Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN

Sediaan injeksi : sediaan steril berupa larutan,


suspensi, emulsi/serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikkan dengan cara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit/selaput lendir.

Injeksi diracik dengan melarutkan,


mensuspensikan atau mengemulsikan sejumlah
obat ke dalam sejumlah pelarut dalam wadah
dosis tunggal atau dosis ganda.
Keuntungannya :
Dikehendaki efek fisiologis yang cepat.
Cepat/lambatnya efek terapi dapat diatur.
Efek terapi obat mudah dikontrol (dibanding oral).
Pemberian dosis lebih cepat.
Obat yang tidak dapat diberikan secara oral bisa
menggunakan cara ini.
Keburukannya :
Cara pemberian harus aseptis.
Tidak dapat dilakukan oleh pasien sendiri.
Resiko yang dapat timbul adalah toksisitas dan
rasa sakit.
Bila ada kesalahan sulit dikejar (antidotum)
Pemberian berulang-ulang akan merepotkan
(harus mencari ahlinya atau belajar)
Dalam FI IV, sediaan steril untuk kegunaan parenteral
digolongkan menjadi 5 jenis yang berbeda, yaitu:
1. Obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk
injeksi, ditandai dengan nama, Injeksi ………
Dalam FI III disebut berupa Larutan.
misalnya: Inj. Vit.C, pelarutnya aqua pro injection
Inj. Camphor oil, pelarutnya Olea neutralisata ad
injection.
Inj. Luminal, pelarutnya Sol. Petit atau propilen glikol
dan air.
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat tidak
mengandung dapar, pengencer, atau bahan tambahan
lain, dan larutan yang diperoleh setelah penambahan
pelarut yang sesuai dan memenuhi persyaratan
injeksi, ditandai dengan nama bentuknya ………Steril.
Dalam FI III disebut berupa zat padat kering yang jika
akan disuntikkan ditambah zat pembawa yang cocok
dan steril, hasilnya merupakan larutan yang
memenuhi syarat larutan injeksi, misalnya: Inj.
Dihidrostreptomisin Sulfat steril.
3.Sediaan seperti tertera pada no. 2, tetapi mengandung
satu atau lebih dapar, pengencer, atau bahan
tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama
bentuknya ……………untuk injeksi.
Dalam FI III disebut bahan obat dalam pembawa cair
yang cocok, hasilnya merupakan emulsi yang
memenuhi scmua persyaratan emulsi steril, misalnya:
Inj. Penicilline Oil untuk injeksi.
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai
dan tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam saluran
spinal, ditandai dengan nama Suspensi …………..Steril.
Dalam FI III disebut suspensi steril (zat padat yang telah
disuspensikan dalam pembawa yang cocok dan steril) misalnya:
Inj. suspensi Hidrokortison Asetat steril.

5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai


membentuk larutan yang memenuhi persyaratan untuk
suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai, ditandai dengan nama ………….. Steril untuk Suspensi.
Dalam FI III disebut berupa zat padat kering yang jika akan
disuntikkan ditambah zat pembawa yang cocok dan steril,
hasilnya merupakan suspensi yang memenuhi syarat suspensi
steril, misalnya: Inj. Prokain Penisilin G steril untuk suspensi.
1. INJEKSI INTRAKUTAN (i.k/i.c)
 Dimasukkan ke dalam kulit yang
sebenarnya, digunakan untuk diagnosis.
Volume yang disuntikkan antara 0,1 – 0,2
ml, berupa larutan atau suspensi dalam air.
2. INJEKSI SUBKUTAN (s.k/s.c) atau
hipodermik Disuntikkan ke dalam jaringan
di bawah kulit ke dalam alveolus, volume
yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml.
Umumnya larutan bersifat isotonis, pH
netral, dan bersifat depo (absorpsinya
lambat). Dapat diberikan dalam jumlah
besar (volume 3—4 liter/hari dengan
penambahan enzim hialuronidase), jika
pasien tersebut tidak dapat menerima infus
intravena. Cara ini disebut
“Hipodermoklisa”.
3. INJEKSI INTRAMUSKULAR (i.m)
Disuntikkan ke dalam atau diantara lapisan jaringan
atau otot. Injeksi dalam bentuk larutan, suspensi,
atau emulsi dapat diberikan dengan cara ini. Yang
berupa larutan dapat diserap dengan cepat, yang
berupa emulsi atau suspensi diserap lambat dengan
maksud untuk mendapatkan efek yang lama. Volume
penyuntikan antara 4—20 ml, disuntikkan perlahan-
lahan untuk mencegah rasa sakit.
4. INJEKSI INTRAVENA (i.v)
Disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena.
Bentuknya berupa larutan, sedangkan bentuk suspensi atau
emulsi tidak boleh diberikan melalui rute ini, sebab akan
menyumbat pembuluh darah vena yang bersangkutan.
Injeksi dibuat isotonis, tetapi jika terpaksa dapat sedikit
hipertonis (disuntikkan secara lambat atau perlahan-lahan dan
tidak mempengaruhi sel darah); volume antara 1—10 ml.
Injeksi intravena yang diberikan dalam dosis tunggal dengan
volume lebih dan 10 ml disebut “infus
intravena/infus/infundabilia”.
Infus harus bebas pirogen, tidak boleh mengandung
bakterisida, jernih, dan isotonis.
Injeksi i.v dengan volume 15 ml atau lebih tidak boleh
mengandung bakterisida.
Injeksi i.v dengan volume 10 ml atau Iebih harus bebas pirogen.
5. INJEKSI INTRAARTERIUM (i.a)
 Disuntikkan ke dalam pembuluh darah arteri/perifer/tepi, volume
antara 1—10 ml, tidak boleh mengandung bakterisid

6. INJEKSI INTRAKORDAL/INTRAKARDIAK (i.kd)


 Disuntikkan langsung ke dalam otot jantung atau ventrikel,
 tidak boleh mengandung bakterisida, disuntikkan hanya dalam
keadaan gawat.

7. INJEKSI INTRATEKAL (i.t), INTRASPINAL, INTRASISTERNAL (i.s),


INTRADURAL (i.d), SUBARAKNOID
 Disuntikkan langsung ke dalam saluran sumsum tulang belakang di
dasar otak (antara 3—4 atau 5—6 lumbar vertebrata) tempat
terdapatnya cairan cerebrospinal. Larutan harus isotonis karena
sirkulasi cairan serebrospinal lambat, meskipun larutan anestetik
untuk sumsum tulang belakang sering hipertonis.
 Jaringan saraf di daerah anatomi ini sangat peka.
8. INTRAARTIKULAR
Disuntikkan ke dalam cairan sendi di dalam rongga
sendi. Bentuknya suspensi atau larutan dalam air.

9. INJEKSI SUBKONJUNGTIVA
Disuntikkan ke dalam selaput lendir di bawah mata.
Berupa suspensi atau larutan, tidak lebih dari 1 ml.

10.INJEKSI INTRABURSA
Disuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa
olecranon dalam bentuk larutan atau suspensi dalam
air
12.I NTRA PERITONEAL (i.p)
Disuntikkan langsung ke dalam rongga perut.
Penyerapan berlangsung cepat, namun bahaya
infeksi besar.

13. INTRA PERIDURAL (p.d), EKSTRADURAL,


EPIDURAL
Disuntikkan ke dalam ruang epidural, terletak di atas
durameter, lapisan penutup terluar dari otak dan
sumsum tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai