inj. Vit.C, pelarutnya aqua pro injection
Inj. Camphor oil , pelarutnya Olea neutralisata ad injection
Inj. Luminal, pelarutnya Sol Petit atau propilenglikol dan air
2. Sediaan padat kering (untuk dilarutkan) atau cairan pekat tidak mengandung dapar,
pengencer atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut
yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, ditandai dengan nama , ...................Steril
Dalam FI.ed..III disebut berupa zat padat kering jika akan disuntikkan ditambah zat
pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan larutan yang memenuhi syarat larutan
injeksi. Misalnya : Inj. Dihydrostreptomycin Sulfat steril
3. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang
memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai, ditandai dengan nama , ............ Steril untuk Suspensi.
Dalam FI.ed.III disebut berupa zat padat kering jika akan disuntikkan ditambah zat
pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan suspensi yang memenuhi syarat
suspensi steril. Misalnya : Inj. Procaine Penicilline G steril untuk suspensi.
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan
secara intravena atau ke dalam saluran spinal, ditandai dengan nama Suspensi.......... Steril.
Dalam FI.ed.III disebut Suspensi steril ( zat padat yang telah disuspensikan dalam
pembawa yang cocok dan steril) .
Misalnya : Inj. Suspensi Hydrocortisone Acetat steril
5. Sediaan berupa emulsi, mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau bahan tambahan
lain, ditandai dengan nama, ............. Untuk Injeksi.
Dalam FI.ed.III disebut bahan obat dalam pembawa cair yang cocok, hasilnya
merupakanemulsi yang memenuhi semua persyaratan emulsi steril. Misalnya : Inj. Penicilline
Oil untuk injeksi

Tujuan Suatu Obat Dibuat Steril

Tujuan obat dibuat steril (seperti injeksi) karena berhubungan langsung dengan darahatau cairan
tubuh dan jaringan tubuh lain dimana pertahanan terhadap zat asing tidak selengkapyang berada di
saluran cerna/gastrointestinal, misalnya hati yang dapat berfungsi untukmenetralisir/menawarkan
racun (detoksikasi=detoksifikasi).Diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder.
Dalam hal ini tidak berlaku relatif steril atau setengah steril, hanya ada dua pilihan steril atau tidak
steril.Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik/injeksi, tablet implant,
tablethipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes mata/ guttae ophth, cuci mata/collyrium
dansalep mata/oculenta.

Anda mungkin juga menyukai