A. Teori Singkat
B. Preformulasi
C. Formula
D. Perhitungan dan Penimbangan
E. Proses Formulasi
F. Penyerahan
a. Etiket
b. Brosur
c. Kemasan
1. Teori Singkat
Pengertian Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan yang harus disuntikkan
dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi di
racik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat kedalam dosis
tunggal atau wadah dosis ganda. (Farmakope Indonesia Edisi III, hal.13)
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang
dikemas dalam wadah 100 ml atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa
diberikan secara intravena. Suspensi tidak bis diberikan karena berbahaya yang dapat
menyebabkan peyumbatan pada pembuluh darah kapiler. (Farmakope Indonesia Edisi IV)
Injeksi Vitamin K
Vitamin k ditemukan oleh Dam pada tahun 1929. Dikenal 2 jenis vitain k alam dan 1
jenis vitamin k sintetik. Pada orang normal, vitamin k tidak mempunyai aktivitas
farmakodinamik, tetapi pada penderita defisiensi vitamin k, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan sintesis beberapa faktor pembekuan darah. Absorpsi vitamin k melalui usus
sangat tergantung dari kelarutannya. Sedangkan, metabolisme vitamin k di dalam tubuh tidak
banyak diketahui.
Vitamin k dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya adalah dalam
bentuk injeksi. Injeksi vitamin k atau yang biasa disebut injeksi menadion mengandung
menadion (C11H8O2) tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih 120,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.injeksi vitamin k harus disimpan dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis
ganda terlindung dari cahaya.
Zat Pembawa
Menurut pelarut dan zat pembawa yang digunakan dalam obat suntik, terbagi 2 yaitu:
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Untuk Sediaan Injeksi Dalam Wadah Ampul
(Takaran Tunggal):
Prinsip Kerja
Menurut Prinsip Kerjanya, sediaan injeksi steril dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu:
1. Na-Steril (sterilisasi akhir), yaitu Cara kerja yang dilakukan dengan penyeterilan
dilakukan di akhir proses pencampuran. Hal ini biasa dilakukan pada bahan obat yang
tahan pemanasan. Alat yang digunakan dicuci bersih dan bahan obat baru disterilkan
pada akhir proses pembuatan dengan wadah yang sudah tertutup rapat dan siap
dikemas
2. Aseptis, yaitu Cara kerja yang dilakukan untuk mencegah sedapat mungkin agar
mikroba tidak masuk. Dalam hal ini mikroba tidak dimusnahkan. Cara kerja ini
digunakan untuk obat-obatan yang sama sekali tidak tahan pemanasan. Semua alat
yang digunakan dalam prinsip ini harus steril, obat yang dapat disterilkan harus
disterilkan lebih dahulu. Ruang kerja yang digunakan harus bersih (steril), sedapat
mungkin pekerja menggunakan pakaian steril karena kemungkinan paling banyak
mengkontaminasi terletak pada pekerja, terutama tangan dan nafasnya. Untuk zat aktif
yang termolabil : antibiotic, hormone. Semua alat yang digunakan harus disterilkan
segera (rp) sesuai cara sterilisasi. Bahan obat yang termolabil ( tahan panas ) harus
disterilkan sesuai dengan cara sterilisasi.Sehingga teknik aseptis dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya cemaran mikroba hingga seminimal mungkin.
Wadah
Kemasan
Etiket
Tujuan dan maksud pemberian etiket pada suatu sediaan parenteral ialah memberikan
kepada dokter segala keterangan yang perlu mengenainya untuk menjamin keamanan
sebesar-besarnya daam cara pemberian ini. Batasan-batasan pengetikan dipakai untuk
menyatakan semua etiket dan bentuk-bentuk tertulis, tercetak, atau terukir pada wadah obat
suntik atau pada kemasannya, kecuali pada kemasan-kemasan besar untuk pengangkutan
sesuai dengan batasan yang diberikan farmakope indonesia.
R/ Injeksi Vitamin K
Ampul 2ml No. Vl
2. FORMULASI
MENADIONI INJECTIO
Injeksi Menadion
Injeksi Vitamin K
Menadionum 2 mg
2mg
2. Menadionum = x 25 ml
1 ml
= 50 mg
Penimbangan :
1. Menadionum 50 mg
2. Oleum pro injectio ad 25 ml
4. PROSES FORMULASI
1. Sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kalibrasi beaker glass ad 25 ml
3. Timbang menadionum di atas kaca arloji sebanyak 0,05g
4. Masukkan menadionum kedalam beaker glass, tambahkan oleum p.i
secukupnya untuk melarutkan. Lalu cek pH ( - )
5. Lalu tambahkan oleum p.i ad batas kalibrasi.
6. M;89Masukkan larutan obat kedalam ampul menggunakan spuit 2,15 ml
sebanyak 6 buah.
7. Segel ampul, masukkan kedalam beaker glass dalam keadaan terbalik, alasi
dengan kapas/tisu, tutup beaker glass dengan aluminium foil.
8. Lalu sterilisasikan dengan oven pada suhu 150° selama 1 jam.
5. PENYERAHAN
a. Etiket
b. Brosur
c. Kemasan